• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

C. Pengujian Hipotesis

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol

Adapun 6 tahapan dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok ini, yaitu: 1) Mengidentifikasi materi dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok; 2) Merencanakan tugas-tugas belajar; 3) Melaksanakan investigasi; 4) Menyiapkan Laporan akhir ; 5) Mempresentasikan laporan akhir; 6) Evaluasi. Dalam pembelajaran pada kelas eksperimen selain diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok dalam pembelajaranya juga menggunakan media LKS sebagai media bantu dalam sistem pembelajaran.

Dalam tahapan awal kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok yaitu mengidentifikasi materi dan menggorganisasikan siswa kedalam kelompok, semula peneliti menjelaskan

terhadap sisiwanya tentang materi yang akan diajarkan adalah “Turunan Suatu Fungsi” menjelaskan terhadap siswa tentang pengantar materi tersebut yang berguna sebagai pembuka pada pembelajaran awal. Lalu pada kelas eksperimen diorganisasikan para siswanya untuk melakukan pembelajaran dalam sistem berkelompok. Peneliti melakukan pengelompokan terlebih dahulu terhadap para siswa pada kelas eksperimen tersebut (Lampiran 17 halaman 141)

Peneliti Melakukan Pengidentifikasian Awal terhadap Materi

Pada tahapan kedua yaitu merencakan tugas-tugas belajar. Setelah keadaan kelas telah diorganisasikan dalam keadaan kelompok para siswa saling mendiskusikan tentang pembagian tugas antar siswa dalam kelompok. Dalam tahapan ini para siswa sebelum masuk ketahap selanjutnya yaitu tahap menginvestigasi masalah, para siswa melakukan terlebih dahulu pembagian kerja terhadap anggota kelompoknya. Susunan keanggotaan tiap kelompok, agar dalam pelaksanaan pengvistigasian masalah tidak menemukan kendala. Seperti yang tergambarkan pada gambar 4.7

Siswa Menentukan Tugas Kerja dalam Kelompok

Pada tahapan ketiga yaitu pelaksanaan investigasi. Dalam tahapan ini setiap siswa dalam kelompok saling menginvestigasi masalah yang diberikan oleh peneliti sesuai materi yang disajikan. Dalam tahapan ini peneliti sebelumnya memberikan kepada setiap kelompok lembar investigasi yang didalamnya berisi beberapa sedikit fakta-fakta yang berguna sebagai fakta awal yang digunakan siswa dalam membantu pada proses investigasi. Setelah itu peneliti membagikan kepada tiap kelompok LKS yang didalamnya tersajikan beberapa masalah. Tugas siswa dalam tahapan ini adalah menginvestigasi masalah yang disajikan dalam LKS dengan bantuan beberapa fakta yang tersaji dalam lembar investigasi sebagai bantuan awal. Adapun peneliti dalam tahapan ini bertindak sebagai fasilitator terhadap jalanya tahapan investigasi ini, apabila terdapat kesulitan yang ditemukan siswa dalam melaksanakan penginvestigasian masalah. Seperti yang tergambarkan pada gambar 4.8

Siswa Melakukan Investigasi terhadap Masalah dalam Kelompok Pada tahapan keempat dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok yaitu menyiapkan laporan akhir. Pada tahapan ini setiap siswa dalam kelompok telah mempersiapkan hasil dari pelaporan LKS yang telah dibagikan oleh peneliti. Ditahapan ini seluruh kelompok telah menyelesaikan masalah-masalah yang disajikan oleh peneliti dalam LKS, dan tiap kelompok menuliskanya pada LKS tersebut. Pada gambar 4.9 terdapat contoh hasil pelaporan dari investigasi yang dilakukan siswa pada salah satu LKS tentang materi turunan pada fungsi trigonometri. Pada salah satu kelompok siswa menginvestigasi masalah untuk membuktikan bahwa turunan dari adalah

– . Pada gambar terdapat hasil laporan salah satu hasil investigasi dari siswa dengan bantuan fakta-fakta yang diperoleh sebelumnya

Contoh Gambar Hasil Laporan Investigasi Kelompok

Ditahapan kelima pada pembelajaran investigasi kelompokyaitu mempresentasikan laporan akhir. Dalam tahapan ini dipilih salah satu kelompok untuk bertanggung jawab mempresentasikan jawaban dari investigasi yang suatu kelompok peroleh. Dalam sistem presentasi ini mempersilahkan kepada salah satu anggota kelompok menuliskan jawab dipapan tulis sesuai dengan pembagian kerja yang telah dilaksanakan pada tahapan kedua. Kemudian siswa tersebut menjelaskan hasil yang telah dia kerjakan, apabila ada jawaban yang tidak sesuai dengan kelompok lain maka anggota kelompok yang bertanggung jawab mempresentasikan masalah itu saling membantu untuk mendiskusikan jawaban.

