• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KONSEP

B. Buah Rindu (1941)

2. Modernisasi Puisi Indonesia

Berdasarkan jawaban 7 informan, Tengku Amir Hamzah secara jelas telah melakukan upaya modernisasi terhadap jenis puisi Indonesia. Adapun kontribusi tersebut ditandai dengan diperkenalkannya Puisi Liris dalam tulisan-tulisan penyair, yakni sejenis sajak ekspresif, berdiksi indah, tidak vulgar dan bersenandung menyerupai Pantun Melayu, yang diketahui bersifat mengabaikan aturan pola persajakan tradisional. Lebih lanjut, dijelaskan para informan sebagai berikut:

“hampir sebagian besar sajak Amir Hamzah itu memang lirik.. lirik dia sebenarnya.. walaupun hanya pola pantun, ya kan? pola-pola kuatin-kuartin, tetapi memang liriknya itu memang menonjol.. ker’na lirik ini

bait, dia tidak perlu bait atau pake.. misalnya satu bait itu ada empat..

empat empat baris ya kan? empat lima enam, nggak… yang yang penting.. mm.. yang penting bagi dia itu permintaan ee… luapan.. emosi rasa dari itu.. itu tadi melahirkan lirik-lirik yang.. yang elemen yang langsung mengalir itu” (SHU, FGD: 2016).

”puisi-puisi yang agaknya berbau prosa liris itu, tapi.. walaupun nggak panjang ya sedang, tapi.. dalam pengungkapan bahasa-bahasanya itu, memang banyak metafora-metafora yang indah yang digunakan di dalam apanya.. untuk melukiskan.. ya.. sesuatu yang ada di dalam.. benaknya melahirkan bahasa puitis.. sebagai seorang penyair… aaa.. itu dia… aaa..

dia.. dia jarang sekali dan.. taknya.. tak tak pernah menggunakan bahasa vulgar… kebanya’an dia Puisi Liris itu.. yang tidak terikat kepada yang lama kali, konvensional dia.. saya ingat, tetapi dalam.. pengulasan bahasanya itu memang indah sekali.” (SM, FGD: 2016).

“Selama ini saya tidak mengamati apakah liris atau tidak liris.. saya hanya melihat dari sisi bahasa dan pesan-pesan.. puisinya.. tapi beberapa..

teman-teman mengatakn bahwa.. lebih banyak puisinya Puisi Liris…

puisi-puisi Amir Hamzah itu.. metaforanya.. tinggi... personifikasinya..

jelas… diksinya cukup baik… dan tiga.. lagi metaforanya.. cukup indah..

itu bagi saya, walaupun.. di sana sini banyak puisi-puisinya yang.. sangat tergantung pada rima… itu.. itu.. udah jelas.. dia mengandung ri.. aa..

apa.. puisi-puisinya yang berima” (IP, FGD: 2016).

“Sebagian besar karya Amir Hamzah adalah… musikalisasi… liris itu berarti… lirik artinya” (MESP, FGD: 2016).

“Setahu saya puisi liris itu adalah aa suatu bentuk karya sastra yang berisikan ee.. apa namanya bermakna kata-kata puitis ya..

mengungkapkan suatu perasaan yang dibuat dalam bentuk plat…

nyanyian ya lagu ya setau saya itu mungkin dan… yang sudah dipelajari sejak sekolah dasar puisi amir hamzah ini memang suatu karya sastra yang puitis dan sangat romantis ya” (ADL, FGD: 2016).

“Puisi liris adalah puisi yang bercerita seperti prosa.. kayak lagu gitu..

bernyanyi” (IK, FGD: 2016).

“Menurut saya, puisi liris adalah eeee.. puisi yang mampu menggambarkan dengan jelas ekspresi.. atau perasaan dari sang penulis lewat.. ritme, nada, dan diksi yang dituangkan oleh penulis dalam karyanya” (ABDS, FGD: 2016).

