• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : TANGGUNG JAWAB YAYASAN SEBAGAI PEMEGANG

B. Tanggung Jawab Yayasan sebagai Pemegang Saham Terkait

Piercing The Corporate Veil

Ciri utama PT adalah bahwa PT merupakan subjek hukum yang berstatus badan hukum, yang pada gilirannya membawa tanggung jawab terbatas (limited liability) bagi para pemegang saham, anggota direksi, dan komisaris.137 Prinsip tanggung jawab terbatas pemegang saham ini telah diatur pada Pasal 40 KUHD yang menegaskan bahwa pemegang saham atau sero tidak bertanggung jawab lebih dari pada jumlah penuh saham-saham itu. Pada ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas ditegaskan juga tanggung jawab terbatas pemegang saham:

“Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya.” Ketentuan pada Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menggantikan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas pun tetap mengatur hlm yang sama bahwa pemegang saham bertanggung jawab hanya terbatas pada nilai sahamnya:

137

“Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimilikinya.”

Pada penjelasan ditegaskan ketentuan dalam ayat ini mempertegas ciri perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham yang dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.

Pemegang saham tidak mempunyai kepentingan dalam kekayaan PT, sehingga oleh sebab itu juga tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang PT. Makna pertanggungjawaban terbatas (limited liabilty) dalam PT ini menurut Rudhi Prasetya, bila terjadi hutang atau kerugian-kerugian, maka hutang itu akan semata-mata dibayar secukupnya dari harta kekayaan yang tersedia dalam PT. Sebaliknya mereka yang menanamkan modalnya dalam PT secara pasti tidak akan memikul kerugian hutang itu lebih dari bagian harta kekayaannya yang tertanam dalam PT.138

Persoalan pertanggungjawaban pemegang saham ini pada mulanya merupakan masalah yang kontroversial, karena ada yang berpendapat bahwa tanggung jawab pemegang saham dalam perseroan terbatas tidak boleh lebih dari nilai saham yang diambilnya, sesuai dengan pengertian kata “terbatas” dalam nama badan hukum ini. Pendapat ini sejalan dengan hakiki dari PT itu sendiri dan prinsip ini masih berlaku.139

Para pendiri atau pemegang saham memerlukan jaminan dan kepastian bahwa harta kekayaan mereka pribadi tidak akan diganggu gugat sehubungan

138

Liza Marina, Prinsip Tanggung Jawab Terbatas Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas dan Aplikasinya Terhadap Doktin Piercing the corporate veil, Diambil dari http://supremasihukumusahid.org/attachments/article/, Diakses pada hari Minggu, tanggal 09 Maret 2014.

139

dengan kegiatan usaha yang diselenggarakan atau dilaksakan oleh PT tersebut. Pada konteks yang demikian pertanggungjawaban terbatas pendiri atau pemegang saham menjadi penting artinya. Pendiri atau pemegang hanya akan menanggung kerugian yang tidak lebih dari bagian penyertaan yang telah disetujuinya untuk diambil bagian, guna penyelenggaraan dan pengelolaan jalannya perseroan dengan baik.140

Yayasan dapat berkedudukan sebagai pemegang saham dalam sebuah perseroan terbatas dengan melakukan penyertaan modal. Penyertaan modal yang dapat dilakukan oleh yayasan pada sebuah PT adalah sebanyak 25% (dua puluh lima persen) dari seluruh harta kekayaannya. Sebagai pemegang saham, yayasan diberikan bukti kepemilikan modal berupa saham yang memberikan hak-hak kepada yayasan selaku pemegang saham. Selain itu, sebagai pemegang saham, yayasan juga memiliki tanggung jawab yang terbatas sebesar setoran atas seluruh saham yang dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadi yayasan.

Pertanggungjawaban terbatas tersebut tidaklah mutlak dimana dalam keadaan tertentu tanggung jawab terbatas tersebut tidak berlaku karena ada pengecualiannya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tanggung jawab terbatas pemegang saham (juga pengurus/direksi dan komisaris) dapat menjadi tidak terbatas dalam hal-hal tertentu.141 Tanggung jawab terbatas yayasan sebagai pemegang saham dapat hapus apabila memenuhi ketentuan yang terdapat pada Pasal 3 ayat (2) UU PT yaitu :

1. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

140

Gunawan Widjaja II, Op.Cit., hlm. 65.

141Ibid

2. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung dengan itikad buruk memanfaatkan perseroan untuk kepentingan pribadi; 3. Pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan

hukum yang dilakukan oleh perseroan; atau

4. Pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang perseroan.

Ketentuan Pasal 3 ayat (2) UU PT itu merupakan penerapan prinsip

piercing the corporate veil. Dengan adanya prinsip piercing the corporate veil ini, maka tanggung jawab terbatas sebagai pemegang saham dalam PT dapat hilang/hapus. Konsekuensi hukum atas penyingkapan tabir atau tembok perlindungan itu, yang lazim disebut piercing the corporate veil atau

shefting/lifting the veil :

1. Hilang atau hapus perlindungan tanggung jawab terbatas pemegang saham yang digariskan Pasal 3 Ayat (1) UU PT.

2. Dengan sendirinya pemegang saham ikut memikul resiko bersama-sama dengan perseroan membayar utang perseroan dari harta pribadi pemegang saham yang bersangkutan.142

Hilang atau hapusnya tanggung jawab terbatas yayasan sebagai pemegang saham menyebabkan yayasan bertanggung jawab pribadi. Bertanggung jawab terhadap pihak ketiga bukan hanya oleh perseroan, melainkan juga pribadi pemegang saham tersebut. Apabila tanggung jawab terbatas itu hapus, maka

142

Benny Batara Tumpal Hutabarat, Diambil dari

http://lontar.ui.ac.id?file=digital/20170307-S57-Penerapan%20prinsip.pdf, Diakses pada hari Selasa, Tanggal 18 Februari 2014.

tanggung jawab pemegang saham tembus menjangkau harta pribadinya.143 Harta pribadi pemegang saham, baik berupa harta benda untuk disita dan dilelang, maupun harta berupa uang, digunakan untuk mengganti kerugian perseroan dan bertanggung jawab terhadap pihak ketiga yang dirugikan, maupun utang terhadap pihak ketiga. Yayasan sebagai pemegang saham akan ikut bertanggung jawab bersama perseroan apabila terpenuhi prinsip piercing the corporate veil.

