• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

4.3 Catatan Triangulator

4.5.3 Pembahasan Faktor Penyebab Campur Kode dalam Acara Ini Talkshow

dasar, berimbuhan, dan kata ulang. Selain berbentuk kata campur kode dalam acara Ini Talkshow juga berbentuk frasa. Jadi, penelitian campur kode berupa bentuk campur kode ini bersifat mengkonfirmasi atau mendukung penelitian Sinung Lebda Wisesa Sunarman.

4.5.3 Pembahasan Faktor Penyebab Campur Kode dalam Acara Ini Talkshow

Pembahasan hasil penelitian bentuk campur kode dalam acara Ini Talkshow terbagi menjadi dua segi yaitu segi teori dan segi penelitian yang relevan.

1) Segi teori

Data hasil penelitian ini diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan faktor penyebab campur kode. Menurut Jendra (dalam Suandi, 2014: 142) faktor terjadi campur kode yaitu faktor penutur dan faktor kebahasaan. Menurut Jendra (dalam Suandi, 2014: 142) faktor penyebab campur kebahasaan terbagi menjadi keterbatasan kode, penggunaan Istilah yang lebih populer, pembicara dan pribadi pembicara, mitra bicara, modus pembicara, topik, fungsi dan tujuan, ragam dan tingkat tuturan bahasa, hadirnya penutur ketiga, pokok pembicara, untuk membangkitkan rasa humor, dan sekadar gengsi. Berdasarkan teori Jendra tersebut, peneliti berhasil mengklasifikasikan dan menganalisis faktor penyebab campur kode dalam acara Ini Talkshow yaitu faktor campur kode dari segi penutur dan dari segi kebahasaa. Faktor penyebab campur kode dari segi kebahasaan meliputi keterbatasan kode, penggunaan istilah yang lebih popular, pembicara dan pribadi pembicara, mitra bicara, fungsi dan tujuan, membangkitkan rasa humor, dan sekadar gengsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bersifat mengkonfirmasi atau mendukung teori Jendra (dalam Suandi, 2014: 142).

Berdasakan penelitian yang telah dilakukan oleh Fajar Prasetya pada tahun 2012 dengan judul “Campur Kode dalam Rubrik Pikiran Pembaca Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Bulan Oktober 2011” hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat faktor-faktor penyebab campur kode yaitu faktor pribadi pembicara, faktor mitra pembicara, faktor topik, faktor fungsi dan tujuan, faktor ragam dan tingkat tutur bahasa, faktor pokok pembicara, dan faktor gengsi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti membandingkan dengan hasil penelitian peneliti mengenai faktor penyebab campur kode dalam acara Ini Talkshow yaitu faktor penutur dan faktor kebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi (1) keterbatasan kode, (2) istilah yang lebih populer, (3) pembicara dan pribadi pembicara, (4) fungsi dan tujuan, (5) mitra bicara, (6) sekadar gengsi (7) membangkitkan rasa humor. Dengan demikian berdasarkan segi teori dan segi penelitian yang relevan dapat diambil kesimpulan bahwa fenomena campur kode dalam acara Ini Talkshow menemukan dua faktor penyebab campur kode yaitu faktor penutur dan kebahasaa. Hal ini disebabkan karena objek penelitian berbeda, dalam penelitian sebelumnya objek yang digunakan adalah Rubrik Pikiran Pembaca Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat yang setiap hari memiliki topik yang berbeda, sedangkan dalam penelitian ini objek penelitianya pada media televisi berupa acara Ini Talkshow yang dalam proses interaksi tidak ada batasan-batasan tertentu untuk melakukan percakapan. Faktor penyebab campur kode dari kebahasaan mencakup keterbatasan kode, penggunaan istilah yang lebih popular, pembicara dan pribadi pembicara, mitra bicara, fungsi dan tujuan, membangkitkan rasa humor, dan sekadar gengsi.

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bersifat melengkapi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fajar Prasetya. Hal ini disebabkan hasil dari penelitian ini hanya menemukan beberapa faktor penyebab campur kode, dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya hasil penelitian ini menemukan beberapa faktor yang tidak ditemukan pada penelitian sebelumnya. Sehingga penelitian ini bersifat mengkukuhkan dan menambah variasi hasil penelitian berupa faktor penyebab campur kode.

100 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Penelitian yang berjudul “Jenis, Bentuk, dan Faktor Penyebab Campur Kode dalam Perbincangan Pengisi Acara Ini Talkshow di NET TV” membahas tiga masalah, yaitu (1) jenis campur kode dalam acara Ini Talkshow di NET TV, (2) bentuk campur kode dalam acara Ini Talkshowdi NET TV, (3) faktor campur kode dalam acara Ini Talkshow di NET TV berikut ini adalah kesimpulan atas tiga hal yang dikaji dalam penelitian ini.

