• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : KEDUDUKAN YAYASAN DALAM PENYERTAAN MODAL

C. Organ-Organ Yayasan

Yayasan sebagai badan hukum merupakan “artificial person” (orang ciptaan hukum) yang hanya dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantaraan manusia selaku wakilnya. Yayasan sangat tergantung pada wakil-wakilnya dalam melakukan perbuatan hukum, karena agar yayasan dapat dengan mudah melakukan perbuatan hukum tersebut yayasan harus mempunyai organ. Tidak adanya organ menyebabkan yayasan tidak dapat berfungsi dan mencapai maksud dan tujuan pendiriannya.93

90

Arie Kusumastuti Maria Suhardiadi, Op.Cit.,hlm. 53.

91

Gatot Supramono, Op,cit., hlm. 73.

92 Ibid. 93

Sebagai badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas. Pemisahan yang tegas antara fungsi, wewenang, dan tugas masing-masing organ tersebut serta pengaturan mengenai hubungan antara ketiga organ yayasan yang tidak hanya dapat merugikan kepentingan yayasan, tetapi juga pihak lain.94

Antara yayasan dengan (masing-masing) organ terdapat fiduciary relationship (hubungan kepercayaan) yang melahirkan fiduciary duty bagi organ tersebut. Undang-Undang Yayasan mengatur mengenai adanya larangan perangkapan jabatan dan larangan menerima gaji, upah, atau honor tetapuntuk menjaga fiduciary relationship dan fiduciary duties antara yayasan dengan organ yayasan sehingga conflict of interest antara kepentingan yayasan dengan kepentingan pribadi organ yayasan dapat terhindar.95

1. Pembina

Menurut Pasal 28 ayat (1) UU Yayasan, pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh undang-undang ini atau anggaran dasar. Adapun kewenangan pembina menurut Pasal 28 ayat (2) UU Yayasan adalah sebagai berikut:

a. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar;

b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas;

c. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan; d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan; dan

94

Chatamarrasjid Ais I,Op.Cit., hlm. 66.

95

e. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan. Memperhatikan kewenangan-kewenangan yang dimiliki oleh pembina yayasan, kita dapat mengetahui bahwa pembina yayasan merupakan organ yayasan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam yayasan. Selain itu, ia juga mempunyai tugas utama memonitor usaha pencapaian maksud dan tujuan yayasan dengan mengadakan rapat tahunan untuk melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban yayasan selama tahun yang lampau, serta pemeriksaan dan pengesahan laporan tahunan yang disusun oleh pengurus dan ditandatangani oleh pengurus dan pengawas.96

Pembina tidak harus selalu pendiri yayasan, dengan kata lain tidak semua pembina adalah pendiri yayasan, sebab pembina dapat juga yang bukan pendiri, tetapi mereka diangkat berdasarkan keputusan rapat anggota pembina, atau mereka yang diangkat berdasarkan rapat gabungan seluruh anggota pengurus, anggota pengawas, jika yayasan tidak lagi mempunyai pembina, tetapi semua pendiri otomatis menjadi pembina yayasan. Anggota pembina dapat dicalonkan oleh pengurus atau pengawas.97

Menurut ketentuan Pasal 29 UU Yayasan, anggota pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota pengurus dan/atau anggota pengawas. Hal ini diatur untuk mencegah terjadinya kepentingan yang bertentangan dan mempertegas tanggung jawab masing-masing anggota.

2. Pengurus

Pengurus merupakan organ eksekutif dalam yayasan, karena pengurus yang melakukan pengurusan baik di dalam dan di luar yayasan. Pengurus

96

Ibid., hlm. 95.

97

menjalankan roda yayasan untuk mencapai maksud dan tujuannya.98 Pasal 31 ayat (2) UU Yayasan menyebutkan bahwa yang dapat diangkat menjadi pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum.

