• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tipologi Gramatikal

PREDIKASI DAN STRUKTUR ARGUMEN BPD

5.1 Paparan Hasil Penelitian

5.2.2 Valensi dan Ketransitifan BPD

5.2.2.1 Pengkausatifan BPD

5.2.2.1 Pengkausatifan BPD

Menurut Goddard (1998:266), kausatif adalah ungkapan yang di dalamnya sebuah peristiwa (peristiwa yang disebabkan) digambarkan sebagai yang terjadi karena (disebabkan) seseorang melakukan sesuatu atau karena sesuatu terjadi.

Berdasarkan uraian Goddard (1998: 260-290), pembagian kausatif beserta sifat-sifatnya dan konstruksinya secara umum dapat dirangkum dengan bagan berikut:

Bagan 6: Pembagian Kausatif. (Goddard,1998)

Pembagian Bentuk Kausatif

Kausatif analitik/ Kusatif morfologis Kausatif leksikal/

Perifrastik Kausatif Langsung

- I made him work - Membunuh

- I had him to do it Sufiksasi

Kausatif Produktif Kausatif tak produktif

Comrie (1989:165-171) juga mengemukakan tiga cara pengkausatifan yaitu: kausatif analitis, kausatif morfologis, dan kausatif leksikal. Kausatif analitis adalah konstruksi kausatif, yang dalam hal ini terdapat predikat terpisah yang mengungkapkan sebab-akibat; penyebab diwujudkan oleh kata terpisah dari kata yang menunjukkan, yang disebabkan (akibat). Kausatif morfologis yaitu hubungan antara predikat non-kausatif dan yang kausatif dimarkahi oleh perangkat morfologis, misalnya, oleh adanya afiksasi

Kausatif leksikal adalah verba yang saling berhubungan dalam predikat non-kausatif tetapi tidak berkaitan secara morfologis dengan predikat kausatif; hubungan predikat yang mengungkapkan akibat dan yang mengungkapkan sebab tidak sistematis (hanya diungkapkan dengan leksikon yang bermakna sebab-akibat, seperti kata die ‘mati’ dan kill ‘membunuh’ dalam bahasa Inggris). Dalam disertasi ini, pembagian konstruksi kausatif menjadi tiga dijadikan landasan teoritis dalam pembahasan selanjutnya. (lihat Goddard (1988); Comrie (1989); Artawa (1989))

Sebelum sampai pada pembahasan lebih jauh tentang pengkausatifan, ada baiknya dijelaskan perihal bentuk afiks pembentuk kausatif BPD tersebut. Dalam BPD, sufiks /–ken/ (dengan atau tanpa prefik /me-/ merupakan afik produktif pembentuk kausatif Bentuk dasar dari verba kausatif yang dimarkahi oleh /–ken/ dalam BPD dapat berupa verba, adjektiva, atau prakategorial.

(108) Verba :

ndabuh ‘jatuh’ ndabuhken ‘jatuhkan’

pedem ‘tidur’ pedemken ‘tidurkan’

ajar ‘ajar’ ajarken ‘ajarkan’

tutung ‘bakar’ tutungken ‘bakarken’

jemak ‘pegang’ jemakken ‘pegangkan’

tutung ‘bakar’ tutungken ‘bakarkan’ (109) adjektiva

belgah ‘besar’ belgahken ‘besarkan’

bergoh ‘dingin’ bergohken ‘dinginkan’

milas ‘panas’ milasken ‘dinginkan’

majal ‘tajam’ majalken ‘tajamkan’

bueh ‘banyak’ buehken ‘banyakkan’

(110) prakategorial

kundul ‘duduk’ kundulken ‘dudukkan’

jemak ‘pegang’ jemakken ‘pegangkan’

alap ‘jemput’ alapken ‘jemputkan’

roh ‘datang’ rohken ‘datangkan’

medem ‘tidur’ medemken ‘datangkan’

Berikut ini akan disajikan penelaahan kausatif morfologis dengan afiks /-ken/ dalam BPD seperti diperlihatkan oleh contoh-contoh berikut ini:

(111a) Nciho ngo lae i

‘air itu jernih’

(111b) Aku nciho- ken lae i

saya jernih-KAU air-ART ‘saya jernihkan air itu’ (111c) Lae i aku nciho-ken

air-ART 1TG jernih-KAU ‘air itu saya jernihkan’

(111d) Aku ngo men-ciho-ken lae i

1TG T PRE-bersih-KAU air ART ‘saya membersihkan air itu’

