• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENUTUP

Matriks 13. Perilaku Dalam Berpacaran

Perilaku Dalam Berpacaran

No Nama Perilaku Berpacaran

1 Aning

Pacaran yang sehat adalah dapat memberikan masukan-masukan, tempat bertukar pikiran dan pengalaman dan saling memberikan dukungan pasangannya untuk lebih berprestasi atau lebih maju.

2 Andi

Pacaran yang sehat adalah saling menjaga perasaan, tidak mengkhianati pasangan atau setia, dan dalam berpacaran tidak melanggar norma-norma aturan dalam masyarakat.

3 Uki

Dalam pacaran ciuman adalah hal yang wajar jika sekedar ciuman dipipi atau di kening itu sih karena dianggap sebagai wujud kasih sayang dan perhatian pada pacar.

4 Efa

Ciuman dikening dianggap wajar-wajar saja karena dianggap menggambarkan rasa perhatian dan bentuk keperdulian dari sang pacar.

5 Yoga Berciuman dalam berpacaran dirasa tidak apa-apa asalkan tidak dilakukan

berkali-kali karena bisa dinamakan nafsu.

6 Tyo

Gandengan tangan merupakan hal yang sangat wajar karena kalau jalan sendiri bisa dinamakan jalan dengan teman sendiri.

7 Via

Pelukan dalam berpacaran kalau hanya merangkul pundak atau pinggang adalah wajar asalkan tahu tempat dan tidak berlebihan. Hal ini di anggap tidak pantas jika dilakukan di sekolah.

8 Indah dan

Ina

Belum pernah mempunyai pacar dan pacaran itu menurutnya hanya menghabiskan waktu saja, lebih baik langsung menikah nanti jika sudah menemukan pilihan yang dianggap tepat.

9 Itok Dalam berpacaran selalu mempertimbangkan baik dan buruknya, untung dan

ruginya. Jika banyak buruk dan ruginnya sebaiknya hubungannya segera cepat diakhiri.

10 Risa Selama pacaran itu menguntungkan bagi masing-masing tidak masalah. Tetapi

tetap tau kondisi dan situasi dan tidak melanggar norma yang ada.

11 Bapak Budi

Pemantauan pergaulan murid-murid telah dilakuakn dan jika ada yang sedang berduaan dalam kelas terlalu lama bisa dianggap mengganggu dan melanggar aturan sekolah. Jika ada indikasi untuk membolos maka akan segera diberi bimbingan.

Sumber : Data Primer, Diolah April 2011

c. Perilaku Seks Pranikah

Bagaimanapun kita tahu, bahwa akhir-akhir ini ditengah lajunya pembangunan yang kini sedang giat-giatnya digalakkan tampaknya

commit to user

132

pendidikan masalah tanggung jawab, keimanan dan moral, khususnya pada para pelajar, sudah saatnya untuk lebih diperhatikan dan lebih dicermati lagi untuk mengantisipasi dampak terburuk yang akan terjadi nanti. Sebagai akibat pembangunan yang telah dilakukan dengan usaha keras itu menjadi kurang bermakna dan hambar. Meskipun sekarang tidak dapat dipungkiri, banyak praktek-praktek hubungan seks pranikah terjadi.

Melalui berbagai media cetak dan hiburan, melalui kolom atau rubrik dengan pengasuh masalah yang berkaitan dengan dunia dan pergaulan pelajar, telah dapat dicermati jika belakangan ini jumlah pelaku hubungan suami istri di kalangan remaja atau pasangan yang belum resmi menikah meningkat dari waktu ke waktu. Ketika item pertanyaan mengenai bagimanakah interpretasi responden tentang perilaku seks pranikah, semua responden menyatakan tidak setuju dengan perilaku tersebut. Tentunya pendapat responden tersebut disertai alasan yang berbeda. Alasan kebanyakan responden adalah karena hal itu sudah melanggar norma, termasuk norma agama dan juga budaya kita (Indonesia) sebagai orang Timur. Seperti penuturan Itok , ia mengatakan :

"Seks pranikah itu tidak baik dan tidak wajar dilakukan oleh remaja sekarang, karena melakukan hubungan seks pranikah itu melanggar norma agama dan sama halnya dengan berbuat zina". (wawancara 14 April 2011).

Ina pun juga demikian tidak setuju, berikut penyataannya :

"Saya sangat tidak setuju karena melanggar norma agama dan itu adalah dosa besar". (wawancara 14 April 2011).

commit to user

133

Hal senada juga disampaikan oleh Efa :

"Seks pranikah harus dihindari karena sangat bertentangan dengan norma agama maupun juga norma susila. Kita jangan mengesampingkan budaya kita sebagai orang Timur yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kesusialaan". (wawancara 16 April 2011).

