BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
2.2 Pengertian gaji dan Upah
2.2.3 Pembayaran Gaji dan Pembayaran Upah
Diana danSetiawati (2011:174-182): “Dokumen yang dipakai dalam pembayaran gaji dan upah. Dokumen yang dipakai dalam pembayaran gaji antara lain meliputi:
1. Kartu Waktu
Kartu waktu berguna untuk merekam presensi setiap hari, jam berapa karyawan hadir dikantor dan jam berapa pulang dari kantor. Bagi karyawan yang digaji bulanan, kartu waktu ini berguna untuk melihat kedisiplinan karyawan.Karyawan yang sering terlambat dapat terdeteksi dari kartu waktu.
Desain kartu waktu karyawan bulanan sama seperti kartu waktu yang dipakai oleh karyawan mingguan.
2. Daftar Gaji
Daftar gaji memuat upah seluruh karyawan.Daftar gaji ini berguna untuk mengetahui gaji setiap karyawan, termasuk potongan dan pajak penghasilan pasal 21. Selain itu, daftar gaji juga berguna untuk mengetahui total kas yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji karyawan.
3. Slip Gaji
Slip gaji memuat rincian komponen gaji. Slip gaji diberikan kepada karyawan agar karyawan dapat mengetahui bagaimana mereka digaji. Informasi detail ini juga berguna apabila ada karyawan yang salah digaji.
4. Daftar Transfer
Daftar transfer berfungsi sebagai surat perintah ke Bank untuk mentrasfer sejumlah tertentu ke setiap karyawan yang akan menerima gaji”23.
Adapun penjelasan dokumen yang dipakai dalam pembayaran upah adalah sebagai berikut:
1. Kartu Waktu
Kartu waktu berguna untuk merekam presensi setiap hari, yaitu jam berapa mereka hadir dikantor dan jam berapa mereka pulang dari kantor. Jika upah didasarkan pada hari kerja, maka kartu waktu ini berguna untuk menghitung upah yang akan diterima karyawan.
2. Slip Upah
Slip upah memuat rincian komponen upah. Slip upah diberikan kepada karyawan agar karyawan dapat mengetahui bagaimana mereka digaji.
Informasi detail ini juga berguna apabila ada karyawan yang salah digaji.Misalnya, ada karyawan yang sudah menikah, tetapi belum mendapat tunjangan nikah, maka karyawan yang bersangkutan dapat memberikan informasi kepada bagian Personalia.
3. Bukti Penerimaan Upah
Dokumen ini berfungsi sebagai bukti penyerahan upah kepada karyawan yang bersangkutan.Daftar upah tidak dapat difungsikan sebagai bukti penyerahan upah karena dalam daftar upah tertera upah semua karyawan.
4. Daftar Upah
Daftar upah memuat upah seluruh karyawan.Daftar upah ini berguna untuk mengetahui upah setiap karyawan, termasuk potongan dan pajak penghasilan pasal 21. Selain itu, daftar upah juga berguna untuk mengetahui total kas yang harus dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah karyawan.
5. Dokumen Lain untuk Merekan Kinerja Karyawan
Dokumen yang merekam semua hasil kerja dari setiap karyawan yang bekerja dalam perusahaan.
2.2.4 Risiko dan Pengendalian dalam Siklus Penggajian dan Pengupahan Risiko dalam siklus penggajian dan pengupahan adalah tidak tercapainnya tujuan sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan.Diana danSetiawati (2011:186),“Perusahaan membangun sistem informasi akuntansi dalam siklus penggajian dan pengupahan dengan harapan agar:
1) Perusahaan dapat menghitung gaji dan upah dengan benar dan tepat.
Penghitungan gaji dan upah yang benar menentukan kebenaran penghitungan potongan-potongan dari karyawan yang mesti dibayarkan ke pihak ketiga. Selain itu, penghitunga yang benar juga berarti bahwa perusahaan tidak membayar lebih dari yang seharusnya atau kurang dari yang seharusnya.
2) Perusahaan dapat membayar gaji dan upah tepat waktu”24. Risiko dalam siklus penggajian dan pengupahan antara lain:
1. Data jam kerja yang tidak sesuai
Data jam kerja yang tidak benar ini bisa disebabkan oleh kecurangan dalam mengisi kartu waktu.
