• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KONTESTASI PADA TAHAPAN PEMBAHASAN KUA

B. Pembahasan PPAS yang menjadi awal kontestasi antara

Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas pembangunan daerah yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SKPD terkait. PPAS juga menggambarkan pagu anggaran sementara dimasing-masing SKPD berdasarkan program dan kegiatan. Dalam rancangan awal PPAS yang disampaikan oleh Pemerintah Daerah kepada DPRD, terdapat 19 Program untuk Dinas Pekerjaan Umum, dengan alokasi masing-masing program sebagai berikut :

108 Rozidateno Putri Hanida, Dinamika Penyusunan Anggaran Daerah (Studi Tentang Proses Penetapan Program dan Alokasi Anggaran Belanja Daerah Di Kabupaten Sleman), Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Program Pascasarjana UGM, Tesis tidak dipublikasikan.

Tabel 21. Program Prioritas Dinas Pekerjaan Umum dalam Rancangan PPAS Kabupaten Kerinci Tahun 2011

No. Program Rancangan

PPAS (Rp.)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 887.027.950

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.118.555.900

3 Program peningkatan disiplin aparatur 42.500.000

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 157.210.000

5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan

capaian kinerja dan keuangan 25.740.000

6 Program pembangunan jalan dan jembatan 10.341.382.220

7 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 13.609.822.110

8 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 5.645.871.040

9 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,

Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 3.909.185.800

10 Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya 3.600.304.800

11 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

dan Air Limbah 2.481.509.000

12 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat

Tumbuh 3.623.175.810

13 Program pembangunan infrastruktur perdesaan 5.708.472.000

14 Program pengembangan data/Informasi 70.850.000

15 Program Pengembangan Perumahan 215.925.000

16 Program Lingkungan sehat Perumahan 888.603.000

17 Program Perencanaan Tata Ruang 701.909.000

18 Program Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pekerjaan

Umum 1.510.719.000

19 Program Pembangunan Sarana Prasarana Pendukung

Pemerintahan 4.548.948.000

TOTAL 61.087.710.630

Sumber : Rancangan PPAS Tahun 2011, Bappeda Kab. Kerinci, 2011

Pagu sementara tersebut akan menjadi pagu definitif setelah peraturan daerah tentang APBD disepakati antara Kepala Daerah dan DPRD serta ditetapkan oleh Kepala Daerah. Oleh karena itu, Dewan akan berjuang keras untuk mendapatkan pos anggaran belanja langsung untuk memenuhi permintaan dari konstituen di daerah pemilihannya masing-masing. Hal ini terlihat dari perbedaan yang sangat kontras antara rancangan dan dokumen final PPAS,

terutama pada program dan kegiatan belanja langsung pada Dinas Pekerjaan Umum.109 Pada rancangan awalnya (lihat tabel 21), total plafon anggaran belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum adalah sebesar Rp. 61.087.710.630,- dan setelah disepakati antara eksekutif dengan legislatif, plafon anggaran meningkat sebesar Rp. 27.916.335.390,- atau sekitar 45,70% menjadi sebesar Rp.89.004.046.020.110

Ketika perbedaan ini ditanyakan langsung dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, mereka mengungkapkan bahwa :

“Peningkatan ini terjadi karena setelah pembahasan anggaran di Banggar DPRD terdapat penambahan lokasi pembangunan jalan dan jembatan pada program pembangunan jalan dan jembatan sehingga berimplikasi pada penambahan anggaran.111

Jika pada rancangan awal, program pembangunan jalan dan jembatan dengan total anggaran sebesar Rp.10.341.382.220, maka pada dokumen final PPAS anggaran tersebut meningkat menjadi Rp.38.257.717.610.112 Perbedaan angka tersebut jelas menunjukkan bahwa telah terjadinya kontestasi antara eksekutif dalam hal ini TAPD dan Dinas Pekerjaan Umum dengan anggota Banggar DPRD dalam pembahasan PPAS, terutama plafon anggaran belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum di Badan Anggaran DPRD Kabupaten Kerinci.

