• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN DAN GARIS GARIS BESAR ALKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDAHULUAN DAN GARIS GARIS BESAR ALKI"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN DAN GARIS-GARIS BESAR

ALKITAB PERJANJIAN LAMA

CATATAN KULIAH

0811178

WAROY JOHN

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BETHEL

INDONESIA - JAKARTA

(2)

PENDAHULUAN — KEJADIAN

J U D U L

Kata Kejadian merupakan terjemahan dari istilah Inggris Genesis yang diambil dari bahasa Yunani melalui bahasa Latin. Di dalam Septuaginta (LXX) kata ini merupakan superskripsi kitab yang pertama dalam Alkitab. Kata ini berarti "asal usul, sumber atau menciptakan." Kata Ibrani bereshith yang diterjemahkan dengan "pada mulanya" merupakan kata pertama dalam Alkitab bahasa Ibrani. Kata ini sering kali dipakai untuk Kitab Kejadian.

SIFAT DASAR.

Kejadian merupakan kitab yang mengisahkan aneka permulaan. Kitab ini menyajikan kisah yang megah tentang permulaan segala sesuatu yang dijadikan ada oleh sang Khalik. Kitab ini menjawab pertanyaan manusia mengenai asal usul dunia, tanaman, hewan dan umat manusia. Kitab ini mengisahkan penetapan lembaga keluarga, asal mula dosa, penganugerahan penyataan ilahi, pertumbuhan dan perkembangan bangsa manusia dan awal rencana Allah untuk menyediakan penebusan melalui umat pilihan-Nya. Kitab ini menyajikan dan mengilustrasikan

kebenaran-kebenaran abadi, dan kitab ini memecahkan sejumlah teka-teki, rahasia dan situasi membingungkan dari segi kehendak Allah bagi umat-Nya. Dengan bahasa yang jernih dan penuh makna penulisnya mengemukakan berbagai rencana dan maksud Allah yang telah dinyatakan-Nya di samping keajaiban-keajaiban tindakan-Nya terhadap manusia.

Kejadian mengarahkan pembacanya kembali ke saat maha penting dari penciptaan ketika mana Khalik yang mahakuasa bersabda menjadikan berbagai keajaiban tak tersaingi berupa matahari, bulan, bintang-bintang, planet, galaksi, tanaman dan makhluk-makhluk hidup serta satu orang yang Ia ciptakan sesuai dengan gambar-Nya. Di dalam lima puluh pasal ini, penulis yang terilhamkan menyingkapkan drama penciptaan; dia mengisahkan bagaimana dosa merayap muncul dengan pasti dan tanpa ampun untuk mendatangkan kehancuran, kekacauan dan maut; dia menunjukkan buah-buah tragis dari dosa berupa kekalahan menyedihkan orang tua kita yang pertama; dan dia memperlihatkan bagaimana kemudian kejahatan manusia yang bertumpuk menghasilkan kehancuran dan nyaris kepunahan kehidupan umat manusia. Di dalam awal yang baru penulis menelusuri pertumbuhan umat yang baru itu dan akhirnya karier yang mempesona dari Abraham, Ishak, Yakub dan anak-anaknya. Kitab ini diakhiri dengan kematian Yusuf di Mesir.

Kej 1:1-11:32* mengemukakan kisah manusia sejak diciptakan hingga awal kehidupan Abraham.

(3)

KEPENULISAN.

Adalah tepat untuk menyatakan bahwa Musa adalah penulis yang bertanggung jawab dari kitab ini. Kitab ini merupakan kitab pertama dari Pentateukh, yang oleh Alkitab maupun tradisi dikaitkan dengan Musa. Sulit untuk menemukan seorang tokoh di sepanjang sejarah Israel yang lebih

memenuhi syarat untuk menulis sejarah ini. Terlatih dalam "segala hikmat orang Mesir" (Kis 7:22*), Musa oleh Tuhan dipersiapkan untuk memahami berbagai catatan, tulisan dan kisah lisan yang ada ketika itu. Sebagai seorang nabi yang kepadanya diberikan kehormatan luar biasa untuk dapat bersekutu selama beberapa jam dengan Allah di Sinai, Musa cukup dibekali untuk mencatat bagi semua orang gambaran Tuhan tentang kegiatan-Nya sepanjang zaman. Mana ada tokoh lain di sepanjang segala abad yang memiliki kuasa dan iman semacam dirinya, serta menikmati hubungan yang demikian intim dengan Yehovah?

Pada zaman modern, penemuan catatan-catatan kuno seperti Surat-surat dari Amarna, sastra Ugarit (atau Ras Shamra) dan lempengan-lempengan tanah liat dari Mesopotamia (Mari dan Nuzu) telah memungkinkan para sarjana menyusun ulang latar belakang sejarah dan budaya dari kisah Alkitab dan menemukan bagaimana bentuk kehidupan di Mesir, Palestina dan Mesopotamia sepanjang masa Alkitab. Sangat mungkin banyak peninggalan lisan dan tertulis, yang menjangkau balik jauh ke masa kuno, tersedia bagi sarjana Ibrani terkemuka tersebut, yang pendidikannya di Mesir dan pendidikan lanjutnya di wilayah gunung Sinai telah menjadikan dirinya memahami berbagai gerakan dunia yang penting. Menurut tradisi Yahudi, ketika ahli Taurat yang terkemuka, Ezra, kembali ke Yerusalem dari Babel dengan membawa sejumlah naskah Perjanjian Lama berbahasa Ibrani, dia mulai bekerja dengan sangat giat untuk memelihara, menyalin dan menyunting naskah-naskah kuno yang ada padanya itu.

KITAB KEJADIAN DAN ILMU PENGETAHUAN.

(4)

GARIS BESAR — KEJADIAN

I.

ANEKA PERMULAAN PERTAMA (KEJ 1:1-11:32)

A. Penciptaan (Kej 1:1-2:25)

B. Pencobaan dan Kejatuhan (Kej 3:1-24) C. Dua Bersaudara (Kej 4:1-26)

D. Set dan Keturunannya (Kej 5:1-32) E. Dosa dan Air Bah (Kej 6:1-8:22)

F. Kehidupan Nuh yang Kemudian dan Keturunannya (Kej 9:1-10:32) G. Menara Babel (Kej 11:1-32*)

II.

PARA LELUHUR (KEJ 12:1-50:26)

(5)

PENDAHULUAN — KELUARAN

J U D U L

Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan transliterasi dari

Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin. Di dalam bahasa Yunani, kata tersebut berarti "keberangkatan" atau "kepergian." Judul Ibrani bagi kitab ini merupakan frasa pertamanya, "Inilah nama," atau sering langsung "Nama-nama" begitu saja. Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai setengah bagian kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN.

Alkitab menyebutkan bahwa penulis Kitab Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa. Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad ke-5 sM. Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu. Sekalipun masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwa-peristiwa yang dikisahkan.

LATAR BELAKANG SEJARAH

Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari tempat di mana Kitab Kejadian berhenti. Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas (Kel 1:6,7*), dan kemudian diuraikan situasi yang sama sekali baru dari keturunan Yakub. Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka. Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji, Allah bertindak untuk melepaskan mereka. Sang pembebas, Musa, lebih dahulu dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu berlangsung. Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar pembebasan dari perbudakan saja. Allah

membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri Yang Dijanjikan. Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku umat Allah. E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa" ("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949). "Seluruh sejarah atau filsafat sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207).

Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin

(6)

belas. Pembangunan Pitom dan Raamses (Kel 1:11*), yaitu Rameses Agung, memerintah pada saat itu. Data yang dikemukakan oleh arkeologi bagi kejatuhan sejumlah besar kota kerajaan di Kanaan, dari Lakhis hingga Hazor, juga adalah abad ketiga belas. Penelitian Nelson Glueck di wilayah Transyordan dan gurun Negeb telah menemukan kenyataan bahwa bangsa-bangsa Moab, Amon, Edom dan Amori tidak tinggal di wilayah tersebut dan siap untuk menentang kemajuan Israel sebelum abad ketiga belas (bdg. The Other Side of Jordan dan Rivers in the Desert). Kesulitan utama untuk menemukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran pada abad ketiga belas dijumpai di 1Raj 6:1*. Di situ dikemukakan bahwa Bait Suci mulai dibangun 480 tahun sesudah peristiwa Keluaran, yaitu pada tahun keempat pemerintahan Salomo. Tahun keempat pemerintahan Salomo adalah sekitar tahun 960 sM sehingga rupanya peristiwa Keluaran terjadi pada tahun 1440 sM; dan tanggal ini bukan hanya bertentangan dengan bukti arkeologi, namun juga dengan tanggal yang didapat dari Kel 12:40*. Telah diusulkan pemecahan dengan menganggap tahun-tahun dari 1Raj 6* sebagai berarti dua belas

(7)

GARIS BESAR — KELUARAN

I.

PEMBEBASAN ISRAEL (KEL 1:1-18:27)

A. Pendahuluan (Kel 1:1-7)

B. Perbudakan di Mesir (Kel 1:8-22) C. Pembebas Dipersiapkan (Kel 2:1-4:31)

1. Kelahiran dan Terpeliharanya Musa (Kel 2:1-25) 2. Panggilan dan Penugasan Musa (Kel 3:1-4:31) D. Tugas Musa kepada Firaun (Kel 5:1-7:7)

1. Pemunculan Musa Pertama di Hadapan Firaun (Kel 5:1-23) 2. Janji dan Perintah Yehovah Dibaharui (Kel 6:2-14)

3. Musa Diutus untuk Kembali Menghadap Firaun (Kel 6:29-7:7) E. Keajaiban-keajaiban Allah di Mesir (Kel 7:8-11:10)

1. Penugasan Ilahi Musa dan Harun Diuji (Kel 7:8-15) 2. Tulah Pertama-Air Menjadi Darah (Kel 7:14-25) 3. Tulah Kedua-Katak (Kel 8:1-15)

4. Tulah Ketiga-Nyamuk (Kel 8:16-19) 5. Tulah Keempat-Lalat Pikat (Kel 8:20-32) 6. Tulah Kelima-Sampar pada Ternak (Kel 9:1-7) 7. Tulah Keenam-Barah (Kel 9:8-12)

8. Tulah Ketujuh-Hujan Es (Kel 9:13-35) 9. Tulah Kedelapan-Belalang (Kel 10:1-20) 10.Pengumuman Tulah Terakhir (Kel 11:1-10) F. Paskah dan Kepergian Israel (Kel 12:1-15:21)

1. Penyucian Israel (Kel 12:1-28)

2. Tulah Kesepuluh-Hukuman Allah Atas Mesir (Kel 12:29-36) 3. Keluar dari Mesir (Kel 12:37-15:21)

a. Kepergian Israel (Kel 12:37-42)

b. Peraturan-peraturan Selanjutnya untuk Paskah (Kel 12:43-51) c. Pengudusan Anak Sulung (Kel 13:1-16)

d. Melewati Laut Kolsom (Kel 13:17-14:31) e. Nyanyian Musa (Kel 15:1-21)

f. Israel di Padang Gurun (Kel 15:22-18:27)

II.

ISRAEL DI SINAI (KEL 19:1-40:38)

A. Peresmian Perjanjian di Sinai (Kel 19:1-24:11)

B. Aneka Petunjuk untuk Kemah Suci dan Imam (Kel 24:12-31:18) C. Perjanjian Dilanggar dan Dipulihkan (Kel 32:1-34:35)

(8)

PENDAHULUAN — IMAMAT

J U D U L

Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus. Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, "mengenai

orang-orang Lewi," judul yang terdapat di LXX. Bagi orang-orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã, "Dan Dia memanggil," sesuai dengan kebiasaan. orang Yahudi yang

memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya. Pemakaian kata "Dan" pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab lainnya. Pokok pembahasan dari Kitab Keluaran dilanjutkan, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri. Dalam hal ini, perhatikan bahwa beberapa kitab Perjanjian Lama lainnya diawali dengan "Dan" dalam teks Ibraninya, misalnya: Keluaran, Bilangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut.

Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus. Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau "jabatan orang Lewi," yang ayat acuannya kita jumpai dalam Ibr 7:11* di mana dipakai istilah "imamat Lewi."

TANGGAL PENULISAN DAN KEPENULISANNYA

"Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr 6:18*).

Ezra sang penyalin mengacu kepada gulungan Imamat waktu melukiskan sumber yang dipakai pada zamannya untuk menentukan prosedur yang tepat waktu mendedikasikan Bait Allah yang dibangun kembali itu. Kitab Imamat sendiri secara berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di Kemah Suci. Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan

pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan. Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci. Bangsa-bangsa pada zaman Musa telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum dia tampil. Kita tidak perlu beranggapan bahwa berbagai tata ibadah untuk penyembahan Yehovah yang sudah pasti ini merupakan sebuah hasil evolusi bertahap atau bahwa catatan dalam Kitab Imamat merupakan penemuan yang belakangan yaitu pada zaman Ezra.

BAHAN LATAR BELAKANG.

Bentuk yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah memusingkan para kritikus. Beberapa di antara mereka melihat bagian kedua (ps. 17-27), yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah "Kitab Kekudusan." Sekalipun demikian, pergeseran penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama kitab ini.

(9)

yang lebih penting tentang "imam menurut peraturan Melkisedek." Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat memiliki nilai abadi hanya bila studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus-Imam Besar kita.

