• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelepasan Tenaga Kerja 1. Menurunnya peluang

D. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi

3. Pelepasan Tenaga Kerja 1. Menurunnya peluang

kerja Pelepasan

tenaga kerja Masyarakat tetap memiliki kesempatan kerja dibidang usaha lain dan tetap dapat mengembangkan usahanya

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja secara bertahap

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja dengan mengacu pada peraturan perundangan dan kesepakatan yang telah ada, seperti pemberian pesangon yang sesuai dengan masa pengabdian.

Pendekatan Kelembagaan

Melakukan kerjasama dengan kelembagaan desa, pemerintahan kecamatan dan instansi berwenang dalam

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama

pelaksanaan pelepasan tenaga kerja dengan frekuensi pelaporan pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas

menangani pelepasan tenaga kerja. perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

2. Menurunnya pendapatan masyarakat

Pelepasan

tenaga kerja Masyarakat, terutama para mantan tenaga kerja tetap memiliki pendapatan dari sumber mata pencaharian lain

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja secara bertahap

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja dengan mengacu pada peraturan perundangan dan kesepakatan yang telah ada, seperti pemberian pesangon yang sesuai dengan masa pengabdian.

Pendekatan Kelembagaan

Melakukan kerjasama dengan kelembagaan desa, pemerintahan kecamatan dan instansi berwenang dalam menangani pelepasan tenaga kerja.

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama

pelaksanaan pelepasan tenaga kerja dengan frekuensi pelaporan pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata .

Mata Kabupaten Ketapang

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

3. Terjadinya konflik

sosial Pelepasan

tenaga kerja Menurun dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan pelepasan tenaga kerja

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja secara bertahap

 Melaksanakan pelepasan tenaga kerja dengan mengacu pada peraturan perundangan dan kesepakatan yang telah ada, seperti pemberian pesangon yang sesuai dengan masa pengabdian.

 Melakukan tindakan-tindakan persuasif guna menghindari terjadinya konflik.

 Melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat yang bermasalah, sehingga diperoleh jalan keluar yang terbaik

 Menyusun dan/atau melaksanakan konsep resolusi konflik yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dengan berprinsip pada musyawarah untuk mufakat, terbuka, setara dan partisipatif.

Secara umum langkah-langkah yang

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama

pelaksanaan pelepasan tenaga kerja dengan frekuensi pelaporan pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata .

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan lahan meliputi :

- Mempelajari dan mendefinisikan pokok masalah

- Mengumpulkan keterangan / fakta - Menganalisis dan menentukan alternatif

penyelesaian masalah

- Memutuskan alternatif yang akan digunakan

- Mengkomunikasikan hasil keputusan

 Memantau pelaksanaan langkah penyelesaian yang diambil serta akibatnya

Pendekatan Kelembagaan

Melakukan kerjasama dengan kelembagaan desa, pemerintahan kecamatan dan instansi berwenang dalam menangani pelepasan tenaga kerja.

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

Dampak Lingkungan Lainnya yang Dikelola (Dampak Tidak Penting Namun Dikelola) A. Tahap Konstruksi

Mobilisasi Peralatan dan Material 1. Penurunan kualitas

udara

Mobilisasi peralatan dan material

Terjaganya kualitas udara dan tingkat kebisingan dibawah baku mutu lingkungan berdasarkan :Peraturan Pemerintah No.

41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak (Lampiran 2)

Pendekatan Teknologi

 Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut

 Memasang papan pengumuman yang berisi pemberitahuan tentang adanya mobilisasi kendaraan di sekitar jalan keluar masuk areal rencana kegiatan.

 Melaksanakan kegiatan mobilisasi peralatan dan material dengan berpedoman pada pada Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan

Pengelolaan dilakukan di areal perkebunan dan sekitarnya

Pengelolaan lingkungan

dilakukan selama kegiatan

pembersihan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas

Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, serta SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor : SK.727/AJ.

307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang Umum di Jalan, serta SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor. SK.

726/AJ.307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Berat di Jalan

Pendekatan Sosial Ekonomi

Menginstruksikan kepada tenaga kerja untuk menggunakan kelengkapan K3 Pendekatan Kelembagaan

Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan pemantauan terhadap kualitas udara serta pelaksanaan mobilisasi peralatan dan material

Perhubungan Kabupaten ketapang serta Camat Manis Mata .