(112a) Bellen sapo na

besar rumah- POS1TG ‘rumahnya besar’

(112b) (Mem)bellen-ken sapo- na penetua i

AKT-besar-AKU rumah-POS3TG orang tua ART ‘orang tua itu membesarkan rumahnya’

(112c) Penetua i mem-bellen-ken sapo na

orang tua itu AKT-besar-AKU rumah- POS3TG ‘orang tua itu membesakan rumahnya’

Predikat klausa asal (111a) dan (112a) pada contoh di atas adalah adjektiva nciho ‘bersih’ dan bellen ‘besar’. Apabila adjektiva tersebut dimarkahi oleh sufiks /–ken/, dengan atau tanpa prefik me- maka akan muncul verba transitif yang mempunyai makna kausatif. Hal ini terlihat pada contoh (111b) dan (112b) pelengkap agen (penyebab) dimunculkan ( yaitu aku ‘saya’ pada (111b) dan

penetua i ‘orang tua itu’ pada (112b). Dalam konstruksi itu, subjek klausa bukan kausatif aek na ‘airnya’ pada (111a) dan sapo na ‘rumahnya’ pada (112a) tidak lagi berfungsi sebagai subjek gramatikal tetapi berfungsi sebagai topik yang diturunkan dari konstruksi dasar melalui pentopikalan. Dengan demikian, tersebab ditandai sebagai objek atau topik. Kenyataan ini juga terlihat pada contoh (111c) dan (112c) yang merupakan konstruksi pilihan (bentuk lazim) klausa kausatif dalam BPD.

Berikut adalah contoh klausa dasar BPD yang mempunyai predikat verba intransitif disertai pengkausatifannya.

(113a) dabuh kepeng na

jatuh uang -POS3TG ‘uangnya jatuh’

(113b) Ndabuh-ken kepeng- na si Rihat

jatuh -KAU uang -POS3TG ART-Rihat ‘menjatuhkan uangnya si Rihat’

(113c) Si Rihat men-dabuh-ken kepeng- na

ART-Rihat AKT- jatuh-KAU uang- POS3TG ‘si Rihat menjatuhkan uangnya’

(114a) Berkat puhun mi Silencang.

berangkat paman ke Silencang ‘paman berangkat ke Silencang’

(114b) Kami memberkat-ken puhun mi Silencang nai

kami berangkat-KAU paman ke Silencang T ‘kami berangkatkan paman ke Silencang’

(114c) Mem-berkat -ken puhun kami mi Silencang nai

AKT-berangkat-KAU paman kami ke Silencang T ‘kami memberangkatkan paman ke Silencang’ (115a) Medem popung i pedeman na

tidur nenek di tempat tidur- POS3TG ‘nenek tidur di tempat tidurnya’

(115b) Popung kami pedem-ken i pedemen na

nenek kami tidur-KAU di tempat tidur- POS3TG ‘nenek kami tidurkan di tempat tidurnya’

(115c) Kami me-medem-ken popung i pedemen na

kami AKT- tidur-KAU nenek di tempat tidur-POS3TG ‘kami tidurkan nenek di tempat tidurnya’

Dari contoh di atas terlihat bahwa pengkausatifan klausa verbal dengan predikat intransitif memperlihatkan pembubuhan prefiks /–ken/ pada verba tersebut memunculkan makna kausatif (verba kausatif). Subjek gramatikal klausa dasarnya adalah kepeng ‘uang’ (113a), puhun ‘paman’ (114a) dan popung ‘nenek (115a). Pada konstruksi kausatif, dengan hadirnya agen penyebab si Rihat (113b) dan kami (114b) dan kami (115b), maka subjek gramatikal klausa dasar ditandai sebagai objek. Subjek gramatikal konstruksi kausatif adalah agen penyebab. Keadaan ini berlaku juga pada konstruksi kausatif yang verbanya ditandai dengan prefiks nasal (lihat contoh (113c), (114c) dan (115c).

Klausa kausatif BPD tidak selalu diturunkan dari klausa dasar seperti di atas, tapi pengkausatifan dengan /-ken/ dapat juga diturunkan dari verba dasar yang merupakan verba transitif. Mari dicermati contoh-contoh berikut ini.

