• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL)

Program pengelolaan lingkungan hidup terhadap komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar (dampak penting), baik positif maupun negatif sebagai akibat dari rencana kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Usaha Agro Indonesia, dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pencegahan dan penanggulangan dampak.

Pencegahan merupakan upaya yang dilaksanakan agar dampak negatif dapat dicegah sebelum terjadi. Upaya yang dilakukan dapat berupa penyesuaian desain proses atau pemilihan peralatan yang ramah lingkungan. Sedangkan, upaya penanggulangan dampak negatif merupakan tindakan penanganan untuk memperkecil atau menghilangkan dampak pada saat dampak timbul.

Selain mencegah dan menanggulangi dampak negatif, program pengelolaan lingkungan juga mencakup pengembangan dampak positif. Program pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan ditinjau dari tiga pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, sosial-ekonomi-budaya dan kelembagaan.

1. Pendekatan Teknologi

Pendekatan teknologi dilakukan dengan menerapkan teknologi yang ekonomis, tepat guna dan berhasil guna sesuai dengan karakteristik dampak yang timbul tanpa meninggalkan asas-asas yang terangkum dalam kebijakan pengembangan yang berwawasan lingkungan, yaitu pengembangan yang senantiasa memperhatikan daya dukung dan kelestarian lingkungan hidup, sehingga dapat dirasakan bagi generasi sekarang dan generasi masa yang akan datang.

2. Pendekatan Sosial Ekonomi

Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan sosial dan ekonomi, dimaksudkan sebagai upaya untuk mengelola dampak dengan cara mengoptimalkan dan menggunakan sumberdaya sosial dan ekonomi masyarakat dalam menanggulangi dampak negatif kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawitPT. Usaha Agro Indonesia .

3. Pendekatan Kelembagaan (Institusi)

Pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan institusi adalah upaya pengelolaan dengan memanfaatkan kelembagaan yang ada, sehingga terwujud pengelolaan lingkungan yang sinergis dan kolaboratif.

Aspek yang perlu diperhatikan dalam rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah : 1. Dampak lingkungan yang dikelola

2. Sumber dampak.

(2)

6. Periode pengelolaan lingkungan hidup 7. Institusi pengelolaan lingkungan hidup

Selain itu, nantinya kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup wajib dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Aplikasi SIMPLE (Sistem Pelaporan Elektronik)

Berikut disampaikan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) kegiatan perkebunan dan

pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Usaha Agro Indonesia :

(3)

No. Lingkungan Yang Dikelola

Sumber

Dampak Pengelolaan Lingkungan

Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan

Lingkungan Hidup Pengelolaan Lingkungan Hidup

Institusi Pengelola Lingkungan Hidup Dampak Penting yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan pada Adendum ANDAL)

A. Tahap Pra Konstruksi

1. Pengurusan Perijinan dan Sosialisasi 1. Beragamnya sikap

dan persepsi masyarakat

Pengurusan perijinan dan sosialisasi

Sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah studi memiliki sikap dan persepsi positif terhadap rencana kegiatan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Usaha Agro Indonesia

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melakukan sosialisasi mengenai rencana kegiatan serta hal-hal terkait lainnya secara intensif dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip kesetaraan, transparan, partisipatif dan berkelanjutan kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya. Bentuk sosialisasi yang akan dilakukan berupa pertemuan, diskusi kelompok, pemasangan pengumuman/informasi ditempat-tempat yang mudah di akses oleh masyarakat (kantor desa, kantor camat, warung, toko pasar dan lain sebagainya) dan melalui media sosialisasi lainnya.

 Menerima saran, tuntutan, keinginan, aspirasi, dan harapan masyarakat serta mengakomodir semua yang relevan dengan melakukan musyawarah dan mufakat untuk mengimplemtasikan dalam kegiatan

 Melakukan tindakan-tindakan yang persuasif dalam rangka meningkatkan sikap dan persepsi positif masyarakat Pendekatan Kelembagaan

Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan para pihak terkait, lembaga-lembaga yang ada baik di

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan DesaJambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama tahap pra konstruksi

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan HidupProvinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan HidupProvinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten

(4)

tingkat desa dan kecamatan. Sosialisasi akan dilakukan secara intensif dan terus- menerus dalam usaha meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan di sekitar areal kerja, baik dari perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Selain itu, perusahaan akan selalu berkoordinasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat (Kabupaten, kecamatan dan desa) dalam setiap pelaksanaan tahapan kegiatan

Ketapang

2. Terjadinya konflik sosial

Pengurusan perijinan dan sosialisasi

Menurun dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan kegiatan sosialisasi

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melakukan sosialisasi mengenai rencana kegiatan serta hal-hal terkait lainnya secara intensif dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip kesetaraan, transparan, partisipatif dan berkelanjutan kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya. Bentuk sosialisasi yang akan dilakukan berupa pertemuan, diskusi kelompok, pemasangan pengumuman/informasi ditempat-tempat yang mudah di akses oleh masyarakat (kantor desa, kantor camat, warung, toko pasar dan lain sebagainya) dan melalui media sosialisasi lainnya.

