• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal KUHP yang terkait dengan Kepailitan

Materi VI – Peran Hakim Pengawas dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

D. Pasal KUHP yang terkait dengan Kepailitan

Terdapat beberapa ketentuan pidana yang terkait dengan kepailitan sebagaimana diatur dalam Pasal 226, Pasal 231, Pasal 396 s/d Pasal 402 KUHP, dimana penyelidik dan penyidik POLRI memiliki peranan dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan atas tindak pidana tersebut. Semua unsur pasal tersebut diatas dapat dipersangkakan apabila sudah ada putusan pailit. Beberapa tindak pidana terkait dengan Kepailitan tersebut meliputi sebagai berikut:

1. Debitor pailit dengan sengaja tidak hadir dengan alasan yang sah atau tidak mau memberikan keterangan atau memberikan keterangan yang salah, sebagaimana diatur dalam Pasal 226 KUHP. Apabila pasal ini terpenuhi, maka penyidik POLRI dapat dimintakan bantuannya untuk menghadirkan debitor secara paksa di muka pengadilan atau melakukan penyidikan terhadap debitor atas tindak pidana memberikan keterangan yang salah dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

2. Dengan sengaja menarik, menyembunyikan, membinasakan, menghancurkan,

merusak, membuat tidak dapat dipakai barang yang telah disita menurut perundang-undangan (Pasal 231 KUHP). POLRI berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan atas tindak pidana tersebut dimana ancamannya adalah pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun. Apabila tindak pidana tersebut dilakukan karena kealpaan penyimpan barang, maka ancamannya adalah pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda.

3. Perbuatan-perbuatan yang merugikan kreditor atau orang yang berhak sebagaimana diatur dalam Pasal 396 s/d Pasal 402 KUHP yaitu:

a. bila debitor dalam pailit memiliki pengeluaran melewati batas, meminjam uang dengan syarat-syarat yang memberatkan dengan maksud untuk menangguhkan kepailitan sedang si debitor mengetahui bahwa pinjaman tersebut tidak dapat mencegah kepailitan;

b. untuk mengurangi hak kreditor secara curang, debitor dalam pailit membuat pengeluaran fiktif atau tidak membukukan pendapatan atau menarik barang dari boedel, dan dengan suatu cara menguntungkan salah satu kreditor;

c. pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai Indonesia atau koperasi dalam pailit turut membantu untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasar yang menyebabkan kerugian besar; dengan maksud menangguhkan kepailitan atau penyelesaian pembayaran, turut membantu atau mengizinkan melakukan perjanjian utang dengan syarat-syarat yang memberatkan;

d. pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai Indonesia atau koperasi dalam pailit mengurangi secara curang hak-hak kreditor untuk membuat pengeluaran fiktif atau tidak membukukan pendapatan; telah melakukan pemindahtanganan barang secara cuma-cuma atau dibawah harga atau dengan suatu cara menguntungkan salah seorang kreditor pada waktu kepailitan atau penyelesaian;

e. setiap orang melakukan penipuan untuk mengurangi hak-hak kreditor dalam hal pelepasan boedel pailit, kepailitan atau penyelesaian; atau menarik barang dari boedel pailit atau menerima pembayaran baik dari piutang yang belum dapat ditagih maupun yang sudah dapat ditagih;

f. kreditor menyetujui tawaran persetujuan di muka pengadilan karena telah ada persetujuan dengan kreditor atau pihak ketiga dengan ketuntungan istimewa bagi kreditor;

g. setiap orang melakukan kecurangan mengurangi hak-hak kreditor dengan membuat pengakuan atas pengeluaran fiktif atau menyembunyikan pendapatan atau menarik barang dari boedel pailit atau telah memindahtangankan barang secara cuma-cuma atau jelas dibawah harga;

Adapun isi dari pasal-pasal KUHP tentang tindak pidana terkait dengan Kepailitan adalah sebagai berikut:

• Pasal 226 KUHP

Barangsiapa dinyatakan pailit atau dalam keadaan tidak mampu membayar utangnya atau sebagai suami/istri orang yang pailit dalam perkawinan dengan persatuan harta kekayaaan atau sebagai pengurus atau komisaris suatu perseroan, perkumpulan atau yayasan yang dinyatakan pailit, dan dipanggil menurut ketentuan undang-undang tidak memberi keterangan, dengan sengaja tidak hadir tanpa alasan yang sah, atau enggan memberi keterangan yang diminta ataupun dengan sengaja memberi keterangan yang salah, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan.

• Pasal 231 KUHP

1) Barangsiapa dengan sengaja menarik suatu barang yang disita berdasarkan ketentuan undang-undang atau dititipkan atas perintah hakim, atau menyembunyikan barang itu, padahal ia tahu bahwa barang itu ditarik dari sitaan atau simpanan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

2) Diancam dengan pidana yang sama barangsiapa dengan sengaja menghancurkan, merusak atau membuat tak dapat dipakai barang yang disita berdasarkan ketentuan undang-undang.