Disamping itu, pembahasan PPAS dinilai telah berubah menjadi sebuah ajang kompromi politik dalam pembahasan detil anggaran, meskipun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) sebagai dasar penyusunan RAPBD belum

109 Karena begitu banyaknya SKPD yang akan diuraikan, maka penulis mencoba mengambil salah satu kasus SKPD, seperti yang terjadi pada Dinas Pekerjaan Umum. Hal ini nantinya sebagai refleksi dan tolok ukur untuk melihat bagaimana sebuah kontestasi terjadi pada proses penentuan plafon anggaran belanja langsung SKPD lainnya.

110 Hasil dari penelaahan rancangan dan Dokumen Final PPAS Kabupaten Kerinci Tahun 2011

111 Wawancara dengan Untung Yasril, ST, MT, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci…Namun rancangan awal usulan rencana kerja Dinas PU dengan anggaran yang mengalami perubahan tersebut tidak ditemukan sampai tahap penulisan tesis ini.

112 Hasil telaah Rancangan dan Dokumen Final PPAS Kabupaten Kerinci Tahun 2011…..Op, Cit

dibahas oleh komisi-komisi DPRD, sebagaimana diungkapkan oleh informan bahwa :

“Pembahasan Plafon Dinas PU samo bentuknyo dengan membahas RKA Dinas, tapi ineh dilakukan oleh Banggar, lah mendetil sampai ngan lokasi kegiatan, sementaro lum lah sagin dibahas di komisi tigo, tapi apolah kato kito”. 113

(Pembahasan plafon Dinas Pekerjaan Umum sama bentuknya dengan membahas RKA Dinas, tapi ini dilakukan oleh Banggar, sudah mendetail sampai dengan lokasi proyek, belum lagi di komisi tiga nanti, tapi kita mau bilang apa.)

Informan lainnya menambahkan, bahwa :

“Seharusnya Banggar hanya membahas KUA dan berapa besarnya plafon anggaran dalam PPAS untuk Dinas PU, dan bukannya membahas detil lokasi dimana kegiatan dilaksanakan, ini tugas Komisi nantinya pada pembahasan RAPBD.”114

Apa yang dilakukan Banggar telah menyalahi aturan yang telah disepakati bersama dalam Tata tertib DPRD. Banggar mempunyai tugas membahas KUA dan PPAS. Artinya Banggar hanya menetapkan dan menyetujui besarnya plafon anggaran yang diperuntukkan bagi Dinas Pekerjaan Umum yang awalnya disampaikan oleh eksekutif. Sementara untuk pembahasan detail anggaran, penggunaan dan lokasi pelaksanaan kegiatan merupakan wewenang dari Komisi III DPRD.

Perdebatan muncul dari ketidakpuasan beberapa anggota Banggar DPRD dari dapil I (lihat tabel 16) terhadap uraian rancangan PPAS dari eksekutif (TAPD dan Dinas Pekerjaan Umum) terutama lokasi pembangunan jalan yang dinilai tidak mengakomodir kepentingan-kepentingan mereka dan lebih menetapkan lokasi pembangunan lebih dominan di Daerah Pemilihan IV.

113 Wawancara dengan Khusairi, ST, M.Eng, Kabid Bina Marga dan selaku KPA Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.

114 Wawancara dengan Yazrumal, SP, M.Si, Op. Cit

Menurut salah seorang informan dari TAPD, bahwa :

“Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas PU, lokasi pembangunan jalan direncanakan di dapil IV yaitu Mukai Tinggi–Simpang Tanjung Tanah, dengan total belanja modal pembangunan jalan tersebut lebih kurang sebesar Rp.9,5 M, nah anggota dewan dari Dapil lain nggak setuju, lalu mereka menanyakan gimana dengan Dapil kami.”115

Lebih lanjut informan yang lain mengungkapkan bahwa :

Kondisi ini tentu membuat anggota Banggar dari daerah pemilihan I (Subur Budiman, Tritama Satria Arsyad dan Afrizal) merasa tidak puas dan menanyakan alasan yang logis terhadap perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.116

Lalu, sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci memberikan tanggapan secara ringkas bahwa :