2. Data unit produk yang dihasilkan tidak benar
Tanpa administrasi pabrik yang bagus, bisa saja produk yang dihasilkan setiap karyawan tidak tercatat dengan baik.
3. Kesalahan petugas penggajian dalam menghitung gaji dan upah
Kesalahan penghitungan gaji dan upah bisa sangat merepotkan. Pertama, ini akan mengundang protes dari karyawan. Kedua, perhitungan gaji dan upah akan berdampak pada perhitungan pajak penghasilan. Ini berarti, salah hitung gaji dan upah akan mengakibatkan salah perhitungan pajak penghasilan.
Ketiga, ada perusahaan yang menetapkantunjangan dari persentase gaji pokok.
Dalam hal ini, jika petugas salah dalam menentukan gaji pokok, maka tunjangan juga akan salah.
Informasi yang bisa dihasilkan oleh sistem informasi penggajian dan pengupahan meliputi:
a) Besarnya potongan dari gaji upah karyawan untuk disetor ke pihak ketiga.
Informasi ini penting untuk menentukan jumlah yang harus disetor ke pihak ketiga.
b) Saldo piutang setiap karyawan ke perusahaan. Informasi ini berguna untuk membantu pelunasan piutang dari karyawan.
c) Besarnya upah langsung untuk setiap jenia produk. Informasi ini berguna untuk menghitung besarnya harga pokok produksi setiap jenis produk.
d) Total gaji dan upah. Informasi ini berguna untuk menghitung laba rugi perusahaan setiap bulan.
Mulyadi (2008:17):“Sistem akuntansi penggajian adalah sistem akuntansi gaji yang dirancanguntuk menangani transaksi perhitungan gaji karyawan dan pembayarannya, perancangan sistem akuntansi penggajian dan pengupahan ini harus dapat menjamin validitas, klasifikasi penilaian, ketepatan waktu dan ketepatan posting serta ikhtisar dari setiap transaksi penggajian dan pengupahan’’25.
2.2.5 Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Akuntansi mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan dan kepada pihak-pihak tertentu yang memerlukannya.
Mulyadi(2008:382): “Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatan gaji dan upah meliputi:
1. Jurnal Umum
2. Kartu Harga Pokok Produk 3. Kartu Biaya
4. Kartu Penghasilan Karyawan”26.
Adapun penjelasan catatan akuntansi yang dugunakan adalah sebagai berikut:
1. Jurnal Umum
Dalam gaji dan upah jurnal umum gigunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam perusahaan.
2. Kartu Harga Pokok Produk
Kartu ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
3. Kartu Biaya
Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja non produksi setiap departemen dalam perusahaan.Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah bukti memorial.
4. Kartu Penghasilan Karyawan
Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai potongan yang diterima oleh setiap karyawan.Kartu penghasilan karyawan digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dan di tanda tanganinnya kartu tersebut oleh karyawan yang bersangkutan. Sehingga rahasia penghasilan karyawan tertentu tidak diketahui oleh karyawan yang lain.
2.2.6 Fungsi yang Terkait dalam Gaji dan Upah
Setiap sistem akuntansi gaji dan upah dalam suatu perusahaan memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi fungsi tersebut memiliki fungsi yang terkait satu dengan yang lain. Fungsi tersebut memiliki kerja sama dan saling berhubungan satu dengan yang lainya untuk tujuan yang tertentu.
Fungsi yang terkait dalam gaji dan upah menurut Mulyadi (2008:382) sebagai berikut:
1) Fungsi Kepegawaian 2) Fungsi Pencatatan Waktu
3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah 4) Fungsi Akuntansi
5) Fungsi Keuangan”27.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi salin karyawan, memutuskan penempatan keryawan baru, membuat surat keputusan tariff gaji dan upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
2. Fungsi Pencatatan Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan.Fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fingsi operasi atau oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
3. Fungsi Pembuatan Daftar Gaji dan Upah
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah.Daftar gaji dan upah diserahkan oleh pembuat daftar gaji dan upah kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar pembayaran gaji dan upah.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan, misalnya utang gaji, upah karyawan, utang pajak, dan utang dana pensiun. Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan pengupahan berada ditangan bagian utang, bagian kartu biaya, dan bagian jurnal.
5. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek gunapembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut kebank.Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.
Fungsi-fungsi diatas memiliki keterkaitan satu dengan yang lain yaitu memiliki tujuan yang sama yaitu membentuk suatu sistem penggajian dan pengupahan yang baik dalam perusahaan.
2.2.7 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem AkuntansiGaji dan Upah Mulyadi (2008:5):“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu depertemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur dimana prosedur – prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatya jika terjadi perubahan maka salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur-prosedur yang lain”28.
SedangkanNafarin (2009:9), “Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam”29.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat di simpulkan prosedur adalah rangkaian kegiatan yang saling berhubungan atau saling keterkaitan satu dengan yang lainnya untuk menjamin penanganan transaksi yang ada dalam perusahaan.
Sistem penggajian dan pengupahan terdiri dari jaringan prosedur menurut Mulyadi (2008:385) adalah sebagai berikut:
Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir 2. Prosedur pembuatan daftar gaji 3. Prosedur distrubusi gaji
4. Prosedur pembuatan kas keluar 5. Prosedur pembayaran gaji
Sedangkan sistem pengupahan terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir 2. Prosedur pembuatan daftar upah 3. Prosedur distrubusi upah
4. Prosedur pembuatan kas keluar 5. Prosedur pembayaran upah”30.
Adapun Pejelasan dari prosedur sistem penggajian dan pengupahan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harus menandatangani setiap hadir dan pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir (berupa clok card) yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu (time recorder mechine).
2. Prosedur pencatatan waktu kerja
Dalam perusahan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut.Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepeda produk yang diproduksi.
3. Prosedur pambuatan daftar gaji dan upah
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan.Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji dan upah adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan, daftar gaji bulanan sebelumnya dan daftar hadir.
4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah
Dalam prosedur ini, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.Distribusi tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan harga pokok produk.
5. Prosedur pembayaran gaji dan upah
Prosedur ini melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keungan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keungan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukkan uang ke dalam amplop gaji dan upah dilakukan oleh juru bayar (pay master).
2.2.8 Unsur Internal Controldalam Gaji dan Upah
Penggajian dan pengupahan memiliki unsur-unsur internal controlmenurut Mulyadi (2008:386) sebagai berikut:
1. Oganisasi
a. Fungsi pembuatan daftar gaji harus tepisah dari fungsi kepegawaian b. Fungsi pencatatan waktu gadir harus terpisah dari fungsi operasis 2. Sistem Otorisasi
a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar hadir harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama.
b. Setiap perubahan gaji karyawa karena perubahan pangkat, perubahan daftar gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direktor keuangan.
c. Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan, harus didasarkan surat potongan gaji yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian.
d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu.
e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.
f. Daftar gaji harus diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian
g. Bukti kas keluar sebelum melakukan pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
3. Prosedur Pencatatan
a. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan.
b. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.
4. Praktik yang sehat
a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.
b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesim pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
c. Pembuat daftar gaji dan upah haru diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitunga oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran.
d. Perhitungan pajak penghasil karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.
e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji”31. 2.2.9 Distribusi Biaya Gaji dan Upah
Distribusi biaya gaji dan upah ditujukan untuk menghasilkan laporan biaya tenaga kerja menurut janisnya (gaji dan upah, tunjangan makan, tunjangan lembur, biaya kesejahteraan karyawan), menurut hubungannya dengan departemen, kegiatan, order produksi, atau kombinasi diantara berbagai jenis klasifikasi tersebut.
Ditribusi biaya gaji dan upah umumnya dilakukan dengan metode menurut Mulyadi (2008:405) sebagai berikut:
1.Metode rekening berkolom
2.Metode summary strip atau tiket tunggal 3.Metode distribusi dengan computer”32.