 Menerima saran, tuntutan, keinginan, aspirasi, dan harapan masyarakat serta mengakomodir semua yang relevan dengan melakukan musyawarah dan mufakat untuk mengimplemtasikan dalam kegiatan

 Melakukan tindakan-tindakan yang

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama tahap pra konstruksi

berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas

(5)

persuasif dalam rangka meningkatkan sikap dan persepsi positif masyarakat Pendekatan Kelembagaan

Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan melibatkan masyarakat dan para pihak terkait, lembaga-lembaga yang ada baik di tingkat desa dan kecamatan. Sosialisasi akan dilakukan secara intensif dan terus- menerus dalam usaha meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan di sekitar areal kerja, baik dari perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Selain itu, perusahaan akan selalu berkoordinasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat (Kabupaten, kecamatan dan desa) dalam setiap pelaksanaan tahapan kegiatan

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang

2. Pembuatan Tata Batas dan Pembebasan Lahan Masyarakat 1. Beragamnya sikap

dan persepsi masyarakat

Pembuatan tata batas dan pembebasan lahan masyarakat

Sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah studi memiliki sikap dan persepsi positif terhadap rencana kegiatan pembuatan tata batas dan pembebasan lahan masyarakat

Pendekatan Teknologi

Membuat tata batas secara definitif terhadap areal yang akan dikonsesi dan mengeluarkan (enclave) kawasan konservasi, lahan bermasalah, lahan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat (kebun karet), hak ulayat, tanah adat, lahan-lahan yang dianggap keramat dan lahan-lahan yang masyarakat tidak menginginkan untuk dibuka

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melakukan kegiatan penataan batas proyek dan pembebasan lahan masyarakat sesuai dengan ketentuan

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembuatan tata

batas dan

pembebasan lahan masyarakat berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Kantor

(6)

yang berlaku dan transparan. Proses pembebasan lahan meliputi :

- Memfasilitasi masyarakat dalam melakukan penataan batas desa/dusun - Melakukan klarifikasi dan inventarisasi

kepemilikan lahan masyarakat - Melakukan pengukuran lahan yang

akan dibebaskan.

- Melakukanganti rugi lahan dan tanam tumbuh

Proses pembebasan lahan dilaksanakan oleh pihak perusahaan bekerjasama dengan panitia pembebasan lahan dari intansi pemerintah terkait. Pembebasan lahan dilakukan terbatas hanya pada lahan yang akan digunakan untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan sistem ganti rugi tanam tumbuh yang saling menguntungkan. Jika dalam areal proyek terdapat lahan yang dianggap keramat, lahan pemakaman, hak ulayat, lahan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat (kebun karet) dan lahan konservasi, maka perusahaan akan melakukan enclave pada lahan- lahan tersebut dari areal rencana perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Begitu juga dengan pada lahan-lahan masyarakat yang tidak mau menyerahkan kepada perusahaan untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, maka

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Pertanahan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang

(7)

akan di enclave.

Prosedur dalam melakukan ganti rugi lahan dan tanam tumbuh adalah sebagai berikut:

- Pembayaran dilakukan secara bersama terhadap pemilik lahan dalam satu blok atau area.

- Pembayaran wajib diterima langsung oleh pemilik atau ahli waris dan disaksikan serta ditanda tangani oleh pemilik lahan.

Dalam melaksanakan pembayaran, wajib diketahui oleh Camat, Kades, Kadus, dan tokoh non formal (tokoh adat) Untuk tanah yang akan digunakan untuk usaha perkebunan berasal dari tanah hak ulayat masyarakat hukum adat, maka sesuai peraturan perundangan pemohon izin usaha perkebunan wajib terlebih dahulu melakukan musyawarah dengan masyarakat hukum adat pemegang hak ulayat dan warga pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, dituangkan dalam bentuk kesepakatan penyerahan tanah dan imbalannya dengan diketahui oleh gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan (Permentan No.

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan Pasal 24)

 Menyediakan lahan untuk kas desa dan lahan untuk ketahanan pangan

(8)

Pendekatan Kelembagaan

Sistem dan mekanisme dalam pembebasan lahan menerapkan pendekatan partisipatif, dengan mengkaji dan mendayagunakan kelembagaan lokal atau tingkat bawah-akar rumput sebagai lembaga representasi dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembebasan lahan

2. Terjadinya konflik

sosial Pembuatan

tata batas dan pembebasan lahan masyarakat

Menurun dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan pembuatan tata batas dan pembebasan lahan masyarakat

Pendekatan Teknologi

Membuat tata batas secara definitif terhadap areal yang akan dikonsesi dan mengeluarkan (enclave) kawasan konservasi, lahan bermasalah, lahan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat (kebun karet), hak ulayat, tanah adat, lahan-lahan yang dianggap keramat dan lahan-lahan yang masyarakat tidak menginginkan untuk dibuka

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melakukan kegiatan penataan batas proyek dan pembebasan lahan masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan transparan. Proses pembebasan lahan meliputi :

- Memfasilitasi masyarakat dalam melakukan penataan batas desa/dusun - Melakukan klarifikasi dan inventarisasi

kepemilikan lahan masyarakat - Melakukan pengukuran lahan yang

akan dibebaskan.

