• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KESIMPULAN

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan di lapangan, maka direkomendasikan :

1. Agar Pemerintah Daerah memberikan akses yang luas kepada masyarakat bersama-sama dengan LSM yang peduli dengan anggaran publik di Kabupaten Kerinci untuk terlibat secara aktif dan mengawal setiap proses perencanaan dan penganggaran daerah. Sebab selama ini keterlibatan masyarakat hanya sebatas mengikuti kegiatan Musrenbang tingkat Desa dan Kecamatan, sehingga yang terjadi kemudian aspirasi yang diusung kian tergerus dalam tahapan perencanaan dan penganggaran selanjutnya. CSO terlibat pada proses akhir perencanaan, bersama-sama dengan DPRD dan Pemerintah Daerah ikutserta dalam proses penyusunan dokumen kebijakan anggaran (KUA dan PPAS) dan ikutserta dalam pembahasan serta penetapan APBD. Penting bagi CSO untuk terus mengawal setiap proses APBD ini, karena banyak peluang bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat deal-deal politik alokasi anggaran yang tidak memihak kepada publik. Ada pula kompromi politik yang terjadi di arena yang tidak tampak dipermukaan, tetapi dapat diketahui dan dirasakan pada saat pembahasan anggaran yang juga merugikan kepentingan publik.

2. Harus segera dilakukan penguatan fungsi institusi perencanaan pembangunan di daerah. Kenyataan selama ini di Kabupaten Kerinci bahwa hasil-hasil

perencanaan pembangunan daerah yang telah dibuat tidak dipakai sebagai bahan berharga untuk menyusun RAPBD, akibatnya semakin banyak aspirasi masyarakat terpinggirkan dari arena penganggaran daerah. Hal utama yang harus dilakukan adalah pengawasan yang ketat terhadap perencanaan dan penganggaran yang dilakukan oleh SKPD, melalui rasionalisasi program dan kegiatan SKPD, apakah perencanaan dan penganggaran yang dilakukan sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan dan penganggaran daerah yaitu RKPD, KUA dan PPAS sudah menyiratkan aspirasi masyarakat ataukan belum?, Jika sudah, maka SKPD tersebut akan mendapatkan otorisasi dari Bappeda untuk selanjutnya diteruskan kepada TAPD.

3. Penguatan fungsi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) harus dilakukan, karena sebelum menjadi bagian dari rancangan Peraturan Daerah tentang RAPBD, Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) harus melalui rasionalisasi dan otorisasi oleh TAPD, kenyataan selama ini fungsi ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akibatnya, walaupun RKA-SKPD yang disusun masih dalam koridor Plafon Anggaran yang telah ditetapkan dalam Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), akan tetapi substansi dari RKA-SKPD tersebut masih merupakan keinginan dari SKPD tersebut untuk memaksimalkan anggarannya (maximizing budget) dan bukan untuk memecahkan permasalahan pembangunan yang membelit rakyat. Langkah Pertama,yang harus dilakukan adalah SKPD menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) berdasarkan otorisasi program dan kegiatan

yang telah dilakukan oleh Bappeda, kemudian Rancangan RKA-SKPD dibahas bersama antara SKPD terkait dengan TAPD berdasarkan Plafon Anggaran yang telah ditetapkan dalam PPAS.

4. Harus ada kesepakatan antara Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Kerinci tentang mekanisme penjaringan aspirasi masyarakat. Penjaringan aspirasi yang dilakukan oleh kedua aktor harus saling mendukung dan menguatkan. Sebab, fenomena yang terjadi selama ini penjaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dalam Musrenbang, seringkali tidak sejalan dengan penjaringan aspirasi masyarakat pada saaat reses yang dilakukan oleh anggota DPRD. Akibatnya, pada saat pembahasan RAPBD, penjaringan aspirasi masyarakat oleh anggota DPRD lebih mendominasi, dan meninggalkan semua proses perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah. Sehingga dapat dipastikan bahwa akan begitu banyak program dan kegiatan “yang naik di tengah jalan” dalam pembahasan RAPBD.

5. Agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan penataan kembali Daerah Pemilihan pasca Pemekaran Kabupaten Kerinci. Sebab, dari empat Daerah Pemilihan di Kabupaten Kerinci, hanya daerah pemilihan II yang terdiri dari satu kecamatan. Hal ini berdampak pada rendahnya jumlah legislator yang mewakili wilayahnya, sehingga dapat dipastikan terjadinya disparitas pembangunan di wilayah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ambardi, Kuskridho, 2009, Mengungkap politik Kartel : Studi tentang Sistem Kepartaian di Indonesia era reformasi, Gramedia, Jakarta

Anderson, James, 2006, Public Policy Making: An Introduction, Houghton Mifflin Company, Boston

Bastian, Indra , 2006, Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintahan Daerah di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta

Badoh, Zuhdi, Ibrahim dkk, 2009, Politik Birokrasi Anggaran di Indonesia dalam Anggaran pro kaum miskin : sebuah upaya menyejahterakan rakyat, LP3ES, Jakarta

Creswell, J.W, 1994, Research Design Qualitative and Quantitative, Sage Publications, London

Deliarnov, 2006, Ekonomi Politik, Erlangga, Jakarta

Denhardt, Robert B. and Janet V. Denhardt, 2009, Public Administration : an action orientation, 6th ed,Thomson Wadsworth, USA

Duverger, Maurice, 2003, Sosiologi Politik, Raja Grafindo, Jakarta

Dwiyanto, Agus , 2011, Mengembalikan kepercayaan publik melalui reformasi birokrasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Eko, Sutoro, 2006, Daerah Budiman: Prakarsa dan Inovasi Lokal Membangun Kesejahteraan, Perkumpulan Prakarsa dan Pustaka LP3ES, Jakarta Firmansyah, 2008, Mengelola Partai Politik : Komunikasi dan positioning

ideologi politik di era demokrasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Hillman, Arye L, 2009, Public Finance and Public Policy Responsibilities and

Limitations of Government 2nd Ed, Cambridge University Press, UK, Kartini dan Kartono, 1990, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju,

Bandung

Keohane, Robert O, 1993, Institutional Theory and the Realist Challenge After the Cold War, Neorealism and Neoliberalism : The Contemporary Debate.

Columbia University Press, New York.

Kumorotomo, Wahyudi, 2005, dkk, Anggaran ber basis kiner ja : Konsep dan aplikasinya, MAP-UGM, Yogyakarta

__________________, 2008, Desentralisasi fiskal : Politik dan perubahan kebijakan 1974-2004, Kencana, Jakarta

Lindblom, Charles,1984, The Policy Making Process, 2nd edition, Yale University, USA.

Local Governance Support Program Finance & Budgeting Team, 2009, Penyusunan KU-APBD dan PPAS, LGSP Press, Jakarta

Maliki, Zainuddin, 2010, Sosiologi politik : Makna kekuasaan dan transformasi politik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Mas’oed, Mohtar, 2003, Politik, Birokrasi dan pembangunan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Moleong, Lexy J. 2009, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Munir, Badrul, 2003, Perencanaan anggaran kiner ja : Memangkas inefisiensi anggaran daerah, Samawa center, Yogyakarta

Musgrave, RA and PB Musgrave, 1989, Public finance in theory and practice, McGraw Hill, Inc.

Mustopadidjaja AR, 2003, Manajemen proses kebijakan publik : formulasi, implementasi, dan evaluasi kiner ja, LAN dan Duta Pertiwi Foundation, Jakarta

Nugroho, Riant, 2008, Public Policy, Gramedia, Jakarta Pasalong, 2008, Harbani, Kepemimpinan Birokrasi, Alfabeta

Poerwandari, Kristi E, 2007, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, LPSP3, Depok

Pratikno dkk, 2004, Mengelola dinamika politik dan Sumberdaya Daerah, Program S2 Politik Lokal dan Otonomi Daerah UGM, Yogyakarta Rachbini, Didik J, Ekonomi , 2002, Politik : Paradigma dan Teori Pilihan Publik,

