• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Tanaman Sudah Menghasilkan 1. Penurunan

Rencana pemantauan lingkungan hidup ini disajikan dalam bentuk matrik sebagai berikut:

B. Tahap Konstruksi

2. Pemeliharaan Tanaman Sudah Menghasilkan 1. Penurunan

kualitas air permukaan

Parameter kualitas air permukaan tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan

Pemeliharaan tanaman sudah menghasilkan

Metode pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel air permukaan (sungai) dari titik sampel yang telah ditentukan. Sampel air tersebut kemudian dikirim ke laboratorium rujukan pemerintah untuk dianalisa

Lokasi

perkebunan PT.

Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena dampak dan sungai-sungai dalam

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemeliharaan tanaman sudah menghasilkan berlangsung

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lampiran 1)

Tidak adanya keluhan dari warga

masyarakat yang turut menggunakan sumbedaya perairan tersebut, terhadap perubahan kualitas air sungai.

Tidak adanya gejala-gejala penyakit, yang disebabkan oleh adanya penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan

kualitasnya.

Hasil analisa dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

wilayah studi (Lampiran 4)

dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata.

Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

2. Muncul dan/atau

berkembangnya Pola penyakit

yang timbul Pemeliharaan tanaman sudah

Wawancara, kuisioner dan

pengamatan langsung di Lokasi

pemantauan Pemantauan

dilakukan secara PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

pola penyakit baru

akibat kegiatan pemeliharaan tanaman sudah menghasilkan dapat dikendalikan

menghasilkan lapangan.

Pengumpulan data sekunder dari Puskesmas setempat.

Data selanjutnya disajikan dalam suatu laporan secara deskriptif

dilakukan di daerah yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi.

terus menerus selama kegiatan pemeliharaan tanaman sudah menghasilkan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata .

Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten

Ketapang 3. Proses Pengolahan TBS Kelapa Sawit

1. Penurunan Udara (ISPU)

Proses

Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan dilakukan setiap enam bulan sekali secara kontinyu selama tahap operasi

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten

Ketapang

2. Peningkatan kebisingan

Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Melakukan pengukuran langsung di pabrik pengolahan kelapa sawit dan sekitarnya.

Hasil pengukuran lapangan kemudian dibandingkan dengan KepmenLH Nomor 48/MENLH/II/1996, sehingga diperoleh besaran perubahan kebisingan yang terjadi

Pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

Usaha Agro Indonesia (termasuk ruang genset) dan pemukiman penduduk

Periode pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali secara kontinyu selama tahap operasi

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten

Ketapang 3. Perubahan pola

penyakit Munculnya pola penyakit baru dan peningkatan jumlah kasus pengamatan langsung di lapangan.

 Pengumpulan data sekunder dari Puskesmas Manismata.

 Data selanjutnya disajikan dalam suatu laporan secara deskriptif

Lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Usaha Agro Indonesia dan pemukiman penduduk

Periode pemantauan dilakukan secara kontinyu selama tahap operasi berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

PT. Usaha

Agro Indonesia Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata .

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat dilakukan dengan mengambil sampel air

Lokasi pemantauan adalah Sungai,

 Pemantauan lingkungan dilakukan setiap

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

Tahun 2001 Kualitas Air.

 Parameter

Sawit permukaan (sungai) dari titik sampel yang telah ditentukan. Sampel air tersebut kemudian dikirim ke laboratorium rujukan pemerintah, untuk dianalisa kualitasnya.

 Pengambilan sampel dan analisis in situ untuk parameter suhu air, pH, dan Oksigen terlarut.

 Hasil analisa dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 122 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No.

Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri

out let IPAL, dengan frekuensi pemantauan pelaporan enam bulan sekali atau adanya keluhan dari masyarakat dan tenaga kerja terhadap kualitas air permukaan.