Pada waktu sekarang ini banyak kalangan mempertanyakan nilai moral yang mulai meluntur, namun merupakan hal yang membanggakan jika ternyata para remaja yang dalam hal ini pelajar SMA, khususnya responden dalam hal ini memiliki suatu pandangan moral yang luhur dan tidak terpengaruh adanya krisis moral atau dekadensi moral yang melanda bangsa kita belakangan ini.

Bagaimanapun tanpa adanya kontrol sosial yang kuat terhadap hal-hal yang dianggap menyimpang atau menyalahi norma budaya masyarakat dan budaya agamapun, tentu problema-problema semacam tadi tidak akan pernah usai untuk dipolemikkan. Kontrol sosial harus berawal dari masing-masing individu untuk tidak ikut-ikutan melakukan penyimpangan.

Sebagai akibat dari fenomena seks pranikah tersebut ada kalanya terjadi kehamilan diluar nikah. Ketika disinggung tentang pandangan mereka dalam menyikapi peristiwa seorang remaja yang telah hamil sebelum menikah, 2 orang responden Risa dan Andi menyatakan bahwa hal tersebut sangat memalukan, seperti yang diungkapkan oleh Risa berikut ini:

commit to user

134

"Saya merasa prihatin dengan remaja yang telah hamil sebelum menikah, hal itu sangat tabu apalagi jika mereka itu masih sekolah selain menghambat masa depan Itu kan dapat mencemarkan nama baik orang tua sehingga dia dan keluarganya mendapat suatu bentuk konvensional dimasyarakat, misalnya dikucilkan". (wawancara 12 April 2011).

Sementara itu Andi menyatakan pendapat yang hampir sama :

"Hamil sebelum menikah itu sangat tidak pantas karena itu membuat masa depan menjadi suram dan dikucilkan dalam masyarakat". (wawancara 16 April 2011).

Responden lain seperti Aning dan Indah sangat menyesalkan karena hal itu membuat masa depan remaja itu sendiri menjadi terhambat Berikut penuturan Aning :

“Seks pranikah bagi remaja termasuk dalam kategori kenakalan remaja dan akibatnya itu bisa vatal karena jika hamil maka mereka terancam kehilangan masa depannya”. (wawancara 12 April 2011).

Sadangkan Indah berpendapat sebagai berikut :

“Kalau saja remaja itu hamil diluar nikah itu merupakan kesalahan yang sangat vatal mas…mereka pasti akan segera menikah dan berhenti bersekolah Karena malu dengan teman- temannya”. (wawancara 11 April 2011).

Berbeda dengan pendapat Aning dan Indah. Tyo berpendapat bahwa hamil sebelum menikah itu tidak apa-apa karena dianggap hak masing-masing individu dan seharusnya sudah mengerti akan tangungjawab atas perbuatan yang dilakukan. Berikut pendapat Tyo :

“Menurut saya sih, saya tidak merasa keberatan ya jika ada remaja yang sudah hamil sebelum menikah karena dianggap hak masing-masing individu, dan individu itu kan harus mampu bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan tentunya”. (wawancara 16 April 2011).

commit to user

135

Sedangkan berpendapat bahwa hamil sebelum menikah sangat disayangkan karena akan menghancurkan harapan orang tua si remaja dan merupakan perbuatan yang tidak pantas dicontoh. Berikut pendapat Yoga :

“Melakukan hubungan seks sebelum menikah merupakan perilaku yang tidak pantas dicontoh sama sekali karena dianggap telah melanggar norma-norma yang ada dan menghancurkan harapan orang tua. menurutnya hukumanya sebenarnya lebih berat dari kenakalan atau kejahatan remaja yang lainnya”.(16 April 2011)

Lain halnya dengan pendapat Uki dan Via yang hampir mirip dengan pendapat Tyo. Via Merasa tidak keberatan dengan remaja yang telah hamil sebelum menikah, berikut komentarnya :

"Remaja yang sudah hamil sebelum menikah kalau aku sih.. tidak keberatan ya mas.., karena itu kan hak mereka, mereka dulu yang berbuat jadi mereka juga donk yang harus bertanggung jawab". (wawancara 14 April 2011).

Ditambah ungkapan dari Uki sebagai berikut :

“Engga apa-apa mas remaja itu hamil diluar nikah, biarkan saja kan mereka berbuat..ya harus berani bertanggungjawab”. (wawancara 11 April 2011).

