• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

Materi VI – Peran Hakim Pengawas dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

B. Proses Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

Hakikat kepailitan adalah sita umum yang meliputi seluruh kekayaan milik debitor pailit, termasuk dalam pengertian ini kekayaan yang diperoleh debitor selama berlangsungnya kepailitan. Oleh sebab itu setelah putusan pernyataan pailit dijatuhkan, maka si pailit langsung kehilangan hak untuk melakukan pengurusan dan penguasaan atas harta kekayaan debitor pailit? Dalam hubungan ini, oleh karena segenap harta kekayaan si pailit menjadi boedel pailit maka kurator yang ditunjuk dalam putusan pernyataan pailit tersebut segera melakukan pengurusan dan penguasaan boedel pailit di bawah pengawasan hakim pengawas. Sesuai dengan sifat pembawaan putusan pernyataan pailit yang dapat dijalankan terlebih dahulu, maka dalam kaitannya dengan tugas seorang kurator untuk melakukan pengurusan dan pemberesan atas boedel pailit, tugas dan wewenang tersebut dijalankannya betapapun termohon mengajukan upaya hukum kasasi maupun peninjauan kembali.

Aktifitas apakah yang dilakukan kurator dalam kaitannya dengan pengurusan boedel pailit? Pengurusan itu meliputi menginventarisasi, menjaga dan memelihara agar harta pailit tidak berkurang dalam tataran:

1. jumlah; 2. nilai; dan

3. bahkan jika memungkinkan diupayakan untuk bertambah dalam jumlah dan nilainya. Dari uraian tersebut diperoleh pemahaman bahwa demikian besarnya wewenang kurator terhadap harta benda pailit. Oleh sebab itu, dituntut bagi seorang kurator untuk bersikap independen, pada dirinya tidak boleh ada conflict of human interest. Dalam hubungannya dengan kewenangan yang demikian besar tersebut, kurator senantiasa harus mempertanggungjawabkan atas segala apa yang telah dilakukannya atas harta benda pailit, sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 72 UUK dan PKPU bahwa kurator bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan tugas pengurusan dan/atau pemberesan yang menyebabkan kerugian terhadap harta pailit. Ketentuan tersebut merupakan landasan hukum (bagi hakim pengawas) untuk mengawasi tindakan hukum kurator.

Demikian besarnya tanggung jawab seorang kurator atas tindakan hukum yang berkaitan dengan pengurusan dan pemberesan harta pailit, namun dalam hubungan ini Jerry Hoff menguraikan pendapatnya dalam buku yang berjudul “Indonesian Bankruptcy Law” sebagai berikut:

In My opinion, this article does not create a stricter liability than would arise under the applicable rules for tort (article 1365 CC). A receiver may be held liable if he has committed a tort. Any degree of faulth is sufficient to create liability. The acts of the receiver will presumably be compared with the acts a reasonably competent receiver. It maybe argued, however, that the liability of a reciever must to be judged by a higher standard if he has more than average expertise or experience.

Lebih lanjut Hoff menguraikan pandangannya tentang tanggungjawab kurator dalam dua bingkai yang berbeda, ialah sebagai kurator pada satu sisi dan tanggungjawab pribadi pada sisi yang lain selengkapnya sebagai berikut ini:

Liability of the reciever in its capacity as a reciever :

In this case, the bankrutpcy estate, and not the receiver personally, must pay for the damages. The claimant has a claim on the bankruptcy estate, and his claim is an estate debt. Examples, the receiver forgets to include one of the creditors in the distribution plan, the receiver sells the

debtor’s assets which are not included in the bankrutpcy estate, the receiver sells the assets for third party, the receiver tries to collect a claim of the bankrupt debtor, attaches the property of this debtor to the end, and it is subsequently proven that debtor’s claim is false, the receiver continues a business without due consideration or research, the receiver enter into a contract while he knows or should know that the consideration due cannot be met, the receiver fails to dispute a claim or to limit liabilities, for example, by lodging an appeal against a tax assessment, the receiver does not inform a creditor of its statutory priority right when he should suspect that a creditor is ignorant of that right, that receiver brings civil proceeding and incurs irrecoverable legal cost while there is no reasonable chance of success.

Personal liability of receiver:

In this case the receiver is personally laible; he has to pay for the damages himself. The liability may occur, for example, if the receiver embezzled the property of the bankruptcy estate. In Netherlands, the personal liability of receiver will be established if the receiver intentionally acted recklessly or if there was a willfull misconduct on his part (Jerry Holf, 1999: 70-71).

Dalam hubungannya dengan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, kurator menyusun working paper, sebagai pengejawantahan akuntabilitas atas tugasnya. Apakah yang dimaksudkan dengan working paper tersebut? Pada galibnya, ia merupakan kumpulan setiap dan seluruh dokumentasi yang diselenggarakan oleh kurator atau pengurus beserta kompilasi segala data atau informasi yang berhubungan dengan penugasan dalam kepailitan. Working paper bersifat rahasia, terkecuali dokumen di dalamnya yang dinyatakan oleh undang-undang sebagaai dokumen publik. Working paper berfungsi untuk membantu kurator agar dapat bekerja secara terstruktur dan efisien, dan pula mempermudah akuntabilitas atau pertanggungjawaban kurator atas pelaksanaan tugasnya.