GARIS BESAR — IMAMAT

.I

BAGAIMANA ORANG MENGHAMPIRI ALLAH

(IM 1:1-16:34)

A. Hukum-hukum tentang Kurban (Im 1:1-7:38) 1. Peraturan-peraturan Umum (Im 1:1-6:7)

a. Pendahuluan (Im 1:1,2) b. Kurban Bakaran (Im 1:3-17) c. Kurban Sajian (Im 2:1-16) d. Kurban Keselamatan (Im 3:1-17) e. Kurban Penghapus Dosa (Im 4:1-5:13) f. Kurban Penebus Salah (Im 5:14-6:7)

2. Peraturan-peraturan Lebih Terinci Mengenai Berbagai Persembahan Kurban Ini (Im 6:8-7:38)

B. Kesaksian Sejarah (Im 8:1-10:20)

1. Permulaan Persembahan Kurban (Im 8:1-36) 2. Ketika Pertama Kali Dipersembahkan (Im 9:1-24)

3. Penyalahgunaan Persembahan oleh Nadab dan Abihu (Im 10:1-20) C. Hukum-hukum Kesucian (Im 11:1-15:33)

1. Yang Boleh Dimakan atau Disentuh (Im 11:1-47) 2. Melahirkan Anak (Im 12:1-8)

3. Kusta (Im 13:1-14:57)

4. Kesucian Seksual (Im 15:1-33) D. Hari Pendamaian (Im 16:1-34)

.II

BAGAIMANA ORANG MEMELIHARA HUBUNGAN DENGAN ALLAH

(IM 17:1-27:34*)

A. Kekudusan Bangsa Itu (Im 17:1-20:27) 1. Berkenaan dengan Makanan (Im 17:1-16) 2. Berkenaan dengan Pernikahan (Im 18:1-30) 3. Berkenaan dengan Tatanan Sosial (Im 19:1-37) 4. Hukuman untuk Ketidaktaatan (Im 20:1-27)

B. Kekudusan Para Imam dan Persembahan Mereka (Im 21:1-22:33) C. Kekudusan Waktu (Im 23:1-25:55)

(10)

PENDAHULUAN — BILANGAN

JUDUL DAN JANGKAUAN KITAB

Di antara beberapa judul kuno dari kitab ini terdapat satu judul yang dipakai dalam Alkitab Ibrani kita, yaitu bemidbar yang artinya "di padang gurun." Judul tersebut diambil dari anak kalimat yang menonjol di baris pertama dan cukup jelas melukiskan seluruh isinya. Judul bahasa Inggrisnya berasal dari versi Septuaginta (LXX) yang melalui Vulgata Latin diperoleh judul Numbers. (Indonesia: Bilangan.) Hanya beberapa pasal saja (1-4; 26) yang membahas pembilangan (sensus), sedangkan sebagian besar kitab ini membahas hukum-hukum, ketetapan-ketetapan dan pengalaman Israel ketika di padang gurun. Sekalipun demikian, kita tidak boleh meremehkan pentingnya dua sensus di dalam kitab ini, yang pertama diadakan di Sinai sebagai persiapan untuk pengembaraan di padang gurun, sedangkan satunya dilaksanakan dekat Sungai Yordan, hampir empat puluh tahun kemudian, sebagai persiapan untuk memasuki negeri yang dijanjikan. Dapat dikatakan bahwa kedua sensus tersebut memisahkan kitab ini menjadi dua bagian. Jadi pasal Bil 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 19; 20; 21* diawali dengan sensus pertama dan membahas pengalaman Israel selama di padang gurun, sedangkan pasal Bil 22; 23; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 36*

diawali dengan sensus angkatan yang baru dan mengisahkan peristiwa pada bulan-bulan sebelum mereka memasuki Kanaan. Kisah Bileam yang memisahkan dua bagian ini merupakan engsel (penghubung) sastra yang akan kita bahas nanti.

Bilangan tidak dapat dipelajari terlepas dari Keluaran, Imamat dan Ulangan. Sebagai contoh, Kel 19:1* mengisahkan tibanya Israel di padang gurun Sinai pada bulan ketiga sesudah orang Israel meninggalkan Mesir. Dari bulan ketiga hingga bulan kedua belas mereka menerima Dasa Titah, perintah dan petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci, dan berbagai perintah tentang sistem

mempersembahkan kurban yang dikemukakan di dalam Imamat. Di dalam Bilangan, bangsa Israel memperoleh pelajaran tentang hidup sebagai suatu perhimpunan. Sistem keagamaan, sipil dan militer mereka diatur sebagai persiapan bagi mereka dalam melakukan perjalanan, ibadah dan penaklukan sebagai satu bangsa.

Sejumlah hukum dan peraturan yang melengkapi rincian-rincian legal dan seremonial dari Keluaran dan Imamat disisipkan dalam kitab ini. Tanggal paling dini yang disebutkan kitab ini ialah dalam Bil 9:1* yang mencatat bahwa pada bulan pertama dari tahun kedua bangsa itu diberi peraturan untuk melaksanakan peringatan Paskah yang pertama. Bil 1:1,2* menyebutkan bahwa Israel, ketika berada di Sinai, melakukan sensus pada bulan kedua dari tahun kedua dan menerima perintah-perintah tambahan yang sebagian besar menyangkut upacara agamawi (ps. 5-10) dan sesudah itu

meninggalkan Sinai pada tanggal dua puluh bulan kedua pada awal tahun kedua sesudah keluar dari Mesir (Bil 10:11*). Jadi, Bilangan mengisahkan sejarah gerakan Israel sejak lima belas hari terakhir di Sinai (Bil 1:1; 10:1*) hingga mereka sampai di dataran Moab, sebelah timur Yordan, pada tahun keempat puluh (Bil 22:1; 26:3; 33:50*).

(11)

mengangkat Yosua sebagai penggantinya. Dari pasal Bil 20* hingga pasal Bil 36* kitab ini membahas rangkaian peristiwa pada tahun keempat puluh (Bil 36:13*). Banyaknya hukum dan peraturan

menjadikan bagian ini memiliki banyak kesamaan dengan Kitab Ulangan.

TANGGAL DAN KEPENULISAN.

G. B. Gray mengemukakan pandangan sejumlah peneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra ketika ia mengatakan tentang Kitab Bilangan, "Banyak yang dikisahkan di sini tentang zaman Musa dapat dibuktikan sebagai tidak menurut sejarah… (ICC, hlm. ilii). Sekalipun demikian, dia mengakui bahwa beberapa persoalan yang dikemukakan "tidak bertentangan dengan fakta-fakta dan kondisi sejarah." Dalam usaha untuk menerangkan Kitab Bilangan tanpa mengakui bahwa Musa menulisnya, banyak ahli mengemukakan bahwa kitab ini merupakan perpaduan beberapa dokumen. Menurut para ahli itu sebagian besar dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen P (Priestly; para imam), yang menurut mereka tidak ditulis sebelum abad keenam atau kelima sM, terutama oleh para imam zaman pasca-pembuangan. Mereka berpendapat bahwa sebagian dari Kitab Bilangan berasal dari dokumen "J" dan "E," dua buah dokumen yang tidak lebih tua dari abad kesembilan dan kedelapan sM. Bahkan

