• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.4. Mata Pelajaran PKn

2.1.4.1 Pengertian PKn sebagai pendidikan nilai

Pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran yang tidak akan terlepas dari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selalu ada sejak siswa duduk di bangku Sekolah Dasar, bahkan hingga di perguruan tinggi pun PKn akan selalu kita temukan. Menurut sunarso, dkk (2008) Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia. Menurut Brodjonegoro (2001) Pendidikan Kewarganegaraan dimaksud agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila.

MenurutAmin (2008) menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara. Patriot pembela bangsa dan negara ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan, serta keberanian untuk membela bangsa dan tanah air melalui bidang profesinya masing-masing. Sementara menurut Chamim (2004), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis.

Menurut Brodjonegoro (2001) Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa. Sementara menurut sunarso (2008:11) Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk memberikan kompetensi sebagai berikut. (1) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. (4) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Pusat kurikulum, 2003:3)

Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menghasilkan siswa yang demokratis dimana siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang cerdas, dan memanfaatkan kecerdasannya sebagai warga negara untuk kemajuan bagi dirinya dan lingkungannya. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, siswa juga diharapkan mampu untuk memahami, menganalisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945.

Menurut Sunarso, dkk (2008:13) Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan menumbuhkan sikap mental yang bersifat cerdas dan penuh tanggung jawab

pada pserta didik dengan perilaku yang (a) beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa, (b) berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara, (c) bersikap rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, (d) bersikap profesional yang dijiwai oleh kesadaran belanegara, serta (e) aktif memanfaatkan ilmu dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.

Menurut Brodjonegoro (2001:6) Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang: (1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa. (2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara. (3) Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. (4) Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara. (5) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara.

Missi dari Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimasa sekarang ini memiliki beberapa misi, diantaranya yaitu: (1) PKn sebagai pendidikan politik, (2) PKn sebagai pendidikan nilai, (3) PKn sebagai pendidikan nasionalisme, (4) PKn sebagai pendidikan hukum, (5) PKn sebagai pendidikan multukultural, (6) PKn sebagai pendidikan resolusi konflik. PKn sebagai pendidikan politik disini berarti bahwa program pendidikan PKn memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada

siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga Negara yang memiki pengetahuan politik dan kesadaran politik.

PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui PKn pula diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih mencintai dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Sedangkan PKn sebagai pendidikan hukum berarti bahwa PKn memberikan pengarahan bagi siswa supaya siswa mempunyai kesadaran hukum yang tinggi. PKn sebagai pendidikan multikultural berarti bahwa PKn dihrapkan mampu meningkatkan wawasan dan sikap toleran terhadap sesama karena siswa hidup di lingkungan multikultural. Terakhir yaitu PKn sebagai pendidikan resolusi dimana PKn membina siswa untuk mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang tepat.

Menurut mulyana (2004) pendidikan nilai dimaknai sebagai: (a) penanaman dan pengembangan nilai-nilai pada seseorang, (b) bantuan terhadap siswa, agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta penempatanya secara integral dalam keseluruhan hidupnya, (c) pengajaran atau bimbingan kepada siswa agar menyadari nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten. Djahiri (1996) menyatakan bahwa: “nilai adalah sesuatu yang berharga baik menurut standar logika (benar/salah), estetika (bagus/buruk), etika (adil/layak/tidak adil), agama (dosa dan haram/halal),

dan hokum (sah/absah), serta menjadi acuan dan/atau sistem keyakinan diri maupun kehidupan.

Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai dimaknai sebagai model pendidikan yang berlandaskan pada nilai (nilai agama, sosial, budaya, pendidikan, dan nilai kebangsaan atau nasionalisme). Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai ditujukan kepada pembinaan kepribadian utuh, matang dan produktif dalam diri siswa. Selain itu Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai juga diharapkan menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan atau yang tercermin dalam diri siswa dengan cara membimbing perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Nilai yang dimaksud dalam Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai yaitu meyakinkan siswa bertindak atas dasar pilihannya sendiri (tanpa pengaruh orang lain). Nilai juga dijadikan patokan normatif yang dapat mempengaruhi siswa dalam menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif. Terakhir, nilai diharapkan dapat meningkatkan nilai kebangsaan dan cinta tanah air.

Pendidikan nilai merupakan sebuah proses dalam upaya membantu siswa dalam mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga siswa dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta perasaannya. Menurut Somantri (2001) mengemukakan bahwa tujuan PKn di Indonesia akan tercapai lewat the great ought-nya, yaitu dengan menanamkan konsep

dan sistem nilai yang sudah di anggap baik sebagai titik tolak untuk menumbuhkan warga negara yang baik.

Dokumen terkait