• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM A. Gambaran Umum Tentang Korporasi

B. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum 1. Pengertian Perseroan Terbatas

2. Organ-Organ Perseroan

Sebagai suatu badan hukum, pada prinsipnya perseroan terbatas dapat

memiliki segala hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh setiap orang perorangan,

47

Rido, Ali, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Perseroan, Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, (Bandung : Alumni, 2001), hal 15.

48

Regar, Moenaf H, Dewan Komisaris, Peranannya Sebagai Organ Perseroan Terbatas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000), hal. 9.

49

dengan pengecualian hal-hal yang bersifat pribadi, yang hanya mungkin dilaksanakan

oleh orang-perorangan. Guna melaksanakan segala hak dan kewajiban yang

dimilikinya tersebut, ilmu hukum telah merumuskan fungsi dan tugas dari

masing-masing organ perseroan tersebut, yang berbeda satu dengan lainnya.

Perseroan Terbatas biasanya mempunyai 3 (tiga) organ, yaitu Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.50 Dewan Direksi

merupakan pengelola perusahaan, sementara Dewan Komisaris adalah pihak yang

bertugas mengawasi penyelenggaraan pengelolaan perusahaan, sedangkan RUPS

adalah rapat anggota (pemegang saham) sebagai alat kekuasaan yang tertinggi dalam

peraturan korporasi karena yang mempunyai kepentingan adalah orang-orang yang

merupakan pemegang saham dari korporasi tersebut.51

Perseroan Terbatas sebagai badan hukum merupakan suatu organisasi yang

riil, yang mempunyai kekayaan yang bersubjek, yang menjelma sungguh-sungguh

dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan

organ-organ yang ada padanya.52

Adapun organ-organ yang terdapat di dalam Perseroan Terbatas tersebut

adalah :

a. Rapat Umum Pemegang Saham;

b. Direksi;

50

Regar, Moenaf H, Dewan Komisaris, Peranannya sebagai Organ Perseroan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000), hal.9. Pasal 1 angka 2 UUPT sendiri menyatakan bahwa Perseroan Terbatas sebagai suatu badan hukum harus memiliki ketiga organ tersebut.

51

Muladi dan Prijatna, Dwidja, Op. Cit., hal. 14.

52

Syahrani, Riduan, Seluk beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung : Alumni, 1992), hal.56-57.

c. Komisaris;

RUPS merupakan lembaga pengambilan keputusan yang paling tinggi

dibandingkan dengan organ perseroan lainnya, sebagaimana ditentukan di dalam

Pasal 1 angka 3 UUPT yang menyatakan:

“Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS adalah organ

perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang

segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris”.

Jadi, RUPS merupakan organ perseroan yang memegang kekuasaan

tertinggi, yang mempunyai semua kewenangan berdasarkan undang-undang atau

Anggaran Dasar. RUPS minimal dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali di wilayah

Indonesia. RUPS dilakukan ditempat kedudukan perseroan atau tempat dimana

perseroan melakukan usahanya. UUPT masih mengijinkan RUPS dilakukan di tempat

lain, dengan ketentuan tempat lain tersebut diatur dalam Anggaran Dasar dan masih

berada dalam wilayah Republik Indonesia.53 Ada dua macam RUPS, yaitu RUPS

tahunan dan RUPS lainnya. RUPS tahunan dilakukan paling lambat enam bulan

setelah tahun buku perseroan yang bersangkutan, sedangkan RUPS lainnya dapat

dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan perseroan.54

Direksi merupakan pengurus perseroan, yaitu alat perlengkapan perseroan

yang melakukan semua kegiatan dan mewakili perseroan, baik di dalam maupun di

53

Pasal 64 ayat (1) dan ayat (2) UUPT.

54

luar pengadilan.55 Pasal 82 UUPT menegaskan bahwa direksi bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta

mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Ketentuan ini

memberikan pedoman kepada Direksi agar di dalam pengurus perseoran selalu

berorientasi pada kepentingan dan tujuan perseroan. Di dalam melaksanakan

tugasnya itu, Pasal 85 ayat (1) UUPT menyatakan setiap direksi wajib beritikad baik

dan penuh tanggung jawab dalam menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan.