- Melakukanganti rugi lahan dan tanam

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembuatan tata

batas dan

pembebasan lahan masyarakat berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas

(9)

tumbuh

Proses pembebasan lahan dilaksanakan oleh pihak perusahaan bekerjasama dengan panitia pembebasan lahan dari intansi pemerintah terkait. Pembebasan lahan dilakukan terbatas hanya pada lahan yang akan digunakan untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan sistem ganti rugi tanam tumbuh yang saling menguntungkan. Jika dalam areal proyek terdapat lahan yang dianggap keramat, lahan pemakaman, hak ulayat, lahan yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat (kebun karet) dan lahan konservasi, maka perusahaan akan melakukan enclave pada lahan- lahan tersebut dari areal rencana perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit. Begitu juga dengan pada lahan-lahan masyarakat yang tidak mau menyerahkan kepada perusahaan untuk keperluan kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, maka akan di enclave.

Prosedur dalam melakukan ganti rugi lahan dan tanam tumbuh adalah sebagai berikut:

- Pembayaran dilakukan secara bersama terhadap pemilik lahan dalam satu blok atau area.

- Pembayaran wajib diterima langsung oleh pemilik atau ahli waris dan

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang, Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang

(10)

disaksikan serta ditanda tangani oleh pemilik lahan.

Dalam melaksanakan pembayaran, wajib diketahui oleh Camat, Kades, Kadus, dan tokoh non formal (tokoh adat) Untuk tanah yang akan digunakan untuk usaha perkebunan berasal dari tanah hak ulayat masyarakat hukum adat, maka sesuai peraturan perundangan pemohon izin usaha perkebunan wajib terlebih dahulu melakukan musyawarah dengan masyarakat hukum adat pemegang hak ulayat dan warga pemegang hak atas tanah yang bersangkutan, dituangkan dalam bentuk kesepakatan penyerahan tanah dan imbalannya dengan diketahui oleh gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan (Permentan No.

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan Pasal 24)

 Menyediakan lahan untuk kas desa dan lahan untuk ketahanan pangan

 Menjalankan kesepakatan-kesepakatan yang telah ditetapkan secara konsisten.

 Melakukan tindakan-tindakan persuasif guna menghindari terjadinya konflik.

 Melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat yang bermasalah, sehingga diperoleh jalan keluar yang terbaik

 Menyusun dan melaksanakan konsep

(11)

resolusi konflik untuk penyelesaian masalah lahan dengan berprinsip pada musyawarah untuk mufakat, terbuka, setara dan partisipatif. Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan lahan meliputi :

- Mempelajari dan mendefinisikan pokok masalah

- Mengumpulkan keterangan / fakta - Menganalisis dan menentukan alternatif

penyelesaian masalah

- Memutuskan alternatif yang akan digunakan

- Mengkomunikasikan hasil keputusan - Memantau pelaksanaan langkah

penyelesaian yang diambil serta akibatnya

Pendekatan Kelembagaan

Sistem dan mekanisme dalam pembebasan lahan menerapkan pendekatan partisipatif, dengan mengkaji dan mendayagunakan kelembagaan lokal atau tingkat bawah-akar rumput sebagai lembaga representasi dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembebasan lahan

B. Tahap Konstruksi

1. Rekrutmen Tenaga Kerja 1. Adanya peluang kerja Rekrutmen

tenaga kerja

Untuk kesempatan bekerja yaitu terserapnya tenaga kerja yang berasal dari desa-desa sekitar

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu

(12)

perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT. Usaha Agro Indonesia dan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di desa-desa sekitar lokasi perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit.

Berkembangnya usaha masyarakat secara bertahap yang ditandai dengan munculnya jenis- jenis usaha baru sebagai mata pencaharian masyarakat di desa-desa sekitar lokasi kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit.

 Memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan.

Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

 Setiap pekerjaan borongan sebaiknya diberikan kepada masyarakat, dan jika ternyata masyarakat kurang mampu secara teknis, perusahaan dapat melakukan pembinaan.

 Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang peningkatan kapasitas dan perekonomian masyarakat, seperti pelatihan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, menerapkan pola karir bagi masyarakat yang bekerja di perusahaan sesuai dengan prestasi kerjanya, melakukan kerja sama dalam hal pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan (sembako, ATK, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya), melakukan kerjasama dalam peningkatan produktivitas pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan, mengembangkan potensi sumber daya perikanan serta mengembangkan kerajinan masyarakat.

