BAB III TANTANGAN DAN PELAYANAN KATEKIS DI ZAMAN
B. Pelayanan Katekis
1. Pelayanan
a. Pelayanan Menurut Kitab Suci
Kitab Suci menceritakan tentang pelayanan beberapa kali. Kitab Suci Perjanjian Baru lebih banyak berbicara mengenai pelayanan. Pelayanan bisa
berarti melayani Tuhan Yesus seperti dalam Injil Matius “Tuhan, bilamanakah
kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang
Kutipan ayat Kitab Suci tersebut mengarah pada pelayanan umat pada Yesus. Pelayanan kepada Yesus ini lebih meliputi hal yang sifatnya fisik.
Pelayanan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru juga berbicara mengenai
pelayanan jemaat misalnya, “Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan
karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih
karunia Allah” (1 Ptr 4: 10). Kutipan Kitab Suci tersebut menjelaskan bahwa setiap orang harus melayani seorang akan yang lain (melayani sesama). Bentuk pelayanannya tidaklah harus sama karena setiap orang memiliki karunia masing-masing yang berbeda-beda.
Kemudian Kitab Suci juga menyebut pelayanan, “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk
memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” (Kis 20:24). Kutipan
tersebut menjelaskan bahwa umat memiliki tugas pelayanan yang diberikan oleh Yesus sendiri seperti Yesus memberi tugas pelayanan kepada Paulus.
Yesus mengajak kita untuk melayani. Dalam Mrk 10:35-45 ketika para murid-Nya saling ingin mendapatkan kedudukan ketika Yesus menyampaikan penderitaan-Nya, Yesus menegaskan bahwa siapa yang ingin menjadi besar harus melayani. Kemudian dalam Mrk 2:13-17 Yesus mengajak kita untuk melayani dan mengutamakan siapapun yang lemah dan butuh pertolongan (Yesus datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa).
Dalam perumpamaan, Yesus mengajak kita semua untuk melayani. Dalam Luk 10:25-37 Yesus menjelaskan perumpamaan mengenai orang Samaria
yang murah hati yang mau melayani orang Yahudi yang dirampok dan hampir mati, padahal Samaria dan Yahudi bisa dikatakan sebagai musuh bebuyutan. Kita diajak untuk melayani orang yang mungkin tidak segolongan dengan kita.
b. Pelayanan Menurut Dokumen Gereja
Dokumen Gereja juga banyak yang menyinggung mengenai pelayanan. Dalam LG 34-36 dibicarakan keikutsertaan anggota Gereja dalam tugas Kristus
yaitu sebagai “imam, nabi, dan raja”. Berdasarkan dokumen tersebut, pelayanan
ditujukan pada keikutsertaan dalam tugas Kristus sebagai imam, nabi, dan raja. Konstitusi Pastoral (GS 3) membahas mengenai pelayanan yang ditujukan kepada manusia. Pelayanan ini juga merupakan karya Kristus untuk kepentingan manusia. Dekrit (AA 2) juga membahas bagaimana panggilan awam dalam melayani. Di
sana juga dikatakan bahwa “dalam Gereja terdapat keanekaan pelayanan, tetapi
kesatuan utusan” (AA 2) kutipan ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki
tugas pelayanan. Tugas itu tidak melulu sama satu sama lain, setiap orang memiliki karunia masing-masing jadi jenis pelayanannya juga berbeda-beda.
Menurut dekrit (AA 6), orang diajak untuk menjadi saksi Kristus melalui perkataan dan perbuatannya, menyalurkan rahmat-Nya, mengajak mereka yang belum beriman menjadi beriman, meneguhkan orang-orang yang sudah beriman dan juga memberikan semangat untuk hidup. Dalam Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja (LG 32) dijelaskan bahwa kaum awam diangkat ke dalam pelayanan suci dan dengan tugas mengajar, menguduskan serta membimbing dengan kewibawaan
Kristus ikut menggembalakan keluarga Allah sedemikian rupa dengan caranya sendiri.
c. Pelayanan Menurut Para Ahli
Krispurwana Cahyadi (2003: 59-61) menegaskan kembali pelayanan menurut Ibu Teresa. Bagi Ibu Teresa ketika ia melayani orang-orang miskin, yang dilayani adalah Yesus sendiri. Pelayanan yang ia lakukan adalah pemenuhan panggilan Kristus yaitu untuk mewartakan kabar baik kepada yang miskin (Luk 4:18). Ia bersedia membiarkan Allah berkarya di dalam dirinya. Ia bersedia menerima apa pun yang diberikan Tuhan kepadanya. Ibu Teresa mengatakan bahwa ia tidak bekerja untuk para penderita kusta ataupun orang miskin dan yang sekarat. Panggilannya adalah untuk menjadi milik Kristus yang berarti melayani dan mengabdi kepada-Nya. Bukan banyaknya karya dan orang yang ia layani yang menjadi tolok ukur tetapi berapa banyak kasih, kemurahan hati dan iman yang tercurah di dalamnya.
Menurut Darminta (2002: 82), hakikat Gereja adalah melayani. Pelayanan Gereja bersifat teosentris karena ambil bagian dalam tugas perutusan Kristus dari Allah, kristosentris karena didasarkan atas tugas pelayanan Kristus sendiri dan antroposentris karena demi kepentingan umat manusia.
Nouwen (1986: 133-134) menegaskan pemahaman mengenai pelayanan berdasarkan Yoh 15:13. Mengajar, berkhotbah, pelayanan pastoral pribadi, mengorganisasi dan merayakan adalah tindakan pelayanan yang melebihi keahlian profesional karena dalam tindakan-tindakan pelayanan itu kita dituntut untuk
memberikan hidup bagi sahabat-sahabat kita. Pelayanan berarti usaha terus-menerus untuk menjadikan pencarian Alah yang dilakukan sendiri siap dipakai oleh mereka yang ingin menggabungkan diri dalam pencarian itu akan tetapi tidak tahu jalannya. Pelayanan adalah inti hidup kristiani. Apapun bentuk pelayanan itu, dasarnya selalu sama yaitu memberikan hidupnya bagi sahabat-sahabatnya. Semua fungsi pelayanan adalah memberikan hidup.
Pelayanan berarti mengubah orientasi dari diri sendiri (self interest, dengan pamrih) kita mengarahkan diri pada kepentingan orang lain. Orang lain yang dimaksud adalah mereka yang berada dalam keadaan lemah sehingga harus didahulukan (Gerrit Singgih, 1997: 19). Kalau pelayanan hanya dianggap sebagai aspek ritual atau alat untuk membantu organisasi Gereja, maka pelayanan tidak pernah akan menjadi pelayanan sosial yang menjangkau masyarakat luas. Kalau dulunya pelayanan selalu hanya dilihat dalam kerangka peningkatan taraf hidup jemaat, maka sekarang perhatian pelayanan jemaat adalah bagaimana agar taraf hidup masyarakat terutama di sekitar jemaat itu dapat berkembang (Gerrit Singgih, 1997: 27-28).