• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pasangan Suami Istri Dalam Membangun Keharmonisan Pernikahan Long Distance

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.2 Strategi Pasangan Suami Istri Untuk Mempertahankan Keutuhan Keluarga Pada Pernikahan Long Distance

IV.2.15 Strategi Pasangan Suami Istri Dalam Membangun Keharmonisan Pernikahan Long Distance

Dalam sub bab ini diuraikan hasil penelitian di lapangan tentang strategi pasangan suami istri dalam membangun keharmonisan pernikahan long distance. Strategi pasangan suami istri tersebut diutarakan oleh informan El sebagai berikut:

“selalu inget nasehat-nasehat kedua orang tua, kepercayaan, komunikasi selalu dan peratian yang tak terputus yah, khan LDR gak bisa tatap muka langsung, sebisa mungkin kami tetap kayak anak muda masih romantis bilang I love U ngirim foto dan lain- lain. Ada aja cara agar rumah tangga kami tetap terjaga meskipun LDR. Kalau ada waktu untuk ketemu juga aku belain untuk bisa ketemu, itu penting banget buat hubungan yang LDR. Pas ketemu juga kita habiskan waktu bersama anak, masak bareng, nyuci piring kadang juga bareng, tidur udah pasti harus bareng dong. Hehe…itu lah yang selalu membuat kami masih bertahan dan harmonis.”

“Intinya percaya ya, kembali lagi pada cinta kita kepada Tuhan, insya Allah pasangan kita juga tidak akan berpaling.” (El, 11 Juni 2014, pukul 20.00 WIB)

Menurut El strategi itu antara lain, kepercayaan, kejujuran, keyakinan yang kuat kepada Tuhan dan kehadiran anak sebagai penyemangat kedua pasangan ini. Penyataan lain yang dikatakan oleh Cin:

“buat visi hidup bersama, cinta itu untuk dipelajari, bukan dari sisi irasionalitas tapi bisa lahir dari irasionalitas itu. Kayak gitu emang bener ada afeksi bisa lahir dari irasionalitas itu emang bener. Domain si afeksi emang iyo tapi tidak harus munculnya dari afeksi aku jugak mengalami hal kayak gitu sama kayak yang pertama itu muncul dari afeksi baru dilogikakan ooo iyoo opo memang aku cocok ambek dek e bla bla bla kan itu muncul dari afeksi ketertarikan dan lain lain tapi apa eee kalok aku ini

dibandingkan emosiku dulu waktu pacaran sama yang sekantoran aku kok lebih merasa tertata sama yang ini suamiku karna eee apa itu istilahnya cinta itu muncul dari logika dulu baru setelah itu pelan pelan mikir gini oooh arek iku dukur yo ganteng yon ngene ngene pokoknya yang penting eee opo iku istilahnya apa yang membuat kita bertahan kalau udah satu visi itu pun berangkat dari afeksi dulu baru kognitifnya pokoknya afeksi jangan berhenti pada itu aja kognisi juga jangan berhenti pada kognisi tapi bener bener harus yo ada afeksi dan kognisinya lha itu lah satu visi menurutku ya.” (Cin, 8 Juni 2014, pukul 15.20 WIB)

Cin mengatakan bahwa strateginya adalah visi hidup bersama yang dibangun oleh Cin dan suami. Sedangkan pendapat lain bahwa komitmenlah yang membuat rumah tangga tetap utuh terutama soal kepercayaan, seperti yang dinyatakan oleh Den yaitu:

“untuk memiliki keluarga yang tangguh dan harmonis kalau menurutku masing-masing pasangan harus memiliki komitmen yang tangguh juga dong, komitmenku sama suami dari awal apa ya itulah yang kami yakini dan jaga sampai akhir, kalau aku sekarang tujuan utama selesaikan kuliahku, terus balik ke kampung, untuk urusan rumah tanggaku baik di saat LDR maupun nanti ketika udah balik aku selalu memiliki keyakinan bahwa insya Allah terus kuat karena kami selalu jaga komitmen terutama kepercayaan. Jadi rumah tangga akan tetap utuh karena adanya komitmen di dalamnya yaitu rasa percaya atau yakin ya bakalan lebih baik kedepannya.” (Den, 20 Oktober 2014, pukul 20.11 WIB)

