• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN — MIKHA

Dalam dokumen PENDAHULUAN DAN GARIS GARIS BESAR ALKI (Halaman 115-117)

J U D U L

Nubuatan Mikha mendapatkan judulnya dari nama sang nabi sendiri. Nama Mîcâ (LXX, Michaias; Vulg., Michaeas) adalah singkatan dari Mîkãyâ. Nabi ini disebut dengan nama lengkap yang terakhir ini dalam Yer 26:18. Bentuk asal yang paling lengkapnya adalah Mîkãyãhû, yang berarti, "Siapa yang seperti Yahweh?" Bentuk paling lengkap ini merupakan nama seorang raja dalam 2Taw 17:7*. Nama itu dipakai untuk pria dan wanita dan biasanya disingkat. Yahu adalah bentuk kuno dari nama Allah Israel, sering kali diterjemahkan dengan "Yehovah" (Kel 6:4; Mzm 83:17; Yes 12:2; 26:4). Nama nabi ini, sama dengan nama nabi-nabi lainnya, seperti Elia, Elisa, Hosea, Yoel, Obaja, adalah penting. Nama-nama tersebut dirangkai dengan nama Allah atau Yahweh menunjukkan sikap dan kesetiaan sang nabi kepada Allah sejati dan, dalam kasus Mikha, merupakan tantangan bagi nabi-nabi palsu dan orang-orang berdosa.

TANGGAL DAN KEPENULISAN

.

Tanggal pelayanannya tertera pada masa pemerintahan Yotam (739-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), raja-raja Yehuda (Mik 1:1). Mikha mengawali pekerjaannya pada masa Yotam dan melayani sepanjang seluruh pemerintahan Ahas dan barangkali sepanjang seluruh masa pemerintahan Hizkia. Tulisan-tulisannya, yang menunjukkan hubungan erat dengan tulisan Yesaya, ditulis pada waktu pemerintahan Ahas dan Hizkia. Baik Mikha maupun Yesaya, walaupun

mengalamatkan nubuat-nubuat mereka terutama pada Yehuda, menjelaskan bahwa penghakiman Allah akan jatuh juga atas Kerajaan Utara. Bahwa Mikha bernubuat selama pemerintahan Hizkia dibuktikan lebih jauh dalam Yer 26:18,19.

Ada beberapa kritikus liberal yang menilai karya itu secara obyektif, dengan memakai metode kritik sejarah. Bagi mereka Kitab Mikha hanyalah sebuah tulisan lainnya dari manusia. Dengan melupakan bahwa kita hanya memiliki beberapa bagian saja dari pesan-pesannya yang disampaikan pada waktu- waktu yang berbeda, bahwa dia sangat menaruh perhatian terhadap kondisi-kondisi politik dan sosial bangsanya, dan bahwa dia digerakkan oleh Roh Tuhan, para kritikus ini menemukan apa yang mereka anggap sebagai keterangan dan penambahan yang mereka beri tanggal sampai periode pasca-

Pembuangan. Mereka menolak unsur adikodrati dalam nubuatan, khususnya penyebutan nama Babel dalam Mik 4:10, kendati ada fakta bahwa Asyur merupakan negara besar yang bermusuhan pada masa itu. Susunan dan cakupan dari pasal Mik 1; 2; 3; 4; 5 sama dengan nubuat-nubuat Yesaya. Dalam pasal #/TB Mi 1; 2; 3* Mikha memberitahukan penghakiman yang akan datang atas dosa, dan pada Mik 4; 5 dia menyatakan bahwa Israel akan dihiburkan dengan pengampunan dan pemulihan. Oleh karena itu, kaum ‘liberal’ menetapkan Mik 4; 5 sebagai Deutero-Mikha dari periode pasca- Pembuangan.

Kami berpendapat bahwa keseluruhan karya itu adalah karya Mikha, yang bernubuat pada masa Yesaya. Mikha tidak berasal dari sebuah kota besar, sebagaimana nabi sezamannya yang lebih tua itu, tetapi dari desa kecil Moresyet, bagian dari Gat. Dia berbicara sebagai orang biasa, yang bersimpati pada penduduk desa, dan dia berusaha melindungi, mereka dari para bangsawan kaya dan tamak yang tinggal di kota-kota besar. Walaupun nabi ini hidup dan bernubuat di Kerajaan Selatan, dia mengutuk dosa-dosa Kerajaan Utara; dan dia menubuatkan serta menyaksikan kejatuhannya. Nubuatan Mikha tidak disajikan dalam bentuk risalat yang sistematis. Ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa nubuatan ini berisi sekumpulan ramalan, yang kemudian ditulis oleh sang nabi atau salah seorang muridnya.

Gaya oratoris dan permainan kata-kata pada Mik 1 mengingatkan kepada Cicero. Pada Mik 2; 6; 7

bentuk tulisannya adalah dialog dramatis.

LATAR BELAKANG HISTORIS

.