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat sertaDinas Perhubungan Kabupaten ketapang

2 Peningkatan

kebisingan Mobilisasi peralatan dan material

Tidak melebihi baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996

Pendekatan Teknologi

 Mengatur waktu dan volume mobilisasi kendaraan angkut

 Memasang papan pengumuman yang berisi pemberitahuan tentang adanya mobilisasi kendaraan di sekitar jalan keluar masuk areal rencana kegiatan.

 Melaksanakan kegiatan mobilisasi peralatan dan material dengan berpedoman pada pada Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan

Pengelolaan dilakukan di areal perkebunan dan sekitarnya

Pengelolaan lingkungan

dilakukan selama kegiatan

pembersihan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas

Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, serta SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor : SK.727/AJ.

307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Barang Umum di Jalan, serta SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor. SK.

726/AJ.307/DRJD/2004 tanggal 30 April 2004 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Berat di Jalan

Pendekatan Sosial Ekonomi

Menginstruksikan kepada tenaga kerja untuk menggunakan kelengkapan K3 Pendekatan Kelembagaan

Melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan pemantauan terhadap kualitas udara serta pelaksanaan mobilisasi peralatan dan material

Perhubungan Kabupaten ketapang serta Camat Manis Mata .

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat sertaDinas Perhubungan Kabupaten ketapang

Pembukaan dan Pematangan Lahan 1. Terjadinya kebakaran

hutan dan lahan Pembukaan dan pematangan lahan

Tidak terjadinya kebakaran hutan dan lahan di lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dans ekitarnya

Pendekatan Teknologi Pencegahan :

 Inventarisasi lokasi rawan kebakaran lahan

 Pemasangan dan pemeliharaan papan tanda peringatan kebakaran

 Membuat dan/atau melaksanakan SOP pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan

 Pengadaan dan/atau melengkapi sarana dan prasarana pengendalian kebakaran

Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

Usaha Agro Indonesia

Pengelolaan lingkungan

dilakukan selama kegiatan

pembbukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang serta Dinas

yang berpedoman pada Surat Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Republik Indonesia Nomor 824/LB.130/E6/10/09 tanggal 20 Oktober 2009 tentang Standar Prasarana dan Sarana pengendalian Kebakaran Lahan atau Kebun serta Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor B-344/Dep.I/LH/PDAL/1/2015 tanggal 15 Januari 2015 tentang Arahan Perubahan Pengelolaan Lingkungan pada Kebakaran Hutan dan Lahan dalam Izin Lingkungan

 Pembuatan sekat bakar Pemadaman :

 Monitoring informasi

Setelah adanya informasi yang lengkap tentang kebakaran yang diterima oleh petugas pengendalian kebakaran hutan, maka kemudian petugas memobilisasi satuan penanggulangan kebakaran sesuai kebutuhan.

 Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh satuan penanggulangan kebakaran hutan, meliputi : pembagian personil dalam kelompok, penyediaan alat transportasi, alat pemadam kebakaran, P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), alat komunikasi, peta lokasi dan lain sebagainya. Persiapan pemadaman harus dilakukan secermat mungkin, guna menghindari adanya kesulitan setelah

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat,.

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

berada di lapangan.

 Pemadaman

Setelah tiba di lokasi kebakaran, maka dilakukan beberapa hal yang terkait upaya pemadaman, yaitu :

 Semua personil diharuskan memakai perlengkapan pemadaman kebakaran.

 Komandan satuan memberikan pengarahan dan membuat sketsa keadaan api terakhir dan menjelaskan strategi atau teknik pemadaman yang akan dilakukan.

 Setiap anggota satuan memeriksa kelengkapan dan jumlah peralatan yang digunakan

 Setiap anggota satuan menempati posisinya sesuai dengan rencana strategi pemadaman yang akan dilakukan. Meskipun demikian, posisi anggota regu dapat berubah (tidak sesuai rencana awal), apabila keadaan api tidak sesuai dengan sketsa posisi api terakhir yang dibuat komandan satuan.

 Melakukan pemadaman sesuai dengan strategi, teknik dan peralatan yang digunakan. Upaya pemadaman dilaksanakan secara terus menerus sampai api dapat dikuasai dan dipadamkan sampai tuntas.

 Setelah pemadaman api selesai dilakukan, semua anggota satuan mengumpulkan dan memeriksa jumlah peralatan yang dibawa.

 Setelah api dipadamkan, tetap dilakukan pengawasan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebakaran kembali.

 Setelah sampai diposko, semua peralatan yang kotor dibersihkan dan selanjutnya disimpan digudang peralatan.