“Ya, waktu itu saya tanggapi dengan mengatakan bahwa Perencanaan tersebut telah dilakukan secara matang dan telah di- Musrenbang-kan serta mempertimbangkan dampak bagi masyarakat luas, sebab jalan tersebut akan melalui sentra-sentra produksi pertanian yang ada di Kabupaten Kerinci dan lokasinya melalui dapil IV, III dan II sehingga nantinya diarahkan untuk mengem-bangkan perekonomian lokal. Disamping itu jalan tersebut menjadi penghubung beberapa kecamatan ke lokasi Ibukota Kabupaten Kerinci yang baru dan semua yang sampaikan jelas kok.117

Informan yang lain menambahkan :

Tanggapan yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum disambut dingin oleh anggota Banggar, dan salah satu anggotanya dari Daerah Pemilihan I (Subur Budiman, ST) memberikan pendapatnya bahwa kalau alasan pembangunan jalan tersebut untuk mengembangkan perekonomian lokal, maka di wilayahnya mungkin yang sangat tepat dibangun jalan tersebut. 118

Dari pihak Legislatif, khususnya Banggar DPRD, mengungkapkan bahwa :

115 Wawancara dengan Ir. Syaiful US, Kabid Fisik dan prasarana Bappeda Kabupaten Kerinci dan selaku Anggota TAPD Kabupaten Kerinci.

116 Wawancara dengan Khusairi, ST, M.Eng, Op.Cit

117 Wawancara dengan Untung Yasril, ST, MT, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci.

118 Wawancara dengan Khusairi, ST, M.Eng, Op.Cit

“Ya, nggak adil lah Dek. Masa iya pembangunan diarahkan pada wilayah mudik (Dapil IV) semua, sementara kami di wilayah Hilir (Dapil I) nggak dapat apa-apa, Milyaran lagi anggaran-nya.

Kalaulah rencana pembangunan jalan tersebut betul-betul aspirasi masyarakat,kami setuju, tapi mana buktinya? Ketika kami minta hasil Musrenbang, dan dicek, nggak ada lokasi seperti yang disampaikan oleh PU.”119

Jika merujuk pada hasil Musrenbang, yang telah dirangkum dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kerinci Tahun 2011, memang benar yang diungkapkan oleh anggota Banggar tersebut, ternyata tidak terdapat lokasi seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum tersebut. Namun demikian, hal yang berbeda muncul dari hasil wawancara dengan salah seorang informan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang mengungkapkan bahwa :

“Sebenarnya lokasi tersebut adalah arahan langsung dari Pak Bupati, Kepada Dinas Pekerjaan Umum. Sebab, jalan tersebut menjadi akses penting menuju Ibukota Kabupaten Kerinci yang baru, juga jalan itu nantinya akan melalui beberapa desa di wilayahnya Pak Bupati yaitu dapil IV, ada sebagian di dapil II dan III, ah awak tahu suhanglah artinyo apo (anda tahu sendiri artinya apa).”120

Dialog-dialog yang terjadi diatas menunjukkan bahwa sikap eksekutif yang mampu berkelit dengan permainan bahasa teknokratisnya. Kepala Daerah pun terlihat tidak memiliki komitmen terhadap perencanaan pembangunan yang telah disusun oleh para pembantu-pembantunya. Berbagai manuver-manuver yang dilakukan birokrat untuk menjustifikasikan agar seolah-olah semua perencanaan pembangunan memang telah direncanakan secara matang pada awalnya, akan tetapi semua kegiatan yang muncul justru menjadi “penumpang gelap yang naik di

119 Wawancara dengan Subur Budiman, Anggota Banggar dan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kerinci

120 Wawancara dengan Khusairi, ST, M.Eng, Op.Cit

tengah jalan” dalam pembahasan PPAS, seperti lokasi kegiatan pembangunan jalan diatas. Sempat terjadi deadlock beberapa saat dalam pembahasan plafon Dinas PU ini terutama pada program pembangunan jalan dan jembatan, sampai pada akhirnya pimpinan sidang (Sartoni, S.Pd) menskor rapat selama satu jam.121 Kemudian, salah satu informan mengutarakan bahwa :