dokumen-dokumen yang lebih dini ini, menurut mereka, berjarak demikian jauh dari zaman Musa dan tradisi-tradisinya demikian kacau sehingga hampir tidak mengisahkan apa-apa tentang zaman Musa. Pandangan itu membuat kita berhadapan dengan kitab yang ditulis lebih daripada lima ratus tahun atau lebih sejak kejadian sesungguhnya oleh berbagai penulis, penyunting dan penyusun yang berbeda. Kitab Bilangan, menurut para peneliti itu, "tidak memiliki kesatuan ungkapan religius" dan "mustahil untuk merangkum pengertian-pengertian dasarnya atau untuk menunjukkan nilai religius dari kitab ini sebab hal-hal itu berbeda-beda di tiap bagiannya" (ibid; hlm. xlvii). Alasan-alasan pokok yang dikemukakan Gray dan lain-lain untuk mendukung hipotesis dokumenter tentang asal-usul dari Pentateukh ini tidak lagi dianggap sahih oleh para sarjana teori sumber yang paling terkemuka. E. E. Flack di dalam Interpretation (1959, XIII, hlm. 6) mengatakan, "Kecenderungan dalam pemikiran mutakhir ialah mengenali bahan-bahan dini di dalam Pentateukh dan berusaha untuk mencari suatu pemecahan yang lebih memuaskan bagi masalah struktur penulisannya ketimbang yang diberikan oleh teori dokumenter itu" (lih. juga B. D. Eerdmans, Oudtestamenttische Studien, Bag. VI, 1949). C. H. Gordon di dalam artikelnya Homer and the Bible (Hebrew Union College Annual, vol XXVI, 1955) mengemukakan bahwa "naskah-naskah yang baru ditemukan menunjukkan bahwa banyak bahan yang dianggap berasal dari dokumen ‘P’ ternyata sangat dini, bahkan pra Musa." Di sini Gordon menuduh para penganut pandangan dokumenter ini sebagai memberikan tanggal hipotesis kepada strata (dokumen) hipotesis dan menyebutnya penelitian "sejarah." Sekalipun demikian,

berbagai kecenderungan mutakhir di kalangan akademis belum menghasilkan penerimaan umum terhadap klaim-klaim yang dikemukakan kitab ini (sebanyak delapan puluh kali atau lebih) bahwa "Tuhan berfirman kepada Musa" atau bahwa "Musa menuliskan perjalanan mereka…" (Bil 33:2*). Orang harus bertanya apakah para penipu yang suka memamerkan kesucian mereka menyisipkan kata-kata "Tuhan berfirman kepada Musa" agar tulisan mereka kedengarannya memiliki otoritas. Pakar ilmu purbakala terkemuka, W. F. Albright, menunjukkan bahwa penipu yang suka

memamerkan kesucian dan pseudepigrafi tidak umum di dunia Timur pra-Helenistik.

Sesungguhnya, penemuan ilmu purbakala modern telah memaksa sejumlah sarjana mengubah sikap mereka mengenai asal-usul sebagian besar bahan dalam Kitab Bilangan. Banyak arkeolog modern yang kompeten bahkan bergantung pada acuan geografis di dalam Pentateukh untuk menuntun penggalian mereka. Pada tahun 1959, Nelson Glueck, sesudah keberhasilan penggalian selama bertahun-tahun di negeri Alkitab, ketika berbicara tentang "memori sejarah" yang menakjubkan dari Alkitab, mengatakan, "Dapat dinyatakan secara pasti bahwa tidak ada penemuan purbakala yang pernah bertentangan dengan acuan Alkitab" (Rivers in the Desert, hlm. 31).

(12)

berdasarkan data tambahan yang baru saja ditemukan. Sebuah contoh yang bagus terdapat di dalam tafsiran atas Bil 34:15*. Pendekatan kritikus terhadap Alkitab sering kali negatif dan merusak, sebab dia mulai dengan menolak unsur adikodratinya. Kita harus melihat teks Kitab Bilangan dengan sikap positif dan dengan percaya pada hal-hal yang adikodrati. Kita bisa saja kritis terhadap nas dan mengetahui berbagai kesulitan di dalamnya tanpa menutup pikiran kita terhadap makna

sesungguhnya. Di dalam hal-hal yang melibatkan unsur adikodrati, kita harus mencari arti yang paling jelas menurut metode penafsiran yang berdasarkan teknik-teknik ahli sejarah dan ahli tata bahasa. Jika Alkitab mengatakan bahwa ada campur tangan adikodrati, kita harus menerima itu sebagaimana adanya. Di mana Alkitab tidak menyebutkan demikian, kita tidak perlu memaksakan makna adikodrati ke dalam nas tersebut; sebab penempatan hal yang adikodrati itu dimaksudkan sebagai perbuatan yang luar biasa dan bukan perbuatan yang biasa. Dengan demikian, apa yang dipahami seseorang mengenai asal usul Kitab Bilangan tergantung pada filsafat yang sudah dianut sebelumnya. Jika filsafat dasarnya bersifat naturalistis, dia akan berkesimpulan bahwa kitab yang adikodrati pasti merupakan kecurangan dan khayalan. Namun jika seseorang percaya bahwa Sang Wujud Tertinggi bisa saja campur tangan di dalam kehidupan umat manusia, dia tidak akan menemui kesulitan untuk memahami keluarnya Israel dari Mesir sebagai suatu peristiwa adikodrati.

(13)

GARIS BESAR — BILANGAN

BAGIAN PERTAMA: ISRAEL DI PADANG GURUN (BIL 1:1-21:35)

I. SENSUS PERTAMA DI PADANG GURUN SINAI (BIL 1:1-4:49)

A. Sensus Pasukan Tempur Israel (Bil 1:1-54) B. Pengaturan Kemah (Bil 2:1-34)

C. Fungsi Imamat Putra-putra Harun (Bil 3:1-4) D. Tugas dan Sensus Suku Lewi (Bil 3:5-39) E. Sensus Laki-laki Sulung (Bil 3:40-51)

F. Sensus Angkatan Kerja Suku Lewi dan Tugas Mereka (Bil 4:1-49)

II.GULUNGAN IMAMAT PERTAMA (BIL 5:1-10:10)

A. Pemisahan Orang yang Najis (Bil 5:1-4)

B. Kompensasi Untuk Pelanggaran dan Honor Imam (Bil 5:5-10) C. Pengadilan Terhadap Kecemburuan (Bil 5:11-31)

D. Hukum Orang Bernazar (Bil 6:1-21) E. Berkat Imam (Bil 6:22-27)

F. Persembahan Pemimpin Suku (Bil 7:1-89) G. Kandil Emas (Bil 8:1-4)

H. Peringatan Paskah yang Pertama dan Perayaan Paskah Tambahan yang Pertama (Bil 9:1-14) I. Awan Menutupi Kemah Suci (Bil 9:15-23)

J. Dua Nafiri Perak (Bil 10:1-10)

.III DARI PADANG GURUN SINAI KE PADANG GURUN PARAN (BIL 10:11-14:45*; BDG.

