• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.11 Pandangan Informan Terhadap Pelayanan Tenaga Kesehatan

Pandangan informan terhadap pelayanan tenaga kesehatan, adalah pandangan tentang pelayanan yang diberikan petugas (dokter, paramedis dan pegawai administrasi) yang bekerja di Puskesmas Kota Rantauprapat meliputi sikap, perbuatan, komunikasi, keahlian/ kemampuan, kecepatan dan kecekatan dalam memberikan pelayanan yang dapat berpengaruh terhadap permintaan pelayanan kesehatan di Puskesmas tersebut, dapat dilihat pada uraian Tabel 4.18 berikut ini.

Tabel. 4.18 Pandangan Informan tentang Pelayanan Tenaga Kesehatan No Informan Pandangan Terhadap Pelayanan Tenaga Kesehatan

1. Ketua PMI Pelayanan petugas belum maksimal dari segi keramahan. Mereka melaksanakan tugas,

seadanya, tidak menarik perhatian masyarakat untuk berobat. Pelayanan dokter juga sama. Jam kerja, belum tepat waktu, sering kecewa, waktu berobat tidak ada dokter.

2. Ketua Dewan Pendidikan

Pelayanan petugas, belum menjangkau mayarakat menengah keatas, masih jauh dibanding praktek dokter/RS. Pelayanan dokter juga hampir sama. Puskesmas dibuka jam 10 ditutup jam 2, paramedis lebih banyak ngobrol. Kalau terjadi kecelakaan di depan Puskesmas, larinya bukan ke Puskesmas tapi ke tempat lain. Disiplin kurang, jam 3 orang sudah tidak ada, dokternya entah udah kemana, masuknya juga terlambat. Tidak mempunyai jiwa kewirausahaan dalam menarik simpati pasien. Mentalitas ambtenar, kalau ada kerjaan dikerjakan, kalau tidak lebih bagus. Kalau bisa dihindarkan, banyak kerjaan, merepotkan. Pelayananan terkesan seadanya. Hal itu tercermin dari mainstreamnya. Paradigma petugas menyatakan bahwa mereka pelayanan terdepan masyarakat kecil. Sehingga jiwa kewirausahaannya, mati. Mereka hanya mengharap kucuran dana untuk disampaikan 3. Ketua

PSMTI

Pelayanan petugas sudah cukup bagus. Cuma tampaknya kurang promosi sehingga masyarakat belum tahu ada layanan yang begitu baik.

4. Wartawan, Pelayanan petugas, jauh dari standard. Waktu antri, lama. Disiplin kurang. Soal bahasa,

pasien butuh ucapan yang menyenangkan. Baru 50% perawat dan tenaga honor yang melayani dengan baik. Masih ada yang belum menyadari kalau dirinya pelayan. Senyumnya, jauh dari yang diharapkan, kurang ramah. Dokter, harusnya masuk jam 8 pagi kenyataannya jam 9, bahkan setengah 11. Ini mengganggu pelayanan. Masyarakat berobat, yang pertama ditanya ada dokter apa tidak. Selama ini 50 % yang berobat tidak bertemu dokter. Pelayanan kurang, karena tidak konsultasi langsung dengan dokter.

5. Aktivis LSM,

Petugasnya sangat respons. Keramahannya sudah baik. Dokternyapun bagus, semua orang diperlakukan dengan baik. Puskesmas itu, pelayanan orang sakit yang secara psikologis, butuh diperhatikan. Dia dalam keadaan susah karena sakit, keluarganya terbebani. Jadi perlu ditingkatkan keramahtamahan.

6. Aktivis Perempuan

Pelayanan administrasi, kurang, mau ambil rujukan nunggu 2 jam baru siap. Harusnya, 15 menit. Petugasnya belum datang. Informasi tidak jelas dan tidak tertulis sehingga seperti di bola-bola. Pelayanan Dokter juga kurang baik, datangnya lama. Menunggu sampai 2 jam Kadang jam 10.00, dokter belum datang. Biasanya dokter datang jam 11 an. Harusnya jam 8.00. Jadi pelayanan mulai setengah sebelas setelah dokter datang. Pelayanan petugas kepada masyarakat kurang baik. Apalagi ASKESKIN, dibentak-bentak. Tidak layak dan tidak adil, mereka butuh juga dilayani dengan baik. Pelayanannya, tidak profesional. Tidak ramah, informasi tidak jelas.