Raja-raja Asyur pada periode ini adalah Tiglat Pileser III (745-727 SM), Salmaneser V (727-722 SM), Sargon II (722-705 SM), dan Sanherib (705-681 SM). Sanherib memimpin pasukannya ke Yehuda bagian utara dan barat, menundukkan kota-kota dan desa-desa sementara ia bergerak majus sampai dia mencapai Yerusalem, yang, walaupun menjadi sasaran penyerbuan yang berlarut-larut, tidak pernah dikuasainya. Nubuat mengenai perebutan dan penghancuran Yerusalem menunjuk pada masa belakangan dari pemerintahan Nebukadnezar. Asyur menaklukkan seluruh bagian Timur Dekat kecuali Mesir dan Yerusalem. Meskipun demikian, pasukannya tidak menduduki keseluruhan negeri ini; sebaliknya ia mengharuskan mereka, sebagai bangsa-bangsa yang ditundukkan, untuk membayar upeti tahunan. Ketika seorang raja pengganti naik takhta Asyur, kerajaan-kerajaan taklukan

mengadakan pemberontakan. Sebagai akibatnya, sang penguasa baru ini yang kebagian tugas untuk menundukkan kembali semua negeri yang sebelumnya telah dikuasai itu melalui serangkaian serangan militer. Serangan-serangan yang paling sukar adalah melawan bangsa-bangsa yang paling dekat dengan Mesir. Negara-negara perbatasan ini, yang bertindak sebagai negara penyangga dalam menahan pukulan terberat dari perang, diberi dorongan semangat oleh Mesir sebagai upaya untuk melindungi dirinya sendiri.

Inilah hari-hari yang penuh dengan kegelisahan, ketidakamanan, dan kesukaran, terutama bagi para petani dan penduduk desa. Gangguan pasukan tentara yang lewat, yang tidak jarang menyerbu desa- desa kecil dan memperbudak penduduknya, menyebabkan ketakutan. Kondisi politik di Israel maupun Yehuda tentu tidak seburuk ini. Para pemimpin, orang-orang kaya, para imam yang berkomplot dan nabi-nabi di kota-kota besar, merasa aman dalam kubu-kubu pertahanan, menggunakan sebesar- besarnya kekuatan mereka untuk menindas orang miskin. Para petani tidak mendapatkan perlindungan baik, dari bangsa Asyur maupun dari para "koruptor" bangsanya sendiri. Terhadap kesalahan-kesalahan ini, Mikha menegur dirinya sendiri, dan memperjuangkan perkara orang-orang yang tertindas. Dengan mengikuti pimpinan Roh Kudus tanpa rasa takut, ia memberitakan firman Tuhan dengan mempertaruhkan nyawanya.. Pesan-pesan Mikha mencerminkan berbagai kecurangan yang berlaku. Kiasan-kiasannya bagi orang-orang Asyur menunjukkan topik umum apa yang ada pada saat itu.

GARIS BESAR — MIKHA

KATA-KATA AWAL: MIK 1:1.

.I MENJELANG PENGHAKIMAN ATAS ISRAEL DAN YEHUDA KARENA DOSA YANG

TERUS-MENERUS. MIK 1:2,16.

A. Panggilan untuk memperhatikan. Mik 1:2

B. Kedatangan yang dahsyat dari Yehovah diberitakan dan digambarkan. Mik 1:3,4 C. Dosa-dosa kota besar melambangkan dosa-dosa bangsa. Mik 1:5

D. Akibat-akibat mengerikan dari penghakiman ini. Mik 1:6,7

E. Reaksi sang nabi dan penglihatannya mengenai penghakiman ini. Mik 1:8-16*.

.II MALAPETAKA ATAS PARA PENINDAS YANG RUSAK MORALNYA SERTA PARA

NABI PALSU. MIK 2:1-3:12.

A. Celaka atas orang-orang yang memonopoli tanah. Mik 2:1-5 B. Pemberitaan palsu dari nabi-nabi penipu. Mik 2:6-13.

1. Upaya untuk menghentikan pemberitaan sang nabi sejati. Mik 2:6. 2. Pemberitaan palsu yang diluruskan oleh Roh TUHAN. Mik 2:7

3. Ketidakamanan para penduduk karena peraturan para penindas. Mik 2:8-13.

.III PENGLIHATAN TENTANG PENGHARAPAN MELALUI DIA YANG AKAN DATANG.

MIK 4:1-5:15.

A. Kemenangan terakhir Yerusalem. Mik 4:1-5:2.

1. Kebangkitan agama yang benar dan kembali kepada Yehovah. Mik 4:1,2. 2. Tindakan kembali kepada TUHAN untuk mendatangkan damai sejahtera dan

kemakmuran. Mik 4:3-5.

3. Janji tentang kembalinya orang-orang buangan. Mik 4:6,7.

4. Yerusalem akan dipulihkan menjadi lebih megah dan lebih kuat. Mik 4:8.

5. Penebusan akan didahului oleh penderitaan sebagai hukuman atas dosa. Mik 4:9,10. 6. Para musuh akan melihat Allah membenarkan umat-Nya. Mik 4:11,12.

B. Pemimpin berkuasa yang akan datang akan lahir di Betlehem dan memulihkan sisa-sisa Yakub. Mik 5:2-15.

1. Mesias akan lahir di Betlehem. Mik 5:2,3. 2. Pemerintahan yang baik oleh Mesias. Mik 5:4-7.

3. Israel rohani akan menjadi penakluk yang hebat. Mik 5:8,9.

4. Israel rohani akan kehilangan kekuatan materi serta pertolongan. Mik 5:10-15. C. Penuduhan atas para pemimpin bangsa itu. Mik 3:1-7.

1. Jawaban Mikha bagi para nabi palsu dan para penindas. Mik 3:1. 2. Sifat para penindas jahat digambarkan. Mik 3:2,3.

3. Penolakan TUHAN untuk mendengar doa-doa mereka. Mik 3:4. 4. Sifat nabi-nabi palsu. Mik 3:5.

5. Nabi-nabi palsu akan tidak dipercayai. Mik 3:6,7. D. Kesadaran Mikha tentang kuasa Roh TUHAN. Mi 3:8.

Dalam dokumen PENDAHULUAN DAN GARIS GARIS BESAR ALKI (Halaman 115-117)

Dokumen terkait