• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Output Sekolah

Dalam dokumen a2578618 4755 4061 915c 737d9cbc7457 (Halaman 43-47)

Dilihat dari sesi output, sekolah yang efektif ditandai oleh dua hal, yakni tingginya prestasi akademik dan pretasi non akademik.

Prestasi akademik (academic achievement) meliputi NEM, lomba karya ilmiah, lomba mata pelajaran (IPA, matematika, bahasa

Inggeris, isika) cara-cara berpikir (deduktif,

induktif, nalar, divergen, dsb). Sedangkan prestasi non akademik (non academic achievement) meliputi keingintahuan yang

42

www.kinerja.or.id

LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI

Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah

Berorientasi Pelayanan Publik

sayang yang tinggi terhadap sesama, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olah raga dan kesenian, kepramukaan dsb.

4.2. Proses

Dilihat dari segi proses, sekolah yang efektif ditandai oleh: (1) proses belajar mengajar (PBM) yang efektif, (2) kepemimpinan sekolah yang kuat, (3)

lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (4) pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, (5) memiliki budaya mutu, (6) memiliki team work kompak, cerdas dan dinamis, (7) memiliki kemandirian, (8) partisipasi yang tinggi dari masyarakat, (9) punya keterbukaan, (10) punya kemauan

untuk berubah (psikologis dan isik), (11)

melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan, (12) responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, (13) punya komunikasi yang baik, (14) mempunyai akuntabilitas, dan (15) memiliki serta menjaga

sustainabilitas.

Menekankan pada Tidak sekadar

• Pemberdayaan siswa

• Internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga berfungsi sebagai muatan nurani yang dihayati (ethos) dan dipraktikkan (pathos)

• Memorisasi/recall

• Penekanan pada pengiasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan (logos)

Secara rinci, aspek proses ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses belajar pembelajaran efektif, ialah proses belajar yang:

Belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

2. Kepemimpinan sekolah yang kuat, ialah yang mampu:

• Mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan sumber daya pendidikan.

• Mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap.

• Menampilkan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh untuk meningkatkan mutu.

• Memobilisasi sumber sekolah, terutama SDM untuk mencapai tujuan sekolah. 3. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib,

dengan penjelasan sebagai berikut:

• Lingkungan sekolah secara keseluruhan: Memberikan dukungan penuh terhadap peningkatan mutu.

• Lingkungan kelas: Menimbulkan fun belajar, joy full learning, friendly.

• Suasana sekolah yang menimbulkan desire of knowing, desire of learning dan desire of achievement.

4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, yang ditandai dengan:

• Punya kapabilitas yang tinggi.

• Punya motivasi yang tinggi.

• Punya komitmen tinggi.

• Memberikan layanan yang andal dan prima.

• Antara tenaga satu dengan yang lain bersinergi secara positif untuk meningkatkan mutu.

• Senantiasa memutakhirkan kemampuan dan keahliannya.

• Berani berimprovisasi dan mencobakan hal- hal baru (senang berinovasi).

5. Memiliki Budaya Mutu, dengan indikator:

• Informasi kualitas dipergunakan untuk perbaikan, bukan mengadili/mengontrol orang.

• Hasil harus diikuti dengan penghargaan.

• Kolaborasi dan sinergi, bukan sekadar kompetisi, harus menjadi basis kerja sama.

• Warga sekolah merasa aman dengan

pekerjaannya.

• Atmosir keadilan harus ditanamkan. • Imbal jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya.

• Warga sekolah merasa memiliki sekolah.

6. Sekolah memiliki team workkompak, cerdas dan dinamis.

• Team work merupakan karaktersitik MBS, karena output pendidikan merupakan kerja kolektif; bukan individual.

• Kerja sama antar fungsi dan individu harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari di sekolah.

7. Sekolah memiliki kemandirian

• Punya kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya.

• Dituntut punya kesanggupan untuk tidak bergantung kepada atasan.

• Harus punya sumber daya yang cukup dalam menjalankan tugasnya.

8. Partisipasi yang tinggi dari masyarakat.

• Makin tinggi partisipasi, makin besar rasa memilikinya.

• Makin besar rasa memilikinya, makin besar tanggungjawabnya.

• Makin besar rasa tanggungjawabnya, makin besar dedikasinya.

9. Punya keterbukaan.

• Dalam pengambilan keputusan.

• Dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.

• Dalam penggunaan uang.

• Melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol.

10. Punya kemauan untuk berubah (psikologis dan

isik).

• Perubahan dipandang menyenangkan.

• Kemapanan dipandang sebagai ancaman.

• Tapi, perubahan yang mengarah ke peningkatan.

44

www.kinerja.or.id

LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI

Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah

Berorientasi Pelayanan Publik

11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.

• Aksentuasi evaluasi tidak sekedar untuk

mengetahui seberapa kemampuan peserta didik, tetapi lebih pada pemanfaatan hasil evaluasi untuk perbaikan terus menerus.

• Perbaikan secara terus menerus harus

menjadi kebiasaan.

12. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan.

• Sekolah harus responsif terhadap aspirasi

yang muncul guna peningkatan mutu.

• Sekolah harus mampu membaca lingkungan

dan menanggapinya secara cepat dan tepat.

• Sekolah harus pro-aktif atau menjemput bola

dan mampu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi.

13. Sekolah punya komunikasi yang baik.

• Komunikasi yang baik antar warga sekolah

dan masyarakat.

• Komunikasi yang baik akan membentuk

team work yang baik, kompak dan cerdas;sehingga berbagai kegiatan bisa dilaksanakan secara merata antar warga sekolah.

15. Sekolah mempunyai akuntabilitas.

• Akuntabilitas adalah bentuk

pertanggungjawaban terhadap apa yang sudah dilaksanakan.

• Bentuk akuntabilitas: laporan prestasi

kepada pemerintah, orangtua dan masyarakat.

16. Sekolah memiliki dan menjaga sustainabilitas.

• Sustainabilitas dalam program dan

pendanaan.

• Sustainabilitas program: keberlanjutan

program yang dirintis sebelumnya, dan bahkan berkembang menjadi program- program baru yang sebelumnya belum ada.

• Sustainabilitas pendanaan: kemampuan

mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin besar jumlahnya. Sekolah mampu menggali sumber dana dari masyarakat, tidak sekadar menggantungkan dari pemerintah.

4.3. Input

Sekolah-sekolah yang efektif, lazimnya mempunyai input sebagai berikut:

1. Sekolah memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas. Kebijakan, tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada warga sekolah.

2. Sekolah mempunyai sumberdaya tersedia dan siap.Sumber daya tersebut, berupa SDM dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan).

3. Sekolah mempumnyai staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi.

4. Memiliki harapan prestasi tinggi. Kepala Sekolah, guru dan siswa punya komitmen dan motivasi kuat untuk meraih prestasi di berbagai bidang.

5. Fokus pada pelanggan (khususnya siswa). Pelanggan (terutama siswa) harus menjadi

fokus dari semua kegiatan sekolah, baik input maupun proses diarahkan ke siswa. 6. Sekolah mempunyai input manajemen

yang baik,yaitu adanya tugas yang jelas,

rencana rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan rencana, sistem pengendali mutu yang efektif.

ASPEK PROSES DAN

Dalam dokumen a2578618 4755 4061 915c 737d9cbc7457 (Halaman 43-47)