• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PENELITIAN

3. Pekerjaan Masyarakat Nagari Kinali

Masyarakat Nagari Kinali memiliki Pekerjaan yang berbeda- beda, namun kondisi alam yang memungkinkan membuat masyarakat Nagari Kinali berprofesi sebagai petani. Disamping itu masyarakat Nagari Kinali juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang diantaranya ada yang pedagang sembako, pedagang cabe, pedagang bawang, pedagang sayuran, pedagang pakaian, pedagang aksesoris, pedagang tas, pedagang buku, pedagang makanan, pedagang minuman, pedagang rempah- rempah, pedagang obat- obatan, dan lain sebagainya.

Jenis pekerjaan masyarakat Nagari Kinali meliputi:

Jenis Pekerjaan Laki- laki Perempuan

Petani 1838 Orang 1663 Orang

Pedagang 430 Orang 521 Orang

Peternak 1.205 Orang 871 Orang

Karyawan swasta 1.402 Orang 1.100Orang

Sumber: Pihak Pengelola Pasar Tradisional Nagari Kinali.75 4. Tujuan Pasar Kinali

Pasar bagi masyarakat Kinali merupakan salah satu sarana sosial yang dianggap sangat penting, karena pasar merupakan tempat sebagian besar penjualan hasil panen produk pertanian dan perkebunan masyarakat Nagari Kinali, dari hasil jual di pasar masyarakat dapat memperoleh bahan- bahan

75Wawancara dengan Bapak Ebos, Selaku Salah Satu Pihak Pengelola Pasar Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 11 Juli 2021

konsumsi untuk kebutuhan sehari- hari. Pasar kinali ini juga bertujuan untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kecamatan Kinali ini.76

B. Praktek Ikhtikar Serta Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasinya Di Pasar Tradisional Nagari Kinali

Dalam Praktek Ikhtikar Serta Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasinya Di Pasar Tradisional Nagari Kinali ini ada beberapa hal yang harus di perhatikan diantaranya Penyebab praktek Ikhtikar, dampak yang ditimbulkan oleh Ikhtikar serta kebijakan pemerintah dalam mengatasinya.

1. Praktek Ikhtikar yang dilakukan para Pedagang

Ikhtikar atau penimbunan barang adalah membeli sesuatu dalam jumlah besar, agar barang tersebut berkurang di pasar sehingga harganya (barang yang ditimbun tersebut) menjadi naik dan pada waktu harga naik baru kemudian di lepas (dijual) ke pasar, sehingga mendapatkanya keuntungan yang berlipat ganda.77

Pada saat pandemi Covid-19 terjadi ini, memberikan dampak yang luar biasa bagi perekonomian negara terutama negara Indonesia. Pada Maret 2020 ini pemerintah memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan secara drastis diantaranya gula, bawang, telur, daging, dan bahan pokoknya. Bahwa berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan maka disini akan dijelaskan tentang bagaimana praktek Ikhtikar yang dilakukan oleh para pedagang bawang di pasar tradisional Nagari Kinali ini.

76Wawancara dengan Bapak Ebos, Selaku Salah Satu Pihak Pengelola Pasar Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 11 Juli 2021

77Chairuman Pasaribu dan Sahrawardi K. Lubis, Hukuman Perjanjian Islam, (Jakarta:

Sinar Grafika) hal 47

55

Kondisi perekonomian masyarakat Nagari Kinali pada umumnya bergantung pada sektor ekonomi pertanian dan perkebunan. Dari beberapa macam hasil pertanian tersebut masyarakat menjualnya ke pasar- pasar tradisional yang ada Nagari Kinali. Hasil panen masyarakat tersebut berupa kelapa sawit, jagung, padi, kedelai, singkong, cabe, kakao, kelapa, kacang- kacangan, serta bawang. Namun, dari beberapa hasil pertanian berupa bahan pokok kebutuhan masyarakat tersebut belum lah mencukupi kebutuhan pangan atau untuk barang dagang bagi masyarakat Nagari Kinali sehingga karena permasalahan tersebut masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang masih membutuhkan kebutuhan pokok tersebut dari luar daerah Nagari Kinali.

