• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembukaan dan Pematangan Lahan 1. Penurunan

Rencana pemantauan lingkungan hidup ini disajikan dalam bentuk matrik sebagai berikut:

B. Tahap Konstruksi

2. Pembukaan dan Pematangan Lahan 1. Penurunan

tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

(Lampiran 1)

Tidak adanya dilakukan dengan mengambil sampel air permukaan (sungai) dari titik sampel yang telah ditentukan. Sampel air tersebut kemudian dikirim ke laboratorium rujukan pemerintah untuk dianalisa kualitasnya.

Hasil analisa dibandingkan dengan baku mutu kualitas air sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Lokasi kegiatan perkebunan PT.

Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena dampak dan sungai-sungai dalam wilayah studi (Lampiran 4)

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembukaan dan pamatangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata .

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

sumbedaya penyakit, yang disebabkan

dan sedimentasi

Gejala erosi lapisan tanah yang hilang dari areal bekas kriteria evaluasi

Pembukaan dan pematangan lahan

Mengukur erosi pada 3 titik pantau dengan memasang patok erosi di dalam wilayah kegiatan. Patok dipasang dengan cara:

- Tancapkan patok erosi yang telah diberi tera (berskala) ke dalam tanah sampai > 50 cm atau sampai mencapai lapisan kontras (bila tebal tanah <

50 cm).

- Penghitungan besaran erosi dilakukan dengan menghitung rata-rata penurunan permukaan tanah dari titik-titik pengamatan per satuan

Pemantauan termasuk dalam lingkup wilayah studi yang terkena dampak kegiatan PT.

Usaha Agro Indonesia .

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata .

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

kerusakan tanah di lahan kering akibat erosi air lahan per tahun

per ha, diakumulasikan dalam satuan waktu 10 tahunan (mm/10 tahun).

Mengukur konsentrasi TSS, kekeruhan dan kedalaman sungai (deposisi sedimen) pada 4 titik pantau dengan cara mengambil contoh air untuk analisis TSS dan kekeruhan dan pengukuran kedalaman (deposisi

sedimen) dengan

menggunakan tongkat duga kedalaman atau tali dengan bandul berpemberat

3. Potensi banjir

dan genangan Genangan yang terjadi melebihi setinggi ± 1 m dari nilai genangan yang pernah terjadi di lokasi studi

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Pengukuran ketinggian genangan dengan alat ukur ketinggian, dan pengukuran debit air sungai pada musim hujan. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan data laporan debit puncak aliran permukaan serta debit maksimum air sungai yang ada disekitar areal daerah yang rawan banjir, jika debit air sungai sudah melebihi debit maksimum maka dareah disekitar DAS akan menjadi rawan banjir.

Pemantauan dilakukan di lokasi kebun dan desa yang terkena dampak khususnya desa yang berada di sekitar aliran Sungai

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata .

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

4. Penurunan keanekaragaman flora

Adanya jenis-jenis tanaman serta areal plasma nuftah yang dijaga keberadaannya, sehingga tidak terjadi

penurunan keragaman jenis flora secara drastis.

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman jenis flora (vegetasi) digunakan survey vegetasi dengan metoda jalur transek.

Parameter yang diamati mencakup nama jenis tumbuhan, strata pertumbuhan (semai, pancang, tiang dan pohon inti, tinggi bebas cabang, lingkar batang dan diameter).

Hasil inventarisasi kemudian dianalisis, sehingga diperoleh kerapatan relatif, kerapatan jenis, dominansi, frekuensi,nilai penting, keanekaragaman jenis, kemerataan jenis serta potensi tegakan

Lokasi pemantauan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi rencana kegiatan PT.

Usaha Agro Indonesia.

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata .

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

5. Penurunan keanekaragaman fauna

Adanya jenis-jenis tanaman serta areal plasma nuftah yang dijaga keberadaannya, sehingga tetap tersedia habitat bagi fauna-fauna yang ada

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penjelajahan dan metode jalur (lebar 40 m dan panjangnya 2 km) kombinasi dengan metode VES (Visual Encounter Survey). Selanjutnya dilakukan analisis dengan perhitungan terhadap nilai indeks keanekaragaman, indeks dominansi, indeks kemerataan dan frekuensi relatif perjumpaan.

Indeks Keanekaragaman (Diversity index) adalah nilai yang dapat menunjukkan tinggi

Lokasi pemantauan dilakukan di areal yang dijadikan sebagai areal konservasi/areal pelestarian plasma nuftah yang berada dilokasi rencana kegiatan PT.

Usaha Agro Indonesia

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

rendahnya keanekaragaman populasi spesies-spesies di dalam komunitas. Nilai tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah spesies dan jumlah individu dalam suatu komunitas atau habitat.

Keanekaragaman jenis satwa dihitung dengan menggunakan rumus Shannon Diversity Index (H')

Indeks Dominansi (C) digunakan untuk mengetahui pola penyebaran dan pemusatan jenis-jenis dominan.

Indeks Kelimpahan Jenis (e) digunakan untuk mengetahui kelimpahan penyebaran individu jenis-jenis yang ada.

Sedangkan frekuensi relatif perjumpaan (FP) adalah keseringan perjumpaan fauna dalam jalur pengamatan.

Sementara untuk frekuensi perjumpaan (FRP) dihitung dengan menggunakan rumus (Sumber; Poole, R.W.1990) 6. Penurunan

keragaman jenis biota air

Keberadaan jenis biota perairan tetap beragam

Kegiatan pembukaan dan pematangan lahan

Metode yang dilakukan adalah dengan pengambilan sampel air disertai analisis laboratorium

untuk mengetahui

keanekaragaman dan kelimpahan plankton, pengambilan contoh sedimen

Pemantauan dilakukan di lahan yang baru dibuka atau yang sudah dibuka yang termasuk dalam

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan

disertai analisis laboratorium

untuk mengetahui

keanekaragaman dan kelimpahan benthos, survey wawancara dan pencatatan macam-macam jenis ikan yang

tertangkap oleh

nelayan/masyarakat setempat

lingkup wilayah studi yang terkena dampak kegiatan PT.

Usaha Agro Indonesia .

pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Camat Manis Mata.

Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

7. Muncul dan/atau berkembangnya pola penyakit baru

Pola penyakit yang timbul akibat kegiatan pembukaan dan pematangan pengamatan langsung di lapangan.

Pengumpulan data sekunder dari Puskesmas setempat.

Data selanjutnya disajikan dalam suatu laporan secara telah dilingkup dalam batas wilayah studi.

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama pembukaan dan pematangan lahan berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam bulan sekali

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat

Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang

Camat Manis Mata.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat tidak melebihi baku mutu lingkungan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 82

Penanaman Metode pengambilan data dilakukan dengan mengambil sampel air permukaan (sungai) dari titik sampel yang telah ditentukan. Sampel air tersebut kemudian dikirim ke laboratorium rujukan pemerintah untuk dianalisa kualitasnya.

Hasil analisa dibandingkan

Lokasi

perkebunan PT.

Usaha Agro Indonesia serta masyarakat terkena dampak dan sungai-sungai dalam wilayah studi

Pemantauan dilakukan secara terus menerus selama kegiatan penanaman berlangsung dengan frekuensi pelaporan

pemantauan enam

PT. Usaha Agro Indonesia

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten

Ketapang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup

Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lampiran