• Tidak ada hasil yang ditemukan

Padang Lamun

Dalam dokumen LAPORAN SLHD 2014 PROVINSI ACEH (Halaman 100-108)

Gambar II.13 Profil Khlorida dan Sulfat Air Sungai Kr Aceh (Agustus Oktober 2014)

E.2. Kondisi Pesisir dan Laut Aceh

E.2.2. Padang Lamun

Lamun (sea grass) adalah tumbuhan berbiji tunggal dari kelas angiospermae (tumbuhan berbunga) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut (Bengen, 2004) .Tumbuhan ini hidup di perairan dangkal agak berpasir, dan sering juga dijumpai di ekosistem terumbu karang. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun juga membentuk padang yang luas di dasar laut yang masih terjangkau oleh sinar matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhannya. Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya seperti pita dan berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar di bawah permukaan dasar laut.

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 91 Gambar II.66. Berbagai Jenis Lamun (sea grass) di Perairan Laut Dangkal

Sumber : Christian Jay Rayon Nob, BS-Marine Biology Mindanao Sate University- Naawan Campus

Padang Lamun merupakan bagian dari ekosistem pesisir yang terdapat diantara mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan sejati yang memiliki akar, buah dan daun. Umumnya ikan-ikan kecil berlindung di habitat lamun dari predator besar.

Informasi tentang distribusi dan kelimpahan lamun di Indonesia hingga saat ini masih sangat sedikit, dan demikian juga dengan Aceh. Data atau informasi yang tersedia hanyalah data kualitatif deskriptif yang menyebutkan bahwa ekosistem padang lamun dapat ditemui di perairan sekitar Pulo Aceh (Aceh Besar), Pulau Weh, Pulau Simeulue, dan Kepulauan Banyak. Jenis-jenis lamun yang dijumpai adalah Enhalus, Thalassia, Syringodium, Cymodocea, dan Thalassodendrum. Luas dan kerusakan padang lamun di Provinsi Aceh dengan tahun data 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel SD-20. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, hanya dua kabupaten di Provinsi Aceh yang mempunyai padang lamun yaitu Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Singkil. Padang lamun terluas terdapat di Simeulue dengan luas 196.83 Ha (90,28%) dan diikuti Kabupaten Singkil 21,2 Ha (9,72%). Tidak ada laporan tingkat kerusakan padang lamun di Provinsi Aceh, sehingga dapat dinyatakan kondisi padang lamun Aceh cukup terjaga.

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 92 E.2.3. Hutan Mangrove

Hutan mangrove yang sering juga disebut sebagai hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan suatu ekosistem peralihan antara darat dan laut. Terdapat di daerah tropik atau sub tropik di sepanjang pantai yang terlindung dan di muara sungai. Hutan mangrove merupakan ciri khas ekosistem daerah tropis dan sub tropis dan merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting di wilayah perairan pesisir. Menurut Supriharyono (2000), empat faktor utama yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan mangrove yaitu: (a) frekuensi arus pasang; (b) salinitas tanah; (c) air tanah; dan (d) suhu air. Keempat faktor tersebut akan menentukan dominasi jenis mangrove yang ada di tempat yang bersangkutan.

Secara ekologis hutan mangrove telah dikenal mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.

Ekosistem hutan mangrove di Provinsi Aceh luasnya mencapai 63.832,99 Ha yang banyak di wilayah pesisir timur terutama Aceh Timur, Aceh Tamiang dan Kota Langsa. Saat ini terdapat 31 jenis mangrove yang teridentifikasi di Aceh dengan kondisi rata-rata kerapatan pohon mencapai 1.811 ind/ha . Peta kerapataaan mangrove di Provinsi Aceh dapat dilihat pada Gambar II.67.