1. Ditemukan dua jenis campur kode dalam tuturan yang dilakukan pengisi acara Ini Talkshow di NET TV, yaitu campur kode ke dalam dan ke luar. Campur kode ke dalam berupa campur kode yang

menggunakan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, Bahasa

Indonesia dan bahasa Sunda. Campur kode keluar berupa campur kode

yang menggunakan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

2. Ditemukan bentuk-bentuk campur kode dalam tuturan yang dilakukan pengisi acara Ini Talkshow di NET TV, yaitu kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang dan frasa. Hasil dari penelitian ini bentuk

campu kode kata dasar, kata bentukan, kata berimbuhan, kata ulang

dan frasa.

3. Ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan campur kode dalam tuturan yang dilakukan pengisi acara Ini Talkshow di NET TV yaitu faktor penutur dan kebahasaan. Faktor penutur meliputi (1) penutur

penutur mempunyai latar belakang tinggal dan besar di daerah Sunda

Jawa Barat (2) penutur kaum terpelajar, karena penutur kuliah di luar

negeri dan (3) Sekadar bergengsi, penutur ingin menunjukan

kemampuanya dalam bahasa lain. Faktor kebahasaan meliputi (1)

keterbatasan kode, karena tidak mengerti padanan kata dan frasa, (2) penggunaan istilah yang lebih popular, dinilai memiliki padanan yang lebih dipahami oleh lawan tutur, (3) pembicara dan pribadi pembicara, karena memiliki maksud dan tujuan tertentu, (4) mitra bicara, melakukan campur kode karena mitra tutur memiliki latar belakang yang sama, (5) fungsi dan tujuan, memili fungsi untuk ungkapan yang berhubungan dengan tujuan tertentu, dan (6) membangkitkan rasa humor, digunakan untuk memecahkan ketegangan atau untuk menghibur.

5.2 Saran

Setelah permasalahan dalam penelitian ini terjawab, peneliti memiliki beberapa saran yang ingin diajukan. Adapun saran tersebut yaitu:

1. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir berupa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu peneliti memohon maaf apabila terjadi kesalahan baik secara teknis maupun non-teknis dalam penulisan skripsi ini.

2. Peneliti berharap penelitian ini dapat membatu proses pendidikan bahasa Indonesia untuk materi teks anekdot. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam media pembelajaran teks anedot baik media

tulis maupun elektronik sering dijumpai proses campur kode dalam media tersebut sehingga pendidik harus paham mengenai fenomena campur kode supaya pendidik dapat menerangkan pemakian bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa mencapurkan dengan bahasa lain. 3. Peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut mengenai campur kode

dalam berbagai bidang yang terjadi di masyarakat. Hal ini disebabkan perkembangan bahasa sangat pesat terutama bahasa campur kode di kalangan masyarakat yang mengakibatkan sering penyebab kekelirauan berupa percampuran bahasa.

103 Daftar Pustaka

Aslinda dan Leni Syafyahya. 2007.Pengantar Sosiolingustik. Bandung: PT Refika Aditama.

Banjarnahor, Amin Sawari. 2017. Afiks-Afiks Derivasi Bahasa Inggris dan Bahasa Batak Toba (Suatu Analisi Kontrasatif). Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Chaer, Abdul. 2012. Lingustik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolingustik Perkenalan Awal. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Dewantara, Andronikus Kresna. 2015. Campur Kode dan Alih Kode pada Interaksi Informal Mahasiswa di Yogyakarta: Studi Kasus pada Mahasiswa Asrma Lantai Merah, Jalan Cendrawasih No.1B, Demangan Baru, Yogyakarta. Sanata Dharma Yogyakarta.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nababan, PWJ 1986. Sosiolingustik suatu pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Prasetya, Fajar. 2012. Campur Kode dalam Republik Pikiran Pembaca Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Bulan Oktober 2011. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolingustik, Kode, dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Reni, Engrid Septa. 2017. Alih Kode dan Campur Kode pada Gelar Wicara Ini Talkshow di Net TV dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Lampung: Universitas Lampung Suandi, I Nengah. 2014. Sosiolingustik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sunarwan. 2010. Campur Kode dalam Iklan Majalah Hai Edisi Januari-Agustus 2008 Dilihat Dari Bahasa dan Satuan lingual. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

LAMPIRAN