• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. LINGKUP PEKERJAAN PENGAWASAN

6.5. Pemeliharaan Pasca Tanam

Kegiatan pemeliharaan pasca penanaman dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan hidup tanaman setelah kegiatan pemindahan tanaman (transplanting). Kemungkinan hidup tanaman yang telah melalui proses pemindahan akan lebih besar ketika tanaman tersebut telah melalui masa shock nya. Kegiatan pemeliharaan pasca tanam yang dilaksanakan oleh kontraktor mencakup: pemupukan, penyiraman, pendangiran dan pemangkasan.

6.5.1. Pemupukan

Pupuk yang digunakan dalam pemeliharaan pasca tanam adalah pupuk alami atau pupuk kandang. Digunakan pupuk kandang yang bermutu baik, yang telah melalui masa penimbunan selama minimum 6 (enam) bulan, sebagai campuran tanah gembur dengan penggunaan sebagai berikut : untuk 1 (satu) pohon digunakan 0,128 m3 pupuk kandang dan untuk semak, perdu, penutup tanah digunakan 0,.2 m3 per m2 lubang tanam dan untuk rumput digunakan 0,1 m3 per m2 lokasi penanaman. Pupuk alami yang digunakan merupakan pupuk yang berasal dari sisa sisa pembusukan yang berasal dari hewan ataupun tanaman baik yang terjadi secara alamiah ataupun dengan bantuan manusia.

Pupuk ini kemudian disebut sebagai pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari hewan sedangkan kompos merupakan pupuk alami yang berasal dari tumbuhan.

6.5.2. Penjarangan

Penjarangan hanya dilakukan terhadap tanaman penutup tanah (groundcover) sebagai bagian dari kegiatan pemeliharaan dengan tujuan untuk mengurangi kerapatan tanaman atau membuang bagian tanaman yang mati atau

terserang hama penyakit.

6.5.3. Penyiraman

Walaupun pekerjaan penanaman dilaksanakan pada musim hujan, namun kontraktor harus tetap melakukan penyiraman terhadap setiap tanaman yang telah ditanam. Tanaman yang baru ditanam harus disiram sampai benar-benar basah perakarannya, atau diperkirakan minimum untuk setiap pohon membutuhkan air sebanyak 10 liter dan perdu sebanyak 3 liter dengan cara penyiraman yang dilakukan sedemikan rupa sehingga tanaman tidak rusak. Hal ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa walaupun pekerjaan penanaman dilaksanakan pada musim penghujan, namun hujan sangat jarang turun pada kedua ruas jalan tersebut. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh pengawas di lapangan, hujan hanya turun di daerah Jagorawi hanya sebanyak 6 (enam) kali dalam satu bulan kerja.

Untuk penyiraman, harus digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali atau salinitas yang tinggi dan bahan-bahan organik lainnya yang dapat menyebabkan kematian tanaman. Untuk daerah penanaman di sekitar lokasi pekerjaan lanskap jalan tol Jagorawi, sumber air diperoleh dari sumur bor yang dibuat oleh kontraktor yang ditampung pada wadah penampungan air (water toren). Sedangkan untuk penyiraman pada lokasi pekerjaan lanskap jalan tol Cengkareng, sumber air diperoleh dari sungai di sekitar Bandara yang diangkut dengan menggunakan kendaraan tangki air.

Jadwal penyiraman yang disarankan untuk dilakukan oleh kontraktor adalah sebagai berikut :

1) Minimal satu kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan rumput yang baru ditanam dan semua tanaman yang masih berada di tempat penampungan sementara

2) Penyiraman dilakukan sebelum pukul 10.00 (pukul 06.00 s/d 09.00) pada pagi hari atau sesudah pukul 15.30 (pukul 16.00 s/d 18.00) pada sore hari Tanaman disiram hingga diperkirakan tanaman tersebut telah tumbuh atau dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru

Ketentuan yang diijinkan dalam melakukan kegiatan penyiraman adalah dengan cara sebagai berikut :

1) Penyiraman tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan truk tangki air untuk lokasi yang mudah dijangkau. Sedangkan untuk lokasi

yang jauh dari jangkauan semprotan truk air, penyiraman dilakukan secara manual. Selama operasional truk air harus dilengkapi dengan lampu rotator sebanyak 2 (dua) buah yang ditempatkan diatas kap kendaraan serta dilengkapi rambu kerja yang cukup

2) Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat yang memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga dapat menyebarkan air secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram

3) Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan kran / sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan cara memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler

4) Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga bagi tanaman dalam tempat penampungan

Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, terdapat ketentuan jumlah air minimal yang harus diberikan kepada setiap tanaman berdasarkan jenisnya masing-masing dan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Jumlah air yang digunakan untuk penyiraman masing-masing tanaman

NO NAMA LOKAL NAMA LATIN JUMLAH AIR 1 Palem sadeng Livistona rotundifolia 10 l/phn 2 Palem Jepang Ptycosperma macharthurii 10 l/phn

3 Latania Latania sp. 10 l/phn

4 Ki Hujan Samanea Saman 10 l/phn

5 Bintaro Cerbera odollam 10 l/phn

6 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 10 l/phn

7 Kamboja Plumeria rubra 10 l/phn

8 Thevetia Thevetia peruviana 10 l/phn

9 Euginia Euginia oleana 10 l/phn

10 Bunga Kertas Baugainvillea glabra 10 l/phn 11 Bunga Merak Caesalpinia pulcerrima 10 l/phn

12 Bunga Mentega Nerium oleander 10 l/m2

13 Bunga Mentega var Nerium oleander var. 10 l/m2

14 Pandan Kuning Pandanus pygmeus 10 l/m2

15 Pisang Hias Heliconia psittacorum 10 l/m2

16 Nusaenda Mussaenda 10 l/m2

17 Lili Air Mancur Hymenocallis speciosa 10 l/m2

18 Euphorbia Euphorbia millii 10 l/m2

19 Rumput paetan Axonopus compresus 10 l/m2

Selain penyiraman terhadap tanaman yang baru ditanam, kontraktor juga diharuskan untuk melakukan penyiraman terhadap seluruh tanaman yang berada di tempat penampungan (nurseri). Dalam melakukan pemeriksaan apakah jumlah air yang diberikan pada pekerjaan penyiraman yang dilakukan terhadap tanaman yang baru ditanam. Dalam melakukan pemeriksaan jumlah air yang diperlukan dalam penyiraman, konsultan pengawas menyarankan melakukan pemeriksaan terhadap kandungan air yang terjerap dalam tanah. Polomsky (2005) menyarankan melakukan pemeriksaan dengan cara sebagai berikut : pada minggu pertama setelah penanaman, buatlah lubang kecil pada bagian terluar lubang tanam dengan kedalaman setengah dari lubang tanam dari tanaman yang diperiksa. Hal ini dilakukan untuk mengambil sampel tanah dari lubang pemeriksaan tersebut. Apabila tanah yang diperoleh meneteskan air ketika diremas, maka penyiraman terlalu banyak, apabila tanah tersebut hancur maka penyiraman terlalu sedikit, namun apabila tanah tersebut tidak hancur dan tidak meneteskan air maka jumlah penyiraman diperkirakan telah sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan beberapa jam setelah penyiraman. Pemeriksaan ini merupakan cara yang mudah dan cepat tanpa memerlukan perlatan khusus untuk dilakukan.

6.5.4. Pemangkasan dan Perbaikan

Pemangkasan dilakukan sebagai penyempurnaan dari pekerjaan penananaman (transplanting). Semua tanaman dapat dipangkas atau diperbaiki dari kerusakan-kerusakan akibat proses pemindahan tanaman atau proses yang terjadi selama penanaman dan masa adaptasi yang dibutuhkan oleh tanaman.

Pemangkasan pada masing-masing tanaman dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak merubah bentuk dan sifat tanaman juga tidak mengakibatkan adanya perubahan terhadap desain secara keseluruhan.