Jenis mangrove yang paling dominan ditemukan di Aceh yaitu Rhizopora apiculata. Spesies tersebut ditemukan sebanyak 31 kali dari 58 lokasi pengamatan di 14 kabupaten/kota Provinsi Aceh. Selain itu Sonneratia caseolaris dan Rhizopora mucronata adalah jenis mangrove yang juga banyak ditemukan sebarannya di Provinsi Aceh Jenis-jenis lain berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh tahun 2010, telah teridentifikasi 31 jenis mangrove yang tersebar di pesisir Provinsi Aceh. Jenis-jenis mangrove yang tersebar di 17 kabupaten/kota tersebut dapat dilihat pada Tabel II.8.

Gambar II.67. Peta Kerapatan Mangrove di Provinsi Aceh

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 93 Gambar II.68. Hamparan Pohon Mangrove di Kota Langsa

Tabel II.8 Jenis-jenis Mangrove di Provinsi Aceh

No Jenis No Jenis No Jenis

1 Aegiceras

corniculatum 12 Carbera manghas 23

Rhizophora mucronata

2 Aegiceras floridum 13 Ceriops tagal 24 Rhizophora stylosa 3 Avicennia alba 14 Dolichandrone

spathacea 25

Rizhophora apiculata

4 Avicennia marina 15 Excoecaria agallocha 26 Scaevola taccada

5 Avicennia officinalis 16 Hibiscus tiliaceus 27

Scyphiphora hydrophyllacea 6 Barringtonia asiatica 17 Lumnitzera littorea 28 Sonneratia alba 7 Bruguiera agallocha 18 Melastoma candidum 29 Sonneratia caseolaris 8 Bruguiera cylindrica 19 Nypa fruticans 30 Xylocarpus granatum 9 Bruguiera

gymnorhiza 20 Pandanus tectorius 31

Xylocarpus molluccensis

10 Bruguiera sexangula 21 Phoenix palludosa 11 Bruguira cylindrica 22 Rhizophora apiculata Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, 2010

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 94 Kabupaten Aceh Timur memiliki hutan mangrove terluas pertama di Provinsi Aceh. Vegetasi mangrove dengan kategori pohon di Kabupaten Aceh Timur tersebar di 4 kecamatan yaitu di Kecamatan Simpang Ulim, Birem Bayeun, Bekah dan Rantau Selamat. Jenis mangrove yang ditemui di Bekah ini antara lain Avicennia alba, Avicennia marina, Excoecaria agallocha, Lumnitzera littoria, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba. Jenis mangrove yang terdapat di Arakundo Kecamatan Simpang Ulim dan Bayeun Kecamatan Birem Bayeun antara lain Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Excoecaria agallocha, Rhizophora apiculata dan Xylocarpus granatum.

Kabupaten Aceh Tamiang adalah salah kabupaten pesisir yang dikenal memiliki hutan mangrove terluas kedua di Provinsi Aceh. Jenis mangrove kategori pohon di Kecamatan Seruway antara lain Aegiceras corniculatum, Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Bruguiera parviflora, Bruguiera sexangula, Excoecaria agallocha, Nypa fruticans, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris dan Xylocarpus granatum. Vegetasi mangrove di daerah Sungai Yu Kecamatan Bendahara antara lain Rhizophora apiculata, Excoecaria agalocha dan Bruguiera sexangula. Di Kecamatan Manyak Payed dapat ditemukan jenis mangrove Avicennia officinalis, Bruguiera cylindrica, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea dan Brugiera gymnorrhiza.

Vegetasi mangrove di Simelulue terdapat di beberapa tempat Mangrove di Desa Luan Balu Kecamatan Teluk Dalam adalah Rhiz. ophora apiculata dan di Desa Babang Kecamatan Simeulue Timur yaitu Rhizophora stylosa dan Carbera manghas, di Desa Sepoyan Kecamatan Simeulue Timur yang didominasi oleh Sonneratia alba sedangkan yang terdapat di Desa Batu Batu Kecamatan Simeulue adalah Sonneratia caseolaris . Vegetasi mangrove di Desa Bulu Hadek dan Luan Balu Kecamatan Teluk Dalam adalah Rhizophora apiculata dan di Desa Air Pinang Kecamatan Simeulue Timuradalah Acrostichum aureum.

