• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoretis

2. Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok

Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temanya. Pembelajaran kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaanmateri.Johnson& Johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan masalah.8 Dalam hal ini pengaruh pembelajaran secara kooperatif selain dapat meningkatkan kemampuan akademis siswa, juga dapat meningkatkan keadaan sosialis dari siswa tersebut. Dengan adanya pembelajaran dengan sistem berkelompok siswa akan lebih banyak melakukan interaksi dengan siswa lainya dan mengurangi pembelajaran individual. Pembagian secara heterogon juga selain dapat mempengaruhi keadaan sosialis siswa yang berkembang, dapat juga mempengaruhi meningkatkan kemampuan akademik dari siswa yang memiliki kemampuan akademik kurang. Dengan penggabungan kelompok secara heterogen maka dapat dipertemukan satu kelompok dimana siswa dengan katagori akademik diatas rata-rata bertemu dengan siswa yang memiliki kemampuan akademik kurang. Dalam pembelajaran kelompok kooperatif seperti ini siswa yang memiliki kemampuan akademik kurang diharapkan dapat lebih agresif untuk melakukan eksplorasi dalam kelompoknya dengan bantuan dari temannya. Sehingga tercipta saling interaksi antar angota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat empat hal penting dalam model kooperatif, yakni: (1) adanya peserta didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main (role) dalam kelompok, (3) adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok.9

8

Triyanto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Penidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana, 2009), h.57

9

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme,(Bandung, Rajawali Pers, 2010) h.204

memenuhi beberapa kriteria yang telah dijelaskan. Dalam pembelajaran kooperatif ini sendiri pembelajaran diharuskan bersifat kelompok, dimana dalam kelompok tersebut telah terbagi berbagai beberapa siswa yang telah ditentukan untuk berlangsungnya pembelajaran secara kooperatif. Setelah terbentuknya kelompok sebagai syarat awal dari pembelajaran kooperatif, dalam pembelajaran tersebut ditentukan pemilihan penggunaan aturan role play dari salah satu pembelajaran kooperatif. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan pembelajaran bisa tersusun rapi sehingga proses pembelajaran dari awal sampai berakhir bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam pembelajaran yang berlangsung guru memberikan motivasi semangat dan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Hal ini bertujuan agar dalam melaksanakan pembelajaran siswa tidak meremehkan proses pembelajaran. Pemberian motivasi ini diharapkan siswa melakukan proses belajar dalam sistem berkelompok yang dilaksanakan dan tidak menganggapnya main-main.

Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok karena tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya.10 Dari hal tersebut disebutkan bahwa tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah mencapai sebuah tujuan bersama, sehingga siswa dalam tiap kelompoknya saling berkolaborasi, bekerja sama, membantu satu sama lain, apabila terdapat beberapa bagian yang kurang dipahami oleh sebagian anggota kelompoknya.

10

Deutsch mengidentifikasikan tiga struktur tujuan: kooperatif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain; kompetitif , dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota yang lain; dan individualistik dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apapun bagi pencapaian tujuan anggota lain.11 Dalam pembelajaran kooperatif sebenarnya tujuan utama dari pembelajaran secara kelompok guru bertujuan untuk mengajarkan kepada siswanya untuk bersikap saling kooperatif terhadap satu kelompoknya saling membantu. Antar siswa saling belajar untuk dapat membantu keberhasilan teman satu kelompoknya, sehingga para siswa saling mendorong pembelajaran satu sama lain. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif biasanya guru memberikan sebuah penghargaan terhadap kelompok terbaik dalam pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan, sehingga antar tiap kelompok terjadilah sebuah kompetisi untuk lebih baik dari kelompok lainya. Dalam kompetisi ini siswa dalam tiap kelompoknya mengeksplorasi seluruh kemampuan akademik yang dimilikinya untuk lebih baik dari kelompok lain.

Terdapat berbagai macam model dalam pembelajaran kooperatif. Dimana setiap model tersebut memiliki jenis dan karakter yang saling berbeda anatara satu model dengan model yang lain. Terdapat salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yakni model pembelajran kooperatif tipe investigasi kelompok.Model ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharam dari Universitas Tel Aviv.12Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik koopertif Investigasi kelompok adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan)

11

Robert E. Slavin,Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik Terj. Dari Cooperative learning: theor, research and practice oleh Nurlita Yusron, (Bandung: Nusa Media, 2005) , h 34

12

Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporanya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka.13

Implementasi strategi belajar kooperatif Investigasi Kelompok dalam pembelajaran, secara umum dibagi menjadi enam langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok; (2) merencanakan tugas-tugas belajar; (3) melaksanakan investigasi; (4) menyiapkan laporan akhi; (5) mempresentasikan laporan akhir; (6) evaluasi.14

Pembelajaran kooperatif investigasi kelompok seperti halnya dengan pembelajaran-pembelajaran lainya. Dalam model pembelajaran ini bermula guru melakukan langkah identifikasi terhadap topik yang akan dibahas dalam pembelajaran yang dilakukan dikelas, pada model pembelajaran kooperatif investigasi merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok. Pada tahapan selanjutnya guru melakukan pengelompokan terhadap siswa yang berada dikelas untuk menjadi beberapa bagian kelompok. Dalam pengelompokan yang telah dilakukan siswa diberikan otoritas terhadap kelompoknya untuk memberikan tugas kepada setiap anggota kelompoknya. Dalam setiap kelompoknya menentukan pembagian kerja yang akan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, dan menentukan susunan keanggotaan pada kelompok agar lebih mudah bagi kelompok dalam melaksanakan tahapan investigasi. Pada tahapan selanjutnya adalah melaksanakan investigasi, dalam tahapan ini setiap kelompok diberikan guru sebuah media yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam investigasi untuk menyelesaikan masalah. Dalam langkah investigasi siswa saling bekerja sesuai daftar kerja yang telah ditentukan sebelumnya dan saling membantu untuk bagian yang belum dimengerti, hal ini bertujuan agar dalam proses investigasi berjalan dengan lancar. 13 Rusman, op.cit., h.220 14 Ibid., h. 222.

Setelah melakukan investigasi setiap siswa dalam kelompok menuliskan hasil yang telah siswa investigasi dalam laporan yang dipergunakan untuk dipresentasikan didepan kelas pada tahapan selanjutnya. Presentasi dilakukan bertujuan untuk memberikan paparan tentang hasil investigasi yang telah dilakukan salah satu kelompok. Setelah tahap presentasi berakhir berlanjut pada evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap materi yang dianggap masih membuat siswa belum paham.