• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam dokumen TESIS OLEH : MEIGIA NIDYA SARI / Akt (Halaman 79-0)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Underpricing

Berdasarkan hasil uji dari regresi liniear berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi dari ukuran perusahaan adalah -0.619, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,498 > 0,05 dan nilai t hitung |-0,680| < t tabel |1,979|, maka ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dapat juga disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing, artinya jika dilihat dari sudut pandang perusahaan ukuran, perusahaan yang semakin besar tidak begitu signifikan pengaruhnya terhadap penekanan underpricing.

Sedangkan dari sudut pandang investor ukuran perusahaan yang semakin besar tidak selalu menjadi prioritas utama dalam pemilihan saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shoviyah (2013) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Lismawati (2015) dan Pahlevi (2014). Hasil penelitian yang telah mereka lakukan menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing yang berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mampu menekan atau memperkecil nilai underpricing.

5.6.2 Pengaruh Return On Asset Terhadap Underpricing

Berdasarkan hasil uji dari regresi liniear berganda yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi dari Return On Asset adalah 0.025, yakni bernilai

positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikanReturn On Asset berpengaruh positif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,960 > 0,05 dan nilai t hitung |0.050| <

t tabel |1,979|, maka Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dalam kata lain Return On Asset tidak berpengaruh signifikan positip terhadap underpricing yang berarti semakin besar Return On Asset suatu perusahaan tidak begitu berpengaruh terhadap besarnya nilai underpricing. Bila dilihat dari sudut pandang perusahaan tentu perusahaan ingin menekan angka underpricing untuk memperoleh hasil pendanaan yang maksimal. Dengan adanya nilai Return On Asset yang semakin besar bukan berarti peluang untuk menekan underpricing juga semakin besar pula, namun ada kalanya ketika investor melihat Return On Asset yang tinggi menginformasikan suatu keadaan dimana perusahaan mampu menggunakan asetnya untuk memperoleh laba operasi yang semakin besar yang mengakibatkan kecenderungan underpricing meningkat, namun keadaan demikian juga tidak selamanya dilakukan atau dipilih oleh setiap investor, oleh sebab itu hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh Return On Asset terhadap underpricing adalah tidak berpengaruh signifikan positip. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiantari (2012).

Sementara itu hasil penelitian berbeda dengan yang dilakukan oleh Ramadani (2015) yang menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing yang artinya semakin besar Return On Asset akan semakin mempengaruhi penekanan nilai underpricing.

5.6.3. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menghasilkan nilai koefisien regresi dari financial leverage adalah 4.216, yakni bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan financial leverage berpengaruh positif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,014 < 0,05 dan nilai t hitung |2,492| > t tabel

|1,979|, maka financial leverage berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Dapat juga kita simpulkan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan positip terhadap underpricing, yang berarti semakin besar kenaikan financial leverage atau rasio hutang maka semakin mempengaruhi naiknya underpricing.

Financial leverage yang tinggi dinilai terlalu riskan bagi suatu perusahaan karena berarti perusahaan secara teori harus menyediakan dana yang cukup dalam membayar beban-beban yang timbul akibat hutang seperti beban bunga, beban angsuran, dan lain-lain. Hal ini berdampak pada daya beli saham investor yang mana investor akan mempertimbangkan secara matang dana yang mereka berikan dalam bentuk saham untuk dikelola oleh perusahaan. Dengan adanya tingkat financial leverage berarti perusahaan harus mengutamakan pembayaran yang timbul akibat kewajiban atau hutang yang telah diperoleh pada masa lalu. Bagi perusahaan yang sudah memiliki tingkat financial leverage yang cukup tinggi saat melakukan IPO tentunya berharap banyak dari dukungan calon investor, dan dengan kondisi perusahaan tersebut membuat perusahaan bisa saja berani untuk menjual sahamnya di bawah harga pasar yang wajar agar pendanaan yang diharapkan segera likuid. Alasan tersebut membuat underpricing cenderung meningkat dan menguntungkan pihak investor karena investor harus bertarung

dengan ketidak pastian yang lebih besar terhadap masa depan perusahaan tersebut.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lismawati (2015) dan Pahlevi (2014). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadani (2015) dan Kristiantari (2012) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