Jenis mangrove yang mendominasi di Kabupaten Aceh Singkil adalah Rhizophora apiculata dan Sonneratia caseolaris. Jenis mangrove Sonneratia caseolaris terdapat di Desa Ujung Bawang Kecamatan Singkil Utara dan di Desa Pancang Dua Kecamatan Singkil Timur. Di Desa Haloban Kecamatan Pulau Banyak Barat terdapat jenis Rhizophora apiculata, Ceriops tagal, Acrostichum aureum dan Xylocarpus granatum.

Sebaran vegetasi mangrove di Kota Langsa dapat ditemukan di yaitu Kecamatan Langsa Kota dan Kecamatan Langsa Barat dengan jenis Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal dan Rhizophora apiculata

Vegetasi mangrove di Kabupaten Aceh Selatan tersebar di beberapa wilayah yaitu di Kecamatan Pasie Raja, Kluet Selatan, Trumon, Bakongan Timur dan Labuhan Haji. Mangrove jenis Sonneratia caseolaris tersebar di empat desa yaitu Ujung Padang Asahan, Pasie Lembang, Keude Trumon dan Ujung Pulo Rayeuk Kecamatan Trumon. Vegetasi jenis mangrove ikutan di Kabupaten Aceh Selatan adalah Acrostichum aureum, Acrostichum

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 95 speciosum, Melastoma candidum, Stachytarpheta jamaicensis, Pandanus tectorius, Scaevola taccada dan Barringtonia asiatica

Vegetasi mangrove di Kabupaten Aceh Barat tersebar di Kecamatan Samatiga yaitu di Desa Kuala Bubon, Gampong Teungoh dan Suak Timah. Jenis mangrove kategori pohon di Desa Gampong Teungoh tersebut antara lain Bruguiera sexangula, Rhizophora apiculata, Scaevola taccada, Xylocarpus granatum dan Scaevola taccada . Jenis mangrove di Desa Suak Timah diantaranya yaitu Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata. Vegetasi mangrove yang dijumpai di Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga adalah jenis Sonneratia caseolaris, Rhizophora apiculata, Acrostichum aureum dan Lumnitzera littorea.

Sebaran vegetasi mangrove di Kabupaten Aceh Besar terdapat di Kecamatan Mesjid Raya dan Kecamatan Leupung. Jenis mangrove pada Desa Lamreh Kecamatan Mesjid Raya antara lain Excoecaria agallocha, Rhizophora apiculata dan Nypa fructicans, sedangkan di Desa Meunasah Mesjid Kecamatan Leupung, yaitu pada spesies Sonneratia caseolaris. Jenis mangrove yang dapat dijumpai di Desa Ladong antara lain Scyphiphora hydrophyllacea, Bruguera cylindrica, Rhizophora apiculata, Avicennia officinalis dan Excoecaria agallocha.

Vegetasi mangrove di Kabupaten Pidie terdapat di dua kecamatan yaitu Kecamatan Muara Tiga dan Kecamatan Kembang Tanjong. Jenis mangrove di Desa Tari Kecamatan Kembang Tanjong antara lain Avicennia alba, Avicennia officinalis, Bruguiera agallocha, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Scyphiphora hydrophyllacea, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Xylocarpus molluccensis dan Deris trifoliate. Mangrove di Desa Laweung Kecamatan Muara Tiga yaitu jenis Avicennia officinalis, Rhizophora mucronata , Sesuvium portulacastrum dan Sonneratia alba.

Kabupaten Aceh Utara memiliki vegetasi mangrove yang tersebar di beberapa kecamatan antara lain yaitu di Kecamatan Muara Batu, Tanah Pasir, Tanah Jambo Aye dan dan Dewantara. Mangrove di Desa Mane Kecamatan Muara Batu adalah Nypa fruticans, Hibiscus tiliaceus, Nypa fruticans dan Sonneratia caseolaris. Mangrove di Desa Geukuh Kecamatan Dewantara antara lain Hibiscus tiliaceus, Sonneratia caseolaris dan Pandanus sp. Jenis mangrove yang terdapat di Desa Jambo Aye antara lain Avicennia marina, Bruguiera cylindrica, Ceriops tagal dan Rhizophora apiculata. Vegetasi mangrove di Desa Keuretoe Kecamatan Tanah Pasir dan di kecamatan Tanah Jambo Aye antara lain Acanthus ilicifolius, Poaceae, Acrostichum aureum, Avicennia alba, Avicennia marina dan Rhizophora mucronata.

