• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENUTUP

Matriks 4. Peran Pendidikan Seks di Sekolah

Peran Pendidkan Seks di Sekolah

No Nama Pendidikan Mengenai Seks di Sekolah

1 Risa

Pendidikan seks di sekolah bagi remaja itu penting karena apabila mereka sudah mengetahui tentang kebutuhan biologis atau seks maka mereka atau remaja tidak akan menyalahgunakannya.

2 Aning dan

Eva

Pendidikan seks di sekolah itu sangat penting, agar para remaja terhindar dari pergaulan bebas dan tidak salah dalam menafsirkan tentang seks itu sendiri.

3 Itok dan

Tyo

Pendidikan seks di sekolah penting. Karena kelak juga akan melakukanya, jadi agar tidak memalukan ketika berhubungan dengan istrinya nanti.

4 Yoga Di sekolah harusnya diberikan waktu khusus untuk membahas tentang seks

karena sekolah adalah rumah ke dua setelah keluarga.

5 Uki Sekolah adalah tempat menuntut ilmu bagi para pelajar, jadi jika pendidikan

seks seharusnya bisa masuk ke dalam bahan ajaran bagi siswa-siswa.

6 Andi Sangat senang apabila di sekolah terdapat mata pelajaran baru yang nantinya

akan menjelaskan tentang seks, meskipun hanya sebentar tapi setidaknya bersifat rutin.

7 Ina Di sekolah sudah seharusnya membut kurikulum baru untuk mengajarkan

tentang masalah pendidikan seks yang baik dan benar.

8 Indah Sekolah sekarang wajib memberikan informasi dan mengajarkan pendidikan

seks kepada murinya agar murid itu tau sejauh mana perkembangan pergaulan mereka.

9 Via Di sekolah itu seharusnya ada pelajaran mengenai pendidikan seks jadi tidak

hanya diselipkan ke dalam mata pelajaran tertentu.

10 Ibu Dewi

Perlu memberikan pendidikan tentang seks itu di sekolah kepada siswa karena untuk pengetahuan. Sehingga siswa bisa mengerti tentang perkembangan manusia termasuk seksologisnya.

11 Bapak Budi

Pendidikan di Sekolah (SMA N 1 Karanganyar) telah dilaksanakan. Frekwensinya satu semester untuk tatap muka khusus pendidikan seks diberikan dua kali, selebihnya pengamatan, monitoring, dan juga konsultasi pribadi. Materi yang disampaikan berupa ciri-ciri anak menginjak usia pubertas sampai dewasa, pergaulan remaja, unsur-unsur moral dan tata tertib yang berkaitan dengan masalah seks.

commit to user

83

c. Sumber Pengetahuan dan Informasi Tentang Seks dan Seksualitas

Laju perkembangan media massa dan elektronik yang semakin pesat memudahkan remaja untuk bisa menyerap informasi dari berbagai macam produk global tersebut, termasuk juga dalam hal informasi tentang seks, sekarang ini remaja dengan cepat dan mudah bisa mendapatkannya.

Pendidikan seks di Indonesia menemukan bentuknya dalam pendidikan non formal seperti dalam ekstrakurikuler di sekolah, sarasehan, rubrik-rubrik kesehatan dalam majalah, dan lain-lain. Bentuk pendidikan seks yang non formal itu lebih luwes dan bisa selalu disesuaikan dengan kondisi tempat dan waktu sehingga tidak menimbulkan dampak sampingan yang tidak diharapkan. Gejala tersebut diatas juga dialami para responden, banyak dari mereka mengaku selain mendapatkan informasi tentang seks dari luar sekolah, umumnya mendapat informasi tersebut dari majalah atau rubrik-rubrik kesehatan, ceramah dan juga televisi. Dari berbagai informasi mengenai seks yang didapat oleh remaja, mereka mengaku belum terlalu puas dengan informasi tersebut. Untuk menambah wawasan dan pengetahuannya remaja mengaku lebih memperbanyak lagi membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Yoga dan Risa. berikut ini penuturan Risa:

“Saya belum terlalu puas dengan informasi yang saya dapat, sebagai upaya saya dalam menambah wawasan saya ya saya memperbanyak membaca buku yang berhubungan dengan masalah tersebut. Mungkin seiring bertambahnya usia saya (kedewasaan

commit to user

84

saya) saya akan dapat memahami apa arti seks itu sendiri”(wawancara 11 April2011).

Sedangkan penuturan Yoga sebagai berikut :

“Aku kurang puas dengan info-info yang saya peroleh, makanya aku memperbanyak membaca buku, dan nantinya akan mengerti kalau aku sudah dewasa mas..”(wawancara 11 April 2011).