Fenomena pergaulan bebas pelajar sehingga berujung pada kehamilan diluar nikah tersebut terkadang menimbulkan penafsiran bahwa hal tersebut dikarenakan kurangnya wawasan dan pendidikan mengenai seks dikalangan remaja. Akan tetapi para responden menyebutkan, tidak semua itu disebabkan karena kurangnya pendidikan seks dikalangan remaja. Hal tersebut bisa jadi karena lemahnya kontrol sosial dalam

commit to user

136

keluarga sehingga remaja kurang berhati-hati dalam pergaulannya. Dalam masalah ini Bapak Budi juga turut berkomentar:

"Saya rasa masalah seks pranikah itu penyebabnya sangat kompleks sekali, masalahnya tidak dapat difokuskan kesana, kurangnya pengetahuan tentang seks, karena hal-hal yang disembunyikan itu akan berakibat fatal karena hal-hal yang disembunyikan itu akan mendorong remaja untuk mengetahuinya sehingga berakibat pada perilaku coba-coba". (wawancara 16 April 2011).

Tentang hal ini ketika item pertanyaan terakhir tentang bagimanakah menurut mereka upaya yang bisa ditempuh untuk mengurangi terjadi seks pranikah, mereka semua memberikan jawaban yang pada intinya sama yaitu sebaiknya diadakan penyuluhan atau transparansi pada para remaja mengenai masalah seks berikut bahayanya

apabila melakukan seks pranikah dan free sex, adanya penanaman nilai-

nilai agama pada para remaja, serta membimbing, mendampingi dan memberikan dorongan pada pelajar sehubungan dalam masalah perkembangan jiwanya agar mereka tidak terjebak dan terpengaruh pada berbagai bentuk perilaku menyimpang.

Dewasa ini sudah banyak sekali tempat berbagi cerita bagi remaja tidak hanya melalui konsultasi lewat surat seperti dalam majalah-majalah, banyak juga acara-acara dalam televisi tentang dialog-dialog seputar seks dan kesehatan (termasuk kesehatan alat reproduksi) semua itu dapat memberikan masukan atau solusi serta menambah wawasan bagi remaja terutama masalah seks dan problematika dunia remaja yang kebenarannya

commit to user

137

bisa dipertanggungjawabkan karena dipandu langsung oleh ahli atau pakar juga psikolog maupun dokter yang ahli dalam permasalahan tersebut sesuai dengan topik acara. Para pemirsanya juga dapat berkonsultasi secara langsung karena difasilitasi dengan adanya telepon interaktif untuk tanya jawab seputar masalah yang dihadapi. Selain itu juga banyak sekali lembaga-lembaga yang bisa dijadikan tempat berbagi cerita bagi pelajar dengan segala problematika dunia mereka atau dunia remaja. Berikut merupakan matriks mengenai perilaku seks pranikah :

commit to user

138

Matriks 14 Perilaku Seks Pranikah

No Nama Seks Pranikah

1 Itok

Seks pranikah dianggap tidak baik dan tidak wajar dilakukan oleh remaja sekarang, karena melakukan hubungan seks pranikah adalah melanggar norma agama dan sama halnya dengan berbuat zina.

2 Ina Sangat tidak mensetujui seks pranikah karena melanggar norma agama dan

merupakan adalah dosa besar.

3 Efa

Seks pranikah adalah hal harus dihindari karena sangat bertentangan dengan norma agama maupun juga norma susila karena jika dilakukan hal ini dianggap mengesampingkan budaya Timur yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kesusialaan.

4 Risa dan

Andi

Merasa prihatin terhadap remaja yang telah hamil sebelum menikah karena dianggap sangat tabu. Seks pranikah akan menghambat masa depan dan mencemarkan nama baik orang tua.

5 Tyo, Uki

dan Via

Tidak merasa keberatan jika remaja yang sudah hamil sebelum menikah karena

dianggap hak masing-masing individu dan individu harus mampu

bertanggungjawab atas perbuatan yang dilakukan.

6 Aning dan

Indah

Seks pranikah bagi remaja termasuk dalam kategori kenakalan remaja dan akibatnya bisa vatal karena jika hamil maka remaja terancam kehilangan masa depan.

7 Yoga Melakukan hubungan seks sebelum menikah merupakan perilaku yang tidak

pantas dicontoh karena dianggap telah melanggar norma-norma yang ada dan berlaku. menurutnya hukumanya sebenarnya lebih berat dari kenakalan atau kejahatan remaja yang lainnya.

8 Bapak Budi

Masalah seks pranikah itu penyebabnya sangat kompleks dan tidak dapat difokuskan. Hal ini akibat dari kurangnya pengetahuan tentang seks, karena hal yang disembunyikan akan berakibat fatal.

commit to user

139

B. PEMBAHASAN

Dalam teori pendidikan behavioristik, disebutkan bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan dan pengubahan perilaku yang tidak dikehendaki dalam hal ini adalah perilaku seks pranikah. Pendidikan terjadi melalui interaksi individu dengan lingkungan. Pencapaian tujuan ditunjang melalui penguatan

(reinforcement). Tiap manusia pada prinsipnya berhak dan sanggup mengambil tindakan susila dan mempertanggung jawabkan sepenuhnya atas segala konsekuensinya.