Berdasarkan hal tersebut, karena kondisi masyarakat yang masih membutuhkan pasokan barang dari luar hal ini juga menimbulkan seringnya kelangkaan barang terjadi di pasar Nagari Kinali ini. Dari permasalahan yang terjadi dimasyarakat ditambah lagi ketika terjadinya pandemi Covid-19 pada saat ini menimbulkan berbagai permasalahan baru yang ada di Nagari Kinali ini. Dari terjadinya Covid-19 ini sampai pada diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) oleh pemerintah membuat pendistirbusian barang dagang dari luar daerah menjadi terhambat sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh para pedagang yang tujuan mereka nantinya agar tetap bisa berjualan sehingga para pedagang melakukan penyimpanan barang dagangan yang mereka beli kepada distributor luar daerah.

Kondisi yang terjadi pada saat ini membuat stok barang menipis dipasaran sehingga mengakibatkan harga barang tersebut mengalami kenaikan secara

drastis, barang yang kualitasnya tidak bagus sekalipun memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Dampak dari penimbunan barang ini adalah mengakibatkan kurang terpenuhinya salah satu kebutuhan pokok masyarakat, kenaikan harga yang tinggi membuat masyarakat merasa kesulitan dan tersiksa dalam pembelian kebutuhan pokok terlebih lagi ini sangat berdampak pada masyarakat kurang mampu.

Peneliti melakukan wawancara kepada para pedagang di Pasar tradisional yaitu Bapak Surya Tanjung yang beralamat di Panco Nagari Kinali : “saya menyimpan bawang hal ini dilakukan dikarenakan pasokan bawang dari luar tidak bisa masuk, adapun bawang dari daerah yaitu solok bisa masuk tetapi membawa bawang tidak banyak seperti biasanya. Sehingga hal ini membuat saya nantinya tidak bisa berjualan lagi akibanya saya mengambil atau membeli bawang tersebut dengan jumlah yang banyak. Dan ketika mengetahui kondisi di pasaran sedang mengalami kenaikan harga bawang, saya mengeluarkan bawang tersebut sedikit demi sedikit untuk dijual ke pasar. Bawang yang saya simpan tersebut ini bertahan selama 1 bulan dengan memperhatikan kondisi dan suhu ruangan yang harus tetap terjaga dan kering. Jika kondisi ruangan lembab atau basah bawang bisa menjadi cepat busuk. Dan jika bawang ini lebih dari 1 bulan maka kualitas bawang ini akan berkurang atau menyusut sehingga timbangan menjadi ringan.

Namun, bagusnya hal ini meski kondisi bawang kualitasnya kurang baik saya tetap mendapatkan keuntungan dikarenakan masyarakat sangat membutuhkan bawang tesebut sehingga bawang tersebut tetap habis terjual.78

78Wawancara dengan Bapak Surya Tanjung, Selaku Pedagang Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

57

Wawancara selanjutnya, Bapak Ari Anggara yang beralamat di Tampuruang Nagari Kinali : “saya menyimpan bawang itu agar saya tidak kehabisan stok barang untuk dijual nantinya. Dan setiap bawang yang saya jual itu selalu habis di pasaran. Dan bawang yang di simpan tesebut saya jemur di dalam ruangan yang kondisinya kering. Agar bawang tersebut kualitasnya tetap terjaga, jika kondisi bawang itu lembab maka bawang tersebut bisa menjadi busuk”.79

Wawancara selanjutnya, Ibuk Amai yang beralamat di Panco Nagari Kinali :

“saya mendapatkan stok bawang itu dari petani yang ada di Pasaman Barat ini.