BIL 10:12; 13:26)

A. Meninggalkan Sinai (Bil 10:1-36)

1. Perintah Untuk Berangkat (Bil 10:11-28)

2. Hobab Diundang Menjadi Penunjuk Jalan (Bil 10:29-32) 3. Tabut Perjanjian (Bil 10:33-36)

B. Tabera dan Kibrot-Taawa (Bil 11:1-35) 1. Tabera (Bil 11:1-3)

2. Mana Disediakan (Bil 11:4-9)

3. Tujuh Puluh Tua-tua Musa Sebagai Pejabat (Bil 11:10-30) 4. Hukuman Dengan Burung Puyuh di Kibrot-Taawa (Bil 11:31-35) C. Pemberontakan Miryam dan Harun (Bil 12:1-16)

D. Kisah Tentang Pengintai (Bil 13:1-14:45)

1. Para Pengintai, Tugas dan Laporan Mereka (Bil 13:1-33) 2. Umat Itu Patah Semangat dan Memberontak (Bil 14:1-10) 3. Syafaat Musa (Bil 14:11-39)

4. Usaha Menyerbu Horma yang Sia-sia (Bil 14:40-45)

.IV GULUNGAN IMAMAT KEDUA (BIL 15:1-19:22)

A. Rincian Upacara Agama (Bil 15:1-41)

1. Jumlah Kurban Sajian dan Kurban Api-apian (Bil 15:1-16) 2. Persembahan Kue Hasil Panen Pertama (Bil 15:17-21)

3. Kurban Penghapusan Dosa yang Tidak Disengaja (Bil 15:22-31) 4. Hukuman Bagi Pelanggar Sabat (Bil 15:32-36)

5. Jumbai-jumbai (Bil 15:37-41)

B. Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram (Bil 16:1-35)

(14)

.V DARI PADANG GURUN ZIN HINGGA PADANG RUMPUT MOAB (BIL 20:1-22:1)

A. Padang Gurun Zin (Bil 20:1-21)

1. Dosa Musa-sekitar Kadesy (Bil 20:1-13) B. Di Wilayah Gunung Hor (Bil 20:22-21:3)

1. Kematian Harun (Bil 20:22-29)

2. Arad Orang Kanaan Dikalahkan di Horma (Bil 21:1-3) C. Perjalanan Menuju Padang Rumput Moab (Bil 21:4-22:1)

1. Pemberontakan Dalam Perjalanan Mengelilingi Edom (Bil 21:4-9) 2. Tempat-tempat yang Dilewati Ketika Meninggalkan Araba (Bil 21:10-20) 3. Kekalahan Orang Amori (Bil 21:21-32)

4. Kekalahan Og, Raja Basan (Bil 21:33-35) 5. Tiba Di Dataran Moab (Bil 22:1)

BAGIAN KEDUA: PERSEKONGKOLAN ASING MENENTANG ISRAEL (BIL 22:2-25:18)

I. KEGAGALAN BALAK UNTUK MEMBUAT TUHAN MEMUSUHI ISRAEL (BIL

22:2-24:25)

A. Balak Memanggil Bileam (Bil 22:2-40) B. Nubuat-nubuat Bileam (Bil 22:41-24:25)

II.KEBERHASILAN BALAK DALAM MEMBUAT ISRAEL BERPALING DARI TUHAN

(BIL 25:1-18)

A.Dosa di Baal-Peor (Bil 25:1-5) B. Semangat Pinehas (Bil 25:6-18)

BAGIAN KETIGA: PERSIAPAN UNTUK MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (BIL 26:1-36:13)

I. SENSUS KEDUA DI DATARAN MOAB (BIL 26:1-65)

II. HUKUM WARISAN (BIL 27:1-11)

III. PENGANGKATAN PENGGANTL MUSA (BIL 27:12-23)

IV. GULUNGAN IMAMAT KETIGA (BIL 28:1-29:40)

A. Pendahuluan (Bil 28:1,2*)

B. Persembahan-persembahan Harian (Bil 28:3-8) C. Persembahan-persembahan Sabat (Bil 28:9,10) D. Persembahan-persembahan Bulanan (Bil 28:11-15) E. Persembahan-persembahan Tahunan (Bil 28:16-29:40)

1. Perayaan Roti Tidak Beragi (#/TB Bil 28:1b-25) 2. Perayaan Tujuh Minggu (Bil 28:26-31)

3. Perayaan Nafiri (Bil 29:1-6) 4. Hari Pendamaian (Bil 29:7-11) 5. Perayaan Pondok Daun (Bil 29:12-40)

V. KEABSAHAN NAZAR PEREMPUAN (BIL 30:1-16)

VI. PERTEMPURAN DENGAN BANGSA MIDIAN (BIL 31:1-54)

A. Kehancuran Bangsa Midian (Bil 31:1-18) B. Pentahiran Para Prajurit Perang (Bil 31:19-24) C. Membagi Hasil Rampasan Perang (Bil 31:25-54)

VII. DUA SETENGAH SUKU MENETAP DI TRANS-YORDAN (BIL 32:1-42)

(15)

VIII. RUTE DARI MESIR KE YORDAN (BIL 33:1-49)

IX. PERINTAH-PERINTAH MENGENAI TINGGAL MENETAP DI KANAAN (BIL

33:50-35:34)

A. Pengusiran Penduduk, Pembuatan Batas, Pembagian Tanah (Bil 33:50-34:29) B. Kota-kota Suku Lewi & Kota-kota Perlindungan (Bil 35:1-34)

(16)

PENDAHULUAN — ULANGAN

J U D U L.

Judul kitab ini merupakan terjemahan dari judul bahasa Inggrisnya yang tampaknya berlandaskan pada sebuah kesalahan terjemahan atas frasa, "salinan hukum ini" (Ul 17:18) menjadi to

deuterononiion touto ("hukum yang kedua ini") oleh LXX. Judul Ibrani aslinya ialah devdrina,

"perkataan-perkataan," yang berasal dari kebiasaan memakai kata(-kata) pembukaan sebuah kitab sebagai judulnya. Ulangan dibuka dengan pernyataan, "Inilah perkataan-perkataan yang diucapkan Musa" (Ul 1:1a). Karena perjanjian-perjanjian kuno antara kerajaan yang kalah perang dengan

kerajaan yang mengalahkannya dimulai dengan cara persis ini, judul Ibrani ini mengarahkan perhatian kita pada salah satu petunjuk yang mengidentifikasi jenis penulisan kitab ini.

TANGGAL DAN KEPENULISAN,

Asal-usul kitab ini sangat penting dalam studi modem berdasarkan sejarah dan sastra atas Pentateukh dan, sesungguhnya, dalam berbagai studi tentang jenis penulisan dan teologi Perjanjian Lama pada umumnya. Menurut Hipotesis Perkembangan yang lebih tua, Kitab Ulangan berasal dari abad ketujuh sM dan merupakan, kiasan bagi reformasi yang diadakan raja Yosia (bdg. 2Raj 22:3-23:25), yang diduga untuk sistem keagamaan yang terpusat (bdg. tafsiran Ul 12:4-14). Pandangan ini dengan berbagai perubahan tetap dipertahankan di kalangan kritikus yang negatif; namun sebagian menunjuk pada tanggal pasca-pembuangan, sedangkan yang lain menelusuri pembuatan hukum dalam Kitab Ulangan ini hingga ke awal zaman kerajaan atau bahkan sebelum zaman kerajaan. Yang penting di dalam menentukan tanggal penulisan beberapa dokumen yang diduga dari Pentateukh ialah

kecenderungan untuk menjelaskan pertentangan peraturan-peraturan di dalam kitab ini bukan dengan menggunakan evolusi kronologis yang panjang melainkan dengan menetapkan sumber-sumber geografis-kultus yang berbeda untuk peraturan-peraturan tersebut. Jadi Kitab Ulangan, khususnya, ditelusuri sampai ke sebuah tempat ibadah di Sikhem. Bukannya mengaitkan kitab ini dengan keempat Kitab Pentateukh sebelumnya, sebuah pendekatan modem berpikir tentang adanya

Caturkitab dan sebuah tradisi penulisan Deuteronomis yang meliputi semua kitab dari Ulangan hingga II Raja-Raja.