Pendekatan Kelembagaan

 Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan terkait rencana rekrutmen tenaga kerja.

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

selama kegiatan rekrutmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

(13)

 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan.

2. Peningkatan pendapatan

Rekrutmen tenaga kerja

Multiflier effect

Pendapatan minimal setara dengan Upah Minimum Kabupaten Ketapang bagi warga masyarakat yang diterima bekerja sebagai tenaga kerja.

Terjadi perubahan pendapatan masyarakat, baik yang bekerja di perusahaan maupun yang mengembangkan kegiatan usaha mikro di sekitar lokasi rencana kegiatan.

Pendekatan Teknologi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

 Melaksanakan sistem pembayaran upah dengan mengacu pada standar Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten UMK) Kabupaten Ketapang.

 Memenuhi hak-hak pekerja, seperti uang lembur dan tunjangan lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

 Memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan.

Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

 Setiap pekerjaan borongan sebaiknya diberikan kepada masyarakat, dan jika ternyata masyarakat kurang mampu secara teknis, perusahaan dapat melakukan pembinaan.

 Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang peningkatan kapasitas dan perekonomian

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan rekrutmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

(14)

masyarakat, seperti pelatihan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, menerapkan pola karir bagi masyarakat yang bekerja di perusahaan sesuai dengan prestasi kerjanya, melakukan kerja sama dalam hal pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan (sembako, ATK, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya), melakukan kerjasama dalam peningkatan produktivitas pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan, mengembangkan potensi sumber daya perikanan serta mengembangkan kerajinan masyarakat. Serta melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam menyediakan lahan keatahanan pangan Pendekatan Kelembagaan

 Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan terkait rencana rekrutmen tenaga kerja.

 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan.

3. Beragamnya pola perilaku masyarakat

Rekrutmen tenaga kerja

Sebagian besar masyarakat yang diterima bekerja memiliki pola perilaku positif, terutama dalam hal pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari gaji/upah

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

 Memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan.

Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan rekrutmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas

(15)

masyarakat setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

 Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang peningkatan kapasitas dan perekonomian masyarakat, seperti pelatihan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, menerapkan pola karir bagi masyarakat yang bekerja di perusahaan sesuai dengan prestasi kerjanya, melakukan kerja sama dalam hal pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan (sembako, ATK, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya), melakukan kerjasama dalam peningkatan produktivitas pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan, mengembangkan potensi sumber daya perikanan serta mengembangkan kerajinan masyarakat.

Pendekatan Kelembagaan

 Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan terkait rencana rekrutmen tenaga kerja.

 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan.

Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

4. Beragamnya sikap dan persepsi masyarakat

Rekrutmen

tenaga kerja Sebagian besar masyarakat yang ada di wilayah studi memiliki sikap dan persepsi positif terhadap rencana kegiatan penerimaan

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

 Memprioritaskan masyarakat lokal

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat,

(16)

tenaga kerja sebagai tenaga kerja perusahaan.

Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

 Setiap pekerjaan borongan sebaiknya diberikan kepada masyarakat, dan jika ternyata masyarakat kurang mampu secara teknis, perusahaan dapat melakukan pembinaan.

 Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang peningkatan kapasitas dan perekonomian masyarakat, seperti pelatihan peningkatan kapasitas dalam pengelolaan kebun kelapa sawit, menerapkan pola karir bagi masyarakat yang bekerja di perusahaan sesuai dengan prestasi kerjanya, melakukan kerja sama dalam hal pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan (sembako, ATK, perabotan rumah tangga dan lain sebagainya), melakukan kerjasama dalam peningkatan produktivitas pengelolaan pertanian, perkebunan dan peternakan, mengembangkan potensi sumber daya perikanan serta mengembangkan kerajinan masyarakat.

Pendekatan Kelembagaan

 Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan terkait rencana rekrutmen tenaga kerja.

Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

rekrutmen tenaga kerja

berlangsungdengan frekuensi pelaporan pengelolaan enam bulan sekali.

Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

(17)

 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan.

5. Terjadinya konflik

sosial Rekrutmen

tenaga kerja Menurun dan/atau tidak terjadinya konflik sosial selama pelaksanaan kegiatan rekrutmen tenaga kerja

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Rekruitmen dilakukan secara terbuka dan prosedural berdasarkan peraturan yang berlaku.

 Melaksanakan sistem pembayaran upah dengan mengacu pada standar Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten UMK) Kabupaten Ketapang

 Memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja perusahaan.

Apabila tidak tersedia sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dari masyarakat setempat, maka perusahaan akan merekrut tenaga kerja dari luar.