5.6.4 Pengaruh Persentase Penawaran Saham Publik Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi dari persentase penawaran saham publik adalah 0.101, yakni bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan persentase penawaran saham publik berpengaruh positif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,459 > 0,05 dan nilai t hitung |0,744| < t tabel |1,979|, maka persentase penawaran saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dengan kata lain persentase penawaran saham publik tidak berpengaruh signifikan positip terhadap underpricing, artinya semakin tinggi persetase saham publik yang ditawarkan tidak begitu berpengaruh terhadap naiknya underpricing. Seberapapun jumlah porsi saham yang ditawakan ke publik tidak menjadi suatu masalah bagi investor dalam membeli saham suatu perusahaan yang sedang IPO karena investor banyak memperhatikan dari hal-hal lain yang lebih penting. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggelia (2015) dan Saurabh (2015). Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Islam (2010) yang menyatakan bahwa persentase penawaran saham publik berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

5.6.5. Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi dari volume perdagangan adalah -1.562, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung |-3,615|

> t tabel |1,979|, maka volume perdagangan berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dapat juga disimpulkan bahwa volume perdagangan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing yang artinya semakin besar volume perdagangan pada hari pertama diperdagangkan di pasar sekunder maka semakin memperkecil nilai underpricing. Sebagaimana diketahui bahwa volume perdagangan yang tinggi menunjukkan tingkat supply and demand terhadap saham yang cukup tinggi mengakibatkan harga juga akan semakin berfluktuatif dan memungkinkan dapat menekan underpricing. Penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Ahmad (2015) yang menyatakan bahwa volume perdagangan tidak berpengaruh terhadap underpricing.

5.6.6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi dari reputasi auditor adalah -0.109, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,021 < 0,05 dan nilai t hitung |-2,339| > t tabel

|1,979|, maka reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

Dengan kata lain reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing artinya semakin tinggi reputasi auditor maka semakin kecil nilai

underpricing. Reputasi auditor yang tinggi mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap laporan keungan yang dihasilkan sehingga fenomena underpricing mampu menekan underpricing sebagaimana hal ini menguntungkan bagi perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Venantia (2012) dan Shoviyah (2013). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi (2014) dan Kristiantari (2012) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

5.6.7. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi dari umur perusahaan adalah -0.072, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing. Diketahui nilai Sig 0,523 > 0,05 dan nilai t hitung |-0,640| < t tabel

|1,979|, maka umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dengan kata lain umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing artinya semakin lama perusahaan berdiri tidak begitu memepengaruhi semakin rendahnya tingkat underpricing. Meskipun umur perusahaan yang beroperasi lama menjadikan indikasi atas kemampuan perusahaan untuk bertahan (survive) sampai saat ini namun hal tersebut, tidak semata-mata menjadi pertimbangan oleh investor dalam menentukan pilihan sahamnya. Karena investor saat ini lebih cerdas dalam memilih tren bisnis yang sedang berkembang tanpa harus meninjau dari sudut pandang umur perusahaan.

Penilitian ini sejalan ini penelitian yang dilakukan oleh Anggelia (2015) dan

Ramadani (2015) . Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh saurabh (2005) dan Pahlevi (2014) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

5.6.8. Pengaruh Jenis Industri Terhadap Underpricing

Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan nilai koefisien regresi dari jenis industri adalah -0.004, yakni bernilai negatif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan jenis industri berpengaruh negatif terhadap underpricing.

Diketahui nilai Sig 0,919 > 0,05 dan nilai t hitung |-0,102| < t tabel |1,979|, maka jenis industri tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Dengan kata lain jenis industri tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing artinya jenis perusahaan tidak begitu memepengaruhi rendahnya underpricing.

Sebab investor tidak selalu mengutamakan jenis industri yang akan dipilih untuk menempatkan dananya dalam bentuk saham. Penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh I Putu Edy (2017) dan Anggelia (2015). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saurabh (2005) dan Islam (2010) yang menyatakan bahwa jenis industri berpangaruh negatif signifikan terhadap underpricing.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian analisis dan uji hipotesis yang dilakukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 Variabel ukuran perusahaan, return on asset, financial leverage,

persentase penawaran saham publik, volume perdagangan, reputasi auditor, umur perusahaan dan jenis industri secara bersama-sama

(simultan) mampu mempengaruhi variabel underpricing pada perusahaan yang IPO dibursa efek indonesia untuk periode tahun 2008-2017 sebesar 27,2%, sisanya sebesar 72,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

 Variabel ukuran perusahaan, return on asset, persentase penawaran saham

publik, umur perusahaan dan jenis industri secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap underpricing pada perusahaan yang IPO dibursa efek indonesia untuk periode tahun 2008-2017.

 Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap

underpricing.

 Return On Asset tidak berpengaruh signifikan positip terhadap

underpricing.

 Financial leverage berpengaruh signifikan positip terhadap underpricing

 Persentase penawaran saham publik tidak berpengaruh signifikan positip terhadap underpricing.

 Volume perdagangan berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing

 Reputasi auditor berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing

 Umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap

underpricing.

 Jenis industri tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap underpricing.

6.2. Saran

 Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel independen

yang lain selain variabel independen yang sudah digunakan oleh peneliti agar lebih bervariasi dan berkembang.

Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel agar hasil lebih akurat.

Bagi penelitian selanjutnya agar memperbanyak sumber informasi maupun teori dari jurnal-jurnal internasional agar penelitian semakin berkualitas.

Bagi penelitian selanjutnya agar lebih memodifikasi variabel yang telah banyak digunakan dengan variabel non keuangan ataupun alternatif informasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Misnen, 2004, “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan Antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta”,

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.7 No.2

Ang, Robert,1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft.

Anoraga, Pandji, dan Pakarti Piji, 2001. Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi, Jakarta, PT Asdi Mahasatya.

Alma’wa, 2012, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana (IPO)”, Tesis, Universitas Lampung, Lampung.

Aini, Shoviyah Nur, 2013, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan IPO di BEI”. Journal Unesa Ilmu Manajemen Vol. 1 No. 1

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta, Salemba Empat.

Carter, Richard and Steve Manaster,1990, “Initial Public Offering and Underwriter Reputation”, Journal of Finance, Vol XIV, No 4, September Chishty, Muhammad R.K., Iftekhar Hasan & Stephen D. Smith , 1996 , “A Note

on Underwriter Competition and Initial Public Offerings”, Journal of Business Finance and Accounting , Vol. 23, No. 5

Crouch, R.L, 1970, “The Volume of Transaction and Prices Change on The New York Stock Exchange”. Journal of American Economic Review 60, Hal.

199–202

Downes, John dan Jordan Elliot Goodman, 2000, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, Diterjemahkan oleh Susanto Budhidarmo, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo.

Durukan, M. Banu, 2002,”The Relationship between IPO return and Factors Influencing IPO performance : Case of Istambul Stock Exchange”,

Journal of Manajerial Finance, Vol.28, No.2

Dharmastuti, Fara, 2004, “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhadap Saham Perusahaan Go Publik di BEJ”, Jurnal Manajemen Vol. 1, No. 1, Universitas Atmajaya

Faisal, Abdullah, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Malang, UMM Press.

Ghozali, Imam dan Mudrik Al Mansur, 2002, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4, No.1

Gunawan, Mega dan Viriany, 2015, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi Vol. XX, No. 02, Hal. 174-192

Ghosh Saurabh, 2005, Underpricing of Initial Public Offering: The Indian Experience, International Journal of Emerging Markets Finance and Trade, Vol. 41 No. 6

Harahap, Sofyan Syafri, 2008, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Hapsari, Venantia Anita dan M. Kholiq Mahfud, 2012, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Umum”

Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No.1, Hal. 1-9

Handayani, Sri Retno, 2008, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana”, Tesis, Universitas Diponegoro, Jogjakarta.

Hanafi, Mamduh M. (2010), “Manajemen Keuangan”, Edisi Pertama, BPPE, Yogyakarta

How J.C H.Y Izan and G.S Monroe, 1995, Differential Information and The Underpricing of IPO Australian Evidence, International Journal of Accounting and Finance, Vol. 8 No. 1

Handayani, Sri Retno dan Shaferi, 2011, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Pedana”, Jurnal Performance Vol. 14, No. 2, Hal. 103-118

Imam Ghozali, 2013 , Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,Semarang, Badan Penerbit UNDIP.