Menurut ketentuan Pasal 35 ayat (1) UU Yayasan, pengurus yayasan bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan serta berhak mewakili yayasan, baik di dalam maupun di luar pengadilan. Setiap pengurus harus menjalankan tugasnya dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan, sehingga apabila pengurus dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan mengakibatkan kerugian bagi yayasan atau pihak ketiga, maka setiap pengurus bertanggung jawab penuh secara pribadi.

Pengurus dalam melakukan tugasnya berdasarkan kepercayaan yang diberikan oleh pembina/pendiri, jadi harus berbuat bonafide, untuk kepentingan yayasan secara keseluruhan dan bukanlah untuk kepentingan pribadi organ yayasan, serta harus sesuai dengan tujuan dan maksud yayasan. Apabila pengurus berbuat untuk keuntungan bagi diri mereka sendiri, atau pihak ketiga, atau merugikan yayasan, perbuatan tersebut memperlihatkan tidak adanya iktikad baik dari pengurus tersebut.99 Anggota pengurus bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian akibat kepailitan yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengurus, kecuali pengurus dapat membuktikannya. Ini dikenal dengan prinsip duty of skill and care.

98

Gatot Supramono, Op.Cit., hlm. 82. 99

Adapun prinsip-prinsip dalam doktrin fiduciary duty adalah sebagai berikut:100

a. Pengurus di dalam melakukan tugasnya tidak boleh melakukannya untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan pihak ketiga, tanpa persetujuan dan atau sepengetahuan yayasan (the confilct rule).

b. Pengurus tidak boleh memanfaatkan kedudukannya sebagai pengurus untuk memperoleh keuntungan, baik untuk dirinya sendiri maupun pihak ketiga, kecuali atas persetujuan yayasan (the profit rule).

c. Pengurus tidak boleh mempergunakan atau menyalahgunakan milik yayasan untuk kepentingannya sendiri dan atau pihak ketiga (misappropriation rule).

Namun, anggota pengurus berdasarkan ketentuan Pasal 36 UU Yayasan tidak berwenang mewakili yayasan apabila terjadi perkara di depan pengadilan antara yayasan dengan anggota pengurus yang bersangkutan atau anggota pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan yayasan, sehingga yang berhak mewakili yayasan ditetapkan dalam anggaran dasar.

Pengurus tidak berwenang untuk mengikat yayasan sebagai penjamin hutang, mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan persetujuan pembina dan membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak lain. Pada anggaran dasar dapat dibatasi kewenangan pengurus dalam melakukan perbuatan hukum untuk dan atas nama yayasan. Selain itu, berdasarkan Pasal 38 UU Yayasan, yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan

yayasan, pembina, pengurus, dan/atau pengawas yayasan, atau seseorang yang bekerja pada yayasan kecuali perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan yayasan.

3. Pengawas

Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan. Yayasan memiliki pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam anggaran dasar. Larangan rangkap jabatan juga diberlakukan bagi pengawas, dimana berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (4) UU Yayasan bahwa pengawas dilarang merangkap jabatan sebagai pembina atau pengurus.

Seperti juga pengurus, maka pengawas pun harus melakukan tugasnya sesuai dengan “fiduciary duty”.101

Pengawas berdasarkan ketentuan Pasal 42 UU Yayasan, wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan. Pengawas di dalam melakukan tugasnya haruslah berdasarakan “duty of skill and care”, yaitu harus berdasarkan kecakapan dan kehati-hatian yang seharusnya dimiliki oleh seorang Pengawas.102 Pada ketentuan Pasal 47 disebutkan bahwa dalam hal kepailitan pengawas oleh karena kesalahan dan kelalaiannya, maka anggota pengawas secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Namun, apabila dapat membuktikannya, maka anggota pengawas tidak bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian tersebut. 101 Ibid., hlm. 19. 102Ibid. , hlm. 21.

D. Landasan Hukum Penyertaan Modal oleh Yayasan pada Perseroan