Sebaran ekosistem mangrove di Kabupaten Bireuen terdapat di Kecamatan Kecamatan Jangka. Jenis mangrove kategori pohon yang ditemui di lokasi tersebut antara lain Hibiscus tiliaceus, Pandanus sp, Sonneratia caseolaris, Acanthus ilicifolius, Acrostichum aureum, Poaceae dan Rhizophora apiculata.

Kabupaten Aceh Barat Daya terdapat tiga kecamatan di wilayah pesisir yang memiliki vegetasi mangrove diantaranya Kecamatan Setia, Kuala Batee dan Manggeng. Jenis Sonneratia caseolaris terdapat di Desa Ujong Tanoh Kecamatan Setia dan Desa Sejahtera

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 96 Kecamatan Manggeng. Mangrove yang terdapat di Desa Lama Muda Kecamatan Kuala Batee adalah Rhizophora apiculata.

Kabupaten Aceh Jaya mempunyai mangrove yang terdapat di Desa Kuala Unga dan Desa Lambeso Kecamatan Jaya . Jenis mangrove yang ada adalah Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris, Sesuvium portulacastrum, Acrostichum speciosum dan Phoenix palludosa.

Sebaran ekosistem mangrove di Kabupaten Pidie Jaya terdapat di dua kecamatan yaitu di Kecamatan Meurah Dua dan Kecamatan Ulim. Jenis mangrove yang dapat dijumpai di lokasi ini antara lain Avicennia alba, Avicennia officinalis dan Nypa fruticans. Vegetasi mangrove di Kecamatan Meurah Dua yaitu jenis Sonneratia caseolaris. Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Acanthus ilicifolius, Avicennia alba dan Poaceae.

Kota Banda Aceh merupakan salah satu kabupaten/kota pesisir yang memiliki sebaran vegetasi mangrove dengan luas yang relatif kecil. Vegetasi mangrove dapat dijumpai di salah satu desanya yaitu Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala antara lain Avicennia marina, Avicennia officinalis, Rhizopora mucronata, Rhizophora Stylosa, Bruguiera gymnorrhiza, Aegiceras floridum dan Rhizophora Apiculata.

Vegetasi mangrove di Kota Sabang tersebar di beberapa desa di dua kecamatan yaitu Kecamatan Sukajaya (Desa Jaboi dan Balohan) dan Sukakarya (Desa Iboih dan Krueng Raya). Jenis vegetasi mangrove yang tersebar terdiri dari Avicennia alba, Avicennia marina, Avicennia officinalis, Bruguiera sexangula, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris.

Sebaran vegetasi mangrove di Kota Lhokseumawe terdapat di Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan Syamtalira Bayu. Jenis mangrove kategori ini yang terdapat di dua lokasi tersebut antara lain Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Avicennia marina, Bruguiera cylindrica, Avicennia officinalis, Rhizophora apiculata dan Avicennia alba.

Informasi tentang luas dan kerapatan hutan mangrove di Provinsi Aceh tahun 2014 dapat dilihat pada Buku Data Tabel SD-21. Kabupaten Aceh Timur memiliki area mangrove terluas pertama di Provinsi Aceh dengan luasan 25.437 Ha (39,85%), kemudian Kabupaten Aceh Tamiang di urutan kedua terluas dengan luas 22.677 Ha (35,52%), ketiga terluas di Kabupaten Simeulue dengan luas 3.746, 42 Ha (5,87%). Kabupaten Aceh Singkil dengan luas mangrove 3.141 Ha (4,92%) berada di urutan keempat dan Kota Langsa 2.646,1 Ha (4,14%) berada di urutan kelima. Kabupaten lainnya menyusul dengan luasan mangrove kurang dari 4% dari luasan total mangrove di Aceh.