Salah Seorang Siswa Memberikan Hasil Investigasi di Papan Tulis Tahap akhir pada model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok adalah evaluasi. Pada tahapan ini seluruh kegiatan investigasi dalam kelompok telah selesai dan presentasi kelompok pun telah disampaikan, selanjutnya guru melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran yang telah diadakan para siswa dimulai saat terjadinya kegiatan investigasi kelompok, sampai penyampaian presentasi oleh kelompok. Pada tahapan ini, apabila masih terdapat beberapa informasi yang masih kurang dipahami oleh siswa, guru sebagai media penjelas, bisa menjelaskan kembali agar siswa lebih paham dengan materi yang sebelumnya telah diinvestigasi.

Dalam pembelajaran pada kelas eksperimen pada saat pertemuan awal siswa masih merasa canggung dengan sistem pembelajaran matematika yang dilakukan secara berkelompok. Dikarenakan kebanyak dari siswa terbiasa dengan sistem pembelajaran matematika yang pemberian materinya dilakukan secara satu arah antara guru dan siswa, tidak seperti matapelajaran lainnya yang dalam pelaksanaanya terkadang menggunakan sistem pembelajaran diskusi kelompok. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok banyak siswa yang bingung dalam pengerjaan LKS yang dituntun menyelesaikan masalah dalam LKS dengan dituntut untuk menemukan masalah secaara mandiri.

pembelajaran kooperatif investigasi kelompok pada pertemuan selanjutnya siswa lebih antusias dalam proses pembelajaran. Siswa semakin terbiasa untuk menginvestigasi permasalahan-permasalahan yang disajikan didalam LKS yang dilaksanakan dengan kerja kelompok dengan berpedoman pada fakta-fakta awal yang disajikan pada lembar investigasi.

Sementara dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan proses pembelajaran secara konvensional. Seperti halnya pada kelas eksperimen, langkah awal peneliti dalam kelas kontrol adalah melakukan identifikasi terlebih daulu terhadap materi yang akan disajikan terhadap siswa agar siswa memahami terlebih dahulu materi yang akan dibahas. Pada pembelajaran di kelas kontrol guru melakukan tahapan yang terdapat pada proses pembelajaran secara konvensional. Peneliti mennjelaskan terlebih dahulu materi yang disajikan secara berstruktur kepada siswa dan peneliti juga memberikan beberapa contoh yang berhubungan terhadap materi yang disampaikan oleh peneliti. Pada saat peneliti memaparkan materi yang diterangkan kepada siswanya, para siswa mencatat informasi-informasi penting yang dijelaskanoleh peneliti. Apabila terdapat siswa yang tidak memahami materi yang dijelaskan oleh guru siswa dapat menanyakan secara langsung kepada peneliti tentang materi yang belum dipahami siswa.

Dalam pembelajaran seccara konvensional yang terjadi pada kelas kontrol pembelajaran kebanyakan hanya terjadi komunikasi secara satu arah antara guru kepada siswa. Sedangkan siswa jarang diberikan waktu untuk mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, sehingga siswa kebanyakan menjadi pasif pada kelas kontrol. Namun dalam pembelajaran kontrol ini siswa akan dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh peneliti secara terurut dan sistematis, dikarenakan pembelajaran guru yang menuntut siswa untuk mendengarkan segala sesuatu yang disampaikan oleh peneliti. Namun pengerjaan tersebut kebanyakan hanya pada soal-soal yang memiliki tingkat kemiripan yang sama dengan contoh yang diberikan peneliti. Karena siswa jarang diberikan waktu untuk mengekspresikan kemampuannya untuk lebih aktif.

Dari uraian diatas yang telah disampaikan, menunjukan terdapat perbedaan terhadap hasil akhir dari dua kelas yang dalam prakteknya mendapat perlakuan berbeda pula. Hal ini terlihat dari hasil akhir yang berbeda antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan pemberian model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok dalam praktek pembelajaranya dan kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan analisis data hasil penelitian, ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan penalaran matematika siswa yang dipengaruhi oleh model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok dengan pembelajaran secara konvensional.