 Untuk Land Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit dapa

Tanah di

Perkebunan dan pabrik

pengolahan kelapa sawit serta KepmenLH No. 29 Tahun

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten

Ketapang

Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep-51/MENLH/10/

1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri (BOD

= 100 mg/l, COD = 350 mg/l, TSS = 250 mg/l, N = 50 mg/l dan pH = 6 – 9)

 Untuk Land Application berdasarkan pada Kepmen No. 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit dapa Tanah di Perkebunan dan pabrik pengolahan

Untuk Land Application metode dan analisis data berdasarkan pada Kepmen No. 28 Tahun 2003 tentang Pedoman Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah dari Industri Minyak Sawit dapa Tanah di Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit serta KepmenLH No. 29 Tahun 2003 tentang Pedoman, Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaaran Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit

2003 tentang Pedoman, Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaaran Air Limbah Industri Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan dan pabrik

pengolahan kelapa sawit

kelapa sawit Perkebunan 5. Penurunan

keragaman jenis biota perairan

Penurunan keragaman jenis biota perairan dapat menggunakan metode pengamatan lapangan dan wawancara dengan masyarakat.

 Pengumpulan data plankton dilakukan dengan metode grab sampling menggunakan net plankton nomor 25 dan analisis data dilakukan di laboratorium.

 Hasil inventarisasi kemudian dianalisis, sehingga diperoleh keanekaragaman jenisnya.

Lokasi pemantauan adalah Sungai yang ada di wilayah studi

Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali secara terus menerus selama kegiatan

penanganan limbah PKS berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha

Agro Indonesia Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten

Ketapang 4. Pelaksanaan Kemitraan

1. Peningkatan pendapatan dilakukan dengan cara

Lokasi eksisting berdasarkan

Periode pemantauan

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

masyarakat pendapatan dalam

masyarakat, baik yang bekerja di perusahaan maupun yang mengembangkan kegiatan usaha mikro di sekitar lokasi rencana kegiatan.

Multiflier effect melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada masyarakat sekitar, baik yang menjadi mitra perusahaan, tenaga kerja maupun masyarakat yang tidak terlibat secara langsung dengan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit yang dipilih secara acak.

Isi dari wawancara dan kuisioner antara lain berupa jumlah anggota keluarga, jumlah anggota yang bekerja, jenis pekerjaan, besarnya pendapatan perbulan, jenis pendapatan lain, penggunaan pendapatan dan jumlah pengeluaran perbulan.

Hasil dari pendapatan diatas kemudian dianalisis secara statistik untuk mengetahui antara lain: perbandingan dengan upah minimum kabupaten (UMK), masyarakat yang meningkat pendapatannya, penggunaan pendapatan. Dengan demikian akan dapat dilihat antara lain nilai perubahan pendapatan masyaraka (diatas UMK atau dibawahnya) tingkat

dokumen AMDAL terdahulu : Desa Danau perijinan yang baru

dilakukan secara terus menerus selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pelaporan pemantauan enam bulan sekali.

Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang

pemerataan pendapatan dan penggunaan pendapatan

Disamping itu, dilakukan juga pengamatan lapangan

terhadap kondisi

perekonomian setempat dalam rangka mengkaji multiflier effect

2. Beragamnya pola perilaku

masyarakat

Sebagian besar masyarakat yang diterima bekerja memiliki pola perilaku positif, terutama dalam hal pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari gaji/upah

Pelaksanaan kemitraan

Wawancara, Diskusi Kelompok Terfokus dan kuisioner dengan masyarakat yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan.

Pengamatan lapangan.

Analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu : Desa Danau perijinan yang baru dilakukan secara terus menerus selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pelaporan Pemantauan enam bulan sekali.

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian

Sebagian besar masyarakat Kelompok Terfokus dan kuisioner dengan masyarakat yang berada disekitar lokasi

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL

Periode pemantauan dilakukan secara terus menerus

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup

positif terhadap pelaksanaan kemitraan

rencana kegiatan.

Pengamatan lapangan.

Analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif

terdahulu : Desa Danau perijinan yang baru

selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pelaporan pemantauan enam bulan sekali.

Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang

4. Terjadinya konflik

sosial Menurun

dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan kemitraan

Pelaksanaan kemitraan

Wawancara, Diskusi Kelompok Terfokus dan kuisioner dengan masyarakat yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan.

Pengamatan lapangan.

Analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu : Desa Danau perijinan yang baru

Periode pemantauan dilakukan secara terus menerus selama perusahaan beroperasi dengan frekuensi pelaporan pemantauan enam bulan sekali.

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan Perindustrian

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

Perdagangan dan

Desa Jambi dan

Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Perindustrian Kabupaten Ketapang

D. Tahap Pasca Operasi 1. Revegetasi 1. Peningkatan

keragaman jenis flora

Peningkatan keragaman jenis flora di lokasi bekas

perkebunan dan pabrik

pengolahan kelapa sawit PT.

Usaha Agro Indonesia .

Revegetasi Pengumpulan data primer di lapangan dilakukan dengan analisis vegetasi metode garis berpetak.

Data hasil pencacahan di lapangan digunakan untuk menghitung kerapatan frekuensi (penyebaran jenis), dominasi (penguasaan jenis dan indek nilai penting (peran jenis) sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia.

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan revegetasi

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali.

PT. Usaha

Agro Indonesia Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Ketapang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar

Camat Manis Mata

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar 2. Peningkatan

keragaman jenis fauna

Peningkatan keragaman jenis fauna di lokasi bekas

perkebunan dan

Revegetasi Pola penyebaran populasi fauna terestrial yang bersifat random, maka pengamatan mamalia, reptilia dan amphibia sebagai data

Lokasi dilakukan secara terus menerus selama kegiatan revegetasi

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan

pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

Usaha Agro Indonesia .

primernya, dilakukan dengan Metode Penjelajahan dan metode jalur/transek.

Pengamatan mencatat jumlah fauna atau satwa liar yang ditemukan di dalam jalur pengamatan atau jalur contoh, baik satwa yang terbang, bertengger atau berada di pohon maupun yang berada/berjalan atau hidup di atas tanah. Fauna atau satwa liar yang terlihat diidentifikasi dengan melihat ciri-cirinya dengan menggunakan buku panduan lapangan dan bantuan pengenal satwa liar setempat.

Pengamatan komunitas aves, menggunakan metode perjumpaan langsung dan point count. Untuk pengambilan data aves dilakukan pagi hari. Tiap plot dilakukan pencatatan selama 20 menit, setelah 20 menit pencatatan dipindahkan pada lokasi baru dan dilakukan pencatatan dengan waktu yang sama (selama 20 menit), demikian seterusnya sampai seluruh area terwakili

Untuk amfibia, karena merupakan hewan nocturnal,

sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi a kegiatan PT.

Usaha Agro Indonesia .

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali.

Barat

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Ketapang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar

Camat Manis Mata .

Barat

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar

maka pengumpulan data dilakukan pada malam hari.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode transek

Untuk jenis fauna langka dan dilindungi, dilakukan dengan menghimpun data sekunder dari wawancara dengan masyarakat desa setempat dan instansi terkait yang disertai dengan buku identifikasi untuk mempermudah masyarakat mengenalinya.

Hasil inventarisasi kemudian dianalisis, sehingga diperoleh kerapatan relatif, kerapatan jenis, dominansi, frekuensi,nilai penting, keanekaragaman jenis serta kemerataan jenis.

2. Pelepasan Asset Terjadinya konflik

sosial Menurun

dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan pelepasan asset

Pelepasan asset

Wawancara, Diskusi Kelompok Terfokus dan kuisioner dengan masyarakat yang berada disekitar lokasi rencana kegiatan.

Pengamatan lapangan.

Analisis data secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu : Desa Danau Buntar

Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan

Periode pemantauan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pelepasan asset berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali.

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan

Manis Mata Lokasi pada perijinan yang baru Peternakan dan Perkebunan

Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata

Barat

Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang

3. Pelepasan Tenaga Kerja