• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENUTUP

Matriks 12. Motivasi Berpacaran

No Nama Motivasi Dalam Berpacaran

1 Uki Pacaran berfungsi untuk mengenal karakter masing-masing dan juga dianggap

mempunyai seseorang yang bisa mengerti diri pribadi.

2 Tyo Pacaran adalah sarana untuk mencurahkan isi hati kepada lawan jenis, saling

perhatian satu sama lain dan mengingatkan jika ada sesesuatu yang dianggap salah.

3 Ina dan

Indah

Seandainya mempunyai pacar nanti akan segera dilanjutkan ke jejajang pernikahan karena tidak mau berpacaran.

4 Risa Motivasi dalam berpacaran adalah untuk dijadikan calon pasangan sampai menikah

nanti dan senasib sepenanggungan.

5 Aning Pacaran digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan semangat belajar dan

mengejar prestasi yang ingin dicapai pada diri pribadi.

6 Efa dan

Andi

Menjalin hubungan atau berpacaran adalah saran untuk meningkatkan prestasi dan memicu semangat belajar.

7 Itok Pacaran hanya ngikuti trend agar terlihat ganteng karena beranggapan kalau tidak

ganteng berarti susah mendapat pacar.

8 Yoga Dalam berpacaran cenderung ingin mengetahui dan ingin menggungkapkan rasa

sayang atau cinta kepada orang lain dan dalam bentuk yang positif dan tidak sampai melanggar norma yang ada

9 Via Pacaran digunakan sebagai teman kencan ketika akan pergi dan sedang sendirian.

Sumber : Data Primer, Diolah April 2011

b. Perilaku Dalam Berpacaran

Ketika ditanya lebih lanjut apa yang mereka lakukan ketika bertemu dengan pasangan atau ketika pacaran mereka rata-rata menjawab hanya saling ngobrol di rumah atau di sekolah (bagi yang satu sekolah) pada saat jam istirahat dan sesekali janjian keluar makan bareng kalau hari Minggu atau saat libur sekolah (sekedar jalan-jalan).

Kemudian ketika ditanya tentang pendapat mereka mengenai pacaran yang sehat, mereka mengungkapkan pendapat yang berbeda

commit to user

127

namun pada intinya sama, yaitu pacaran yang tidak melanggar norma- norma kesusilaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Aning berikut ini:

"Menurut saya pacaran yang sehat adalah dapat memberikan masukan-masukan, tempat bertukar pikiran dan pengalaman dan saling memberikan dukungan pasangannya untuk lebih berprestasi atau lebih maju. Selain itu dalam berpacaranpun harus mengenai batas-batas orang dalam berpacaran, tidak seperti sekarang ini banyak yang berlebihan didepan umum (berpelukan)". (wawancara 14 April 2011).

Sedangkan Andi memberikan pendapat sebagai berikut:

"Bagi saya bentuk pacaran yang sehat adalah kita saling menjaga perasaan, tidak mengkhianati pasangan atau setia, dan dalam berpacaran tidak melanggar norma-norma aturan dalam masyarakat contohnya seks pranikah". (wawancara 13 April 2011).

Mengenai bentuk pacaran yang sehat ini Yoga, meskipun tidak memiliki pacar memandang pacaran yang sehat adalah yang mengandung cinta yang positif yaitu yang membuat orang termotivasi untuk lebih berprestasi.

Mengenai konsep pacaran yang sehat ini masing-masing individu mempunyai pendapat yang berbeda, semua tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada prinsipnya masing-masing sudah memahami batas-batas remaja yang berpacaran itu sendiri agar tidak kebablasan dalam melangkah. Mengenai fenomena gaya pacaran dan pergaulan remaja sekarang, Bapak Budi memberikan komentar seperti dalam petikan wawancara berikut:

commit to user

128

"Kalau dari pihak saya, saya juga memantau pergaulan murid- murid di sekolah kami, asal tidak melanggar norma dan tata tertib sekolah saja. Kalau berduaan terlalu lama di kelas ya nggak boleh, kalau sudah kelihatan mengganggu, dalam arti anak ini kok sudah jarang masuk,kalau hari sabtu selalu nggak ada (masuk)... wah ini ada apa...! Biasanya kita panggil dan diberi pengarahan pribadi, nah hal ini yang sering tidak disukai oleh siswa karena merasa terusik kebebasannya. Sebetulnya dari pihak kami merasa sayang kalau tidak diberi tahu, sehingga target kami entah itu dipakai atau tidak kita tetap memberitahu". (wawancara 16 April 2011).