Tidak tersedia data untuk persentasi tutupan lahan dan kerapatan mohon mangrove di Aceh. Data tersebut sebenarnya sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hayati di suatu tempat dan tingkat kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang terjadi di kawasan pesisir mangrove di Aceh umumnya disebabkan oleh alih fungsi lahan (konversi ke perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 97 dll.) dan penebangan liar untuk bahan baku arang, kayu bakar dan bahan bangunan. Untuk mengembalikan hutan mangrove ke fungsinya semula, maka perlu dilakukan konservasi di lahan-lahan yang telah mengalami kerusakan lingkungan.

Gambar II.69. Penebangan Liar Mangrove dan Dapur Arang di Kabupaten Aceh Tamiang

F. IKLIM

Provinsi Aceh memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau dan musim penghujan bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt Fergusson wilayah Aceh termasuk pada tipe iklim tropis. Berdasarkan pantauan dari 3 stasiun klimatologi yaitu stasiun Blang Bintang (Aceh Besar), Sabang, dan Meulaboh (Aceh Barat), musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari dan musim kemarau pada bulan Februari sampai Juli.

Dari ketiga stasiun klimatologi tersebut, gambaran kondisi iklim wilayah Aceh adalah sebagai berikut :

a. Stasiun Blang Bintang : curah hujan rata-rata 1.250 – 2.000 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata 13 hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 25 – 28 oC, kelembaban nisbi rata-rata 69 – 90 %, serta kecepatan angin 2,0 – 4,0 knot.

b. Stasiun Sabang : curah hujan rata-rata 2.000 – 2.500 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata 7 hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 26 – 27,5 oC, kelembaban nisbi rata-rata 73 – 86 %, serta kecepatan angin 3,0 – 11,0 knot.

c. Stasiun Meulaboh : curah hujan rata-rata 2.500 – 3.500 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata 17 hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 21 – 31 oC, kelembaban nisbi rata-rata 69 – 96 %, serta kecepatan angin 5,0 – 7,0 knot.

Berdasarkan tipe curah hujan menurut Schmidt and Fergusson (1951), Aceh yang memiliki tiga wilayah yaitu Barat, Tengah dan Timur memiliki lima tipe curah hujan yaitu A

Bab II Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecendrungan II- 98 (sangat basah), B (basah), C (agak basah), D (sedang) dan E (agak kering). Tipe A penyebarannya di Kabupaten Aceh Selatan, Sabang, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya. Tipe B penyebarannya di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Timur dan Bener Meriah, sedangkan Kabupaten Simeulue mempunyai tipe C. Kabupaten Aceh Utara memiliki tipe D dan Kota Lhokseumawe, Aceh Jaya, Aceh Singkil dan Gayo Lues memiliki tipe E. Curah hujan rata-rata bulanan dan suhu udara rata-rata bulanan di Provinsi Aceh Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel SD-22 dan Tabel SD-23 pada Buku Data SLHD Provinsi Aceh 2014.

Gambar II.70. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di Provinsi Aceh Tahun 2014

Curah hujan rata-rata bulanan di Provinsi Aceh pada Tahun 2014 berdasarkan data dari BMKG stasion meteorologi Banda Aceh disajikan pada Gambar II.70 Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November 2014 dengan jumlah 511,0 mm dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Maret 2014 dengan jumlah 7,0 mm. Dari gambar grafik diketahui penurunan jumlah curah hujan dimulai pada bulan Februari hingga bulan Juli 2014 menunjukkan proses terjadinya musim kemarau di Aceh. Curah hujan mulai naik di bulan Agustus 2014 hingga bulan Januari 2014 dan memperlihatkan berlangsungnya musim hujan di Aceh. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Maret 2014 dan puncak musim hujan terjadi pada bulan November 2014.

142,5 87,6 7,0 112,0 78,0 69,3 33,1 133,5 141,1 466,5 511,0 483,1 0 100 200 300 400 500 600

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

C U R A H H U J A N BULAN

CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN (mm)

Dalam dokumen LAPORAN SLHD 2014 PROVINSI ACEH (Halaman 100-108)