Islam, Aminul MD, Ruhani Ali and Zamri Ahmad, 2010, An Empirical Investigation of The Underpricing of Initial Public Offering in The Cittagong Stock Exchange, International Journal of Economics and Finance. Vo. 2 No. 4

Jama’an, 2008, “Pengaruh Mekanisme Coorporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Intergritas Informasi Laporan

Keuangan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Universitas Diponegoro, Semarang

Jogiyanto, 2010, Teori Portofoli dan Analisis Investasi, Yogyakarta, BPFE.

Kim, Joeng-Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, 1995, “The Role of Financial Variable in the Pricing of Korean IPO”, Pasific business finance Journal Kim, Joeng-Bon, Itzhak Krinsky and Jason Lee, 1995, Motives for Going Public

and Underpricing New Findings from Korea, Journal of Business Finance and Accounting, Vol. 20 No. 2

Kristiantari, I dewa Ayu, 2012, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Perdana di BEI”, Tesis, Universitas Udayana, Denpasar.

Katti, Supriya B.V. Phani, 2016, “Underpricing of Initial Public Offerings : A Literature Review”. Universal Journal of Accounting and Finance, Department of Industrial and Management Engineering, Indian Institute of Technology, India.

Loughran, Tim; Jay R. Ritter; dan Kristian Rydqvist, 1994, ”Initial Public Offerings: International Insights”, Pacific-Basin Finance Journal, Vol.2 Munawaroh, Lismawati, 2015, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

Saham pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia”

Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 2 No 2

Munawir, 2007, Analisis Lporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta Nasaruddin, M. Irsan, dkk, 2004, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta,

Kencana Prenada Media Group.

Nurhidayati, Siti dan Nur Indriantoro, 1998, ”Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.13, No.1 Nasirwan, 2000, “Reputasi Penjamin Emisi, Return Awal, Return 15 Hari Setelah

IPO dan Kinerja Perusahaan 1 Tahun Setelah IPO di BEJ”, Simposium Nasional Akuntansi II, IAI

Nur Aini, Shoviyah, 2013, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Perusahaan IPO di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmiah Manajemen Vol. 1, No. 1, Hal. 88-102

Pahlevi, Reza Widhar, 2014, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Umum Perdana di BEI” Jurnal Siasat Bisnis Vol. 18 No. 2

Purbarangga, Ade dan Nur Afri, 2013, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Saham Perdana”. Diponegoro Journal of Accounting Vol. 2, No. 3, Hal. 1-12

Rock, Kevin, 1986, “Why New Issues are Under-priced”, Journal of Financial Economics. Dikutip dari Guntoro, Adhi dan Harahap, 2008, “Analisis Perbedaan Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang Pada Perusahaan Initial Public Offering (IPO) di Pasar Modal Indonesia”

Jurnal Riset Bisnis Indonesia Vol. 2 No. 2

Rodoni, Ahmad dan Othman Yong, 2009, Analisis Investasi dan Portofolio, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Rina Trisnawati, 1999, “Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar Modal”, Simposium Nasional Akuntansi

Suyatmin dan Sujadi, 2006, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Benefit, Vol. 10, No. 1, Hal. 11-32

Yolana Chastina dan Dwi Martani, 2005 “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, September

Hanafi, Mahmud M, 2010, Manajemen keuangan, Yogyakarta , BPFE.

Hartono, jogianto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi kedua Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

Ali, syaiful dan jogianto hartono, 2002, “Analisis Pengaruh Pemilik Metode Akuntansi Terhadap Pemasukan Penawaran Perdana”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol.7, no.2, Hal. 211-225

Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, edisi ketiga, Yogyakarta, UPP AMP YKPN

Hadianto, Budi dan Daljono, 2013, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2 No.1

Isfaatun, E, dan Hatta, A.J, 2010, “Analisis Informasi Penentu Harga Saham Saat Intial Public Offering”, Journal Akuntansi Bisnis, Vol. 1 No. 15, Hal 66-74 Suwito, E. Dan A, Herawaty, 2005, “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia “, SNA VIII solo.15-16 september

Armanto, Witjaksono dan Mega Silvia, 2014, “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013”, Jurnal Akuntansi Universitas Bina Nusantara Vol. 2 No. 4

Purwoko, Krisman, 2010, Terlalu Murah Batalkan IPO Krakatau Steel,

http://nasional.republika.co.id/berita/breaking- news/nasional/11/01/01/breaking-news/nasional/10/12/03/breaking- news/politik/10/12/02/breaking-news/nasional/10/11/19/breaking- news/ekonomi/10/11/04/144256-bambang-soesatyo-terlalu-murah-batalkan-ipo-krakatau-steel [diakses tanggal 6 Juli 2017]