 Menyusun dan melaksanakan konsep resolusi konflik yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dengan berprinsip pada musyawarah untuk mufakat, terbuka, setara dan partisipatif. Secara umum langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan meliputi :

- Mempelajari dan mendefinisikan pokok masalah

- Mengumpulkan keterangan / fakta - Menganalisis dan menentukan alternatif

penyelesaian masalah

- Memutuskan alternatif yang akan digunakan

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan rekrutmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ketapang

(18)

- Mengkomunikasikan hasil keputusan - Memantau pelaksanaan langkah

penyelesaian yang diambil serta akibatnya

Pendekatan Kelembagaan

 Melakukan koordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan terkait rencana rekrutmen tenaga kerja.

 Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai ketenagakerjaan.

2. Pembukaan dan Pematangan Lahan 1. Penurunan kualitas

air permukaan Pembukaan dan pematangan lahan

 Parameter kualitas air permukaan tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air (Lampiran 1)

 Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut menggunakan sumbedaya perairan tersebut, terhadap perubahan kualitas air sungai.

 Tidak adanya gejala- gejala penyakit, yang disebabkan oleh adanya

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan konservasi tanah dan air dalam kegiatan pembukaan lahan

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Melakukan kegiatan pembukaan lahan secara bertahap dan diutamakan terlebih dahulu pada areal yang tidak berhutan.

Setelah lahan dibuka, maka segera dilakukan penanaman tanaman Land Cover Crop (LCC)

 Pembuatan jebakan sedimen (sediment trap) dengan desain sederhana untuk

Lokasi kegiatan perkebunan PT.

Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena

dampak dan

sungai-sungai dalam wilayah studi.

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembukaan dan pamatangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan HidupProvinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(19)

penurunan kualitas air

sungai yang

bersangkutan

mengurangi jumlah bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai. Pembuatan jebakan sedimen dilakukan terutama di pinggir jalan yang cekung dan pinggir areal yang wilayahnya dibuka.

 Menumpuk (merumpuk) batang, cabang dan ranting sisa kegiatan pembukaan lahan yang tidak dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek hidrologi (aliran permukaan), guna memperkecil masuknya partikulat yang terbawa aliran permukaan ke badan air (sungai).

Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

Lingkungan HidupProvinsi Kalimantan Barat

2. Terjadinya erosi dan sedimentasi

Pembukaan dan pematangan lahan

Gejala erosi alur dan parit pada jalan dan areal bekas penyiapan lahan atau ketebalan lapisan tanah yang hilang dari areal bekas penyiapan lahan atau lahan yang

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan konservasi tanah dan air dalam pembukaan lahan, seperti pembuatan terasering pada lahan yang berlereng

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai,

Pengelolaan dilakukan di lahan yang baru dibuka atau yang sudah dibuka yang termasuk dalam lingkup wilayah

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia .

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup

(20)

terbuka ≤ 60 cm/ha/tahun.

Atau menggunakan kriteria evaluasi kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi air menurut PerMen LH No. 7 Tahun 2006

Sedimentasi aktual dari lahan per tahun per ha, konsentrasi TSS (mg/l) di dalam sungai, kekeruhan (NTU) air sungai, kedalaman sungai.

sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Melakukan kegiatan pembukaan lahan secara bertahap dan diutamakan terlebih dahulu pada areal yang tidak berhutan.

Setelah lahan dibuka, maka segera dilakukan penanaman tanaman Land Cover Crop (LCC).

 Menumpuk (merumpuk) batang, cabang dan ranting sisa kegiatan pembukaan lahan yang tidak dimanfaatkan dengan memperhatikan aspek hidrologi (aliran permukaan), guna memperkecil masuknya partikulat yang terbawa aliran permukaan ke badan air (sungai).

Pembuatan jebakan sedimen (sediment trap) dengan desain sederhana untuk mengurangi jumlah bahan tererosi yang mencapai ke badan sungai. Pembuatan jebakan sedimen dilakukan terutama di pinggir jalan yang cekung dan pinggir areal yang wilayahnya dibuka.

 Segera melakukan penanaman tanaman kelapa sawit dan tanaman penutup tanah, apabila lahan telah siap untuk ditanami.

 Memasang tongkat ukur erosi secara purposive sampling di lokasi perkebunan

studi yang terkena dampak kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

(21)

dan pabrik pengolahan kelapa sawit.

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Melaksanakan program peningkatan pengetahuan karyawan unit pembukaan dan pematangan lahan tentang upaya pengendalian erosi dan sedimentasi.

 Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana usaha.

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam melaksanakan program konservasi

3. Potensi banjir dan

genangan Pembukaan

dan pematangan lahan

Genangan yang akan terjadi tidak melebihi setinggi ± 1 m dari nilai genangan yang pernah terjadi di lokasi studi

Pendekatan Teknologi

 Melakukan identifikasi terhadap kawasan yang potensial terjadinya banjir dan genangan

 Pembuatan DAM pada lokasi kebun yang bersinggungan dengan Sungai dan pada area yang rawan banjir. Sedangkan pada pertemuan antara drainase dengan sungai dibangun pintu air otomatis.