John Dewey mengatakan bahwa proses perkembangan moral adalah hal yang esensial dari penyesuaian. Anak mulai belajar dengan lingkungan dan budaya dimana ia berada. Anak-anak belajar demikian untuk memperoleh pengertian tentang nilai-nilai moral, baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan luar. Sedangkan adanya penyimpangan norma-norma sosial akan

berpengaruh pada aspek emosi yang berfungsi sebagai basis pembentukan self

control dan hubungan sosial (Aris 2008:95).

Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pendidikan seks yang diberikan untuk siswa sendiri sebenarnya dikaitkan dengan arti dan peran pendidikan seks itu. Tujuan pembelajaran mengenai pendidikan seks yang memungkinkan untuk dicapai adalah :

1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara pria dan wanita dalam

seluruh kehidupan yang selalu berubah dan berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan.

commit to user

140

Dalam upaya membentuk pengertian mengenai pendidikan seks kepada siswa SMA N 1 Karanganyar sebenarnya keterkaitan yang paling penting adalah keluarga dan lingkungan di sekolah. Pengertian mengenai seks itu sendiri telah disampaikan dalam lingkungan sekolah seperti yang diutarakan oleh Bapak Budi selaku Guru Bimbingan dan Konseling sebagai berikut :

“Khusus di sekolah kami mengenai pendidikan seks itu sudah ada (sudah diberikan). Frekwensinya sendiri itu untuk satu semester untuk tatap muka khusus pendidikan seks diberikan dua kali, selebihnya kita pengamatan, monitoring, dan juga konsultasi pribadi. Selain itu sekolah juga pernah mengadakan penyuluhan dari pihak kepolisian, biasanya kalau ini sekaligus masalah narkoba” (wawancara 14 April 2011).

2. Membentuk pemahaman tentang peranan seks dalam kehidupan manusia dan

keluarga.

Pemahaman dalam keluarga terhadap pendidikan seks ternyata menjadi hal yang sangat langka. Untuk menerangkan kepada sang anak sendiripun kadang orang tua menganggap hal ini masih tabu atau tidak layak diperbincangkan. Meskipun demikian ada beberapa orang tua yang telah mengajarkan pendidikan seks kepada anaknya seperti yang dilakukan oleh Ibu Dona selaku orang tua dari Aning, berikut penuturanya :

“Dalam mendidik anak saya selalu berusaha memahami dan mengerti pola pergaulan anak jaman sekarang Mas..apalagi kalau soal seks, dari SMP anak saya sudah saya beri pengertian mengenai masalah seksualitas khusus dalam saat mengalami menstruasi. Dulunya sih anak saya risih mendengarnya tapi lama kelamaan sekarang anak saya malah selalu bercerita sendiri mengenai masalah seks dan apa

commit to user

141

yang dialaminya. Jika tidak tau….ya saya hanya mendengarkanya saja”(wawancara 11 April 2011).

3. Mengembangkan pemahaman diri sendiri sehubungan dengan fungsi dan

kebutuhan seks.

Dalam hal mencari pengetahuan tentang hal-hal baru khususnya mengenai masalah seksualitas individu diharapkan mampu mencari dari sumber-sumber lain dan tidak terpaku kepada hal yang diajarkan baik di sekolah maupun di keluarganya. Kebanyakan responden telah melakukan hal itu dengan mencari referensi lain mengenai masalah seksualitas seperti yang pernah dilakukan oleh Yoga dan Risa sebagai berikut :

“Saya belum terlalu puas dengan informasi yang saya dapat, sebagai upaya saya dalam menambah wawasan saya ya saya memperbanyak membaca buku yang berhubungan dengan masalah tersebut. Mungkin seiring bertambahnya usia saya (kedewasaan saya) saya akan dapat memahami apa arti seks itu sendiri”(wawancara 14 April 2011).

4. Membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian sehingga mampu

mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Yang dimaksudkan membantu adalah apabila siswa telah betul-betul memahami mengenai arti pentingnya pendidikan seks itu sendiri maka dengan sendirinya siswa dapat mengendalikan diri sehingga tidak terjerumus kedalam seks bebas atau seks yang dilakukan sebelum menikah. Seperti yang diutarakan oleh Indah adalah pengaruh atau cerminan bila pemahaman mengenai pendidikan seks itu telah benar-benar matang. Berikut penuturanya :

commit to user

142

"Remaja yang sudah hamil sebelum menikah kalau aku sih.. tidak keberatan ya mas.., karena itu kan hak mereka, mereka dulu yang berbuat jadi mereka juga donk yang harus bertanggung jawab". (wawancara 16 April 2011).

Berdasarkan analisis data dari lapangan diatas maka dapat dibuat matriks mengenai tujuan penerapan pendidikan seks di SMA N 1 Karanganyar sebagai berikut:

Dokumen terkait