Ungkapan Yoga dan Risa tersebut bukan suatu hal yang aneh lagi. Mengingat masalah seksualitas memang sangat luas sekali cakupannya dan tidak akan habis dibahas begitu saja.

Lain halnya dengan Ina dan Indah, kedua responden ini dalam memenuhi kebutuhan tentang pengetahuannya dalam masalah seksualitas mengandalkan dari diskusi dengan temannya dan rubrik-rubrik kesehatan. Berikut pendapat mereka. Penuturan Ina :

“Biasanya untuk lebih mengetahui hal-hal baru saya sering mendiskusikan hal tersebut dengan teman yang saya mas….dan untuk masalah pengetahuan seks saya cenderung lebih ingin tahu dan membaca di rubrik-rubrik kesehatan” (wawancara 11 April 2011).

Sedangkan menurut Indah sebagai berikut :

“Saya cenderung suka mendiskusikan masalah apapun dengan teman saya mas…ya pokoknya berbagai masalah”(wawancara 13 April 2011).

Berikut merupakan pendapat dari Aning ketika ditanya mengenai sumber-sumber yang menjadi informasi mengenai masalah seksualitas bagi dirinya :

commit to user

85

“Kalau saya paling ya sering tau masalah seperti itu (seksualitas) dari teman-teman ketika ngobrol santai atau baca-baca gitu mas..”(wawancara 11 April 2011).

Sedangkan responden yang lain yaitu Eva, Itok, Tyo, Uki, Andi dan Via semua jawaban hampir sama. Mereka mencari pengetahuan mengenai seksualitas dari sumber internet karena dianggap paling mudah didapatkan. Berikut merupakan pendapat dari Eva :

“Untuk sumber informasi baik itu masalah seksualitas atau dalam berbagai hal biasanya saya mencarinya di google mas (salah satu media di internet)… karena menurut saya itu lebih cepat dan gampang untuk didapatkan”. (wawancara 11 April 2011).

Penuturan Itok sebagai berikut :

“Sumber yang paling cepat dan mudah untuk didapat biasanya saya langsung kepikiran buat browsing di internet mas…gampang dan pasti lengkap” (wawancara 11 April 2011).

Penuturan Eva dan Itok ditambah dengan ungkapan Andi sebagai berikut:

“Saya lebih senang mencari informasi apa saja di internet mas, baik itu sekedar membaca atau sengaja mencarinya(informasi tentang seks). biasanya sekalian mengerjakan tugas dari sekolah kalau sedang ada tugas”.(wawancara 13 April 2011).

Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa internet merupakan media yang sangat dominan dalam mendapatkan berbagai macam hal. Kecepatan mengenai informasi-informasi baru dapat dengan sekejap dibuka dan dinikmati bagi orang-orang yang memang haus akan pengetahuan dan terutama dalam hal ini adalah pelajar SMA.

commit to user

86

Lain halnya dengan responden lain diatas Via, Uki dan Tyo lebih senang mencari informasi di media seperti koran, majalah dan melihat televisi. Berikut ungkapan dari Via :

“Saya orangnya sering melihat televisi mas, jadi untuk pengetahuan mseputar seks itu lebih sering saya dapatkan ketika saya sedang melihat acara di televisi ”.(wawancara 13 April 2011).

Sedangkan ungkapan Uki sabagai berikut :

“Saya itu lebih suka membaca koran demi mencari berita atau informasi masalah seksualitas, karena anggapan saya koran itu informasinya nyata dan dapat dipercaya. Dan itu kan berita yang ada di wilayah sekitar kita”.(wawancara 11 April 2011).

Berikut merupakan ungkapan dari Tyo sekaligus menjadi penutup pernyataan mengenai sumber-sumber tentang seksualitas yang didapatkan oleh siswa SMA N 1 Karanganyar dan dipakai sebagai sumber informasi. Berikut ungkapan Tyo :

“Saya lebih sering menemukan pengetahuan seputar seks di majalah mas.. karena kebetulan saya berlangganan majalah otomotif dan biasanya ada segmen kesehatan”.(wawancara 13 April 2011).

Tentang hal ini Bapak Budi juga memberikan komentar :

“Dari pihak sekolah kami sendiri meskipun pendidikan masalah seks tersebut sudah diajarkan akan tetapi kami sendiri merasa bahwa itu semua masih kurang. Masalahnya pendidikan di sekolah itu kan terbatas oleh waktu, padahal masalah yang menyangkut mengenai seks (pendidikan seks itu kan luas sekali jadi harapan kami siswa juga lebih banyak membaca buku untuk pengetahuan karena buku kan jendela ilmu”(wawanacara 13 April 2011).

Dari uraian diatas maka dapat dibentuk matriks mengenai sumber pengetahuan dan informasi tentang seks dan seksualitas sebagai berikut :

commit to user

87

Dokumen terkait