Ghalia Indonesia, Jakarta

Rubin, Irene S , 2006, The Politics of Public Budgeting: Getting and Spending, Borrowing and Balancing, Chatham House, Chatham

Smith, Robert W and Thomas D. Lynch, 2004, Public Budgeting in America, 5th Edition, Pearson,Upper Saddle River, New Jersery

Soejadi, FX, 2001, Analisis Manajemen Modern, Mas Agung, Jakarta

Subarsono, AG, 2009, Analisis Kebijakan Publik : Konsep, teori dan aplikasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Surbakti, Ramlan, 2007, Memahami Ilmu Politik, Grasindo, Jakarta

Wahab, Solichin, Abdul, 2008, Pengantar Analisis Kebijakan Publik, UMM press, Malang

Waidl, Abdul. dkk, 2008, Mendahulukan si miskin, LKIS, Yogyakarta

Wibawa, Samodra, 1994, Kebijakan Publik : Proses dan analisis, Intermedia, Jakarta

______________, 2010, Politik Perumusan Kebijakan Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta

Wildavsky, Aaron, 1974, The politics of the budgetary process, 2nd ed, Boston, Little brown.

Winarno, Budi, 2008, Kebijakan Publik : Teori dan proses, Media Presindo, Yogyakarta

Yustika, Ahmad, Erani, 2009, Ekonomi Politik : Kajian teoritis dan analisis empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

TESIS

Delvina, Silvia, 2006, Analisis proses penjaringan aspirasi masyarakat dalam pengalokasian Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Padang Pariaman di Era Otonomi Daerah, Tesis S-2, Program Pasca Sarjana UNAND, (tidak dipublikasikan)

Djafar, Muhammad, Ridwan, 2006, Politik Anggaran Daerah : Studi tentang proses perumusan kebijakan anggaran dalam penyusunan APBD Tahun 2005 di Kabupaten Mamuju Prov. Sulawesi Barat, Tesis-S2, Magister Ilmu Politik, Program Pasca Sarjana UGM, (tesis tidak dipublikasikan) Ridwan, Fadmi, 2008, Pengalaman Aceh mengelola kontestasi politik : Studi

Kontestasi Birokrat, Politisi dan Ulama dalam proses kebijakan anggaran Dayah Tahun 2008, Program Studi Ilmu Politik, UGM, Tesis tidak dipublikasikan

Syahrul, 2001, Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Kota Padang ditinjau dari Proses dan Pengalokasian, Tesis S-2, Program Pasca Sarjana UGM (tidak dipublikasikan)

UNDANG-UNDANG

1. Undang-undang Nomor 17 tentang Keuangan Negara

2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengendalian jumlah kumulatif defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta jumlah kumulatif Pinjaman Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/ PMK.07/2010 tentang Batas Maksimal Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Batas Maksimal kumulatif Pinjaman Daerah Tahun 2011.

INTERNET

1. Eko, Sutoro,2008, Pelajaran berharga dari advokasi perencanaan dan penganggaran di Bantul dan Kebumen, IRE Yogyakarta download melalui :

http://www.ireyogya.org/id/ebook/menabur-benih-di-lahan-tandus.html;download=29e48b79ae6fc68e9b6480b677453586, tanggal 10 Juni 2011

2. http://nasional.kompas.com/read/2010/12/22/02542544/: Politik Anggaran, APBN Lebih Banyak untuk Birokrasi dan Elite Politik, 2010, diakses tanggal 10 Juni 2011

3. http://nasional.kompas.com/read/2011/03/10/05144766/ : Politik Anggaran yang Tak Memihak Orang Miskin, 2010, diakses tanggal 10 Juni 2011.

4. Helen Milner, International Theories of Cooperation among Nations:

Strengths and Weakness, World Politics, Vol. 44, No. 3 (April 1992), pp. 466-496. Cambridge University Press, diakses tanggal 12 November 2011, melalui http://www.jstor.org/stable/2010546