Kalangan sarjana Kristen ortodoks masa kini bergabung dengan kalangan Kristen yang lebih tua dan tradisi Yahudi dalam menerima pernyataan Kitab Ulangan sendiri bahwa kitab ini merupakan salam perpisahan dan nasihat seremonial terakhir dari Musa kepada jemaat Israel di dataran Moab. Dalam

Ul 31:9*2Raj 24* dikatakan bahwa Musa menulis dan juga mengucapkan "perkataan hukum Taurat itu". Seorang pejabat teokratis, sangat mungkin, telah melengkapi dokumen ini dengan mencatat kematian Musa (ps. 34) dan mungkin juga nyanyian kesaksian Musa (ps. 32) serta wasiatnya (ps. 33). Mungkin pejabat ini juga menambahkan beberapa unsur kerangka singkat tertentu ke dalam dokumen hukum ini.

(17)

PERISTIWA HISTORIS

Kitab Ulangan dapat ditafsirkan secara memadai hanya dalam kerangka pelaksanaan perjanjian penebusan Allah. Janji-janji yang diberikan kepada para leluhur dan akhirnya betul-betul digenapi di dalam Kristus pernah mengalami penggenapan sebagai lambang dan bersifat sementara dalam berbagai perjanjian dengan Israel yang dilaksanakan melalui Musa. Dengan Perjanjian Sinai teokrasi didirikan, dengan Musa sebagai wakil Tuhan sebagai raja atas Israel di dunia. Kemudian, ketika angkatan pemberontak yang keluar dari Mesir telah meninggal semua di padang gurun dan kematian Musa sudah dekat, perjanjian itu perlu dibaharui dengan angkatan yang baru. Upacara inti yang menentukan ialah penahbisan umat yang adalah hamba Tuhan tersebut melalui suatu sumpah kepada Tuhan mereka. Khususnya, pemerintahan Allah yang secara simbolis diwakili oleh dinasti perantara itu harus ditegaskan dengan memperoleh komitmen Israel untuk menaati Yosua sebagai pengganti Musa di dalam rantai dinasti tersebut.

(18)

GARIS BESAR — ULANGAN

I. MUKADIMAH: PERANTARA PERJANJIAN (UL 1:1-5)

II. PENDAHULUAN HISTORIS: SEJARAH PERJANJIAN (UL 1:6-4:49)

A. Dari Horeb ke Horma (Ul 1:6-2:1) B. Maju ke Arnon (Ul 2:2-23)

C. Menaklukkan Trans-Yordan (Ul 2:24-3:29) D. Rangkuman Perjanjian (Ul 4:1-49)

III. KETENTUAN-KETENTUAN: HIDUP MENURUT PERJANJIAN (UL 5:1-26:19)

A. Perintah Agung (Ul 5:1-11:32)

1. Kekuasaan Perjanjian Allah (Ul 5:1-33) 2. Prinsip Penyerahan (Ul 6:1-25)

3. Program Penaklukan (Ul 7:1-26) 4. Hukum tentang Manna (Ul 8:1-20)

5. Peringatan tentang Loh Batu yang Dihancurkan (Ul 9:1-10:11) 6. Panggilan untuk Komitmen (Ul 10:12-11:32)

B. Berbagai Perintah Pelengkap (Ul 12:1-26:19)

1. Pengudusan dengan Upacara Agamawi (Ul 12:1-16:17) a. Kesetiaan kepada Mezbah Allah (Ul 12:1-32) b. Penolakan Atas Kemurtadan (Ul 13:1-18)

c. Kewajiban Sebagai Anak-anak Tuhan (Ul 14:1-15:23) d. Ziarah-ziarah Tanda Patuh (Ul 16:1-17)

2. Keadilan Pengadilan Pemerintah (Ul 16:18-21:23) a. Para Hakim dan Mezbah Allah (Ul 16:18-17:13) b. Para Raja dan Perjanjian Allah (Ul 17:14-20) c. Para Imam dan Nabi (Ul 18:1-22)

d. Jaminan Keadilan (Ul 19:1-21)

e. Penghakiman Bangsa-bangsa (Ul 20:1-20)

f. Kewenangan Tempat Ibadah dan Rumah (Ul 21:1-23) 3. Kekudusan Tatanan Ilahi (Ul 22:1-25:19)

a. Ketetapan-ketetapan Mengenai Bekerja dan Menikah (Ul 22:1-30) b. Jemaat Tuhan (Ul 23:1-18)

c. Perlindungan bagi yang Lemah (Ul 23:19-24:22) d. Kekudusan Perseorangan (Ul 25:1-19)

(19)

III. SANKSI-SANKSI: PENGESAHAN PERJANJIAN (UL 27:1-30:20)

A.Upacara Pengesahan di Kanaan (Ul 27:1-26) B. Pengumuman Sanksi (Ul 28:1-68)

1. Berkat (Ul 28:1-14) 2. Kutuk (Ul 28:15-68)

C. Panggilan untuk Mengucapkan Ikrar Perjanjian (Ul 29:1-29) D.Pemulihan Fundamental (Ul 30:1-10)

E. Keputusan Radikal (Ul 30:11-20)

IV. PENGATURAN DINASTI: KESINAMBUNGAN PERJANJIAN (UL 31:1-34:12)

A.Pengaturan-pengaturan Terakhir (Ul 31:1-29) B. Nyanyian Saksi (Ul 31:30-32:47)

(20)

PENDAHULUAN — YOSUA

J U D U L

Kitab pertama dari bagian kedua di dalam kanon Perjanjian Lama Ibrani, Kitab Nabi-nabi, dinamakan sesuai dengan tokoh utamanya, yaitu YOSUA. Tidak ada tradisi Yahudi kuno atau bukti berupa naskah kuno bahwa kitab ini pernah merupakan kesatuan dengan kelima kitab atau Kitab Taurat (Lih. E. J. Young. Introduction to the Old Testament, hlm. 157 dst.).

KEPENULISAN DAN TANGGAL PENULISAN

.

Kitab ini tampaknya merupakan sebuah kesatuan yang disusun oleh satu orang penulis, bukan dengan memakai dua atau lebih sumber utama yang kemudian disunting dan disunting ulang selama berabad-abad. Meskipun Yosua sendiri tercatat telah menghasilkan beberapa dokumen tertentu (Yos 18:9; 24:26), dia tidak mungkin merupakan penulis dari seluruh kitab yang dinamakan menurut dirinya ini. Di dalam kitab ini dicatat kematiannya (Yos 24:29,30) dan serangkaian peristiwa yang baru terjadi sesudah kematiannya: pendudukan Hebron oleh Kaleb (Yos 15:13b, 14; bdg.Hak 1:1,10,20),

pendudukan Debir oleh Otniel (Yos 15:15-19; bdg. Hak 1:1,11-15) dan pendudukan Lesem oleh suku Dan (Yos 19:47; bdg. Hak 17; 18) sesaat sesudah penyembahan berhala dibiarkan di Israel (tetapi bdg. Yos 24:31). Semua peristiwa ini mungkin terjadi sebelum penindasan oleh Kusyan atau semasa Otniel menjabat sebagai hakim (Hak 3:8-11) sekitar 1370 hingga 1330 sM.