Tindakan pasca kebakaran

 Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket)

 Dilakukan melalui pengecekan lapangan pada areal yang terbakar dengan menggunakan data titik panas yang terpantau, pengumpulan contoh tanah, tumbuhan dan bukti lainnya di areal yang terbakar.

 Identifikasi

 Dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran, luas kebakaran, tipe vegetasi yang terbakar, pengaruhnya terhadap lingkungan dan ekosistem.

 Monitoring dan evaluasi

 Dilakukan untuk memantau kegiatan pengendalian kebakaran yang telah dilakukan dan perkembangan areal bekas kebakaran.

 Rehabilitasi

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Memberikan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat di dalam/sekitar areal perkebunan, agar kiranya tidak

melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran

 Pembentukan regu pemadam kebakaran dengan melibatkan partisipasi masyarakat (Masyarakat Peduli Api) Pendekatan Kelembagaan

Melaksankan kerjasama dengan Instansi Pemerintah yang berwenang dalam pencegahan dan pengendalian kabakaran hutan dan lahan

2. Penurunan

keragaman jenis flora

Pembukaan dan pematangan lahan

Adanya jenis-jenis tanaman serta areal plasma nuftah

yang dijaga

keberadaannya, sehingga tidak terjadi penurunan keragaman jenis flora secara drastis.

Pendekatan Teknologi

 Menjaga keberadaan kawasan HCVA (High Conservation Value Area) sebelum kegiatan pembukaan dan pematangan lahan, sehingga teridentifikasi areal-areal yang bernilai konservasi tinggi

 Membuat kawasan pelestarian plasma nuftah dan/atau mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m, areal yang kelerengannya diatas 40 % serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Menanam dan memelihara jenis-jenis tanaman lokal setempat pada kawasan hijau atau areal plasma nuftah yang berada di dalam lokasi rencana kegiatan.

Lokasi pengelolaan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Pendekatan Sosial Ekonomi

Bersama masyarakat melakukan kegiatan pelestarian kawasan lindung atau konservasi disekitar lokasi rencana kegiatan.

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan.

 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga desa dan instansi terkait tentang pengelolaan kawasan.

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar.

3. Penurunan

keragaman jenis fauna

Pembukaan dan pematangan lahan

Adanya jenis-jenis tanaman serta areal plasma nuftah

yang dijaga

keberadaannya, sehingga tetap tersedia habitat bagi fauna-fauna yang ada

Pendekatan Teknologi

 Menjaga keberadaan kawasan HCVA (High Conservation Value Area) sebelum kegiatan pembukaan dan pematangan lahan, sehingga teridentifikasi areal-areal yang bernilai konservasi tinggi

 Mempersiapkan areal pengungsian (koridor) fauna serta memberikan kesempatan kepada fauna untuk

“migrasi” ke areal yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

 Melakukan pembukaan lahan secara bertahap dan diutamakan terlebih dahulu pada areal rencana kebun yang tidak berhutan, agar berbagai jenis fauna memiliki kesempatan untuk melakukan migrasi.

 Menanam dan memelihara jenis-jenis tanaman lokal setempat pada kawasan hijau dan kawasan konservasi yang berada di dalam lokasi rencana kegiatan

Lokasi pengelolaan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaa adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m, areal yang kelerengannya diatas 40 % serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Menyerahkan fauna-fauna yang dilindungi yang tertangkap kepada pihak KSDA untuk selanjutnya dipelihara di tempat penangkaran yang telah memperoleh izin penangkaran sementara dari Kementerian Kehutanan.

 Melakukan patroli pengamanan di sekitar kawasan konservasi, terutama pada areal-areal yang telah terbuka (bekas tebangan) untuk mencegah adanya perburuan fauna.

 Pembuatan dan pemasangan papan nama, peringatan dan himbauan untuk tidak melakukan perburuan atau pengrusakan habitat fauna pada lokasi-lokasi yang strategis di pinggir jalan dan aliran sungai yang sering digunakan masyarakat menuju hutan, kawasan lindung dan lingkungan base camp.

 Mengamankan koridor-koridor penghubung satwa dan mengurangi bangunan-bangunan atau pembukaan hutan yang memotong pergerakan satwa

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar

liar serta mencegah dilakukannya pembukaan hutan yang merupakan habitat yang khas.