Dan pada masa harga bawang naik itu karena disebabkan bawang yang dari luar daerah tidak bisa masuk kesini dan bisapun masuk itu tidaklah banyak seperti biasanya. Karena hal tersebut lah saya menyimpan bawang yang saya dapatkan tersebut agar saya tidak kekurangan persediaa untuk dijual nantinya. Dan bawang yang ada dari petani di Pasaman Barat itu kualitas nya tidaklah sebagus bawang dari luar daerah, syukurnya meski kualitas bawang tidak bagus bawang tersebut tetap bisa dijual dengan harga yang cukup tinggi karena keterbatasan bawang dan masyarakat sangat membutuhkan bawang tersebut”.80

Wawancara selanjutnya, Bapak Danil Saputra yang beralamat di pasar Kinali: “saya mendapatkan pasokan bawang itu dari daerah solok, biasanya saya membeli bawang kepada distributor itu sesuai dengan kebutuhan berjualan tiap minggunya. Namun, pada saat saya mendapatkan informasi dari distributor bahwa kedatangan bawang akan terlambat dikarenakan sulitnya akses jalan yang

79Wawancara dengan Bapak Ari Anggara, Selaku Pedagang Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

80Wawancara dengan Ibu Amai, Selaku PedagangDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

dihambat oleh polisi ketika diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) akibat hal inilah membuat kepanikan bagi saya yang nantinya saya tidak mendapatkan pasokan bawang lagi. Karena permasalahan itulah saya mencoba membeli bawang untuk disimpan dalam kurun waktu 1 bulan agar nantinya ketika distributor tidak dapat mengantarkan pesanan saya masih memiliki stok bawang tersebut”.81

Wawancara selanjutnya, Ibu Suartina beralamat di Sidodadi Kinali : “pada masa pandemi kemarin saya sulit sekali mendapatkan pasokan bawang dari distributor dikarenakan ada penghambatan dari polisi. saya biasanya mendapatkan pasokan bawang dari daerah jawa, namun karena permasalahan tersebut membuat saya membeli bawang kepada petani di Pasaman Barat ini. Saya akui kalau bawang di Pasaman Barat kualitasnya tidaklah sebagus di daerah luar hal ini dikarenakan cuaca dan tanah tempat penanaman bawang kurang bagus. Bawang yang saya beli kepada petani dengan jumlah yang banyak untuk 1 bulan penuh agar saya mempunyai persediaan bawang, meskipun bawang kualitasnya kurang bagus namun harga jualnya tetaplah tinggi dikarenakan keterbatasan bawang yang ada pada waktu itu”.82

Wawancara selanjutnya, kondisi yang terjadi sama sebelumnya yang dialami oleh para pedagang diatas, Bapak Randa Saputra yang beralamat di daerah Langgam Kinali : “saya biasanya mendapatkan barang dari daerah solok dimana pada saat sebelum terjadinya pandemi barang datang baik- baik saja.

81Wawancara dengan Bapak Danil Saputra, SelakuPedagangDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

82Wawancara dengan Ibu Suartina, Selaku PedagangDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

59

Namun, pada saat pandemi terjadi membuat barang dari daerah solok menjadi terhambat sehingga hal ini yang membuat saya membeli barang dengan jumlah banyak dan menyimpannya dalam kurun waktu 1 bulan”.83

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada para pedagang di pasar tradisional Kinali, pada masa PSBB berlaku dimana banyak dari pedagang bawang yang tidak lagi berjualan bawang mereka beralih profesi hal ini diakibatkan ketidaksanggupan para pedagang bersaing dengan para pedagang yang memiliki banyak modal ketika barang datang dari distributor. Pada kondisi ini banyak ditemukan dari para pedagang yang melakukan penimbun barang berupa bawang hal ini mereka lakukan karena ketakutan nantinya tidak mendapat pasokan bawang dan tidak dapat berjualan sehingga membuat para pedagang membeli barang dengan jumlah banyak serta dijual ketika bawang tersebut stoknya menipis dipasaran sehingga mengakibatkan harga bawang tersebut menjadi naik. Kepanikan yang dirasakan oleh para pedagang menyebakan para pedagang tidak lagi memikirkan nasib orang lain, yang hanya pedagang pikirkan bagaimana dia tetap bisa berjualan dan bagaimana tetap bisa memperoleh keuntungan yang banyak ditambah lagi kurang nya pengetahuan dari pedagang tentang praktek jual beli yang tidak boleh dalam syariat Islam.

2. Dampak Praktek Ikhtikar bagi konsumen

Ikhtikar yang dilarang Agama pasti memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian masyarakat. Dampak dari Ikhtikar akan bisa merusak situasi perekonomian. Karena mahalnya barang- barang pokok yang menjadi

83Wawancara dengan Bapak Randa Saputra, Selaku Pedagang Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

kebutuhan manusia. Setiap hari akan menuntut melambungnya nilai tawar barang- barang, karena adanya imbasnya melambungya harga satu barang.