7. Ulama Pelayanan petugas bagus. Tapi tidak tahu persis bagaimana dengan orang lain. Karena yang

dijumpai itu, jamaah pengajian, kenal baik. Pelayanan dokter, tidak ada masalah.

8. Pendeta Petugas Puskesmas ramah dan pelayanannya lumayan bagus. Kalau Puskesmas ini

disosialisasikan kemasyarakat akan lebih bagus. Yang menangani biasanya perawat. Masyarakat kurang yakin, karena tidak ditangani dokter.

9. Seniman, Pelayanan cukup baik untuk masyarakat menengah kebawah. Untuk menengah ke atas,

akan banyak mendapat komplein. Masyarakat yang datang, menginginkan diperiksa dokter. Tapi, beberapa kali ke puskesmas, yang memeriksa bukan dokter, tapi perawat, yang menulis resep juga perawat, padahal disitu ada dokter ditempatkan. Dari segi komunikasi, senyum atau sikap perawat, ada yang bagus ada yang galak. Seharusnya bagus semua.

Dari 9 orang informan, 5 orang (55,6 %) mengatakan bahwa pelayanan petugas belum maksimal, jauh dari standard dan kurang profesional. Dari segi keramahan, sebagian bagus, sebagian lagi, belum. Senyumnya, masih jauh dari yang diharapkan.

Pelayanan terkesan seadanya, hanya untuk melepas rodi, tanpa bisa menarik masyarakat untuk berobat. Mentalitasnya mentalitas ambtenar yang kalau tidak ada pekerjaan, lebih bagus. Banyak pekerjaan, akan merepotkan. Hal itu tercermin dari mainstreamnya, dimana paradigma petugas menyatakan bahwa puskesmas merupakan pelayanan masyarakat kecil. Sehingga jiwa kewirausahaannya mati, hanya mengharap kucuran dana untuk disampaikan ke bawah.

Dibanding praktek dokter atau rumah sakit, pelayanan masih jauh dan belum menjangkau mayarakat menengah keatas. Dengan pelayanan seperti itu, akan banyak mendapat komplain.

Pelayanan administrasi dinilai kurang baik. Waktu tunggu untuk ambil rujukan, sekitar 2 jam, seharusnya 15 menit. Hal ini karena petugasnya terlambat datang serta informasi tidak jelas dan tidak tertulis.

Pelayanan Askeskin kurang baik, sering dibentak dan diperlakukan tidak layak.

Dari 9 informan, 6 orang (66,7 %) mengatakan pelayanan dokter belum seperti yang diharapkan. Dokter tidak menarik perhatian pasien supaya enak berobat, sering terlambat, harusnya masuk jam 8, kenyataannya jam 9 bahkan lebih, baru datang. Masyarakat berharap dilayani dan bertemu dengan dokter, tapi 50 % yang

berobat tidak pernah bertemu dokter. Pelayanan kurang baik, karena tidak dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai penyakitnya. Pemeriksaan dilakukan perawat, termasuk menulis resep untuk mengambil obat di apotik atau di Puskesmas. Akibatnya masyarakat kurang yakin.

Dari segi disiplin, juga masih perlu ditingkatkan. Jam kerja menurut 4 orang (44,4 %) informan, belum tepat waktu. Puskesmas dibuka jam 10.00 ditutup jam 14.00. Dokternya pulang duluan, sementara masuknya terlambat. Disiplin paramedisnya, kurang. Masih banyak menggunakan waktu untuk ngobrol, sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama.

Dari segi kepercayaan terhadap puskesmas, seluruh informan menilai kurang, 1 orang informan, mengatakan bahwa pelayanan puskesmas sangat tidak dipercaya dan kalau terjadi kecelakaan di depan Puskesmas, korban akan dibawa ke tempat lain.

Pandangan informan terhadap pelayanan tenaga kesehatan, 5 orang (55,6 %) menyatakan pelayanan petugas kesehatan, dengan kategori tidak baik. Pelayanan dokter dinilai 6 orang (66,7 %) informan, dengan kategori tidak baik.