Berkaitan dengan tanggung jawab yayasan sebagai pemegang saham, yang berwenang mewakili yayasan yang berkedudukan sebagai pemegang saham dalam sebuah PT adalah pengurus ataupun penyelenggara kegiatan yayasan yang ditunjuk pengurus. Dalam teori sebagaimana pada awal tulisan ini sudah diketahui bahwa badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum dengan cara dilaksanakan oleh alat perlengkapannya. Demikian pula untuk yayasan, jika yayasan sudah mempunyai status badan hukum, maka yang melaksanakan perbuatan yayasan adalah pengurusnya. Semua perbuatan pengurus yang dilakukan atas nama yayasan, merupakan perbuatan yayasan.144

Melalui pengertian badan hukum dan tanggung jawab pengurus sebagai wakil yayasan, dapat diketahui juga bahwa penyertaan modal pada sebuah badan usaha yang salah satunya adalah PT dilakukan berdasarkan persetujuan organ yayasan. Kedudukan yayasan sebagai pemegang saham dalam PT diwakilkan oleh pengurus. Segala perbuatan wakil dari badan hukum itu mengikat, seolah-olah perbuatan badan hukum itu sendiri. Organ dalam badan hukum mengikat badan hukum hanya dalam batas-batas yang ditentukan dalam anggaran dasarnya atau badan hukum terikat bila orgaan berbuat dalam batas-batas yang ditentukan oleh

143

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hlm. 76.

144

anggaran dasarnya. Persoalan-persoalan yang ada yakni apakah badan hukum dalam hal organ berbuat di luar batas wewenang itu dapat dipertanggungjawabkan atau tidak dan siapakah yang bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan organ itu, apakah secara personlijk atau tidak.145

Badan hukum itu hanya terikat dan dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan organnya, apabila suatu organ yang berkedudukan lebih tinggi menyetujui perbuatan organ tersebut yang di luar batas kekuasaannya itu. Pada pokoknya perbuatan itu :

1. Disetujui oleh organ yang lebih tinggi.

2. Kalau menguntungkan badan hukum itu, maka badan hukum itu terikat.146 Pengurus yayasan mewakili yayasan sebagai pemegang saham dalam PT dengan ikut mengawasi jalannya PT melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Pemegang saham yang melakukan itikad buruk, melakukan perbuatan melawan hukum atau memanfaatkan harta perseroan secara melawan hukum, demi hukum bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan dan kerugian perseroan terbatas.147

Pengurus dalam menjalankan tugasnya wajib dilakukan dengan itikad baik. Kewajiban tersebut dengan tegas diatur dalam Pasal 35 Ayat (2) UU Yayasan yang menyebutkan bahwa setiap anggota pengurus menjalankan tugas dengan itikad baik, dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan.148Apabila pengurus sebagai wakil yayasan menjadi pemegang saham dalam PT, maka pengurus atau penyelenggara kegiatan yayasan harus bertindak

145

Chidir Ali, Badan Hukum (Bandung : Alumni, 1991), hlm. 193.

146 Ibid., hlm. 194 147 Ibid., hlm. 67. 148Ibid ., hlm. 93.

dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Apabila terjadi piercing the corporate veil, oleh karena pengurus atau penyelenggara kegiatan yayasan menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan ketentuan anggaran dasar dan mengakibatkan kerugian yayasan atau pihak ketiga, maka pengurus bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian tersebut.

Bila yayasan mengalami kerugian yang disebabkan ultra vires (perbuatan hukum di luar cakupan maksud dan tujuan yayasan), maka anggota pengurus yang karena kesalahannya (menyebabkan atau ikut menyebabkan kerugian) bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian tersebut, baik terhadap yayasan maupun terhadap pihak ketiga.149 Yayasan juga tetap harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga, sedangkan untuk urusan ke dalam yang diderita yayasan dibebankan kepada para pribadi pengurus.150

Pengurus yayasan bertugas mengurus dan mengelola kekayaan yayasan, bertanggung jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan, serta mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Setiap orang dalam organ yayasan tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan hukum yayasan yang dilakukannya, kecuali apabila terbukti karena kelalainnya perbuatan tersebut menimbulkan kerugian bagi yayasan atau pihak ketiga. Apabila organ yayasan telah melakukan secara sah perbuatan tertentu dalam kedudukannya sebagai organ yayasan tersebut, dalam arti bukan dalam kapasitas selaku pribadi, maka organ tersebut telah melakukan tindakan untuk dan atas nama yayasan, sehingga tindakan yang demikian telah merupakan tindakan korporasi.151Apabila terpenuhinya prinsip piercing the corporate veil seperti yang terdapat dalam

149

H. P. Panggabean, Op.Cit., hlm. 9.

150

Gatot Supramono, Op.Cit., hlm. 95.

151

ketentuan Pasal 3 ayat (2) UU PT, dimana perbuatan tersebut dapat dibuktikan oleh pengurus yayasan bukan atas namanya pribadi, maka yang bertanggung jawab pribadi adalah yayasan sebagai badan hukum.

C. Akibat Hukum Pertanggungjawaban Pribadi Yayasan Terhadap