• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN (Halaman 79-86)

EVALUASI HASIL RKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II

4. Energi dan sumber daya mineral, pariwisata, perindustrian, perdagangan dan transmigrasi

2.1. Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Millenium Development Goals (disingkat MDGs) dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium (TPM). Tujuan Pembangunan Milenium merupakan paradigma pembangunan global yang disepakati secara internasional oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB bulan September 2000 silam. Majelis Umum PBB kemudian melegalkannya ke dalam Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000 Tentang Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (A/RES/55/2. United Nations Millennium Declaration).

Lahirnya Deklarasi Milenium merupakan buah perjuangan panjang negara-negara berkembang dan sebagian negara maju. Deklarasi ini menghimpun komitmen para pemimpin dunia, yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk menangani isu perdamaian, keamanan, pembangunan, hak asasi, dan kebebasan fundamental dalam satu paket. Negara-negara anggota PBB kemudian mengadopsi MDGs. Setiap tujuan memiliki satu atau beberapa target berikut indikatornya. MDGs menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama pembangunan serta memiliki tenggat waktu dan kemajuan yang terukur. MDGs didasarkan atas konsensus dan kemitraan global, sambil menekankan tanggung jawab negara berkembang untuk melaksanakan pekerjaan rumah mereka, sedangkan negara maju berkewajiban mendukung upaya tersebut.

Secara ringkas, arah pembangunan yang disepakati secara global

meliputi: (1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan maternal; (6) melawan penyebaran HIV/AIDS, dan penyakit kronis lainnya (malaria dan tuberkulosa); (7) menjamin keberlangsungan lingkungan; dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Walaupun permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Soppeng masih cukup banyak, Pemerintah Kabupaten telah bertekad untuk memenuhi komitmen mendukung Pemerintah dalam pencapaian target MDGs pada 2015 mendatang. Bahkan, Visi Kabupaten Soppeng secara subtantif memiliki semangat yang sama dengan MDGs sehingga agenda pembangunan Kabupaten Soppeng telah mengarah pada Sasaran dan Target yang hendak dicapai dalam MDGs seperti yang tergambar dalam Prioritas Pembangunan setiap tahunnya.

TUJUAN DAN TARGET INDIKATOR UNTUK MONITORING

Tujuan 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Target 1: Menurunkan proporsi penduduk

yang tingkat pendapatannya di bawah $ 1 per hari menjadi setengahnya antara 1990 – 2015

1. Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

2. Proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari $ 1 per hari. 3. Kontribusi kuantil pertama penduduk

berpendapatan terendah terhadap konsumsi nasional.

Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015

4. Prevalensi balita kurang gizi.

5. Proporsi penduduk yang berada di bawah garis konsumsi minium (2.100 kkal/per kapita/hari).

Tujuan 2: Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Target 3: Memastikan pada 2015 semua

anak-anak dimana pun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar

6. Angka Partisipasi Murni di sekolah dasar. 7. Angka Partisipasi Murni di sekolah

lanjutan tingkat pertama.

8. Proporsi murid yang berhasil mencapai kelas 5.

9. Proporsi murid di kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar.

10. Proporsi murid di kelas 1 yang berhasil menyelesaikan sembilan tahun

pendidikan dasar.

11. Angka melek huruf usia 15-24 tahun. Tujuan 3: Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Target 4: Menghilangkan ketimpangan

gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.

12. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan, dan tinggi, yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki.

13. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf

perempuan/laki-laki (indeks melek huruf gender).

14. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor pertanian.

15. Proporsi kursi DPR yang diduduki perempuan.

Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak Target 5: Menurunkan angka kematian

balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 2015

16. Angka kematian balita. 17. Angka kematian bayi.

18. Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak.

Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu Target 6: Menurunkan angka kematian ibu

sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015

19. Angka kamatian ibu.

20. Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih.

21. Angka pemakaian kontrasepsi. Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya Target 7: Mengendalikan penyebaran

HIV/AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada 2015.