 Menyediakan pompa air yang berfungsi untuk menyedot air apabila terjadi kelebihan air pada lahan kebun.

Kemudian dialirkan menuju sungai

Pengelolaan dilakukan di lahan yang baru dibuka atau yang sudah dibuka yang termasuk dalam lingkup wilayah studi yang terkena dampak kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia.

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia .

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

(22)

terdekat

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Melakukan kegiatan pembukaan lahan secara bertahap dan diutamakan terlebih dahulu pada areal yang tidak berhutan, semak belukar atau areal yang sebelumnya telah terbuka. Setelah lahan dibuka, maka segera dilakukan penanaman tanaman Land Cover Crop (LCC)

 Segera melakukan penanaman tanaman kelapa sawit dan tanaman penutup tanah, apabila lahan telah siap untuk ditanami

 Membuat saluran drainase dengan memperhatikan pola hidrologi

 Melakukan pengerukan parit- parit/saluran drainase secara berkala

 Membuat dan/atau melaksanakan Prosedur Tetap (Protap) tentang pencegahan dan penanggulangan banjir di lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan kerjasama dengan

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

(23)

masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

4. Penurunan keanekaragaman flora

Pembukaan dan pematangan lahan

Masih ada jenis-jenis flora yang berfungsi ekologi dalam pendukung kehidupan faktor biotis yang lain

Pendekatan Teknologi

Melaksanakan Kajian HCVA (High Conservation Value Area) dan carbon stock sebelum kegiatan pembukaan dan pematangan lahan, sehingga teridentifikasi areal-areal yang bernilai konservasi tinggi

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m.

 Mempertahankan dan memelihara jenis- jenis tanaman hutan tropis pada kawasan hijau atau areal plasma nuftah yang berada di dalam lokasi rencana kegiatan

Lokasi pengelolaan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi rencana kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia .

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(24)

 Tidak melakukan penebangan pohon- pohon yang diketahui berguna sebagai tempat hidup satwa, khususnya aves Pendekatan Sosial Ekonomi

 Bersama masyarakat melakukan kegiatan pelestarian kawasan lindung atau konservasi disekitar lokasi rencana kegiatan

 Berkerjasama dengan penggiat perlindungan satwa untuk pemantauan dan menjaga kelestarian atau rehabilitasi habitat satwa yang dilindungi

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

5. Penurunan keanekaragaman fauna

Pembukaan dan pematangan lahan

Adanya jenis-jenis tanaman serta areal plasma nuftah

yang dijaga

keberadaannya, sehingga tetap tersedia habitat bagi fauna-fauna yang ada

Pendekatan Teknologi

Melaksanakan Kajian HCVA (High Conservation Value Area) dan carbon stock sebelum kegiatan pembukaan dan pematangan lahan, sehingga teridentifikasi areal-areal yang bernilai konservasi tinggi

 Melakukan pembukaan lahan secara bertahap dan diutamakan terlebih dahulu pada areal rencana kebun yang tidak berhutan, agar berbagai jenis fauna memiliki kesempatan untuk melakukan migrasi.

 Tidak melakukan penebangan pohon- pohon yang diketahui berguna sebagai tempat hidup satwa, khususnya aves

 Membangun kawasan ruang terbuka

Lokasi pengelolaan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi rencana kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia .

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

(25)

hijau di sekitar perkebunan, bangunan, bantaran kanal dan turus jalan angkutan

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m.

 Melakukan patroli pengamanan di sekitar kawasan konservasi, terutama pada areal-areal yang telah terbuka (bekas tebangan) untuk mencegah adanya perburuan fauna.

 Pembuatan dan pemasangan papan nama, peringatan dan himbauan untuk tidak melakukan perburuan atau pengrusakan habitat fauna pada lokasi- lokasi yang strategis di pinggir jalan dan aliran sungai yang sering digunakan masyarakat menuju hutan, kawasan lindung dan lingkungan base camp.

 Mengamankan koridor-koridor penghubung satwa dan mengurangi bangunan-bangunan atau pembukaan hutan yang memotong pergerakan satwa liar serta mencegah dilakukannya pembukaan hutan yang merupakan habitat yang khas

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

(26)

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Bersama masyarakat melakukan kegiatan pelestarian kawasan lindung atau konservasi disekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

6. Penurunan

keragaman jenis biota perairan

Pembukaan dan pematangan lahan

Tidak menurunkan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air Bahwa tingginya tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air adalah tidak terlepas dari kualitas air itu sendiri, dimana ketersediaan oksigen terlarut dan bahan makanan

yang mencukupi

merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan biota air.

keanekaragaman yang tinggi menunjukkan bahwa ekosistem masih stabil

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan konservasi tanah dan air dalam kegiatan pembukaan lahan

 Mempertahankan keberadaan kawasan hijau di sepanjang sempadan sungai, sumber mata air dan kawasan lindung sekitar lokasi rencana kegiatan, dengan ketentuan : sungai besar minimal 100 m kiri dan kanan sungai, sungai kecil minimal 50 m kiri dan kanan sungai, sumber mata air dengan radius minimal 200 m serta kawasan buffer zone minimal 500 m.