“Terjadi dialog khusus antara seluruh anggota Banggar DPRD dengan pihak eksekutif yang diikuti oleh Sekretaris Dinas Peker jaan Umum beserta seluruh Kabid-nya, kalau dari TAPD ada Kepala Bappeda, Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda serta Kabid Litbang Bappeda.”122

Setelah satu jam kemudian skor dicabut dan sidang pembahasan kembali digelar dengan agenda pembahasan plafon anggaran belanja langsung Dinas Pekerjaan umum. Tidak disangka-sangka oleh TAPD yang lainnya ternyata terjadi penambahan plafon anggaran belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum Kabu-paten Kerinci dari Rp.61.087.710.630 menjadi sebesar Rp.89.004.046.020.123 Penambahan anggaran yang sangat besar terhadap plafon belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum tersebut.

Jadi dari fenomena tersebut, terlihat telah dilakukannya deal-deal atau kompromi antara pihak yang melakukan dialog khusus sebagai konsensus dari deadlock pembahasan yang terjadi. Apapun jenis kompromi yang dilakukan oleh kedua belah pihak, baik eksekutif maupun legislatif ini, yang jelas menguntungkan kedua pihak. Setelah didalami dari para pihak yang melakukan dialog khusus, diketahui adanya penambahan lokasi pembangunan jalan dan

121 Ibid

122 Wawancara dengan Erwan, SE, M.Si, Op, Cit.

123 Wawancara dengan Ir. Syaiful US, Op.Cit

jembatan. Salah seorang informan yang terlibat dalam dialog khusus tersebut mengungkapkan bahwa :

“Rencana semula hanya satu paket (Mukai Tinggi-Simpang Tanjung Tanah) setelah ada pembicaraan dengan Banggar lokasinya menjadi tujuh paket (Mukai Simpang Tanjung Tanah, Danau Tinggi-Sungai Dalam, Semurup-Siulak Kecil, Pelompek-Pauh Tinggi, Siulak DerasBatu Hampar, Belui-Kemantan dan Simp. Goreng-Simp.Tutup) dan semua itu belum final, nanti waktu pembahasan RKA Dinas PU dengan Komisi III baru bisa difinalkan.”124

Dari uraian informan diatas, jelaslah bahwa saat terjadi dialog khusus untuk mengatasi deadlock pembahasan, terjadi deal-deal antara beberapa pihak.

Di satu sisi ada Badan Anggaran DPRD, di sisi lainnya ada Dinas Pekerjaan Umum dan TAPD dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bappeda Kabupaten Kerinci dan anggota TAPD lainnya. Untuk mencapai kesepakatan, hampir semua kepentingan diakomodasikan, walaupun kepentingan tersebut nantinya tidak sesuai dengan harapan dan rencana awal yang dibawa oleh para aktor. Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Anggaran memiliki beragam ide konsensus yang diharapkan mampu menyelesaikan kontestasi diatas sebagai pijakan awal untuk melakukan bargaining pada kedua pihak. Yaitu dengan melakukan penambahan lokasi yang berakibat pada peningkatan anggaran.

Penambahan lokasi seperti yang diuraikan oleh informan diatas, yang berakibat pada penambahan anggaran hanya terjadi pada daerah pemilihan II, III dan IV serta tidak terjadi pada Daerah Pemilihan I. Pihak Dinas Pekerjaan Umum berdalih bahwa :

124 Wawancara dengan Khusairi, ST, M.Eng, Op.Cit

“Untuk Daerah Pemilihan I telah ada proyek bencana alam dari APBN dengan total anggaran mencapai 104 Milyar, sehingga tidak mendapatkan proyek jalan dan jembatan dari APBD, dan untuk sementara pembangunan dilaksanakan pada Dapil III dan IV agar APBD dapat maksimal kita gunakan di seluruh Kabupaten Kerinci”.125

Uraian informan tersebut, lagi-lagi menunjukkan karakter Birokrat yang sangat lihai dalam berargumen, pada hal proyek bencana alam hanya terdapat di daerah yang terkena dampak bencana alam, seperti Gempa di Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya (Dapil I). Disamping itu peruntukan dari dana tersebut jelas dan telah diatur dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu rehabilitasi sarana dan prasarana umum dan ibadah, rehabilitasi rumah-rumah penduduk, rehabilitasi infrastruktur yang rusak akibat dampak bencana alam dan masih banyak penggunaan lainnya dan bukan digunakan untuk pembangunan baru. Akan tetapi justru anggota Banggar dari Dapil I tidak melayangkan protes terhadap keputusan yang telah diambil oleh kedua belah pihak tersebut.