22. Prevalensi HIV di kalangan ibu hamil yang berusia antara 15 -24 tahun. 23. Penggunaan kondom pada hubungan

seks beresiko tinggi.

24. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi.

25. Persentase anak muda usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan

komprehensif tentang HIV/AIDS Target 8: Mengendalikan penyakit malaria

dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada 2015

26. Prevalensi malaria dan angka kematiannya.

27. Persentase penduduk yang

menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerani malaria. 28. Persentase penduduk yang mendapat

penanganan malaria secara efektif. 29. Prevalensi tuberkulosis dan angka

kematian penderita tuberkulosis dengan sebab apa pun selama pengobatan OAT. 30. Angka penemuan penderita tuberkulosis

BTA positif baru.

31. Angka kesembuhan penderita tuberkulosis.

Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Target 9: Memadukan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang.

32. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan. 33. Rasio luas kawasan lindung terhadap

luas daratan.

34. Energi yang dipakai (setara barel minyak) per PDB (juta rupiah).

35. Emisi CO2 (per kapita).

36. Jumlah konsumsi zat perusak ozon (metrik ton).

37. Proporsi jumlah penduduk berdasarkan bahan bakar untuk memasak.

38. Proporsi penduduk menggunakan kayu bakar dan arang untuk memasak. Target 10: Penurunan sebesar separuh,

proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 2015

39. Proporsi penduduk dengan akses terhadap sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan. 40. Proporsi penduduk dengan akses

Target 11: Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 2020

41. Proporsi rumah tangga dengan status rumah milik atau sewa.

Tujuan 8: Mengembangkan Kemitraan Global untuk Kemitraan Target 12: Mengembangkan lebih jauh lagi

perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang melibatkan komitmen terhadap pengaturan manajemen yang jujur dan bersih, pembangunan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.

Bantuan resmi pemerintah (ODA) 42. Total ODA untuk negara-negara kurang

maju merupakan prosentase pendapatan nasional bruto negara-negara anggota OECD/DAC.

43. Proporsi dari seluruh bantuan bilateral ODA dari negara-negara donor

OECD/DAC dialokasikan untuk layanan social dasar (pendidikan dasar,

kesehatan dasar, pangan, air bersih, dan sanitasi).

44. Proporsi bantuan bilateral negara-negara OECD/DAC sebagai bantuan resmi tanpa ikatan.

45. ODA yang diterima di negara-negara berkembang di wilayah terpencil sebagai bagian dari pendapatan nasional bruto. 46. ODA yang diterima di negara-negara

berkembang kepulauan kecil.

Akses pasar

47. Proporsi total impor negara maju (tidak termasuk persenjataan) dari negara-negara berkembang dan negara-negara-negara-negara kurang maju, diperlakukan bebas pajak. 48. Tarif rata-rata diatur oleh negara maju

terhadap produk pertanian, tekstil, dan pakaian dari negara-negara berkembang. 49. Perkiraan dukungan sector agrikultur

untuk negara-negara anggota OECD merupakan prosentase domestic bruto. 50. Proporsi ODA untuk membantu

peningkatan kapasitas dalam perdagangan.

Pengelolaan utang yang berkelanjutan (debt Sustainability)

51. Pengurangan Beban utang yang disepakati sesuai dengan inisiatif

pengurangan utang bagi negara termiskin dengan beban utang yang berat

Target 13: Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara maju, termasuk pembebasan tarif dan kuota eksport, mengembangkan program pembebasan dan penghapusan utang untuk negara paling miskin, dan bantuan pembangunan untuk mengurangi kemiskinan.

Target 14: Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara tertinggal, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil.

Target 15: Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.

52. Komitmen pegurangan merupakan inisiatif negara-negara paling miskin dengan beban utang yang berat 53. Pembayaran utang merupakan

prosentase dari eksport barang dan jasa Target 16: Dalam kerjasama dengan

negara maju, mengembangkan dan melaksanakan strategi produktif yang baik, dijalankan untuk kaum muda

54. Angka pengangguran kaum muda usia 15-24 tahun, berdasarkan jenis kelamin dan jumlah.

Target 17: Dalam kerjasama dengan perusahaan farmasi, menyediakan akses pengobatan dasar yang terjangkau di negara-negara berkembang.