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Menyebarluaskan informasi serta sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang konservasi habitat fauna dan perlindungan jenis-jenis fauna yang dilindungi kepada lingkungan karyawan PT. Usaha Agro Indonesia , kelembagaan sosial (lembaga adat, tokoh agama, kelompok remaja, pramuka di lingkungan sekolah dan lain-lain) pada setiap kesempatan kunjungan desa, peringatan hari-hari besar nasional, hari besar agama, upacara adat, dan lain sebagainya, sehingga diharapkan dapat tumbuh dan berkembang pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap konservasi fauna.

 Bersama masyarakat melakukan kegiatan pelestarian kawasan lindung atau konservasi di sekitar lokasi rencana kegiatan.

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan.

 Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga desa dan instansi terkait tentang pengelolaan kawasan.

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

Terjadinya kebakaran

hutan dan lahan Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

Tidak terjadinya kebakaran hutan dan lahan di lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dansekitarnya

Pendekatan Teknologi Pencegahan :

 Inventarisasi lokasi rawan kebakaran lahan

 Pemasangan dan pemeliharaan papan tanda peringatan kebakaran

 Membuat dan/atau melaksanakan SOP pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan

 Pengadaan dan/atau melengkapi sarana dan prasarana pengendalian kebakaran yang berpedoman pada Surat Direktur Perlindungan Perkebunan Direktorat Jenderal Perkebunan Republik Indonesia Nomor 824/LB.130/E6/10/09 tanggal 20 Oktober 2009 tentang Standar Prasarana dan Sarana pengendalian Kebakaran Lahan atau Kebun serta Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor B-344/Dep.I/LH/PDAL/1/2015 tanggal 15 Januari 2015 tentang Arahan Perubahan Pengelolaan Lingkungan pada Kebakaran Hutan dan Lahan dalam Izin Lingkungan

 Pembuatan sekat bakar Pemadaman :

 Monitoring informasi

Setelah adanya informasi yang lengkap tentang kebakaran yang diterima oleh petugas pengendalian kebakaran hutan, maka kemudian petugas memobilisasi satuan penanggulangan kebakaran sesuai kebutuhan.

Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

Usaha Agro Indonesia

Pengelolaan lingkungan

dilakukan selama kegiatan

pemeliharaan tanaman belum menghasilkan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat,.

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang serta Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

 Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh satuan penanggulangan kebakaran hutan, meliputi : pembagian personil dalam kelompok, penyediaan alat transportasi, alat pemadam kebakaran, P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), alat komunikasi, peta lokasi dan lain sebagainya. Persiapan pemadaman harus dilakukan secermat mungkin, guna menghindari adanya kesulitan setelah berada di lapangan.

 Pemadaman

Setelah tiba di lokasi kebakaran, maka dilakukan beberapa hal yang terkait upaya pemadaman, yaitu :

 Semua personil diharuskan memakai perlengkapan pemadaman kebakaran.

 Komandan satuan memberikan pengarahan dan membuat sketsa keadaan api terakhir dan menjelaskan strategi atau teknik pemadaman yang akan dilakukan.

 Setiap anggota satuan memeriksa kelengkapan dan jumlah peralatan yang digunakan

 Setiap anggota satuan menempati posisinya sesuai dengan rencana strategi pemadaman yang akan dilakukan. Meskipun demikian, posisi anggota regu dapat berubah (tidak sesuai rencana awal), apabila keadaan api tidak sesuai dengan sketsa posisi api terakhir yang dibuat komandan

satuan.

 Melakukan pemadaman sesuai dengan strategi, teknik dan peralatan yang digunakan. Upaya pemadaman dilaksanakan secara terus menerus sampai api dapat dikuasai dan dipadamkan sampai tuntas.

 Setelah pemadaman api selesai dilakukan, semua anggota satuan mengumpulkan dan memeriksa jumlah peralatan yang dibawa.

 Setelah api dipadamkan, tetap dilakukan pengawasan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebakaran kembali.

 Setelah sampai diposko, semua peralatan yang kotor dibersihkan dan selanjutnya disimpan digudang peralatan.

Tindakan pasca kebakaran

 Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket)

 Dilakukan melalui pengecekan lapangan pada areal yang terbakar dengan menggunakan data titik panas yang terpantau, pengumpulan contoh tanah, tumbuhan dan bukti lainnya di areal yang terbakar.

 Identifikasi

 Dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran, luas kebakaran, tipe vegetasi yang terbakar, pengaruhnya terhadap lingkungan dan ekosistem.

 Monitoring dan evaluasi

 Dilakukan untuk memantau kegiatan pengendalian kebakaran yang telah dilakukan dan perkembangan areal

 Dilakukan untuk memantau kegiatan pengendalian kebakaran yang telah dilakukan dan perkembangan areal