Menurut 7 informan, Tengku Amir Hamzah diketahui kerap menghasilkan karya-karya sastra tematik (mewakili tema-tema tertentu), terutama yang mengangkat tentang cinta, kemenduaan, kemelayuan dan sufisme. Adapun hal tersebut disampaikan masing-masing subjek, sebagai berikut:

“Saya memang… melihat.. tentang ke-diri-annya dulu. Di dalam diri pribadi ini, ada semacam kemenduaan.. kemenduaan… pemikiran, kemenduaan.. pemikiran itu… bahkan kemenduaan kepercayaan juga..

ketika dia membahas tentang… ee… Surat Perjanjian yang Lama dan Baru itu… lalu dia juga membahas tentang kesufian Islam itu.. ya kan?

Karena dia pernah belajar di Jawa itu adalah masuk di dalam ee.. se..

sekolah Belanda; yang kemudian di situ juga banyak di-didikan dari apa..

dengan Katolik juga ada di situ pengaruh-pengaruh Katolik ada… Ya..

Nah.. ya.. ya.. Jadi… jadi ke-mendua-ke-me-ndua-an itu, ke-mendua-an tadi itu.. itu merasuk ke dalam dirinya… Jadi dari ke-mendua-an ini tadi..

itu dari aspek di dalam masalah.. ee.. pilihan-pilihan konsep…

kepercayaan dia ya… Yang kedua adalah ke-mendua-an di dalam percintaan” (SHU, FGD: 2016).

“…bagaimana manusia bisa lebih manusiawi terhadap manusia lainnya kemudian menunjukkan kecintaan terhadap Tuhan. Kan mungkin aaa..

karya sufistik ya namanya kemudian ya dia juga emm.. sangat eee.. apa ya karena berasal dari tanah Deli, Sumatra Utara dia juga ee.. sangat ee..

meng-appreciate tentang daerah kelahirannya yaitu suku Melayu ya” (ADL, FGD: 2016).

“karya Tengku Amir Hamzah lebih cenderung mengarah kepada.. tema cinta dan religius” (ABDS, FGD: 2016).

“Ada orang mengatakan Amir Hamzah itu adalah penyair sufi, yang karya-karyanya sangat sufistik. Bagi sebagian orang iya, tetapi bagi saya dan bagi Damiri Mahmud mungkin tidak. Karena tidak ada satupun karya Amir Hamzah kecuali Doa, yang bercerita tentang Tuhan. Dia semua bercerita tentang Sundari, tentang Lilik Sundari, Ilik Sundari. Baik anthology puisinya yang pertama maupun yang kedua. Semua adalah karya cinta… dengan bahasanya yang sangat santun, sangat indah… saya katakan bahwa tidak ada satupun.. karya Amir Hamzah yang.. yang..

yang.. yang bisa mengangkat dia menjadi penyair sufi, kecuali.. sajaknya Doa. Itu saja” (IP, FGD: 2016).

pelajari, dia nggak, dia.. me.. dia mengutarakan tentang kasih sayang itu, sehingga bahasa-bahasanya yang terlontar dalam puisiannya itu sangat indah, beautiful, tapi sederhana, tapi kalau kita tidak teliti mengamati satu kata-kata dan.. bait demi bait memang agak susah juga, karena itu lah delik-delik daripada seorang penyair menggunakan dan mengulas kata-kata di dalam puisi itu… Cuma, saya baca Padamu Djua, di situ ada me..

me.. me.. mengulas tentang rasa kekecewaan seseorang di situ tentang cintanya itu… yaa.. bukan bertitik tolak kepada Tuhan saja, tapi mungkin ya.. secara batin.. lebih penting kasih sayang itu, tapi apa dia terpojok dia pada kasih sayang itu nanti.. pasti menuju kepada Tuhan” (SM, FGD:

2016).

“eemm.. kalau tema umum lebih kepada cinta, beberapa juga tentang agama.. walaupun saya lihat ada yang berbicara tentang kebudayaan, sosial dan politik di Indonesia” (IK, FGD: 2016).

“Kalo di Amir Hamzah lebih banyak ke… se… prosesi tentang… aaa…

kisah hidup, sir… Kalo… kalo pribadi saya mungkin… aaa… lebih mengenai… aaa… se… prosesi percintaan cuman yang berbasis dengan ketuhanan” (MESP, FGD: 2016).

Dokumen terkait