Hal apa sajakah yang dimuat dalam working paper? Ternyata, working paper memuat hal-hal sebagai berikut:

1. dokumentasi administratif yang menjadi dasar penugasan;

2. rencana kerja yang dipersiapkan oleh kurator pada awal penugasan; 3. korespondensi dengan para pihak yang terkait dalam proses kepailitan;

4. dokumentasi (termasuk dokumentasi pendukung) yang berhubungan dengan harta pailit atau kewajiban harta pailit, termasuk namun tidak terbatas pada catatan atau uraian atas harta pailit atau pertelaannya;

5. catatan hal-hal yang dianggap penting oleh kurator dalam menjalankan tugasnya; 6. minuta rapat-rapat yang diselenggarakan sehubungan dengan penugasan,

termasuk namun tidak terbatas pada rapat kreditor dan konsultasi kurator dengan hakim pengawas;

7. kesimpulan-kesimpulan, analisis, memorandum, dan representasi yang dibuat kurator selama penugasan; dan

8. laporan-laporan kurator sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Kepailitan. Hal apa sajakah yang harus dilakukan oleh kurator dalam hubungannya dengan tugas melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit? Langkah pertama yang harus dilakukan oleh kurator setelah adanya putusan pernyataan pailit dalam hubungannnya dengan proses pengurusan dan penguasaan harta pailit adalah mengumumkan putusan tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut kurator berkonsultasi dengan Hakim Pengawas guna membicarakan media apa yang akan dipergunakan untuk mengumumkan. Sebagaimana dipahami bersama bahwa ketentuan undang-undang mengatur:

1. dalam waktu paling lama 5 (lima) hari sejak putusan pernyataan pailit ditetapkan kurator mengumumkan putusan tersebut dalam Berita Negara RI dan 2 (dua) surat kabar harian yang ditetapkan oleh hakim pengawas;

2. pengurus wajib mengumumkan penundaan kewajiban pembayaran utang sementara dalam Berita Negara RI dan surat kabar harian yang ditetapkan oleh Hakim Pengawas.

Dari ketentuan tersebut diperoleh pemahaman bahwa ketentuan undang-undang mengamanatkan kepada Hakim Pengawas untuk memerintahkan kurator (dalam kepailitan) ataupun pengurus (dalam PKPU), untuk mengumumkan pernyataan pailit atau PKPU tersebut. Dalam konteks ini adalah merupakan titik awal hubungan kerja antara seorang Hakim Pengawas dengan seorang atau lebih kurator ataupun pengurus. Jalinan hubungan kerja tersebut seyogyanya senantiasa dijaga dan dipelihara dengan baik, sebab Hakim Pengawas dengan kurator/pengurus merupakan dua aktor yang nantinya menentukan arah penyelesaian kepailitan (ataupun PKPU) dalam hubungannya dengan mengurus kepentingan para kreditor dan debitor.

Materi apakah yang diumumkan oleh kurator? Pengumuman tersebut meliputi penetapan hari dan tanggal serta tempat diselenggarakannya rapat kreditor pertama, pun pula tentang deadline (batas waktu) pengajuan tagihan oleh para kreditor kepada kurator.

Sesungguhnya perintah melakukan pengumuman atas putusan pernyataan pailit tersebut mengandung makna agar para kreditor mengetahui bahwa debitor dinyatakan pailit, lebih-lebih bagi debitor yang memiliki banyak kreditor yang masing-masing domisilinya tersebar diberbagai tempat yang saling berjauhan. Dalam kondisi demikian, pengumuman kepailitan melalui media surat kabar harian memiliki makna strategis, lebih-lebih surat kabar yang jangkauan edarnya luas secara nasional bahkan regional. Adalah hal tidak mungkin terjadi, debitor memberitahukan statusnya yang pailit kepada para kreditornya.

Apakah arti pentingnya pengumuman tentang kepailitan tersebut bagi para kreditor? Dengan mengetahui bahwa debitor dinyatakan dalam keadaan pailit, maka para kreditor mempunyai hak dan pula kesempatan yang cukup untuk mengajukan tagihannya serta melakukan verifikasi utang. Tanpa melalui proses pengajuan tagihan dan verifikasi utang, sudah barang tentu kreditor tersebut tidak tercatat sebagai kreditor pailit, yang konsekuensi hukumnya ia tidak akan mendapatkan pembagian harta pailit untuk perluasan piutangnya. Hal yang dimuat dalam pengumuman tersebut adalah meliputi:

1. nama, alamat, dan pekerjaan debitor yang dinyatakan pailit; 2. nama hakim pengawas;

3. nama, alamat dan pekerjaan kurator;

4. nama, alamat dan pekrejaan panitia kreditor sementara apabila ditunjuk; dan 5. tempat serta waktu penyelenggaraan rapat kreditor pertama.

Berkaitan dengan rapat kreditor pertama, hal tersebut harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari terhitung semenjak putusan pernyataan pailit ditetapkan. Tempat penyelenggaraan rapat-rapat kreditor biasanya di gedung Pengadilan Niaga setempat.

Tugas dan tanggung jawab kurator tidak ringan. Ia harus bertanggung jawab terhadap keselamatan harta pailit. Dalam hubungannya dengan menjaga keselamatan harta pailit, kurator segera menentukan langkah pengamanan atas keselamatan harta pailit, misalnya menyimpan segala surat-surat berharga, uang, perhiasan atau barang-barang berharga lainnya. Itu sebabnya, dengan persetujuan hakim pengawas kurator dapat melakukan penyegelan terhadap harta pailit. Selain itu, ia atas dasar persetujuan hakim pengawas dimungkinkan pula untuk mengalihkan harta pailit, dengan catatan sepanjang hal tersebut diperlukan untuk ongkos pailit, atau jika dibiarkan maka akan menimbulkan kerugian bagi harta pailit.