• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kiat Mudah Membuat Lubang Resapan Biopor

kesediaan air tanah yang berkualitas secara berkesi-

nambungan serta memproses sampah organik menjadi kompos. Volume sampah anorganik yang harus diangkut oleh petugas pengambil sampah akan menjadi sangat berkurag. “Tegas- nya, biopori merupakan lubang silindris yang dibuat oleh fauna tanah. Lubang ini sangat efek- if menyalurkan air dan udara di dalam tanah. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan menjadi jalan lewatnya air ke dalam tanah. Dengan demikian akan memperlancar atau mempercepat peresapan air ke dalam tanah,” tukasnya.

Sebenarnya terdapat berbagai cara untuk menga- tasi krisis cadangan air ini, salah satunya adalah lubang resapan biopori. Lubang kecil yang dibuat dengan kedalaman kurang lebih 1 meter (100 cm), mempunyai fungsi ganda. Pertama sebagai lubang resapan air dan yang kedua adalah sebagai tempat untuk mengubah sampah menjadi kompos. Jika dibandingkan dengan teknologi yang lain, lubang resapan biopori ini idak memerlukan biaya yang cukup besar dan sangat cocok bagi daerah perkotaan yang memang idak memiliki lahan karena padat oleh bangunan-bangunan.

Bagaimana cara membuat lubang resapan bio- pori ini? Caranya sangat mudah, persiapkan alat yang diperlukan yaitu bor biopori, seember air, cangkul, kayu yang ujungnya tumpul dan tentu saja kumpulan sampah organik. Untuk awalnya buatlah jalur dahulu dengan cangkul, kemudian siram air di lahan yang akan dibor, setelah itu mulailah mengebor tanah dengan diameter 10 cenimeter dan kedalaman 1 meter. Tanah

yang terdapat di ujung bor bisa dibersihkan dengan kayu tumpul- nya. Setelah lubang siap, masuk- kan sekitar 2 atau 3 kg sampah lapuk/organik ke dalamnya, kemudian tutup dengan kawat jaring agar idak terperosok apabila terinjak. Lakukan pengi- sian ulang sampah organik, jika sampah organik sebelumnya te- lah menyusut akibat proses pelapukan. Keika musim kemarau iba, kompos yang

Panduan

Kiat Mudah Membuat

Lubang Resapan Biopori

telah terbentuk dapat diambil bersa- maan dengan pemeliharaan terhadap lubang resapan biopori. Untuk mence- gah terjadinya longsoran atau bahaya terperosok ke dalam lubang, maka perkuatlah tutup lubang menggunakan semen di sekeliling lubang.

Lubang Biopori dapat dibuat lebih dari satu dengan jarak sekitar 2 me- ter dengan biopori lainnya. Air hujan akan dengan mudah terserap ke dalam lubang biopori, sehingga idak sempat tergenang yang dapat mengakibatkan banjir.

Biaya pembuatan lubang resapan biopori ini sangat murah, tetapi efekivi- tasnya lebih besar. Cukup dengan biaya sekitar Rp 100.000 – Rp 200.000,- untuk membeli bor tanah manual yang dapat dipesan di Insitut Pertanian Bogor. Bor tanah ini dapat dipakai oleh puluhan

orang dalam waktu yang lama, dan dapat dipakai untuk membuat lubang tambahan. Dengan lubang kecil ini air akan menyerap lebih cepat ke dalam tanah, sehingga dapat mencegah banjir dan menjadikan cadangan air tanah apabila musim kemarau. Yang harus diingat teknologi lubang resapan biopori ini merupakan karya anak bangsa yang patut dihargai. Sudah sewajarnya pemerintah dan juga masyarakat Indonesia bangga dan mendukungnya. Karena memang manfaat dari lubang resapan biopori ini sudah terbuki secara empiris.

