• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemenuhan Fungsi-Fungsi Pokok Keluarga yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri ketika Long Distance (Fungsi Afeksi)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.2 Strategi Pasangan Suami Istri Untuk Mempertahankan Keutuhan Keluarga Pada Pernikahan Long Distance

IV.2.8 Pemenuhan Fungsi-Fungsi Pokok Keluarga yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri ketika Long Distance

IV.2.8.2 Pemenuhan Fungsi-Fungsi Pokok Keluarga yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri ketika Long Distance (Fungsi Afeksi)

Dari hasil wawancara yang diperoleh dengan kelima informan dapat diketahui bahwa fungsi afeksi masing-masing informan dipahami secara berbeda, misalnya informan El yang mengatakan bahwa:

“dia gak minta sih, tapi pernah tak bawain boneka angry birds Cuma dia nya gak mau sukanya teddy bear aja, tapi karna dia alergi sama debu penyakit turunan emaknya nih hehe jadi gak aku kasih boneka terlalu banyak, paling pas aku pulang tak belikan baju baru gitu dia udah seneng banget. Kalau makanan anak gak suka aneh-aneh, dia mirip aku sukanya mie Aceh. Hehe jadi pas pulang dia mesti ngajak aku makan mie Aceh.hahaha”

“anakku pernah sakit, demam tinggi gak turun-turun, aku langsung pulang njas…untungnya demamnya cepet turun, setelah itu aku baru bisa balik lagi ke Surabaya.”

“kalau perhatian sih mungkin nanyain udah makan belum, kalau ke anak mungkin pas skypean tanyain tadi adek ngapain di sekolah? Kalau pas ketemu udah pasti jadi ibu rumah tangga dan istri yang sesungguhnya, mandiin anak, masak juga, bersih-bersih

pokoknya sebisa mungkin maximalin tugasku selama di rumah.” (El, 11 Juni 2014, pukul 20.00 WIB)

Informan El lebih banyak memberikan bentuk kasih sayangnya kepada sang buah hati melalui buah tangan yang diberikan pada saat moment-moment pulang ke rumahnya, selain itu pada saat long distance dirinya memberikan fungsi afeksi dalam hal mengontrol tumbuh kembang anak yang biasanya dilihat dari media skype bersama sang buah hati. Berbeda dengan pernyataan Cin yang belum memiliki anak maka bentuk perhatian lebih banyak tercurah kepada suami, berikut ini jawaban Cin:

“aku eksaitednya dia tuh pada saat opo yo de’e misale aku lagi, aku kan seneng dielus-elus ngunu, yo dielus elus ngunu iku aku wes sueneeng banget. Pokoknya kalok turu iku yo maaf istilahe iku dikeloni ngunu iku aku wes sueneng dan aku wes ngerasa iku eksaited karna aku merasa terlindungi kan biasane aku dhewean selalu mengambil keputusan sendiri, jadi pada saat deket moment- moment itu gitu lho, moment-moment sing dulu aku pacaran gak pernah itu malah aku yang membikin kita eksaited daripada sekedar berhubungan suami istri, kalo dia memang yo namanya laki-laki kan libidonya otomatis lebih tinggi daripada aku, dan gak bisa menahan, kayak gitu. Jadi de’e iku ngomonge eksaited iku pada saat aku maen karo dimasako mamah. Wes ngono jadi pas dimasakno mamah dan masakane uenak uwiih iku de’e bener- bener ngroso opo yo istilahe berbunga-bunga ngunu.” (Cin, 8 Juni 2014, pukul 15.20 WIB)

Jika menurut Cin bentuk afeksi yang diberikan kepada suami adalah dengan memberikan pelayanan biologis dan membuatkan masakan kesukaan suami, maka informan Den memiliki pendapat yang berbeda, berikut ini jawaban Den:

“ya kurang lebih sama sih, cuman kan kalau LDR misal nanyain ke anak-anak udah makan belum, jaga kesehatan, gimana PR

sekolahnya gitu-gitu, kalau pas ketemu ya lebih kayak dampingin mereka pas lagi belajar bikin PR sekolahnya, nyiapin bekal makanan mereka, nyiapin baju suami dan anak-anak juga, ya seperti layaknya ibu rumah tangga lah ya. Udah palingan gitu sih, berbagi tugas juga sama suamiku.” (Den, 20 Oktober 2014, pukul 20.11 WIB)

Informan Den mengatakan bahwa bentuk pemenuhan fungsi afeksi lebih banyak dilakukan dengan suami adalah berbagi tugas pada saat di rumah. Berbeda dengan pendapat Jay yang mengatakan bahwa dirinya lebih banyak memberikan support kepada istri pada saat long distance. Seperti yang diutarakan berikut ini:

“ngeluh wajar namanya juga perempuan paling ingin dimengerti nek jare lagu, haha. Ngeluh paling kesel-kesel mas kerjaan lagi banyak gak bisa pulang mas, ngono dek. Terus aku semangatin dia ben ndang mari garapane terus pulang ke sini.” (Jay, 22 Oktober 2014, pukul 16.14 WIB)

Hal yang serupa juga diutarakan oleh Iman yang mengaku bahwa bentuk perhatian dari suami selalu diberikan kepadanya sebelum dan setelah long distance, bentuk afeksi tersebut lebih banyak didapatkan dari suaminya, berikut jawaban Iman:

“suamiku sering bahkan selalu ngasih perhatian ke aku apalagi ke anak, sebelum dan sesudah longdistance tetep gitu, cuman masalahnya pas jarak jauh perhatian itu hanya tersampaikan via media elektronik kan dek tau sendirilah yah.” (Iman, 23 Oktober 2014, pukul 19.15 WIB)

Dari data hasil wawancara dengan kelima informan dapat dipahami bahwa para informan saling memberi dan saling membutuhkan pemenuhan afeksi (rasa kasih sayang) dari pasangan dan juga anak. Seperti yang dikatakan oleh El bahwa bentuk kasih sayang yang dilakukan oleh El kepada anak adalah dengan

memberikan perhatian melalui skype. Selain itu, biasanya ketika El pulang selalu melakukan tugasnya sebagai seorang ibu sekaligus istri. Sedangkan informan Cin mengatakan bahwa dirinya suka dengan perlakuan lembut sang suami ketika bertemu, misalnya belaian. Hal tersebut dipahami oleh informan sebagai wujud kasih sayang pasangan. Cin mengaku, suaminya merasa terpuaskan ketika kasih sayang tersebut diwujudkan melalui hubungan intim dan masakan sang istri. Sedangkan informan Den lebih banyak memfokuskan perhatian ke anak dengan membimbing dan memantau perkembangan pendidikan sang buah hati yang dilakukan bersama-sama sang suami meskipun kondisi jarak jauh. Informan Jay lebih banyak memberikan perhatian melalui teknologi komunikasi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk kata-kata motivasi untuk sang istri. Informan Iman juga memiliki perlakuan yang hampir sama dengan Cin, bentuk-bentuk perhatian sebelum dan sesudah long distance tetap sama hanya saja untuk kondisi seperti sekarang lebih banyak perhatian tersebut disampaikan secara tidak langsung melalui teknologi komunikasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemenuhan fungsi afeksi pada pasangan suami istri yang menjalani long distance salah satunya adalah memberikan kasih sayang kepada suami/istri dan anak dalam bentuk perhatian, hadiah, surprise, pelukan, dan belaian. Tetapi tidak semua pasangan melakukan cara yang sama, misalnya lebih banyak fungsi afeksi diwujudkan dalam bentuk kata-kata motivasi kepada pasangan, hal ini dinilai merupakan bentuk dukungan kasih sayang atau perhatian kepada pasangan ketika long distance.

IV.2.8.3 Pemenuhan Fungsi-Fungsi Pokok Keluarga yang Dilakukan oleh