Bagian tanaman yang dipangkas merupakan bagian tanaman yang tidak berguna atau menyebabkan ketidak-indahan secara visual seperti bagian tanaman yang kering dan mati, bagian dengan pertumbuhan yang tidak merata (khusus pada tanaman penutup tanah) atau pada bagian yang terserang hama penyakit. Sedangkan pemangkasan bagian batang atau ranting (prunning) yang bertujuan untuk mengurangi shock tidak disarankan dilakukan pada tanaman yang telah ditanam (transplanting). Agesta (2007) mengatakan bahwa pemangkasan terhadap batang atau ranting tidak membantu mengurangi shock

pada tanaman yang mengalami pemindahan (transplanting). Shock pada tanaman pada umumnya lebih baik untuk diatasi dengan memberikan penyiraman yang cukup terhadap tanaman tersebut selama masa adaptifnya dengan melakukan penyiraman secara rutin dalam jumlah yang tepat.

6.5.5. Penyiangan/Pendangiran

Pekerjaan penyiangan/pendangiran meliputi penggemburan tanah dan pembersihan tanaman/rumput liar/gulma di sekitar tempat tumbuh tanaman.

Pelaksanaan pekerjaan penggemburan tanah harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak akar tanaman. Alat yang digunakan adalah alat khusus yang digunakan untuk pekerjaan penyiangan/pendangiran yaitu garpu, sekop dan blencong. Pekerjaan ini dilakukan sebulan dua kali secara terus-menerus, atau apabila media tanam telah ditumbuhi rumput. Kondisi media tanam disekitar tanaman diusahakan harus selalu bersih dan gembur. Tujuan dari kegiatan pendangiran adalah untuk membersihkan tanah yang terdapat di sekitar tanaman agar tidak ditumbuhi oleh gulma. Hal ini penting dilakukan terutama pada tanaman-tanaman baru untuk mengurangi tingkat persaingan dalam memperoleh nutrisi dari tanah. Seluruh tanaman dalam pekerjaan ini diupayakan untuk disiangi atau didangir minimal sekali dalam dua minggu, khususnya tanaman-tanaman lunak pada minggu awal setelah penanaman.

6.5.6. Pemupukan Awal

Pada dasarnya, kegiatan pemupukan yang dimaksudkan dalam pekerjaan merupakan jenis pekerjaan yang termasuk pada masa perawatan.

Pemupukan awal dilakukan pada tanaman yang telah tumbuh lebih kurang 3 bulan pasca tanam, karena penanaman awal tanah sudah diberi pupuk kandang maka pada pemupukan ini hanya berupa pupuk anorganik (KCl,NPK atau Urea) sesuai kebutuhan tanaman. Dosis yang diberikan sebanyak 25 gram/pohon atau 100 gram/m², sedangkan untuk perdu 40 gram/ m². Pemupukan ini diberikan secara taburan, yang ditaburkan pada keliling pokok tanaman dengan jarak 40 cm dari pokok tanaman yang sebelumnya, dibuatkan galian yang ditujukan khusus bagi pekerjaan pemupukan. Galian lubang pemupukan berukuran lebih kurang 10 cm mengelilingi tajuk pohon dengan jarak 60 cm atau sesuai dengan ukuran tajuk masing-masing tanaman.

Sebagai bahan pertimbangan dalam pekerjaan di masa mendatang, pohon atau palm yang dinyatakan sehat atau baik dan memenuhi syarat diberi keterangan tertulis yang diikatkan secara longgar pada masing-masing batang tanaman dengan menyebutkan jenis tanaman, nomor urut dan tanggal masuk.

Keterangan berupa label tersebut dari kertas karton manila ukuran 5 x 10 cm yang dibungkus plastik dan digantung menggunakan tali rapia. Semua tanaman yang masuk atau keluar nurseri dicatat. Semua jenis tanaman yang ditanam harus berasal dari bedeng atau nurseri dan telah mendapat persetujuan pengawas. Pengiriman tanaman dari nurseri ke lokasi tanam dicatat pada label.

Walaupun tidak ada penilaian khusus terhadap metode penanaman dan penanganan tanaman yang dilakukan oleh kontraktor selama masa penanaman, namun cara dan metode penanaman yang baik dan benar merupakan hal penting yang dapat menjamin keberlangsungan hidup tanaman terutama pada masa adaptifnya. Keberhasilan penanaman merupakan salah satu hal yang akan menjadi keuntungan bagi semua pihak, terutama kontraktor. Hal ini disebabkan kontraktor tidak diwajibkan untuk mengadakan penyulaman atau penggantian terhadap tanaman yang mati.