Direksi berkewajiban untuk mengelola jalannya perusahaan dengan sebaik

mungkin. Dewan Komisaris bertugas untuk mengawasi jalannya pengelolaan

perseroan oleh Direksi, serta pada kesempatan-kesempatan tertentu turut membantu

Direksi dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya Rapat Umum Pemegang Saham

perseroan berfungsi untuk melaksanakan kontrol secara menyeluruh atas setiap

pemenuhan kewajiban dari Direksi dan Dewan Komisaris perseroan atas aturan main

yang telah ditetapkan. Selama masing-masing organ dapat berperan dengan baik,

maka perseroan akan berjalan dengan baik, dan para pemegang saham perseroan akan

terjamin kepentingannya dalam perseroan.

Komisaris adalah pengawas dalam perseroan, karena tugas utamanya adalah

mengawasi kebijakan direksi serta memberikan nasehat kepada direksi di dalam

menjalankan perseroan.56 Berdasarkan Pasal 1 angka 3 tersebut di atas, wewenang

yang diberikan kepada RUPS oleh Pasal 1 angka 3 tidaklah mutlak, artinya

55

Budiarto, Agus, Op.Cit., hlm. 61.Hal ini sesuai dengan teori dari Otto Von Gierke bahwa pengurus adalah organ atau alat perlengkapan dari badan hukum.

56

kekuasaan tertinggi yang diberikan oleh undang-undang kepada RUPS tidak berarti

dapat melakukan lingkup tugas dan wewenang yang telah diberikan undang-undang

dan anggaran dasar kepada direksi dan komisaris. Jadi dapat disimpulkan bahwa

semua kewenangan yang dimiliki oleh RUPS tidak dimiliki oleh direksi atau

komisaris, tetapi direksi dan komisaris mempunyai wewenang yang tidak dapat

dipengaruhi oleh RUPS.57

Perseroan Terbatas sebagai istilah yuridis yang digunakan di Indonesia (baik

dalam KUHD maupun UUPT) terdiri dari dua kata, yakni “perseroan” dan “terbatas”,

yang menunjukan pada batas tanggungjawab sekutu (para pesero). Hal ini berarti

bahwa Perseroan Terbatas adalah perusahaan akumulasi modal yang dibagi atas

saham-saham, dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas pada jumlah

saham yang dimilikinya.58 Para Pesero dari suatu Perseroan Terbatas hanya

bertanggungjawab sebesar modal yang dimasukkannya ke dalam Perseroan Terbatas,

sehingga pertanggungjawabannya juga sebesar modal yang dimasukkannya.

Perseroan Terbatas sebagai badan hukum merupakan suatu organisasi yang

riil, yang mempunyai kekayaan yang bersubjek, yang menjelma sungguh-sungguh

dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantaraan

organ-organ yang ada padanya.59

57

Budiarto, Agus, Op.Cit., hlm. 57.

58

Emirzon, Joni, Hukum Bisnis Indonesia, (Jakarta : PT. Prenhalindo, 2002), hal. 88.

59

Syahrani, Riduan, Seluk beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung : Alumni, 1992), hal.56-57.

UUPT tidak memberikan penjelasan mengenai pengertian perseroan

terbatas. Pasal 1 angka 1 UUPT hanya menyebutkan bahwa :

“Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum

yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”.

Ketentuan di atas tidak memberikan arti yang jelas mengenai Perseroan

Terbatas. Pasal 1 angka 1 UUPT hanya memberikan penekanan tentang status badan

hukum Perseroan Terbatas dan dasar pendiriannya menurut hukum. Status badan

hukum ini diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu setelah akta

pendiriannya mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 7 ayat (6) UUPT.60

Sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UUPT yang menyebutkan Perseroan

Terbatas berstatus sebagai badan hukum, maka pengurus tidak bertanggungjawab

secara pribadi, sebab Perseroan Terbatas yang bertanggungjawab untuk keseluruhan

tindakan dan perbuatan hukum yang dilakukannya. Badan hukum adalah subjek

hukum yang mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum. Pihak ketiga

tidak boleh dirugikan karena perbuatan melanggar hukum dari Perseroan Terbatas.61

Perseroan Terbatas dapat dibedakan dalam beberapa macam, yakni sebagai

berikut:

60

Budiarto, Agus ,Op Cit, hal. 25.