Dalam pada itu, penulis merupakan seorang saksi mata dari banyak peristiwa yang dicantumkan (mis.

Yos 5:1,6). Rahab masih hidup ketika kitab ini ditulis (Yos 6:25). Kitab ini pasti juga ditulis pada zaman pra-Salomo (Yos 16:10; bdg. 1Raj 9:16); pra-Daud (Yos 15:63; bdg. 2Sam 5:5-9); sebelum abad kedua belas ketika Tirus menguasai Sidon, sebab orang Fenisia masih disebut orang Sidon (Yos 13:4-6); dan kitab ini pasti ditulis sebelum 1200 sM sesudah mana lebih banyak orang Filistin memasuki Palestina, sebab mereka belum merupakan ancaman pada zaman Yosua (lih. taf. atas Yos 13:2*b-4a).

Tampaknya besar kemungkinan bahwa kitab ini ditulis pada saat Otniel menjadi hakim (k.l. 1370-1330 sM. Lih. taf. atas Yos 1:4). Sangkut paut yang jauh lebih besar dengan berbagai urusan suku Yehuda (bdg. kisah yang terinci mengenai penyerbuan ke selatan di Yos 10:1-23*, perhatian terhadap Kaleb dan Otniel di Yos 14:1-15; 15:13-19; daftar yang panjang mengenai batas-batas dan kota-kota Yehuda di Yos 15:1-63*) menunjukkan bahwa penulis mungkin tinggal di wilayah Yehuda. Dia hanya memberikan gambaran yang sekilas mengenai batas-batas dari suku-suku Yusuf yang penting walaupun di wilayah mereka terletak Silo (Yos 16:1-17:11). Jika penulis tinggal di wilayah Yehuda, dapat dipahami bahwa dia lebih dulu melukiskan seluruh wilayah geografis daerah tersebut tanpa menjelaskan waktunya (Yos 11:16). Karena berkali-kali disebutkan bahwa suku Lewi tidak

(21)

TUJUAN PENULISAN DAN NILAI.

Tujuan penulisan kitab ini ialah melanjutkan sejarah Israel yang diawali di dalam Pentateukh serta untuk menunjukkan kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya dengan para leluhur dan bangsa teokratis tersebut dengan menempatkan setiap suku di wilayah masing-masing (Yos 11:23; ). Selanjutnya, kekudusan Allah tampak di dalam hukumanNya terhadap orang-orang Kanaan yang jahat dan di dalam desakan-Nya agar Israel, waktu ikut dalam perang suci tersebut, harus membuang segala kejahatan. Aspek ketiga dari hubungan Allah dengan manusia yang dikemukakan dalam kitab ini ialah keselamatan yang dari Allah. Nama Yosua sendiri, bentuk Ibrani dari Yesus, artinya, "Yehova adalah keselamatan." Dengan demikian sejarah penebusan tentang masuknya Israel ke Kanaan serta mendudukinya adalah gambaran tentang pengalaman rohani seorang Kristen berupa pergumulan, kemenangan dan berkat rohani (Ef 1:3; 2:6; 6:12) melalui kuasa perkasa Allah. (Ef 1:19,20; 6:10). Dalam Ibrani4 perhentian di Kanaan dari semua pergumulan sia-sia di padang gurun dikemukakan sebagai lambang dari perhentian rohani kita saat ini di dalam karya Kristus yang telah selesai dan di dalam syafaat-Nya yang terus berlanjut yang memungkinkan kita untuk mengalahkan diri dan Iblis.

LATAR BELAKANG SEJARAH.

Data untuk menentukan keadaan sejarah dari peristiwa eksodus dari Mesir dan penaklukan Kanaan disediakan oleh catatan Alkitab dan riset arkeologi. Para leluhur tinggal di Kanaan selama masa yang oleh para arkeolog disebut Zaman Perunggu Menengah (2100-1550 sM). Yusuf mungkin naik takhta pada waktu pemerintahan Dinasti Kedua belas di Mesir. Kemudian raja baru yang memberontak melawan (qum’al) Mesir dan yang tidak mengenal Yusuf (Kel 1:8) pasti adalah seorang penguasa Hiksos dari wilayah Delta Nil. Karena penguasa tersebut menindas orang Israel dengan memaksa mereka untuk mendirikan Pitom dan Raamses (Kel 1:11), Israel tidak meninggalkan Mesir pada saat orang Mesir sendiri mengusir Dinasti Hiksos tersebut sekitar tahun 1570 sM. Firaun dari Dinasti Kedelapan belas (yang beribu kota di Tibes namun yang memiliki istana tambahan di Memfis, Heliopolis, dan mungkin juga di Bubastis) terus memperbudak orang Israel hingga pada akhirnya Musa menuntun orang Israel keluar dari Mesir sekitar tahun 1447 sM (bdg.1Raj 6:1), yaitu pada saat pemerintahan Amenhotep II (1450-1423 sM). Yosua tampaknya membawa Israel memasuki Kanaan sekitar tahun 1407 sM yaitu pada Zaman Perunggu Akhir (1550-1200 sM). Penempatan suku-suku di Wilayah Kanaan dilaksanakan sekitar tahun 1400 sM, dan Yosua hidup hingga tahun 1390 sM atau sesudah itu. Sebuah pandangan alternatif menyebutkan tanggal eksodus dari Mesir adalah pada masa pemerintahan Firaun Raamses II sesaat sesudah tahun 1300 sM. Orang-orang yang menganut pandangan ini menafsirkan 480 tahun pada 1Raj 6:1 sebagai dua belas angkatan penuh. Pada saat bangsa Israel memasuki Kanaan, Firaun Amenhotep III (1410-1372 sM) sedang tidak menaruh perhatian pada wilayah jajahan di Asia sehingga sebagian besar raja kecil di Palestina dan Siria memberontak terhadap Mesir atau tidak bersedia membayar upeti. Surat-surat yang ditulis di atas lempengan tanah liat yang berhasil digali pada 1887 di Tel el-Amarna di Mesir, tempat yang dahulu merupakan ibu kota putra Amenhotep, yaitu Akhenaton (1380-1363 sM), merupakan arsip kerajaan dari kedua raja tersebut. Sebagian besar merupakan surat dari para pangeran di Palestina dan Siria, wilayah jajahan Mesir, sepanjang tahun 1400-1360 sM di mana mereka memohon bantuan Firaun untuk mengatasi serangan dari kota kerajaan lain di sekitarnya atau dari suku Habiru (atau

Apiru). Habiru biasanya menunjuk kepada sekelompok tentara sewaan. Di dalam hal ini yang