Dalam masa berpacaran, remaja bisa dibilang rata-rata pernah melakukan ciuman. Menurut para responden ciuman adalah hal yang biasa dilakukan dan tidak apa-apa dilakukan oleh orang yang berpacaran. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara dengan Uki berikut ini:

"Ciuman... kalau sekedar ciuman dipipi atau di kening itu sih ga' apa-apa. Itu kan sebagai wujud kasih sayang dan perhatian kita pada pacar kita" (wawancara 11 April 2011).

Menurut Efa:

"Kalau ciuman dikening menurat saya wajar-wajar saja, itu kan menggambarkan rasa perhatian dari sang pacar jadi rasanya pacar kita lebih care pada kita" (wawancara 14 April 2011).

Pendapat yang lain dari Yoga misalnya:

“Pasangan yang berciuman... saya rasa nggak pa-pa asalkan jangan berkali-kali, kalau itu sih namanya nafsu" (wawancara 11 April 2011).

Begitu pula mengenai bagaimana pendapat responden tentang pasangan yang bergandengan tangan atau berpelukan, menurut mereka hal tersebut biasa dilakukan dalam berpacaran. Tyo misalnya yang menyatakan:

commit to user

129

"Gandengan tangan ya ga apa-apa lah.. namanya juga dengan pacar, kalau jalan sendiri-sendiri kan kelihatannya malah kayak dengan teman sendiri" (wawancara 14 April 2011).

Pendapat Via juga hampir sama:

"Pelukan kalau aku sih... kalau cuma merangkul pundak atau pinggang wajar ya! Asal tahu tempat dan jangan berlebihan saja, masa kalau di sekolahan kita mau berpelukan sih.. kan ga' pantas (ga' etis)" (wawancara 16 April 2011).

Sementara responden lainnya yaitu Indah dan Ina mengaku selama ini belum pernah mempunyai pacar karena dianggap membuang waktu dan lebih baik langsung menikah dari pada berpacaran. Berikut ungkapan Indah :

“Pacaran ya tidak apa-apa sebenarnya, selama tidak mengganggu aktifitas belajar. Karena yang terpenting adalah meraih prestasi sebaik-baiknya. Selama ini saya belum mempunyai pacar dan nanti langsung nikah aja mas..engga pake pacaran-paaran dulu”. (wawancara 14 April 2011).

Sedangkan penuturan Ina adalah sebagai berikut :

“Berpacaran itu hak masing-masing individu kok mas sebenarnya, boleh saja berpacaran asal tidak menyita waktu belajar. Saya tidak mau berpacaran dan nanti kalau ketemu jodohnya kan lebih baik langsung menikah. Pacarannya nanti saja kalau sudah menikah”. (wawancara 11 April 2011).

Dari ungkapan beberapa responden diatas, responden Itok dan Risa dalam menanggapi masalah perilaku dan motivasi dalam berpacaran juga mempunyai pendapat tersendiri. Itok dan Risa lebih banyak mempertimbangkan hal-hal yang bersifat menguntungkan. Berikut penuturan Itok :

commit to user

130

“Dalam berpacaran itu saya selalu mempertimbangkan baik dan buruknya nanti kedepannya, untung dan ruginya saya dalam menjalin sebuah hubungan. Jika banyak buruk dan ruginnya sebaiknya hubungannya segera cepat diakhiri saja, toh juga masih banyak pilihan-pilihan lain”. (wawancara 13 April 2011).

Sedangkan pendapat dari Risa adalah sebagai berikut :

“Selama pacaran itu menguntungkan bagi masing-masing sih tidak masalah ya mas... Tetapi tetap tau kondisi dan situasi dan tidak melanggar norma yang ada”. (wawancara 16 April 2011).

Dalam penuturan yang beragam yang dikemukakan oleh para responden dan informan maka dapat dibuat matriks mengenai perilaku dalam berpacaran sebagai berikut :

commit to user

131

Dokumen terkait