(116a) Bere panganen namberu

beri makanan bibi ‘bibi beri makanan’

(116b) Kami bere-ken namberu panganen

kami beri-KAU bibi makanan ‘kami berikan bibi makanan’

(116c) Panganen kami bere-ken mi namberu

makanan kami beri-KAU untuk bibi ‘makanan kami berikan untuk paman’ (116d) Kami membere-ken namberu panganen

kami PRE-beri-AKU bibi makanan ‘kami memberikan bibi makanan’ (116e) Kami bere-ken panganen mi namberu

kami beri-AKU makanan pada bibi ‘kami memberikan makanan untuk bibi’ (117a) Tenges surat bapa

kirim surat bapa ‘bapak kirim surat’

(117b) Surat bapa kami tenges-ken

surat bapa kami kirim-AKU ‘surat bapa kami kirimkan’

(117c) Surat kami tengnges-ken mi bapa

surat kami kirim- KAU untuk bapak ‘surat kami kirimkan untuk bapak’

(117d) Kami me-nengnges-ken bapa surat

kami PRE-kirim- AKU bapak surat ‘kami mengirimkan bapak surat’

Konstruksi kalimat (116a) dan (117a) pada contoh di atas bukan konstruksi kausatif. Sedangkan kalimat (116b,c,d,e) dan (117 b,c,d) merupakan kalimat kausatif. Pada konstruksi (116a), namberu ‘bibi’ adalah subjek gramatikal dan sekaligus agen. Pada kalimat kausatif (116b), agen penyebab kami yang menempati posisi subjek, sementara namberu ‘bibi’ (pada klausa dasar berperan sebagai agen dan subjek) menjadi OTL pada (116c,e) yang dimarkahi preposisi

mi ‘untuk’. panganen ‘nasi’ yang merupakan OL pada klausa bukan kausatif tetap sebagai OL pada klausa kausatif. Pada (116d) dan (117d) predikat kausatifnya diisi oleh verba berprefiks nasal. Pengkausatifan klausa dengan pola kalimat seperti (117b) juga memperlihatkan bahwa penyebab kami berperan sebagai agen dan juga sebagai subjek gramatikal klausa kausatif, dan bapa berubah menjadi OTL dengan atau tanpa pemarkah preposisi.

Afiks /pe-/ dengan atau tanpa /ken-/ dalam BPD juga dapat menurunkan verba kausatif dari verba transitif atau adjektiva. Dalam mengkausatifkan adjektiva, kehadiran /-ken/ pada konfiks tersebut bersifat opsional (manasuka, tidak wajib), sedangkan untuk mengkausatifkan verba transitif, kehadiran /–ken/ adalah wajib. Mari dicermati contoh-contoh berikut ini.

(118a)Selloh pengelako na

baik perilaku-POS3TG ‘bagus perilakunya’

perilaku-POS3TG aku KAU-bagus ‘perilakunya aku perbagus’

(118c) Aku pe-selloh-(ken) pengelako-na

aku AKUbagus perilaku-POS3TG ‘aku perbagus perilakunya’

(118d) Pe-selloh-(ken) pengelako-na aku

AKU-baik perilaku- POS3TG aku ‘perbagus perilakunya aku’

(118e) Aku pedenggan-(ken) pengelako-na

aku KAU-baik perilaku-POS3TG aku memperbagus perilakunya’

(119a) Belgah ngo bekas poli

besar T rumah kakek ‘besar rumah kakek’

(119b) Bekas poli bapa pe-belgah

rumah kakek bapak KAU-besar rumah kakek bapak perbesar’ (119c) Bapa pe-belgah bekas poli

bapak KAU-besar rumah kakeek ‘bapak perbesar rumah kakek’

(119d) Bapa mem-pe-belgah(ken) bekas poli

bapak AKT-AKU-besar rumah kakek ‘bapak memperbesar(kan) rumah kakek (119e) Mem-pe-belgah(ken) bekas poli bapa

AKT-KAU-besar rumah kakek bapak ‘memperbesarkan rumah kakek bapak’

Dari contoh di atas, terlihat bahwa kalimat (118a) dan (119a) merupakan kalimat dasar yang bukan kausatif berpredikat adjektiva Kalimat-selebihnya adalah kalimat berkonstruksi kausatif dalam BPD. Makna kausatif pada kalimat-kalimat tersebut dimarkahi secara morfologis oleh prefiks /pe-/, dan konfiks -ken/

Selanjutnya dari contoh-contoh di atas dapat dikemukakan bahwa asal/dasar predikat kausatif dalam BPD dapat berupa (a) predikat intransitif (termasuk predikat adjektival); (b) predikat transitif;(c) prakategorial.