Peneliti melakukan wawancara kepada para konsumen yaitu Ibu Andah yang beralamat di Palo Banda Nagari Kinali : “saya masyarakat kurang mampu, perekonomian sulit, untuk sekedar dapat makan saja saya sudah sangat bersyukur.

Namun dalam memasak kalau tidak menggunakan bawang itu rasanya makanan jadi tidak enak. Kalau memasak tidak ada ikan atau ayam itu tidak masalah, tapi kalau memasak tidak ada bawang makanan menjadi ada yang kurang. Saya tetap membeli bawang, namun memakainya jadi di hematkan dan membelinya pun tidak banyak seperti biasanya. Biasanya 1 kg menjadi ½ kg dan kualitasnya juga tidak begitu bagus itu pun harganya sudah sangat mahal bagi saya. Harapan saya kepada pemerintah, pemerintah bisa mengatasi hal tersebut dan memikirkan masyarakat miskin seperti saya serta dapat menyeimbangkan harga jual dengan perekonomian masyarakat”.84

Wawancara selanjutnya kepada Ibu Yurni yang beralamat di Air Meruap Nagari Kinali :“perekonomian keluarga saya tidak begitu bagus, terlebih masa pandemi ini usaha jadi tidak jalan. Ketika saya tau harga bawang menjadi naik saya yang awalnya berjualan kue bawang menjadi terhenti karena ketidak sanggupan saya untuk membeli bahan utama dari kue saya. Dan untuk bahan memasak saja itu pemakainnya jadi di hematkan, membeli nya di pasaran jadi saya kurangi. Saya berharap kepada pemerintah agar dapat menstabilkan harga

84Wawancara dengan Ibu Andah, Selaku Konsumen Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 09 Juli2021

61

bawang tersebut sehingga masyarakat yang kurang mampu dapat mengkonsumsi bawang lagi dan tidak lagi mengalami kesulitan”.85

Wawancara selanjutnya kepada Ibu Yarnis beralamat di Pasar Nagari Kinali : “ saya dari masyarakat kurang mampu pada masa PSBB kamaren perekonomian sulit, langkah dalam berusaha menjadi terhambat dan pendapatan menjadi menurun. Mengenai naiknya harga bawang membuat saya merasa kesulitan dalam membeli bawang tersebut, disamping itu bawang merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang mesti ada sebab kalau memasak tidak memakai bawang, masakan tidak akan terasa enak. Karena perekonomian masyarakat yang sulit ditambah naiknya harga bawang ini sangat membuat masyarakat jadi menderita, terelbih masyarakat yang kurang mampu. Harapan saya kepada pemerintah, pemerintah dapat melihat keluhan dan keadaan masyarakat dan dapat menyeimbangkan kondisi serta keadaan masyarakat menengah kebawah”.86

Selanjutnya kepada Ibu Rina beralamat di Air Meruap Nagari Kinali : “saya dari masyarakat kurang mampu perekonomian juga tidak begitu bagus. Pada saat harga bawang mengalami kenaikkan kemarin itu sangat membuat saya dan keluarga mengalami kesulitan. Kualitas bawang yang tidak baik saja harganya sangat mahal, namun tetap harus dibeli karena memasak kalau tidak menggunakan bawang maka masakan terasa jadi tidak enak. Harapan kepada pemerintah, pemerintah agar bisa menstabilkan harga dan bisa di jangakau oleh

85Wawancara dengan Ibu Yurni, Selaku Konsumen Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 09 Juli 2021

86Wawancara dengan Ibu Yarni, Selaku KonsumenDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 09 Juli 2021

semua kalangan masyarakat dan tidak juga merugikan para pedagang. Karena bawang merupakan kebutuhan masyarakat yang mesti ada”.87