61

Ridho, R Ali, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, (Bandung : PT. Alumni, 2001), hal.25.

1. PT Biasa, yaitu badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan

kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT;

2. PT PMDN, atau PT dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri, yaitu

penggunaan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia;

3. PT PMA, atau PT dalam rangka Penanaman Modal Asing, yaitu hanya meliputi

penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan sesuai dengan UU No.1

Tahun 1967.

4. PT. Persero, atau PT Perusahaan Perseroan, adalah bentuk usaha negara yang

semula berbentuk Perusahaan Negara yang kemudian demi efisiensi diubah

menjadi bentuk PT sesuai dengan UU No.1 Tahun 1995, yang modalnya seluruh

atau sebagian merupakan milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.62

Tidak ada perbedaan antara perseroan kecil dan yang besar dalam perspektif

hukum, tetapi dalam praktek dikenal adanya perseroan terbuka dan perseroan

tertutup. Perseroan terbuka merupakan perseroan yang telah memperdagangkan

sahamnya atau tercatat di bursa efek, sehingga sering disebut dengan perseroan yang

go-public atau listed companies.63 Perusahaan ini memiliki perbedaan khusus dalam

beberapa aspek, seperti saham, pemegang saham, manajemen dan pelaporan

keuangan. Perbedaan ini akan tampak mencolok bila dibandingkan dengan perseroan

62

Widjaya, I.G. Rai,Hukum Perseroan, (Jakarta : KBI, 2000), hal.14.

63

tertutup atau perseroan keluarga yang jumlah dan jenis pemegang sahamnya kecil.64

Oleh karena itu di dalam praktek, perseroan terbatas dibedakan atas perseroan

terbatas tertutup (private) dan perseroan terbatas terbuka (public).

Perseroan Terbatas Terbuka (disingkat PT Tbk) diatur dalam Pasal 1 angka

6 UUPT yang menyatakan sebagai berikut:

“Perseroan Terbuka adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang

sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau perseroan yang melakukan penawaran

umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal”.

Undang-undang Pasar Modal yang dimaksud adalah UU No.8 Tahun 1995

adalah PT Tbk yang melakukan penjualan saham-sahamnya kepada masyarakat luas

melalui pasar modal dengan memenuhi proses tertentu.65 Go public atau penawaran

umum efek merupakan salah satu alternatif yang cocok untuk memenuhi kebutuhan

modal bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek masa depan yang baik.66

Kedudukan RUPS dalam struktur Perseroan Terbatas adalah sangat penting.

Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS, sehingga direksi bertanggung jawab

penuh dalam menjalankan tugas-tugasnya kepada RUPS. Direksi tidak dapat

bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan aktivitas perusahaan, karena adanya

komisaris yang bertugas melakukan pengawasan terhadap direksi. Komisaris juga

bertugas memberikan nasehat kepada direksi, tetapi tidak dapat melakukan

64

Lihat kembali Pasal 1 angka 1 UUPT.

65

Budiarto, Agus, Op.Cit., hal.78.

66

Kretarto, Agus, Investor Relations: Pemasaran dan Komunikasi Keuangan Perusahaan Berbasis Kepatuhan, (Jakarta : Grafiti Press, 2001), hal.75.

pengurusan sejauh mana nasehat itu diterima oleh direksi. Dalam melakukan

pengawasan komisaris harus mempunyai itikad baik dan penuh tanggung jawab demi

perseroan dan dapat mempertanggungjawabkannya kepada organ tertinggi dalam

perseroan, yaitu RUPS.