Berikut ini penjelasan distribusi biaya gaji dan upah:
1.Metode Rekening Berkolom
Laporan biaya tenaga kerja menurut jenisnya per departemen, maka laporan ini dapat dihasilkan dengan menyediakan rekening biaya berkolom untuk setiap departemen dalam buku pembantu biaya.Pada akhir bulan, setiap kolom rupiah dalam rekening berkolom dijumlah, dan hasilnya disajikan dalam laporan biaya tenaga kerja per departemen.
2. Metodesummary strip atau tiket tunggal
Distribisi biaya upah langsung dapat dilakukan dengan membuat kartu jam kerja untuk setiap order produksi. Kartu jam kerja ini kemudiaan diisi dengan tarif upah karyawa yang berkerja untuk order produksi tersebut dan dikalikan jumlah jam kerja.
3. Metode distribusi dengan komputer
Metode distribusi pendebetan yang timbul dari transaksi penggajian dan pengupahan dengan menggunakan komputer dilakukan dengan memberi kode transaksi yang terjadi sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan.
2.3 Pengertian Internal Control
Internal control ini penting karena perusahaan suka tidak suka menghadapi banyak ancaman yang bisa mengganggu tercapainya tujuan sistem informasi akuntansi perusahaan.Sebuah sistem informasi yang tidak memasukkan unsur pengendalian internal besar kemungkinannya sistem informasi tersebut tidak ada gunanya.Salah satu tujuan pengendalian internal adalah menghasilkan informasi keungan yang andal dan dapat dipercaya.
Diana danSetiawati (2011:82):“Internal control adalah semua rancangan organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek, keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efesiensi oferasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan”33.
Mulyadi (2008:163):“Sisteminternalcontrol adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan dan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”34.
Romney dan Steinbart (2006:229): “Internal control adalah rencana oganisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efesiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”35.
Defenisi sisteminternal control tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.Dengan demikian, pengertianinternal control tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengelola informasi secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.
Mulyadi (2008:163): “Dalam hal ini dapat diketahui apa yang menjadi tujuan internal control, yaitu:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efesiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”36.
Internal control akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern,meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporang keuangan yang dapat dipercaya.
2.3.1 Unsur Sistem Internal Control Terhadap Akuntansi Gaji da Upah
Mulyadi (2008:164):“Unsur pokok sistem internal control terhadap akuntansi gaji dan upah adalah:
1. Sruktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
3. Praktik yang sehat dalam malaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya”37.
Adapun penjelasan dari unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sruktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas Struktur organisasi merupakan rerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan pokok perusahaan.
Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsioperasi dan peyimpanan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam malaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksananya.
Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan folmulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal dari akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campuran tangan dari orang atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independen penjabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persengkokolan di antara mereka dapat dihindari.
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. Karyawan kunci karyawan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.
Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut.
g. Pembentukan unut organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur- unsur sistem pengendalian intern yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Jika perusahaan memiliki keryawan yang komputen dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban keungan yang dapat diandalkan.
2.3.2 Tujuan Internal Control
Reeve, dkk (2009:389):“Tujuan internal control adalah menyediakan keyakinan yang memadai. Adapun tujuan adalah sebagai berikut:
1. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis 2. Informasi bisnis akurat
3. Karyawan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku”38.
Berikut ini penjelasan tujuan internal control adalah sebagai berikut:
1. Aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis
Pengendalian internal dapat melindungi aset perusahaan dari pencurian, kecurngan, penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan.Salah satu pelanggaran pengendalian internal yang serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.Kecurangan karyawan adalah tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi.
2. Informasi bisnis akurat
Informasi yang akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses.Perlindungan aset serta informasi yang akurat sering kali berjalan beriringan.Alasannya adalah karyawan yang mencoba melakukan penipuan
juga harus melakukan penyesuaia pencatatan akuntansi agar dapat menyembunyikan kecurangan yang dilakukan.
3. Karyawan mematuhi hokum dan peraturan yang berlaku
Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan keungan yang berlaku.
Manajemen bertanggung jawab merancang dan menerapkan lima elemen pengendalian intern untuk mencapai tiga tujuan pengendalian intern. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Lingkungan pengendalian 2. Penilaian resiko
3. Prosedur pengendalian 4. Pengawasan
3. Prosedur pengendalian 4. Pengawasan