“Ini kan masih tahap pembahasan PPAS, nanti diwaktu pembahasan RAPBD (RKA-SKPD) bakal berubah juga, ya kita terima aja dulu keputusan Banggar, biar pembahasan Plafon Dinas PU cepat selesai. Kalau debat terus tambah lama pembahasannya, padahal kita dikejar waktu nih.”126

Sikap menerima anggota Dewan dari Dapil I ini, bukan tanpa alasan, karena jika dilihat dari susunan anggota Banggar Dapil I belum memiliki kekuatan yang mampu menyeimbangi anggota kekuatan anggota Dewan dari Dapil III dan IV, meskipun jika mekanisme pengambilan keputusan dengan jalan voting. Dari hasil wawancara diatas, anggota banggar tersebut masih berharap pada

125 Ibid

126 Wawancara dengan Subur Budiman, ST, Anggota Banggar dan Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kerinci

pembahasan RKA Dinas Pekerjaan Umum, yang akan dilaksanakan setelah adanya Nota Kesepakatan antara Eksekutif dan legislatif tentang PPAS.

Kedua belah pihak akhirnya bersepakat untuk mempercepat pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum. Sebab, untuk pembahasan lebih lanjut akan dilaksanakan pada pembahasan RKA Belanja Langsung Dinas Pekerjaan Umum bersama dengan Komisi III DPRD. Sehingga perkembangan sementara plafon anggaran untuk Program pembangunan jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci ditetapkan seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 22. Plafon Anggaran Belanja Langsung Program pembangunan jalan dan jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci

Tahun Anggaran 2011

PROGRAM/ KEGIATAN PLAFON ANGGARAN (Rp)

Keterangan Rancangan awal Setelah Pembahasan Selisih

Program pembangunan jalan

dan jembatan 10.341.382.220 38.257.717.610 27.916.335.390 1. Koordinasi Bidang

Ke binamargaan 94.724.000 94.724.000 -

2. Pembangunan jalan 10.246.658.220 29.802.454.910 19.555.796.690 - Administrasi Proyek 746.658.220 802.454.910 55.796.690 Belanja Modal Jalan

Tanjung Tanah. 9.500.000.000 Dapil IV-Dapil

II b. Danau Tinggi-Sungai

Dalam, - Dapil IV

c. Semurup-Siulak Kecil - Dapil III-Dapil

IV

d. Pelompek-Pauh Tinggi, - Dapil IV

e. Siulak Deras-Batu Hampar - Dapil IV

f. Belui-Kemantan - Dapil III

g. Simp. Goreng-Simp.Tutup - Dapil IV

3. Pembangunan je mbatan - 8.360.538.700 8.360.538.700 Dapil IV

Sumber : Diolah dari data bidang Bina Marga Dinas PU Kab. Kerinci dan Dokumen Nota Kesepakatan PPAS Tahun 2011.

Tabel diatas menggambarkan bargaining Power yang dimiliki oleh anggota Banggar dari Daerah Pemilihan IV, bukan hanya terbanyak dalam jumlah, tetapi juga unsur pimpinan Banggar-pun diambil alih oleh mereka. Hal inilah menjadi penentu atas keputusan terhadap lokasi pembangunan jalan yang diambil kemudian. Meskipun dengan partai yang berbeda, namun pada tahapan ini

para anggota legislatif (Banggar DPRD) tetap memperjuangkan kepentingan konstituennya. Maka jelaslah bahwa keterwakilan suatu wilayah di legislatif menjadi penentu masuknya aspirasi masyarakat di dalam agenda pembangunan daerah. Dari uraian diatas, dapat diidentifikasi Kontestasi aktor dalam proses Pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, sebagai berikut :