55. Proporsi penduduk yang mendapatkan layanan pengobatan dasar secara berkesinambungan

Target 18: Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

56. Sambungan telephone dan cellular yang dijangkau orang per 100 penduduk 57. Pengguna computer secara individu per

100 penduduk.

Berikut Capaian MDGs Kabupaten Soppeng Tahun 2011-2012 :

Tujuan-1 “Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem”

Target-1 “Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari”

Kabupaten Soppeng telah berkontribusi secara nasional dilihat dari 3 (tiga) variable kemiskinan yang dijadikan tolak ukur. Persentase penduduk miskin Soppeng 9,38% atau lebih rendah dibandingkan dengan Prov. Sulawesi Selatan 9,83% dan Nasional 11,66%. Indeks Kedalaman Kemiskinan 0,92% lebih rendah dibandingkan dengan Prov. Sulawesi Selatan 1,50% dan Nasional 2,08%. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan Kabupaten Soppeng 0,18% lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan 0,36% dan Nasional 0,55%.

Target-2 “Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan

Pencapaian target ini dari tahun-tahun mengalami perbaikan, dilihat dari persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk (severe underweight) mengalami penurunan 0,60 persen pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 0,72 persen, dan Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight) juga mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,13 persen jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang besarannya mencapai 2,44%.

Tujuan-2 “Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua”

Target-3 “Menjamin pada tahun 2015, semua anak dapat menyelesaikan pendidikan dasar”

Tampaknya, di bidang pendidikan Pemerintah Kabupaten Soppeng boleh dikatakan berhasil. Tujuan kedua MDGs ini adalah memastikan bahwa semua anak menerima pendidikan dasar. Mencermati angka partispasi sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama cenderung stabil walaupun mengalami sedikit penurunan. Namun demikian angka di atas 90 persen merupakan angka yang sangat bagus melebih SPM pendidikan. Dilihat dari angka melek huruf dapat dipastikan mengalami peningkatan signifikan sampai titik tertinggi yaitu 100 persen.

Tujuan-3 “Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan” Target-4 “Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar

dan lanjutan pada tahun 2005 dan semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 2015”

Kesetaraan gender bukan hanya mengenai perempuan, tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Akan tetapi, karena target ini menekankan pada pemberdayaan perempuan. Dalam banyak hal, perempuan di Kabupaten Soppeng telah mencapai kemajuan cukup signifikan dimana hampir semua strata sosial, ekonomi dan politik , perempuan ikut serta memegang peranan penting. Data tujuan ketiga MDGs menunjukkan hal tersebut dengan cukup jelas, rasio antara anak laki-laki dan perempuan di berbagai jenjang pendidikan.melebihi angka 100 persen di tahun 2012, demikian halnya dengan Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan juga mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Tujuan-4 “Menurunkan angka kematian anak”

Target-5 “Menurunkan angka kematian Balita sebesar dua per tiga dalam kurun waktu 2000-2015”

Kita semua ingin menikmati usia panjang dan hidup sehat. Kenyataannya, penduduk Kabupaten Soppeng secara statistik menunjukkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan harapan hidup (tabel 2.12) artinya masyarakat Soppeng dapat hidup lebih lama. Namun ada satu ukuran lainnya yang sangat penting, yaitu jumlah anak anak yang meninggal. Anak-anak, terutama bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya tujuan keempat MDGs adalah mengurangi jumlah kematian anak. Angka kematian anak di Kabupaten Soppeng dapat ditekan setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari Angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 sebesar

4,49 mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 2,10, untuk Angka kematian balita (AKBA) per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2011 sebesar 1,09 mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 1,02. Adanya penurunan angka kematian bayi lebih disebabkan intensifnya pelaksanaan vaksinasi, seperti Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak mencapai 100 persen pada tahun 2012.

