• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP NASABAH

3. Onsite, melalui mekanisme pemeriksaan langsung baik yang dilakukan secara

rutin maupun sewaktu-waktu228

Memperhatikan kajian pemetaan potensi risikodari proses bisnis Fintech P2PL Yang Telah Ada, Beberapa Temuan Kegiatan Operasi Intelijen Yang Telah dilaksanakan oleh Direktorat Market Conduct OJK maka setidaknya terdapat 4 (empat) aspek perlindungan konsumen pada penyelenggaraan Fintech P2PL yang harus menjadi perhatian baik bagi pemerintah maupun regulator di sector jasa keuangan, yaitu: kelengkapan informasi dan transparansi produk/layanan, penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa konsumen, pencegahan penipuan dan keandalan system layanan, dan perlindungan terhadap data pribadi (cybersecurity). ke-empat hal tersebut perlu dipastikan agar benar-benar diterapkan secara seksama oleh penyelenggara Fintech P2PL.229

Sejauh ini regulasi yang mengatur langsung mengenai fintech masih tergolong lemah. Dari sudut pandang peraturan perundang-undangan, belum ada aturan yang setara dengan undang-undang untuk mengatur secara khusus fintech tersebut. Yang ada masih Peraturan dan surat edaran OJK, Peraturan dan Surat Edaran . Berbeda dengan Lembaga Keuangan Bukan Bank seperti Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun,

228 Muhammad Yusuf, Perlindungan Hukum Terhadap Debitur Pada Layanan Pinjaman Uang Berbasis Financial Technology, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2019, hlm. 76-77

229Sarwin Kiko Napitupulu,dkk. Kajian Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan: Perlindungan Konsumen Pada Fintech, (Jakarta : Departemen Perlindungan Konsumen - Otoritas Jasa Keuangan, 2017), hlm.65

174

Koperasi Simpan Pinjam yang telah memiliki aturan berbentuk Undang-Undang dan peraturan pelaksananya. Undang-undang merupakan produk DPR bersama Presiden.

Pembahasan RUU di DPR dilakukan oleh DPR bersama Presiden atau menteri yang ditugasi, melalui tingkat-tingkat pembicaraan, dalam rapat komisi/panitia/alat kelengkapan DPR yang khusus menangani legislasi, dan dalam rapat paripurna.

Undang-undang memiliki kedudukan sebagai aturan main bagirakyatuntukkonsolidasiposisi politik dan hukum, untuk mengatur kehidupan bersama dalam rangka mewujudkan tujuan dalam bentuk negara. Undang-undang dapat pula dikatakan sebagai kumpulan-kumpulan prinsip yang mengatur kekuasaan pemerintah, hakrakyat, dan hubungan di antara keduanya230.

C. Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi Agar Lebih Memberikan Rasa Aman Dalam Praktek di Indonesia

Prinsip dasar dalam perlindungan seorang pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah bahwa penyelenggara wajib melakukan prinsip-prinsip dasar berupa transparansi, perlakuan yang adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data, dan penyelesaian sengketa pengguna secara cepat, sederhana, dan biaya terjangkau231.

230https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_(Indonesia), diakses 6 Juni 2020, pkl. 16.15 WIB 231

Ibid, pasal 11

175

Perlindungan Hukum terhadap nasabah simpanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu232 perlindungan secara implisit (implicit deposit protection) dan perlindungan secara eksplisit. Perlindungan secara implicit yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan bank yang efektif yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank, perlindungan ini dapat diperoleh dari pembinaan bank yang efektif yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank, perlindungan ini dapat diperoleh dari a. Aturan perundang-undangan di bidang Perbankan;

b. Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif yang dilakukan oleh OJK dan Bank Indonesia;

c. Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap system perbankan pada umumnya;

d. Memelihara tingkat kesehatan bank;

e. Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian;

f. Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah;

g. Menyediakan informasi risiko pada nasabah.233

Sedangkan perlindungan secara eksplisit (exsplicit deposit protection), yaitu perlindungan melalui pembentukan suatu lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut, selain itu perlindungan juga terkait dengan perlindungan terhadap kerahasiaan dari rekening nasabah yang bersangkutan, hal tersebut sebagaimana yang tercantum di dalam Keputusan Presiden RI No. 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap

232Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Kencana Prenada, 2005), hlm. 145

233Ibid, hlm 145.

176

Kewajiban Bank Umum, bahwa setiap bank wajib memegang teguh prinsip rahasia bank. Sehingga Bank hanya memberikan keterangan kepada Kejaksaan, Kepolisian, dan Pengadilan

Sedangkan dalam Pasal 29 POJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi disebutkan bahwa penyelenggara transaksi financial teknologi wajib menerapkan prinsip dasar dari perlindungan pengguna yaitu:

a. Transparasi

Transparansi adalah pemberian informasi mengenai produk dan/atau layanan kepada konsumen secara jelas, lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti234. Selanjutnya penyelenggara wajib menyediakan dan/atau menyampaikan informasi terkini mengenai layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi yang akurat, jujur, jelas, dan tidak menyesatkan yang dituangkan dalam dokumen atau sarana lain yang dapat digunakan sebagai alat bukti.

b. Perlakuan yang adil

Perlakuan yang adil adalah perlakuan konsumen secara adil dan tidak diskriminatif (diskriminatif adalah memperlakukan pihak lain secara berbeda berdasarkan suku, agama dan ras)235

c. Keandalan

234Penjelasan Pasal 2 Huruf a, POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

235Penjelasan Pasal 2 Huruf b, POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Sektor Jasa Keuangan.

177

Keandalan adalah segala sesuatu yang dapat memberikan layanan yang akurat melalui sistem, prosedur, infrakstruktur dan suberdaya manusia yang andal236 Dalam hal pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi dalam Pasal 25 disebutkan penyelenggara wajib memenuhi standar minimum system teknologi informasi, pengelolaan risiko teknologi informasi, pengamanan teknologi informasi ketahanan terhadap gangguan dan kegagalan sistem, serta alih kelola system teknologi informasi. Diperjelas pula dalam Pasal 38 bahwa penyelenggara wajib memiliki standar prosedur operasional dalam melayani pengguna yang dimuat dalam dokum enelektronik.

d. Kerahasiaan dan keamanan data

Kerahasiaan dan keamanan data yang dimaksud adalah tindakan yang memberikan perlindungan, menjaga kerahasiaan dan keamanan data dan/atau informasi konsumen, serta hanya menggunakanya sesuai dengan kepentingan dan tujuan yang disetujui oleh konsumen, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.237 Dalam Pasal 39 ayat (1) jelas disebutkan bahwa penyelenggara dilarang dengan cara apapun memberikan data dan/atau informasi mengenai pengguna kepada pihak ketiga

e. Penyelesaian sengketa pengguna secara sederhana, cepat, dan biaya terjangkau.

236Penjelasan Pasal 2 Huruf c, POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

237Penjelasan Pasal 2 Huruf d, POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan