BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA
2.3 Pengertian Internal Control
2.3.4 Prosedur Internal Control
Reeve, dkk (2009:392): “Prosedur pengendalian dibuat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah kecurangan”39.
Sistem akuntansi yang berhasil membutuhkan prosedur-prosedur untuk memastikan bahwa setiap orang dapat melaksanakan tugas yang diberikan.Oleh karena itu, sangat penting bagi staf akuntan untuk mendapatkan pelatihan dan pengawasan yang memadai dalam melakukan pekerjaannya.Disarankan juga untuk meritasi kerja karyawan yang bertugas melakukan pencatatan dan menyimpan catatan akuntansi serta memberikan cuti wajib bagi karyawan yang tidak bertangguna jawab terhadap pencatatan akuntansi. Kebijakan-kebijakan ini akan mendorong karyawan untuk mematuhi prosedur yang telah ditetapkan.
2.3.5 Pengawasan Dalam Internal Control
Pengawasan terhadap sistem pengendalian internal dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki efektivitas pengendalian.Sistem
pengendalian internal dapat diawasi melalui usaha manajemen yang berkelanjutan termasuk memantau perilaku karyawan dan sinyal peringatan dari sistem akuntansi.
Secara umum, evaluasi pengawasan terpisah dilakukan pada saat terjadi perubahan besar dalam strategi, manajemen senior, struktur bisnis, atau operasi.Pada perusahaan besar, auditor internal yang independen terhadap operasi biasanya bertanggung jawab atas pengawasan system pengendalian internal.
Auditor internal dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat perhatian khusus kepada komite audit atau dewan direksi yang independen terhadap manajemen. Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian internal sebagai bagian dari audit tahunan atas laporan keungan.
Semua perusahaan, baik besar maupun kecil, pasti menghadapi resiko internal maupun eksternal dalam usahannya mencapai tujuan perusahaan.
Diana danSetiawati (2011:87):“Resiko dalam internal control antara lain:
1. Tindakan tidak sengaja, seperti
a. Kesalahan yang disebabkan oleh kecerobohan karyawan, kegagalan karyawan untuk mengikuti prosedur tertentu, dan karyawan yang tidak atau kurang terlatih.
b. Kesalahan yang tidak disengaja c. Kesalahan dalam mengcopi data
d. Sistem yang tidak dapat memenuhi kebutuan perusahaan atau tidak mampu menangani tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tindakan sengaja
a. Sabotase, tindakan dengan sengaja merusak sistem informasi akuntansi b. Kecurangan karyawan dengan mencuri atau menyalahgunakan harta
perusahaan. Adakalanya tindakan ini diikuti dengan pemalsuan catatan akuntansi untuk menutupi kecurangan yang dilakukan.
3. Bencana alam atau kerusuhan politik, seperti kebakaran, banjir, gempa bumi, sunami, angin ribut, perang, atau kerusuhan masa.
4. Kesalahan perangkat lunak dan kegagalan peralatan computer a. Kerusakan hardware
b. Kerusakan sistem operasi c. Kerusakan perangkat lunak
d. Arus listrik yang tidak stabil
Manajemen harus mengidentifikasikan paling tidak satu jenis pengendalian untuk mengatasi setiap resiko yang mungkin dihadapi perusahaan.Sebagian dari resiko mungkin memiliki peluang lebih tinggi untuk terjadi atau frekuensinya lebih tinggi bisa terjadi resiko-resiko yang tidak diharapkan dalan perusahaan”40.
2.3.6 Aktivitas Dalam Internal Control
Diana danSetiawati (2011:88): “Aktivitas pengendalian yang terkait dengan pelaporan keungan antara lain meliputi:
1. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak 2. Pemisahan tugas
3. Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi bisnis yang terjadi 4. Mengamankan harta dan catatan perusahaan
5. Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain”41. Adapun penjelasan dari aktivitas-aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Desain dokumen yang baik dan bernomor urut tercetak
Desain dokumen yang baik adalah desain dokumen yang sederhana sehingga meminimalkan kemungkinan kesalahan mengisi.Dokumen juga digunakan sebagai bukti peralihan harta.
2. Pemisahan tugas. Terdapat tiga pekerjaan yang harus dipisahkan agar karyawan tidak memiliki peluang untuk mencuri harta perusahaan dan memalsukan catatan akuntansi. Ketiga pekerjaan tersebut adalah:
1) Fungsi penyimpanan harta 2) Fungsi pencatat
3) Fungsi otorisasi transaksi bisnis
3. Otorisasi yang memadai atas setiap transaksi bisnis yang terjadi
Otorisasi adalah pemberian wewenang dari manajerkepada bawahannya untuk melakukan aktivitas atau untuk mengambil keputusan tertentu.
4. Mengamankan harta dan catatan perusahaan
Yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengamankan harta dan informasit tersebut,antra lain meliputi:
1) Menciptakan pengawasan yang memandai.
2) Memastikan catatan harta akurat.
3) Membatasi akses fisik terhadap harta (seperti penggunakan register kas, kotakbrankas,dan lain sebagainya).
4) Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemari yang terkunci,serta dengan membuat backup yang memedai.
5) Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan.
5. Menciptakan adanya pengecekan independen atas pekerjaan karyawan lain Beragam aktivitas untuk pengecekan independen antara lain meliputi:
1) Rekonsiliasi dua catatan yang dihasilkan oleh dua pihak yang independen 2) Membandingkan catatan dengan aktual fisik
3) Prinsipdouble entry bookeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan
4) Review independent
2.4 Penelitian Terdahulu
sudah cukup memadai dan sudah berjalan dengan baik.
Diolah: Peneliti
2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan Agoes (2012:104): “Pengendalian Intern merupakan bagian yang sangat penting dalam penggajian dan pengupahan jika pengendalian intern gaji dan upah lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan pada saat pemberian gaji dan upah”42.
Kelangsungan hidup suatu perusahaan itu bergantung pada karyawan dan sistem yang bekerja dalam perusahaan, jika setiap karyawan yang ada dalam perusahaan mempunyai kinerja yang baik tentunya akan menunjang penerimaan gaji dan upah. Dimulai dari awal kegiatan perusahaan, yaitu menyusun dan merencanakan tujuan perusahaan yang akan dicapai baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sampai kepada tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Atas sumbangan tenaga kerja karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut, maka perusahaan memberikan imbalan sebagai balas jasa kepada mereka berupa gaji dan upah.
Secara efektif diperlukan seseorang yang benar-benar dapat menangani bagian penggajian dan pengupahan tersebut.Untuk lebih mempermudah penggajian dan pengupahan di perlukan suatu sistem untuk dapat menginput segala komponen penggajian dan pengupahan yaitu sitem akuntansi.
sumber:peneliti
Untuk mengatasi adanya kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan upah maka perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan.Sistem akuntansi gaji dan upah juga dirancang oleh perusahaan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai gaji dan upah karyawan sehingga mudah dipahami dan mudah digunakan.
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan digunakan untuk menangani transaksi perhitungan gaji dan upah karyawan serta pembayarannya.Sistem penggajian dan pengupahan yang efektif juga penting untuk menjaga hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah pendekatan deskriptif yaitu metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2007:11),“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”43.
Dengan menggunakan metode deskriptif yang berdasarkan pada penggambaran, pengumpulan, pengklasifikasian, dan sehingga memberikan keterangan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
3.2 Sumber Data
1. Data primer adalah Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yangakan diolah lebih lanjut oleh peneliti, yaitu dengan cara wawancara,observasi, dan kuesioner dengan pihak perusahaan.
2. Data sekunder adalah Data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentukdokumentasi seperti sejarah berdirinya perusahaan. Data kelengkapanlainnya.Serta sumber-sumber tertulis maupun dari media elektronik.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan melaksanakan langsung terhadap objek yang diteliti. Metode ini dilakukan dengan
mengamati dan mempraktekken kegiatan secara langsung dalam sistem akuntansi gaji dan upah di PT. Perkebunan Nusantara III (persero ) Medan.
2. Wawancara
Metode pengumpulan data menggunakan proses tanya jawab yang akan dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian, hal ini dilakukan agar data penelitian yang diperoleh relevan dengan permasalahan yang ada dalam perusahaan.
3.4 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah memberikan pengertian terhadap suatu variabel dengan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya.
Defenisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan faktor lain. Defenisi operasional merupakan pentunjuk bagaimana suatu variabel diukur untuk mengetahui baik buruknya pengukuran dalam suatu penelitian.
Tabel III.1 Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Sistem Akuntansi Sebagai suatu jaringan prosedur, yang didesain sesuai dengan keperluan perusahaan yang berfokus kepada tujuan utama perusahaan. Sistem akuntansi juga digunakan untuk pengambilan keputusan atau pertimbangan- pertimbangan dalam perusahaan.
Gaji dan Upah Imbalan yang didapatkan oleh karyawan atas kerja mereka yang dilihat dari jenjang jabatan yang dibayarkan secara tetap
Internal Control Struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan dan data akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
sumber:peneliti
3.5 Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini peneliti menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan dua cara yaitu:
1.Metode deskriptif, yaitu metode penganalisan data dimana data dikumpulkan, disusun, diinteprestasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi perumusan masalah yang dihadapi.
2.Metode deduktif, yaitu metode penarikan kesimpulan berdasarkan fakta yang diteliti, teori yang diterima sebagai salah satu kebenaran umum sertamemberikan seperlunya untuk mengatasi masalah yang dihadapi perusahaan, kemudian akan dapat dibuat kesimpulan serta mengemukakan saran-saran bagi pimpinan perusahaan yang diharapkan bermanfaat mengatasi masalahyang sejenis pada periode atau masalah yang akan datang.
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Gambar Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (persero), merupakan salah satu dari dari 14 Badan Usaha Milik Nenaga (BUMN) perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah Minyak sawit (CPO) dan inti sawit (karnel) dan produk hilir karet.
Sejarah perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik belanda oleh pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN) tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan perusahaan negara perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efesiensi dan efektivitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan stuktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, tiga BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (persero), PT.
Perkebunan IV (persero), PT. Perkebunan V (persero) disatukan pengelolaannya kedalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (persero).
Selanjutnya melalui peraturan pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 pebruari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT. Perkebunan Nusantara III (persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. Adapun data lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
Nama : Perusahaan Perseroan (persero) PT. Perkebunan Nusantara III disingkat menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).
Alamat : Jl. Sei Batang hari No. 2 Medan Telepon : (061) 8452244-(061) 8453100 Fax : (061) 8455177-(061) 8454728 Email :[email protected]
PT. Perkebunan Nusantara III (persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 08 Agustus 1996, tambahan Nomor: 8674/1996.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Perkebunan III (persero) adalah menjadi perusahan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.
Misi PT. Perkebunan Nusantara III (persero) adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan industri Hilir berbasis perkebunan secara
berkesinambungan .
2. Menghasikan produk yang berkualitas.
3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategi dan mengembangkannya secara optimal.
4. Menjadikan perusahaawan paling menarik untuk bermitra bisnis
5. Memotivasi karya untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan komunitas.
6. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan 4.1.3 Logo Perusahaan
Sebuah desain logo merupakan perwakilan sebuah perusaahan.Desain logo perusaahn adalah perbedaan visual suatu perusaahn dengan perusahaan lain.
Didalam desain logo yang bagus, akan terlihat filosofi dan misi dari perusahaan tersebut.
Pada tanggal 23 Maret 2004, bertempat di Grand Melia Hotel Jakarta, PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan telah meluncurkan logo baru. Logo ini dimaksudkan agar PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan siap menghadapi perubahan dan tantangan dunia bisnis yang kopetitif.
Gambar IV.1
Logo PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
Adapun makna dari lambung lambang gambar dan warna logo PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, adalah sebagai berikut :
1. Gambar 12 daun kelapa sawit disebelah kiri bola dunia dan 7 urat pada daun karet yang berwarna hijau disebelah kanan bola dunia, melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki 12 paradigma baru dan 7 strategi bisnis yang saling mendukung agar tercapai tujuan PT. Perkebunan Nusantara III, yaitu selalu menjadi perusahaan perkebunan terbaik dengan team work yang solid dan inovatif, serta ditunjang dengan green technologi, green bussines, dan ramah lingkungan.
2. Gambar 5 garis lintang horizontal dan vertikal yang berwarna biru, melngkar bola dunia melambangkan bahwa PT. Perkebunan Nusantara III memiliki tata nilai yang harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi yang berkembang agar selalu menjadi yang terdepan dalam peningkatan usaha.
3. Gambar 2 meteor yang mengelilingi bumi sehingga membentuk angka 3, melambangkan PT. Perkebunan Nusantara III bergerak dinamis dengan semangat yang tinggi untuk mengenai pasar global. Meteor yang berwarna putih bermakna produksi latex dan produksi turunanya, sedangkan berwarna orange adalah produk CPO beserta turunanya memancarkan tanpa henti untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia. PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) bergerak dibidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengelolahan masing masing komoditi tersebut. Selain itu PT.
Perkebunan Nusantara III (Persero) melakukan pengelolahan hasil tanaman dari kebun sendiri.
Komoditi yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III (persero) yaitu : 1. Kelapa Sawit – Minyak Sawit dan Inti Sawit
PT. Perkebunan Nusantara III ( persero) menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu Produk minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah dikenal dipasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.
2. Karet – Lateks, Crimb Rubber dan Ribbed Smoke Sheet
Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, pada 31 Desember 2011 luas lahan tanaman karet 38.303,75 hektar. PT. Perkebunan Nusantara III (persero) diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia.
Daftar nama-nama kebun/unit milik PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan adalah sebagai berikut :
Kode
1 Instalasi Belawan (INBEL) 36 Kebun Pulau Mandi (KPMDI) 2 Distrik Manajer Labuhan batu 1
(DLAB-1)
37 Kebun Ambaluta (KAMBT) 3 Kebun Sei Merantai (KSMTI) 38 Kebun Sei Silau (KSSIL)
4 Kebun Sei Danau (KSDAN) 39 Kebun Bandar Selamat (KBDSL) 5 Kebun Torgamba (KTORAN) 40 Kebun Huta Padang (KHTPD) 6 Pabrik Kelapa Sawit Sei Merantai
42 PIR- Lokal Asahan (KPPLA) 8 Pabrik Kelapa Sawit Sei Torgamba
(PTORA)
43 Rumah Sakit Sei Dadap (RSDAP)
9 Kebun Bukit Tujuh (KBUTU) 44 Distrik Manajer Simalungun (DSIMA)
10 Distrik Manajer Labuhan batu II (DLAB-2)
45 Kebun Sei Mangkei (KSMKI) 11 Kebun Sei Baruhur (KSBAR) 46 Kebun Bangun (KBANG) 12 Kebun Aek Torop (KATOR) 47 Kebun Dusun Hulu ( KDSHU) 13 Pabrik Kelapa Sawit Sei Baruhur
(PSBAR)
44 Distrik Manajer Simalungun (DSIMA)
14 Pabrik Kelapa Sawit Aek Raso (PPARO)
45 Kebun Sei Mangkei (KSMKI) 15 Pabrik Kelapa Sawit Aek TOROP
(PATOR)
46 Kebun Bangun (KBANG) 16 Kebun Sei Kebara (KSKAR) 47 Kebun Dusun Hulu ( KDSHU) 17 Kebun Aek Raso (KPARO) 48 Kebun Bandar Betsy (KBDBY) 18 Rumah Sakit Torgamba (RSTOR) 49 Pabrik Kelapa Sawit Sai
23 Kebun Rantauparapat (KRPPT) 54 Kebun Silau Dunia (KSDUN) 24 Kebun Mambang Muda (KMMDA) 55 Kebun Gunung Para (KGPAR) 25 Kebun Labuhanhaji (KLAJI) 56 Pabrik Kelapa Sawit Rambutan
(PRBTN)
26 Kebun Merbau Selatan (KSMTN) 57 Rumah Sakit Sri Pamela (RSPAM)
27 PIR- Aek Raso (KPARO) 58 Distrik Manajer Deli Serdang II (DSER- 2)
28 PIR- Lokal Selatan (KPSEL) 59 Kebun Sei Putih (KSPTH) 29 PIR- Lokal Utara (KPUTA) 60 Kebun Sarang Ginting (KSGGI) 30 Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara
Selatan (PANAS)
61 Kebun Tanah Raja (KTARA) 31 Pabrik Kelapa Sawit Sisumut
(PSSUT)
62 Kebun Rambutan (KRBTN) 32 Rumah Sakit Mambang Muda
(RSMMA)
63 Distrik Manajer Tapanuli Selatan (DTAPS)
34 Distrik Manejer Asahan (DASAH) 64 Kebun Hapeson (KHPSG) 65 Kebun Batang Toru (KBGTU) 4.1.4Struktur Organisasi
Stuktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Selain itu organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan
penghubungan antara posisi para anggota organisasi.Struktur organisasi pada PT.
Perkebunan Nusantara III (persero) Medan membentuk garis dimana tingkat tertinggi dipegang oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), dan dibawahnya Dewan komisaris, kemudian Direktur Utama, yang mengepali Direktur Bagian yang terdiri dari Direktur Produksi, Direktur Keungan, Direktur SDM, dan Direktur Perencanaan Pengembangan membawahi Kepala Bagian dan sampai ke menejer setiap kebun/unit.
Adapun gambar struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan adalah sebagai berikut :
Sumber : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Gambar : IV.2 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
4.1.5 Deskripsi Jabatan
1. Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komosaris, Direktur Utama serta setingkat setingkat lebih dibawah. Berikut ini tugas dari RUPS adalah sebagai berikut :
1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris.
2. Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penggunaan modal atau aset perusahaan dalam mencapaitujuan perusahaan.
3. Mengawasi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan oleh pemegang saham.
2. Dewan Komisaris
Sesuai dengan Surat Keputusan Mentri Negara BUMN Republik Indonesia No.
KEP-183/MBU/2008 tentang pemberhentian dan pengangkatan anggota-anggota Dewan Komisaris perusahaan perseorangan (persero).
Tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : 1) Membantu pimpinan dalam menginvestasikan dana perusahaan.
2) Melakukan pengawasan jalannya perusahaan.
3) Memberikan nasihat kepada direktur.
3. Dewan Direksi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN RI No. SK-88/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, dan surat No. S-460/S.MBU/2013 tanggal 10 juni 2013 tentang penyampaian salinan keputusan Menteri BUMN No. SK-275/MBU/2013, sehubungan dengan telah ditetapkannya keputusan Menteri BUMN No.
SK-275/MBU/2013 tanggal 10 juni 2013 tentang pemberhentian Anggota Direksi perusahaan perseroan.
4. Direktur Utama
Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :
1) Bertindak sebagai pimpinan utama perusahaan yang mengkoordinasikan kegiatan anggota direksi dalam mengendalikan kegiatan anggota direksi dalam mengendalikan kegiatan operasional perusahaan sesuai rencana an kebijakan yang telah ditetapkan.
2) Memelihara dan mengelola kekayaan perusahaan berdasarkan prinsip peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3) Merencanakan, membina dan mengembangkan efektivitas dan efesiensi organisasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
5. Direktur Produksi
Adapun tugas Direktur Produksi adalah sebagai berikut :
1) Merencanakan, menetapkan dan mewujudkan tujuan yang ada di bidang produksi. Melakukan pengawasan untuk setiap bidang produksi.