 Membuat papan larangan untuk tidak melakukan aktifitas apapun yang bersifat merusak kawasan sempadan sungai /sabuk hijau diareal lahan baru

Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan

Pengelolaan dilakukan di lahan yang baru dibuka atau yang sudah dibuka yang termasuk dalam lingkup wilayah studi yang terkena dampak kegiatan PT. Usaha Agro Indonesia .

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia .

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(27)

kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat.

7. Muncul dan/atau berkembangnya pola penyakit baru

Pembukaan dan pematangan lahan

Pola penyakit yang timbul akibat kegiatan pembukaan dan pematangan lahan dapat dikendalikan

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan seluruh tahapan kegiatan dengan mengacu pada standar prosedur operasional serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang telah ditetapkan, sehingga dampak-dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan pekerja dapat dapat diperkecil.

 Penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja guna menghindari pemaparan bahan pencemar dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

 Melakukan kegiatan penyemprotan pada daerah yang merupakan daerah endemis untuk penyakit malaria secara berkala berdasarkan data malariometrik survey.

Pendekatan Sosial Ekonomi

 Memperkuat kemitraan dan jaringan antara para pihak terkait dengan program kesehatan masyarakat di wilayah kerja.

 Memberikan bantuan yang dapat

Lokasi pengelolaan dilakukan di daerah yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi.

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(28)

meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan, seperti melaksanakan program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan pengadaan fasilitas air bersih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pendekatan Kelembagaan

Bekerja sama dengan lembaga kesehatan setempat dalam menanggulangi penyakit yang timbul akibat kegiatan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit.

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang.

3. Penanaman Penurunan kualitas

air permukaan Penanaman Parameter kualitas air permukaan tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air (Lampiran 1)

Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut menggunakan sumbedaya perairan tersebut, terhadap perubahan kualitas air sungai.

Tidak adanya gejala- gejala penyakit, yang

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan konservasi tanah dan air dalam kegiatan penanaman

 Segera melakukan penanaman tanaman kelapa sawit dan tanaman penutup tanah, apabila lahan telah siap untuk ditanami

Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait

Lokasi perkebunan PT. Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena dampak dan sungai-sungai dalam wilayah studi

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan penanaman berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat,

(29)

disebabkan oleh adanya penurunan kualitas air sungai yang bersangkutan

dalam pemeliharaan sumber-sumber air. Kawasan Permukiman dan

Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

4. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan 1. Penurunan kualitas

air permukaan Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

Parameter kualitas air permukaan tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air

Tidak adanya keluhan dari warga masyarakat yang turut menggunakan sumbedaya perairan tersebut, terhadap perubahan kualitas air sungai.

Pendekatan Teknologi

 Menggunakan dosis pupuk serta pestisida yang sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

 Mencegah terjadinya tumpahan pupuk ke permukaan tanah pada saat pemupukan di lokasi pembibitan Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan kerjasama dengan masyarakat dalam menjaga keberadaan kawasan hijau di sempadan sungai dan kawasan lindung di sekitar lokasi rencana kegiatan

Pendekatan Kelembagaan

 Mengoptimalkan peran divisi pengelolaan lingkungan struktur organisasi perusahaan.

 Melakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan instansi terkait dalam pemeliharaan sumber-sumber air.

Lokasi perkebunan PT. Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena dampak.dan sungai-sungai dalam wilayah studi

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

2. Muncul dan/atau berkembangnya pola penyakit baru

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan

Pola penyakit yang timbul akibat kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkan dapat dikendalikan

Pendekatan Teknologi

 Melaksanakan seluruh tahapan kegiatan dengan mengacu pada standar prosedur operasional serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang telah ditetapkan, sehingga dampak-dampak

Lokasi pengelolaan dilakukan di daerah yang telah dilingkup dalam batas wilayah studi, baik pada lokasi

Pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemeliharaan tanaman belum

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(30)

negatif terhadap kesehatan masyarakat dan pekerja dapat dapat diperkecil.

 Penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja guna menghindari pemaparan bahan pencemar dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Pendekatan Sosial Ekonomi

Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada seluruh tenaga kerja dan masyarakat.

Pendekatan Kelembagaan

Bekerja sama dengan lembaga kesehatan setempat dalam menanggulangi penyakit yang timbul akibat kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit.

eksisitng maupung

lokasi yang baru menghasilkan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang.