Mulyadi, 2002, Auditing, Buku dua, Edisi ke enam, Jakarta, Salemba Empat Field, Andy, 2002, Discovering Statistics Using SPSS, Third Edition, London,

Sage Publications

Putra, I putu Eddy Pratama, dan Sudjani, Luh Komang, 2017, “Pengaruh Reputasi Auditor, Ukuran Perusahaan, dan Jenis Industri Terhadap Underpricing Saat IPO di BEI”, E-Jurnal Manajemen Unud Vo. 6 No. 1

Haymans Manurung, Adler, 2012, Teori Investasi : Konsep dan Empiris, Jakarta, Universitas Tarumanegara

Lestari, Anggelia, dkk, 2015, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 25 No.1 Marofen, Ramadani, dan Khoirunnisa, 2015, “Pengaruh Reputasi Underwriter,

Listing Delay, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage Terhadap Underpricing Saham Perdana”, E-Proceeding of Management Vol. 2 No. 1

Taslim, Ahmad, 2016, “Pengaruh Frekuensi Perdagangan, Volume Perdagangan, Kapitalisasi Pasar, dan Jumlah Hari Perdagangan Terhadap Return Saham”, Management Analysis Journal Vol. 5 No. 1

Fahmi, Irham, 2012, Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Kedua, Bandung, Alfabeta

Ferdinan Giri, Efraim, 2010, “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi ke-13, Purwokerto

Akses Media Online [diakses dari Juli 2016-Januari 2018]:

Official Website The Indonesia Capital Market Institute : www.ticmi.co.id

Official Website Indonesia Stock Exchange : www.idx.co.id Official Website Yahoo Finance : www.yahoofinance.com Website resmi Saham Ok : www.sahamok.comp

Website forex : www.seputarforex.com

L-1 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Periode 2008-2017

No Kode Emiten Nama Emiten Tanggal IPO

1 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 08 Januari 2008

2 TRIL Triwira InsanLestari, Tbk 28 Januari 2008

3 ELSA Elnusa, Tbk 06 Februari 2008

4 INDY Indika Energy, Tbk 11 Juni 2008

5 KBRI Kertas Basuki Rahmat Indonesia, Tbk 11 Juli 2008

6 ADRO Adaro Energy, Tbk 16 Juli 2008

7 HOME Hotel Mandarine Regency, Tbk 16 Juli 2008

8 SIAP Sekawan IntiPratama, Tbk 17 Oktober 2008

9 BPFI Batavia Properindo Finance, Tbk 01 Juni 2009

10 INVS Inovasi Infracom, Tbk 03 Juli 2009

11 MKPI Metropolitan Kentjana, Tbk 10 Juli 2009

12 BWPT Eagle High Plantations Tbk 27 Oktober 2009

13 DSSA Dian Swastika Sentosa, Tbk 10 Desember 2009

14 BCIP Bumi Citra Permai, Tbk 11 Desember 2009

15 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk 30 Desember 2009

16 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk. 12 Januari 2010

17 PTPP PP (Persero) Tbk. 09 Februari 2010

18 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 08 Maret 2010

19 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 28 Juni 2010

20 SKYB Skybee Tbk. 07 Juli 2010

21 BJBR Bank Jabar dan Banten Tbk 08 Juli 2010

22 GREN Evergreen Invesco Tbk. 08 Juli 2010

23 IPOL Indopoly Swakarsa Industry Tbk. 09 Juli 2010

24 BUVA Bukit Uluwatu Villa Tbk. 12 Juli 2010

25 BRAU Berau Coal Energy Tbk. 19 Agustus 2010

26 HRUM Harum Energy Tbk. 06 Oktober 2010

27 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 07 Oktober 2010 28 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk. 26 Oktober 2010

29 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk. 10 November 2010

30 APLN Agung Podomoro Land Tbk. 11 November 2010

31 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. 26 November 2010

32 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk. 30 November 2010

33 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk. 09 Desember 2010

34 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 13 Desember 2010

34 BSIM Bank Sinarmas Tbk. 13 Desember 2010

Dalam dokumen TESIS OLEH : MEIGIA NIDYA SARI / Akt (Halaman 79-0)