Tujuan-5 “Meningkatkan kesehatan ibu”

Target-6 “Menurunkan angka kematian Balita sebesar dua per tiga dalam kurun waktu 2000-2015”

Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian ibu”. Gambaran data di atas menunjukkan bahwa “tingkat

kematian ibu” telah turun dari 209,83 menjadi sekitar 180,2 per 100.000

kelahiran. Penurunan tingkat kematian ibu merupakan implikasi semakin besarnya proses persalinan ditolong oleh tenaga medis yang terlatih 91,7 persen pada tahun 2011 meningkat 94,8 persen pada tahun 2012. Pelayanan kesehatan yang semakin dekat dengan masyarakat merupakan variabel yang paling berpengaruhi terhadap kesuksesan menekan angka kematian ibu melahirkan.

Tujuan-6 “Memerangi hiv/aids, malaria, dan penyakit menular lainnya”

Target-7 “Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015”

Tujuan keenam dalam MDGs menangani berbagai penyakit menular paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah Human Immunode_ ciency Virus (HIV), yaitu virus penyebab Acquired Immuno De_ ciency Syndrome (AIDS) terutama karena penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat namun juga terhadap negara secara keseluruhan. Risiko penularan HIV/AIDS terbesar adalah melalui kontak langsung dengan darah yang tertular atau melalui hubungan seks tanpa pelindung. Para pengguna narkoba berisiko tinggi karena mereka sering tukar menukar jarum, sehingga memungkinkan penularan dari sisa darah pada alat suntik yang baru digunakan dari satu orang ke orang lain. Di Kabupaten Soppeng jumlah kasus yang tercatat sebanyak 2 (dua) kasus pada tahun 2011 dan tidak ditemukan tambahan kasus pada tahun 2012. Kondisi ini tidak mengindikasikan tidak ada tambahan kasus HIV/AIDS baru, pada tataran internasional ketidaktahuan dan keengganan masyarakat melakukan tes darah dan

memberikan informasi yang jujur terkait kondisinya menyebabkan informasi HIV/AIDS sangat terbatas.

Target-8 “Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit pada tahun 2015”

Dibandingkan HIV dan AIDS, TBC sudah ada lebih lama, dan saat ini, angka penduduk yang “BTA (Batang Tahan Asam) positif” TBC diukur per 100.000 orang tahun 2011 sebesar 117 dan tahun 2012 115. Strategi standar penyembuhan TBC adalah apa yang disebut strategi penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung (Directly-Observed Treatment Short-course/DOTS, di mana tingkat penyembuhan sekitar 87 persen pada tahun 2011.

Tujuan-7 “ Memastikan kelestarian lingkungan”

Target-9 “Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumberdaya lingkungan yang hilang”

Pembangunan telah banyak mengorbankan lingkungan alam. Penebangan pohon, merusak lahan, membanjiri sungai-sungai dan jalur air serta atmosfer dengan lebih banyak polutan. Tujuan MDGs ketujuh adalah untuk menghalangi kerusakan ini. Pertama, tujuan ini menelaah seberapa besar wilayah yang tertutup oleh pohon. Dilihat dari foto satelit, Kabupaten Soppeng memiliki 51.241

Ha hektar “kawasan yang tertutupi pohon”. Kawasan yang paling terlindungi

adalah ”kawasan konservasi” dan ”hutan lindung” seluas 34.287 Ha dengan rasio 25,55 persen Kawasan yang tertutupi pohon paling rentan adalah kawasan yang digolongkan “hutan konversi”, yang sesuai namanya bisa digunakan untuk tujuan-tujuan lain. Dalam konteks lingkungan dan penegakan hukum lingkungan, dapat dikatakan berhasil dimana capainnya sebesar 100 persen.

Target 10 “Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber

Dalam dokumen PERATURAN BUPATI SOPPENG NOMOR : 21 TAHUN (Halaman 79-86)