Selanjutnya wawancara kepada Ibu Mardia Roza beralamat di Air Meruap Kinali : “saya dari keluarga yang sederhana. Namun ketika mengetahui naiknya harga bawang pada masa PSBB kemaren membuat saya dan keluarga menjadi panik dan memikirkan bagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara semua kebutuhan. Dan disamping itu pengeluaran yang semakin banyak ditambah pendapatan menurut membuat saya dan keluarga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Harapan saya kepada pemerintah agar dapat menyeimbangkan harga, harga dapat dijangkau oleh pembeli dan juga tidak merugikan para pedagang”.88

Selanjutnya wawancara dengan Ibu Santi Santika beralamat di Air Meruap Nagari Kinali : “saya hanya berasal dari keluarga sederhana saja. Pekejaan suami saya hanya tukang kebun yang pendapatan nya tidak lah seberapa, mengetahui kondisi yang terjadi pada saat ini dimana naiknya harga bawang secara drastis membuat saya kebingunan untuk membeli bawang tersebut. Namun, jika bawang tidak dibeli itu sangatlah tidak mungkin dikarenakan memasak tidak pakai bawang rasanya menjadi hambar dan tidak enak. Saya berharap pemerintah dapat menyeimbangan kondisi yang terjadi pada saat ini dikarenakan perekonomian masyarakat yang sulit ditambah naiknya harga kebutuhan masyarakat membuat

87Wawancara dengan Ibu Rina, Selaku KonsumenDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 09 Juli 2021

88Wawancara dengan Ibu Mardia Roza, Selaku KonsumenDi Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 09 Juli 2021

63

masyarakat merasa teraniaya dan tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya”.89

Akibat penyebaran virus corona di Indonesia ini semakin meluas sehingga membuat harga sejumlah komoditi kebutuhan pokok di pasar tradisional yang mengalami kenaikan secara drastis sampai pada PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan membuat pendistribusian barang ketempat para pedagang menjadi terhalang. Akibat dari permasalahan tersebut membuat barang kebutuhan masyarakat stocknya menipis dipasaran karena kondisi tersebut membuat masyarakat semakin tercekik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para konsumen, bahwa dari naiknya harga bawang secara drastis terlebih lagi kondisi perekonomian yang sulit dan pendapatan para masyarakat menurun mengakibatkan ketidakmampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terlebih lagi berdampak pada masyarakat kurang mampu.

Dampak dari penimbunan barang ini adalah mengakibatkan kurang terpenuhinya salah satu kebutuhan pokok masyarakat, kenaikan harga yang tinggi membuat masyarakat merasa kesulitan dan tersiksa dalam pembelian kebutuhan pokok terlebih lagi ini sangat berdampak pada masyarakat kurang mampu.

3. Kebijakan pemerintah dalam mengatasinya

Sebagaimana yang kita ketahui dari penyebaran sebuah virus yang disebut dengan Covid-19 ini telah meluas ke berbagai belahan dunia. Gejala yang ditimbulkan dari Covid-19 ini yang paling buruknya ialah kematian. Sehingga

89Wawancara dengan Ibu Santi Santika, Selaku Konsumeni Di Pasar Tradisional Nagari Kinali, Pada Tanggal 12 Juli 2021

dari permasalahan tersebut pemerintah memberikan kebijakan untuk setiap daerahnya mengurangi kegiatan yang bersifat kerumunan, keluar masuk daerah, sampai pada aktivitas sekolah, tempat wisata, tempat ibadah ditutup untuk sementara waktu hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini, terkait hal ini yang disebut dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang ditetapkan hampir disetiap wilayahnya pada bulan Maret 2020 . Dari kebijakan pemerintah tersebut setiap perbatasan daerah ada pos penjagaan gabungan dari polisi, tentara serta pihak rumah sakit guna mengawasi dan menghalagi keluar masuknya orang- orang dari perantauan. Bukan itu saja sampai pada pendistribusian kebutuhan para pedagang untuk berjualan itu tidak dibolehkan masuk dimana daerah- daerah yang yang terlingkup pada zona merah serta zona orange. Karena diberlakukannya PSBB oleh pemerintah tersebutlah membuat para pedagang kesulitan dalam mendapatkan pasokan barang. Sehingga ketika pasokan barang datang para pedagang melakukan pembelian dengan jumlah yang banyak melebihi kebutuhan penjualan sebagaimana biasanya hal ini bertujuan untuk disimpan agar para pedagang tidak kekurangan pasokan barang dagangan.