2) Mengendalikan biaya produksi dalam bidang tanaman, bidang teknologi, dan bidang tehnik sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan perusahaan.
6. Direktur Keuangan
Berikut ini tugas dari Direktur Keuangan adalah sebagai berikut :
1) Mengkoordinir perumusan strategi jangkan panjang sebagai dasar perumusan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dengan bekerjasama dengan direksi lain.
2) Memastikan arus keungan yang akurat dan tepat waktu untuk keperluan pelaporan kepada direksi dan komosaris perusahaan.
3) Memastikan ketersediaan dana operasional yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional sehari-hari, dengan melakukan koodinasi erat dengan para pimpinan unit usaha.
7. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM)
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan dan menetapkan kebujakan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara optimal, efesiensi, dan efektif.
2. Menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam bidangnya.
3. Merumuskan dan melaksanakan strategi kebijakan operasional bidang sumber daya manusia sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
8. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Direktur perencanaan dan pengembangan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
1. Menetapkan strategi dan rencana perancangan dalam bidang perencanaan dan pengembangan.
2. Membangun sistem analisis untuk mengembangkan bisnis dan setifikat usaha.
3. Memilih dan mengatur lembaga pelatihan para agensi serta penyedia jasa traininguntuk melaksanakan training dengan standar yang telah ditentukan.
4.2 Metode Perhitungan Gaji dan Upah
Metode perhitungan gaji dan upah yang digunakan oleh setiap perusahaan berbeda satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya pedoman yang diterapkan oleh perusahaan adalah yang menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun karyawan yang berbeda.
Perhitungan gaji pegawai berbeda dengan karyawan (buruh). Dibawah ini akan diterapkan perhitungan gaji dan upah yang ada di perusahaan.
1. Perhitungan Gaji
Gaji yang diterima adalah gaji yang dibayarkan secara bulanan sesuai dengan kebijakan perusahaan, dimana besarnya gaji pokok setiap pegawai berbeda.
Selain gaji pokok juga menerima tunjangan-tunjangan dari perusahaan sehingga besarnya gaji yang diterima sebagai berikut :
Gaji = gaji pokok + tunjangan tetap + beras + lembur 2. Perhitungan Upah
Upah yang diterima karyawan bisa dibayarkan setiap perminggu atau bisa juga dibayarkan setiap bulan, khususnya bagi karyawan lapangan dan pengolahan, upah pokoknya sesuai dengan upah minimum regional, sehingga besarnya upah yang diterima adalah :
Upah = upah pokok + tunjangan tetap + beras + lembur.
4.2.1 Sistem Akuntnsi Penggajian dan Pengupahan
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan adalah sarana pemberian informasi tentang penggajian dan pengupahan kepada pihak menajemen untuk dapat digunakan dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Sistem akuntansi penggajian
dan pengupahan memiliki dokumen-dokumen yaitu untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi kedalam catatan. Dengan dokumen ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.
Sistem akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan juga memiliki dokumen-dokumen tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dilapangan, dan setelah membandingkan teori yang sudah dipelajari, maka penulis membuat beberapa evaluasi sebagai berikut : a. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan pada PT. Perkebunan III (Persero) Medan sudah efektif dalam penyusunan gaji dan upah. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan karyawan, misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan, pemberhentian karyawan, kenaikan jabatan karyawan, mutasi karyawan, maupun pemberian SP atau surat peringatan yang dilakukan oleh
Dokumen yang digunakan pada PT. Perkebunan III (Persero) Medan sudah efektif dalam penyusunan gaji dan upah. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan karyawan, misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan, pemberhentian karyawan, kenaikan jabatan karyawan, mutasi karyawan, maupun pemberian SP atau surat peringatan yang dilakukan oleh