Informan Jay memiliki jawaban lain bahwa strategi untuk mewujudkan keluarga yang utuh adalah bagaimana dirinya bisa berhasil dalam menjalankan perannya baik sebagai suami dan juga ayah bagi anak-anaknya kelak. Seperti yang diutarakan berikut:

“sing pasti yo dek, mewujudkan keluarga kokoh itu gak gampang dek, sekarang aku kan belum ada anak, gak tau nanti pas ada anak pasti tanggung jawabku sebagai bapak kan luweh besar dek, nah aku saiki udah siap-siap piye carane bisa ngidupin anak istriku

nanti dan membuat mereka iku aman damai bahagia nek istilahe, nek masalah rumah tangga kokoh iku tergantung individune dek, kalau aku sama istri sekarang ini LDR yowes dijalani LDR iku, saling percaya iku nomer siji dek nek wong LDR, nek wes saling percaya kan hati adem, pikiran tenang, kerja juga semangat dek, dadi hubungan suami istri yo ayem tentrem. Iku nek menurutku.” (Jay, 22 Oktober 2014, pukul 16.14 WIB)

Iman memiliki strategi untuk mewujudkan keutuhan keluarga yaitu dengan membangun kerjasama bersama pasangan. Berikut ini pernyataan Iman:

“kalau strategi apa ya, ya itu tadi kerja sama, susah seneng pokoknya dirasain bareng dilakuin bareng bareng selama itu masih bisa dilakukan bareng berjuang bareng insya Allah rumah tangga masih bisa kuat dan harmonis terus pastinya.” (Iman, 23 Oktober 2014, pukul 19.15 WIB)

Dari hasil wawancara di atas memberikan pemahaman mengenai strategi pasangan suami istri untuk menjaga keutuhan keluarga pada pernikahan long distance adalah seperti yang dikatakan oleh informan El bahwa keutuhan rumah tangga pada pernikahan long distance dipahami dengan memenuhi kewajiban dan tanggungjawab sebagai pasangan dan juga bagian dari keluarga. Kepercayaan yang menjadi prinsip hidup dan juga pedoman agama yang kuat dipahami oleh informan El sebagai strategi untuk tetap utuh. Pernyataan lain yang dikatakan oleh informan Cin adalah bahwa keutuhan rumah tangganya dibangun melalui komitmen bersama pasangan. Menurut Cin, cinta itu dapat dipelajari melalui sisi rasionalitas dan tidak hanya sisi irasionalitas saja. Yang membuat Cin bertahan ketika jauh dari suami adalah karena dirinya membangun komitmen bersama suami yaitu satu visi yang berangkat dari kasih sayang, perhatian, rasa cinta kepada masing-masing pasangan, tetapi tidak berhenti pada fungsi afektif semata,

harus dibarengi dengan fungsi kognitifnya. Hal ini merupakan strategi Cin untuk tetap bertahan dalam proses penyesuaian diri ketika menjalani pernikahan long distance. Sedangkan informan Den menyatakan pendapatnya bahwa menjaga sebuah komitmen dalam rumah tangga bersama pasangan adalah kunci untuk terus mempertahankan keutuhan keluarga dan keutuhan antara pasangan suami istri bahkan ketika sedang long distance. Informan Jay menyatakan bahwa kepercayaan satu dengan lainnya adalah kunci dalam membangun rumah tangga yang utuh, sedangkan informan Iman menyatakan pendapatnya bahwa kunci keutuhan keluarga berawal dari membangun kerjasama dengan pasangan untuk mewujudkan keluarga yang utuh bahkan ketika rumah tangga dihadapkan pada permasalahan-permasalahan. Kesimpulannya adalah strategi/cara pasangan suami istri dalam menjaga keutuhan keluarga pada kondisi jarak jauh adalah salah satunya dengan membangun komunikasi yang baik dengan pasangan, selalu mengutamakan kejujuran, menjaga komitmen bersama pasangan, membangun kerjasama dengan pasangan dalam segala hal. Meski demikian keberhasilan yang diraih dalam bentuk keutuhan keluarga ditentukan juga melalui pola pikir para informan misalnya dengan melihat latar belakang pendidikan yang tinggi, pengetahuan agama yang baik, dan kondisi ekonomi yang mapan turut serta membantu keberhasilan rumah tangga yang utuh.

BAB V