Dari permasalahan tersebut peneliti melakukan wawancara kepada pemerintah yang berwenang dalam penanganan kasus ini yaitu Dinas Koperasi Perdagangan dan UKM Pasaman Barat. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada Bapak Ali Zamar Selaku Kepala Dinas Koperasi Perdagangan dan UKM pada masa pandemi terjadi para pedagang diperbolehkan melakukan tranksasi jual beli di pasar tradisional selagi tetap mematuhi protokol

65

kesehatan seperti halnya mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Kegiatan perdagangan yang terjadi di pasar tradisional Nagari Kinali tetap berlangsung setiap harinya namun karena perekonomian masyarakat yang sulit sampai pada turunnya pendapatan masyarakat membuat jual beli di pasar tradisional tidak lah ramai sebagaimana biasanya.

Kebijakan pemerintah pada saat terjadinya tindakan curang dari para pedagang dimana ditemukannya para pedagang yang melakukan penimbunan barang terhadap kebutuhan pokok masyarakat berupa bawang ini mengakibatkan stok barang pada masa PSBB tersebut menipis di pasaran dan harga bawang yang ada di pasaran pada masa itu mengalami kenaikan secara drastis. Mengetahui permasalahan tersebut pihak pemerintah dari Dinas Koperasi Perdagangan dan UKM melakukan tindakan awal berupa pengawasan di pasar tradisional Nagari Kinali ini serta memberikan teguran kepada para pedagang berupa “Jika masih terjadi penimbunan barang terhadap kebutuhan pokok masyarakat di pasar tradisional Nagari Kinali maka dari pihak pemerintah akan memaksa para pedagang untuk menjualkan barang kebutuhan pokok tersebut dengan harga normal sebagaimana biasanya, meksipun diketahui para pedagang sulit untuk mendapatkan pasokan barang, selanjutnya jika masih ditemukan tindakan curang seperti ini maka pemerintah akan menyita barang yang ditumpuk di gudang milik para pedagang tersebut. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah agar para pedagang tidak memanfaatkan kondisi ini untuk mendapatkan keuntangan bagi diri mereka sendiri sehingga akibat perbuatan yag mereka lakukan membuat para masyarakat terlebih masyarakat kurang mampu tidak sanggup dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Tindakan tegas yang disampaikan oleh pemerintah dari Dinas Koperasi Perdagangan dan UKM adalah sebagai hukuman bagi para pedagang yang tidak mau mentaati peraturan yang telah ada”.90

C. Ikhtikar dan Kebijakan Pemerintah Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam

1. Praktek Ikhtikar berdasarkan Perspektif Ekonomi Islam

Ikhtikar atau penimbunan barang adalah membeli sesuatu dalam jumlah besar, agar barang tersebut berkurang di pasar sehingga harganya ( barang yang ditimbun tersebut) menjadi naik dan pada waktu harga menjadi naik baru kemudian dilepas (dijual) ke pasar, sehingga mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.91 Pendapat lain mengatakan bahwa Ikhtikar adalah membeli barang ketika harga mahal, menyimpan barang tersebut sehingga kurang persediaannya di pasar.92

Praktek Ikhtikar dari segi ekonomi syariah dikatakan perbuatan yang dilarang. Perbuatan Ikhtikar merupakan sebuah penganiayaan terhadap orang lain yang dilakukan secara sengaja untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Penimbunan barang merupakan salah satu perkara dalam perdagangan yag diharamkan oleh Agama karena bisa membawa mudharat bagi orang lain.

Islam menjamin kebebasan bagi individu untuk melakukan transaksi jual beli dan bersaing secara wajar, namun ia menentang dengan keras terhadap orang-

90Wawancara dengan Bapak Ali Zamar, Selaku Kepala Dinas Koperindag dan UKM Pasaman Barat, Pada Tanggal 12 Juli 2021

90Wawancara dengan Bapak Ali Zamar, Selaku Kepala Dinas Koperindag dan UKM Pasaman Barat, Pada Tanggal 12 Juli 2021