3) Penyimpan barang yang dengan sengaja melakukan atau membiarkan dilakukan salah satu kejahatan itu, atau membantu pelaku dalam perbuatan itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.

4) Bila salah satu perbuatan dilakukan karena kealpaan penyimpan barang, maka ia diancam dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau pidana denda paling banyak seribu delapan ratus rupiah.

• Pasal 396 s/d 402 KUHP

Pasal 396

Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau yang diizinkan melepaskan budel oleh pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan:

1. bila pengeluarannya melewati batas;

2. bila yang bersangkutan dengan maksud untuk menangguhkan kepailitannya telah meminjam uang dengan syarat-syarat yang memberatkan, padahal dia tahu bahwa pinjaman itu tidak dapat mencegah kepailitan;

3. bila dia tidak dapat memperlihatkan dalam keadaan tidak dapat diubah buku-buku dan surat-surat untuk catatan menurut Pasal 6 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan tulisan-tulisan yang harus disimpannya menurut pasal itu.

Pasal 397

Seorang pengusaha yang dinyatakan dalam keadaan pailit atau diizinkan melepaskan budel oleh pengadilan, diancam karena merugikan pemiutang secara curang bila yang bersangkutan untuk mengurangi hak pemiutang dengan cara curang:

1. membuat pengeluaran yang tidak ada, atau tidak membukukan pendapatan, atau menarik barang sesuatu dari budel;

2. telah memindahtangankan barang sesuatu dengan cara cuma-cuma atau jelas di bawah harganya;

3. dengan suatu cara menguntungkan salah seorang pemiutang pada waktu ia pailit atau pada saat dia tahu bahwa kepailitan tak dapat dicegah lagi;

4. tidak memenuhi kewajibannya untuk membuat catatan menurut pasal 6 alinea pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang atau untuk menyimpan dan memperlihatkan buku-buku, surat-surat, dan tulisan-tulisan seperti tersebut dalam alinea ketiga pasal tersebut.

Pasal 398

Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang dinyatakan pailit atau yang penyelesaiannya oleh pengadilan telah diperintahkan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan: 1. bila yang bersangkutan turut membantu atau mengizinkan untuk melakukan

perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasar, yang menyebabkan seluruh atau sebagaian besar dari kerugian yang diderita oleh perseroan, maskapai atau perkumpulan;

2. bila yang bersangkutan dengan maksud untuk menangguhkan kepailitan atau penyelesaian perseroan, maskapai atau perkumpulan, turut membantu atau mengizinkan peminjaman uang dengan syarat-syarat yang memberatkan, padahal dia tahu bahwa kepailitan atau penyelesaiannya tidak dapat dicegah lagi;

3. bila yang bersangkutan dapat dipersalahkan tidak memenuhi kewajiban seperti tersebut dalam Pasal 6 alinea pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Pasal 27 ayat (1) Ordonansi tentang Maskapai Andil Indonesia, atau bahwa buku-buku dan surat-surat yang memuat catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang disimpan menurut pasal tadi, tidak dapat diperlihatkan dalam keadaan tak diubah.”

Pasal 399

Seorang pengurus atau komisaris perseroan terbatas, maskapai andil Indonesia atau perkumpulan koperasi yang dinyatakan pailit atau yang penyelesaiannya oleh pengadilan telah diperintahkan, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, bila yang bersangkutan mengurangi secara curang hak-hak pemiutang pada perseroan, maskapai atau perkumpulan untuk:

1. membuat pengeluaran yang tidak ada, atau tidak membukukan pendapatan atau menarik barang sesuatu dari budel;

2. telah memindahtangankan barang sesuatu dengan cuma-cuma atau jelas di bawah harganya;

3. dengan suatu cara menguntungkan salah seorang pemiutang pada waktu kepailitan atau penyelesaian, ataupun pada saat dia tahu bahwa kepailitan atau penyelesaian tadi tak dapat ditagih lagi;

4. tidak memenuhi kewajibannya untuk membuat catatan menurut Pasal 6 alinea pertama Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Pasal 27 ayat (1) Ordonansi tentang Maskapai Andil Indonesia, dan tentang menyimpan dan memperlihatkan buku-buku, surat-surat dan tulisan-tulisan menurut pasal-pasal itu.”

Pasal 400

Diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan, barang siapa yang untuk mengurangi dengan penipuan hak-hak pemiutang:

1. dalam hal pelepasan budel, kepailitan atau penyelesaian, atau pada waktu diketahui akan terjadi salah satu diantaranya dan kemudian benar-benar terjadi pelepasan budel,