C. Tahap Operasi

1. Pemanenan dan Pengangkutan TBS 1. Penurunan kualitas

udara

Pemanenan dan

pengangkutan TBS

Penurunan kualitas udara tidak melebihi baku berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Emisi Tidak Bergerak (Lampiran 2)

Pendekatan Teknologi

 Melengkapi kendaraan proyek yang mengangkut TBS dengan penutup/jaring yang memadai

 Memasang penutup debu pada ban kendaraan

 Menggunakan kendaraan yang telah lulus uji emisi

 Melakukan kegiatan pemeliharaaan (maintenance) kendaraan atau peralatan

Lokasi pengelolaan di lingkungan area tapak proyek dan area yang dilalui kendaraan

pengangkut dalam wilayah studi

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemanenan dan pengangkutan TBS berlangsung dengan frekuensi pelaporan

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan

(31)

yang berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara secara berkala

 Melakukan penyiraman rutin pada beberapa ruas jalan utama (main road)

 Penanaman tanaman penghijauan di sekitar areal pabrik sebagai green belt Pendekatan Sosial Ekonomi

Menginstruksikan kepada tenaga kerja untuk menggunakan kelengkapan K3

pengelolaan enam

bulan sekali. Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perhubungan Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perhubungan Kabupaten Ketapang

2. Peningkatan

kebisingan Pemanenan dan

pengangkutan TBS

Tingkat kebisingan tidak melebihi baku menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor:

Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

(Lampiran 3)

Pendekatan Teknologi

 Mengatur kecepatan dan volume suara kendaraan pengangkut TBS pada saat melewati pemukiman penduduk

 Melakukan kegiatan pemeliharaaan (maintenance) kendaraan atau peralatan yang berpotensi menimbulkan dampak peningkatan kebisingan secara berkala Pendekatan Sosial Ekonomi

Menginstruksikan kepada tenaga kerja untuk menggunakan kelengkapan K3

Lokasi pengelolaan di lingkungan area tapak proyek dan area yang dilalui kendaraan

pengangkut dalam wilayah studi

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemanenan dan pengangkutan TBS berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perhubungan Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan

(32)

adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Perhubungan Kabupaten Ketapang

3. Adanya peluang berusaha

Pemanenan dan

pengangkutan TBS

Terjalinnya kerjasama perusahaan dengan masyarakat dalam kegiatan

pemanenan dan

pengangkutan, misalanya terserapnya tenaga panen, tersedianya kendaraan angkut TBS oleh masyarakat

Pendekatan Teknologi

Melaksanakan kegiatan pemanenan sesuai dengan periode panen, agar menghasilkan TBS secara optimal

Melaksanakan kemitraan usaha dalam hal pengangkutan TBS ke PKS sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat sebagai mitra perusahaan dan ketentuan yang berlaku

Pendekatan Sosial Ekonomi

Mengoptimalkan peran koperasi desa yang sudah ada sebagai penghubung masyarakat dengan perusahaan.

Melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pemanenan dan pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan, seperti penyediaan tenaga panen dan kendaraan pengangkut TBS.

Pendekatan Kelembagaan

Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait mengenai kegiatan

Lokasi eksisting berdasarkan dokumen AMDAL terdahulu :

Desa Danau Buntar Kecamatan Kendawangan dan Desa Jambi Kecamatan Manis Mata

Lokasi pada perijinan yang baru Desa Jambi dan Sukaramai

Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang

Periode pengelolaan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pemanenan dan pengangkutan TBS berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pengelolaan enam bulan sekali.

Instansi pelaksana pengelolaan adalah PT.

Usaha Agro Indonesia

Instansi pengawas yaitu Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ketapang serta Camat Manis Mata

Instansi penerima laporan adalah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman dan

Lingkungan Hidup

Gambar

Gambar Rencana Jalur Tanaman Tepi Penyerap Polusi Udara

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 90 Pemeliharaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, kawasan permukiman dan PSU Pasal 93 Perbaikan umah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian,

Nilai kesesuaian tersebut diperoleh dari rata-rata nilai kesesuaian dari masing-masing variabel yaitu lokasi, aksesibilitas dan jangkauan pelayanan pasar.. Faktor dengan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal di antaranya adalah penyakit karang black band disease (BBD) ditemukan pada setiap lokasi secara spasial di

Neurofibromatosis-1 (NF-1) adalah penyakit genetik yang memiliki gejala khas berupa lesi Café-au-lait multipel dan tumor neuroektodermal yang dapat muncul dalam jumlah banyak

Tafsir Al-Qurthubi (Vol. Khatib, Penerj.) Jakarta: Pustaka Aszam. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Harun, Trans.) Riyad: Departemen Urusan Agama Islam

5 (2) Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah

Bay’ al-Dayn adalah suatu akad jual beli dengan objek jual belinya adalah piutang atau tagihan ( dayn ). 28 Bay’ al-dayn adalah seseorang yang mempunyai hak mengutip hutang

[r]