Tabel 23. Identifikasi Kontestasi aktor dalam proses Pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci

Kontestan Pendukung Kepentingan Cara membangun

konsensus Hasil konsensus

berada di Dapil IV KOMPROMI,

yang lebih

Sumber : Diringkas dari Bab VI

Sehingga berdasarkan tabel 23 tersebut, dapat digambarkan pola kontestasi antar aktor dalam proses Pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, sebagai berikut :

Gambar 9. Pola kontestasi antar aktor dalam proses Pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci

Setelah selesai membahas plafon anggaran Belanja Langsung Dinas Pekerjaan Umum, agenda Banggar selanjutnya adalah membahas plafon SKPD lainnya. Akhirnya, keseluruhan hasil pembahasan KUA dan PPAS pada tingkat Banggar DPRD dibawa ke rapat gabungan untuk ditanggapi oleh seluruh Fraksi-fraksi yang ada di DPRD Kabupaten Kerinci. Berbagai tanggapan dan pandangan dari fraksi-fraksi tersebut akan dibahas dan ditanggapi oleh eksekutif pada keesokan harinya. Setelah semua proses dilalui, maka KUA dan PPAS disepakati oleh Bupati Kerinci dan Ketua DPRD dalam bentuk Nota Kesepakatan yang akan digunakan sebagai landasan bagi penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang merupakan unsur terpenting dalam penyusunan rancangan

EKSEKUTIF

KONTESTASI

LEGISLATIF

PRO KONTRA

Fragmentasi

PPAS KOMPROMI

RKA-SKPD

Peraturan Daerah tentang APBD. Hasil akhir dari pembahasan plafon anggaran belanja langsung Dinas Pekerjaan Umum, terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 24. Hasil akhir Pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci Tahun 2011

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 887.027.950 887.027.950

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.118.555.900 3.118.555.900

3 Program peningkatan disiplin aparatur 42.500.000 42.500.000

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 157.210.000 157.210.000 5 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian

kinerja dan keuangan 25.740.000 25.740.000

6 Program pembangunan jalan dan je mbatan 10.341.382.220 38.257.717.610 7 Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan 13.609.822.110 13.609.822.110 8 Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 5.645.871.040 5.645.871.040 9 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa

dan Jaringan Pengairan lainnya 3.909.185.800 3.909.185.800

10 Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai,

Danau dan Sumber Daya Air Lainnya 3.600.304.800 3.600.304.800

11 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah 2.481.509.000 2.481.509.000

12 Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh 3.623.175.810 3.623.175.810 13 Program pembangunan infrastruktur perdesaan 5.708.472.000 5.708.472.000

14 Program pengembangan data/Informasi 70.850.000 70.850.000

15 Program Pengembangan Perumahan 215.925.000 215.925.000

16 Program Lingkungan sehat Perumahan 888.603.000 888.603.000

17 Program Perencanaan Tata Ruang 701.909.000 701.909.000

18 Program Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pekerjaan Umum 1.510.719.000 1.510.719.000 19 Program Pembangunan Sarana Prasarana Pendukung

Pemerintahan 4.548.948.000 4.548.948.000

TOTAL 61.087.710.630 89.004.046.020

Sumber : Nota Kesepakatan PPAS Kab. Kerinci Tahun 2011

Peningkatan anggaran program pembangunan jalan dan jembatan dalam pembahasan PPAS Dinas Pekerjaan Umum dari Rp.10.341.382.220 menjadi Rp.38.257.717.610 berdampak pada meningkatnya defisit belanja daerah yang semula hanya Rp.66.254.530.019 menjadi Rp. 83.284.719.628,20. Angka defisit ini sebenarnya masih berada dalam ambang batas yang disarankankan oleh Peraturan Perundang-undangan yaitu sebesar 3,0 persen dari PDRB, akan tetapi eksekutif memaksakan menambah belanja tidak langsung terutama Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintahan Desa. Otomatis defisit semakin membumbung tinggi, sementara sisa anggaran di

dalam kas daerah hanya sebesar Rp. 53.560.000.000. Salah satu solusi yang dianggap realistis adalah dengan mengansumsikan bahwa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun lalu meningkat menjadi Rp.65.584.719.628,20 dengan harapan defisit dapat ditutupi dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan tetap nol. Rupanya asumsi meningkatnya Silpa sudah mampu untuk mengimbangi defisit, akan tetapi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan menjadi surplus. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan pinjaman daerah sebesar Rp.17.700.000.000 untuk menutupi angka surplus tersebut.