Sebagai seorang ahli yang mengetahui sistem ekologi tanah, Kamir menuturkan ekosistem antara makhluk hidup yang berada di dalam tanah dan makhluk yang idak hidup saling ketergantungan, maka kita perlu mengupayakan agar ekosistem tanah tetap utuh dan idak rusak demi kelangsungan kedua jenis makhluk yang ada di dalamnya. Sampah yang dibuang, lama kelamaan semakin banyak dan akan menjadi be- ban bagi lingkungan dan bagi manusia, karena tempat inggalnya harus dipakai untuk membuang sampah. Ba- nyak orang yang membuang air dan sampah ke sungai ataupun saluran air, itupun akan menimbulkan dampak baru yakni meluapnya air sungai.

Kami menegaskan, dengan teknologi ini semua orang dapat memanfaatkan air yang sangat dibu- tuhkan oleh kehidupan di mana saja dan kapan saja.

Karena curah hujan ini idak hanya jatuh di kawasan situ saja,

sehingga yang paling gampang agar idak membebani lingkungan, semua orang harus membuat peresapan itu dengan baik. Oleh karena itu, yang paling dibutuh- kan dalam penerapan teknologi ini adalah kesadaram untuk idak membuang sampah, karena sampah itu adalah sumber daya, apapun jenis sampahnya. Sampah yang idak lapuk bisa dimanfaatkan oleh pemulung menjadi bahan industri. Karena itu ubahlah kebiasaan kita, agar selalu memisahkan sampah organik dan non organik. Serta jangan selalu membuang sampah di tempat penampungan, selain menimbulkan bau, sarang lalat, dan ikus, juga dapat merusak lingkungan. Apalagi jika diendapkan di tempat pembuangan akhir sampah, lapuknya akan lama dan dapat menghasilkan zat metana yang bisa meledak apabila idak disalurkan.

Mengingat curah hujan di wilayah Indonesia yang cukup inggi, sebenarnya kita idak perlu khawair ter- hadap krisis cadangan air tanah. Akan tetapi, penyem- pitan lahan yang dilakukan secara terus-menerus inilah yang perlu dikhawairkan, karena kaitannya dengan semakin berkurangnya luasan resapan air. Dengan membuat lubang resapan biopori ini diharapakan krisis cadangan air tanah idak terjadi dan dapat mencegah terjadinya banjir atau air yang tergenang khususnya di daerah perkotaan. Sementara satu masalah itu terselesaikan, kita juga bisa mengambil manfaat dari lubang resapan biopori ini. Keika musim kemarau iba, sampah organik yang telah mengalami proses pelapuk- an dapat kita ambil, dalam bentuk pupuk kompos. ISTIMEWA

Juni 2010

Juni 2010

Reportase

M

enteri Pekerjaan Umum, Joko Kirmanto terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Pokja AMPL. Hal itu terlihat saat Menteri PU mengunjungi stan pameran Hari Air Sedunia yang digelar pada tanggal 22-25 April 2010, Kementerian Pekerjaan Umum mengadakan Pameran Hari Air Se- dunia. Acara pameran tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan Kementerian PU bekerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka perin- gatan Hari Air Dunia yang diperingati setiap 22 Maret.

Pameran berlangsung di Lobby Utama gedung Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, Jl. Pattimura no. 20 Jakarta Selatan, pukul 08.00 - 18.00. Pameran diikuti oleh 80 stan pameran yang diisi dari lembaga perwakilan pemerintah, PDAM, BUMN dan perusahaan yang bergerak dalam pemban- gunan dan penyediaan air.

Pameran dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, yang dalam pidato pembukaannya mengungkapkan bahwa mulai saat ini seharusnya isu air menjadi urusan semua orang atau “water is everybody business”. Pameran yang diselenggarakan dalam peringa- tan HAD 2010 menurut Menteri PU bermaksud men- jawab stigma selama ini yang mengidentikkan urusan air menjadi urusan pihak–pihak tertentu.

Pengelolaan sumber daya air seperti cara lama yang dilakukan sendiri-sendiri atau terbatas oleh pemerintah dan para ahli bidang air, sudah harus ditinggalkan kare- na kurang efektif memecahkan masalah. Menurutnya pengalaman telah menunjukan bahwa pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan tidak mungkin di- lakukan sendiri oleh pemerintah tetapi juga diperlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan.

Menteri PU

Terkesan Pokja AMPL