Tabel 25. Proyeksi RAPBD Pasca Pembahasan PPAS Kabupaten Kerinci Tahun 2011

No. URAIAN Sebelum

Pembahasan Setelah Pembahasan

I. PENDAPATAN 500.583.001.664,39 519.171.643.145,39

A. PENDAPATAN ASLI DAERAH 22.903.018.741,39 23.104.229.108,39

- Pendapatan Pajak Daerah 2.820.921.200,00 3.082.277.466,39

- Hasil Retribusi Daerah 2.628.693.000,00 2.693.269.367,00

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan 1.292.720.027,00 2.346.000.000,00

- Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 16.160.684.514,39 14.982.682.275,00 B. DANA PERIMBANGAN 417.184.194.475,00 463.824.098.147,00 - Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 45.566.669.475,00 45.616.927.147,00

- Dana Alokasi Umum 327.334.925.000,00 369.273.971.000,00

- Dana Alokasi Khusus 44.282.600.000,00 48.933.200.000,00

C. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 60.495.788.448,00 32.243.315.890,00 - Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah

Daerah Lainnya 11.223.721.690,00 11.223.721.690,00

- Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 21.019.594.200,00 21.019.594.200,00

- Dana Penguatan Desentralisasi Fiskal dan

Percepatan Pembangunan Daerah 28.252.472.558,00 -

II. BELANJA 566.837.531.683,39 602.456.362.773,59

A. BELANJA TIDAK LANGSUNG 347.016.918.191,84 354.689.999.383,26

- Belanja Pegawai 296.466.308.299,84 296.097.992.559,80

- Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 21.060.000.000,00 23.910.060.701,25

- Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 1.000.000.000,00

B. BELANJA LANGSUNG 219.820.613.491,55 247.766.363.390,33

- Belanja Pegawai 25.037.567.876,69 26.721.137.675,00

- Belanja Barang dan Jasa 79.047.492.611,56 88.184.775.579,33

- Belanja Modal 115.735.553.003,30 132.860.450.136,00

SURPLUS / (DEFISIT) (66.254.530.019,00) (83.284.719.628,20)

No. URAIAN Sebelum

Pembahasan Setelah Pembahasan

III. PEMBIAYAAN DAERAH

A. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 69.560.000.000,00 84.284.719.628,20

- Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran

Sebelumnya 53.560.000.000,00 65.584.719.628,20

- Penerimaan Pinjaman Daerah 15.000.000.000,00 17.700.000.000,00 - Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 B. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 3.305.469.981,00 1.000.000.000,00 - Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2.000.000.000,00 1.000.000.000,00

- Pembayaran pokok Utang 1.305.469.981,00 -

PEMBIAYAAN NETTO 66.254.530.019,00 83.284.719.628,20

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN

BERKENAAN - -

Sumber : Diolah dari rancangan dan dokumen final PPAS Kab. Kerinci 2011

BAB VII

KONTESTASI PADA TAHAPAN PEMBAHASAN RKA-SKPD

Berdasarkan KUA dan PPAS yang telah disepakati oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, SKPD menyusun RKA-SKPD sebagai dasar utama penyusunan RAPBD. Dalam Nota Keuangan RAPBD Tahun 2011, Bupati Kerinci menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang RAPBD Tahun 2011 dengan struktur ringkasan, seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 26. Ringkasan Rancangan awal APBD Kabupaten Kerinci Tahun 2011

No. URAIAN JUMLAH (Rp.)

A. PENDAPATAN 519.171.643.145,39

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 23.104.229.108,39

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 23.104.229.108,39