(22)

lempengan-lempengan hasil galian di Ras Syanua (Ugarit) serta peninggalan-peninggalan yang masih ada dari berbagai praktik agama kesuburan yang berhasil digali di Bet-San, Megido, dan lain-lain. Sifat dursila dari dewa-dewa Kanaan telah membuat para penganutnya terjerumus ke dalam ritus-ritus yang paling rendah di seluruh Timur Dekat kuno seperti pelacuran baik wanita maupun pria, penyembahan ular, dan persembahan kurban bayi, arena kebiasaan religius semacam itu merupakan kebiasaan yang secara moral dan rohani sangat mencemarkan, orang dapat segera melihat mengapa Allah

memerintahkan Israel untuk memusnahkan orang Kanaan. Jadi bangsa itu serta kota tempat tinggal mereka harus dihancurkan agar kehidupan religius Israel tidak terancam karena berhubungan dengan bangsa penyembah berhala semacam itu. W. F. Albright secara tepat sekali menjelaskan isu-isu yang terkait ketika menulis,

Menguntungkan bagi masa depan monoteisme bahwa orang-orang Israel pada masa penaklukan Kanaan merupakan bangsa yang seperti keledai liar, yang dilimpahi dengan kekuatan primitif serta kehendak yang kejam untuk hidup, sebab pemusnahan orang-orang Kanaan yang terjadi waktu itu mencegah penyatuan total dari dua bangsa yang hampir pasti akan menekan patokan-patokan yang dibuat Yahwe sampai ke taraf yang mustahil dipulihkan. Jadi, orang Kanaan dengan penyembahan gila-gilaan mereka dan dengan agama kesuburan mereka dalam bentuk lambang ular dan

(23)

GARIS BESAR — YOSUA

I. MEMASUKI NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 1:1-5:12)

A. Allah Menugaskan Yosua (Yos 1:1-9)

B. Yosua Menggerakkan Bangsa Israel Menyeberang Yordan (Yos 1:10-18) C. Tugas Para Pengintai (Yos 2:1-14)

D. Menyeberang Sungai Yordan (Yos 3:1-5:1)

E. Pembaharuan Penyunatan & Pelaksanaan Paskah (Yos 5:2-12)

II. PENAKLUKAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 5:13-12:24)

A. Penampilan Panglima Balatentara Tuhan (Yos 5:13-6:5) 1. Jatuhnya Yerikho (Yos 6:6-8:29)

2. Kekalahan di Ai Akibat Dosa Akhan (Yos 7:1-26) 3. Serangan Kedua dan Pembakaran Ai (Yos 8:1-29)

B. Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (Yos 8:30-35) 1. Perjanjian dengan Caturkota Orang Gibeon (Yos 9:1-27) 2. Kehancuran Koalisi orang Amori (Yos 10:1-43)

C. Penyerangan di Utara (Yos 11:1-15)

D. Rangkuman Tentang Penaklukan (Yos 11:16-23)

E. Lampiran: Daftar Raja-raja yang Dikalahkan (Yos 12:1-24)

III. PEMBAGIAN NEGERI YANG DIJANJIKAN (YOS 13:1-22:34)

A. Perintah Allah untuk Membagi Negeri Itu (Yos 13:1-7) B. Wilayah Suku-suku Trans-Yordan (Yos 13:8-33) C. Awal Pembagian Kanaan (Yos 14:1-15)

D. Wilayah Suku Yehuda (Yos 15:1-63)

E. Wilayah Efraim dan Manasye (Yos 16:1-17:18) F. Wilayah Tujuh Suku yang Lain (Yos 18:1-19:51) G. Warisan Suku Lewi (Yos 20:1-21:42)

1. Penetapan Kota-kota Perlindungan (Yos 20:1-9) 2. Penetapan Kota-kota Suku Lewi (Yos 21:1-42)

H. Ringkasan Penaklukan dan Pembagian Negeri (Yos 21:43-45) I. Lampiran: Berangkatnya Suku-suku Trans-Yordan (Yos 22:1-34)

IV. PANGGILAN TERAKHIR UNTUK SETIA KEPADA PERJANJIAN DI NEGERI YANG

DIJANJIKAN (YOS 23:1-24:33)

(24)

PENDAHULUAN — HAKIM-HAKIM

J U D U L

Kitab ini memperoleh namanya dari para pemimpin (shop’tim) yang melepaskan Israel dari serangkaian penindasan oleh kekuatan asing sepanjang kurun waktu di antara kematian Yosua dan awal berdirinya kerajaan.

Istilah shopet memiliki konotasi yang lebih luas daripada istilah "hakim" yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris, "judge." Di Kartago dan Ugarit kuno, istilah ini dipakai untuk pejabat

pemerintahan atau pemimpin negara dari kalangan sipil. Sastra Kanaan yang memakai bahasa Ugarit kuno memanfaatkan istilah shptn yang artinya "hakim kita" dalam hubungan sejajar dengan mlkn yang artinya "raja kita" (Ba’al, V, hlm. 32). Sekalipun demikian, kurun waktu pemerintahan para

shop’tim di Alkitab harus dibedakan dengan kurun waktu pemerintahan para raja. Pada masa

pemerintahan para Hakim terdapat sikap anti kerajaan yang jelas (bdg. Hak 9:8-15) sekalipun tekanan dari luar dari para calon penyerbu akhirnya membuat bangsa itu menuntut adanya seorang raja (1Sam 8). Para hakim adalah tokoh-tokoh yang diurapi Roh, diangkat oleh Allah dan memperoleh kuasa dari Allah pula untuk mengatasi berbagai krisis tertentu di dalam sejarah Israel. Allah sendiri dilihat sebagai Raja Israel (1Sam 8:7), sekalipun dosa bangsa itu sering kali mengurangi kenyataan luhur ini menjadi keadaan yang kacau (Hak 21:25). Para hakim memiliki wewenang dari Allah di bidang militer maupun sipil, dapat memberikan keputusan hukum jika diperlukan (Hak 4:4,5).

Dalam Hak 11:27* Allah Israel disebut hashhõpét, yaitu "Sang Hakim." "Hukuman" (mishpãtîm) Allah merupakan bagian dari perintah yang dikenal dengan nama hukum (tora) Yehovah (bdg. Mzm 19:8; 119:7).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA

(25)

LATAR BELAKANG SEJARAH

(26)

GARIS BESAR — HAKIM-HAKIM

I.

PENDAHULUAN (HAK 1:1-2:5*)

A. Latar Belakang Politik Zaman Hakim-hakim (Hak 1:1-36*). B. Latar Belakang Religius Zaman Hakim-hakim (Hak 2:1-5*)

II.

SEJARAH HAKIM-HAKIM (HAK 2:6-16:31*)

A. Kegagalan Israel untuk Menaklukkan Kerajaan-kerajaan Musuh (Hak 2:6-3:6*). B. Para Penindas dan Pelepas Israel (Hak 3:7-16:31*)

1. Penindasan oleh Kusyan-Risyataim Diakhiri oleh Otniel (Hak 3:8-11*) 2. Penindasan oleh Eglon Diakhiri oleh Ehud (#/TB Hak 3:12-30*)

3. Orang Israel Diselamatkan dari Ancaman Orang Filistin oleh Samgar (Hak 3:31*) 4. Penindasan oleh Yabin dan Sisera Diakhiri oleh Debora dan Barak (Hak 4:1-5:31*) 5. Penindasan oleh Orang Midian Diakhiri oleh Gideon (Hak 6:1-8:35*)

6. Perampasan Kekuasaan oleh Abimelekh (Hak 9:1-57*) 7. Tola Sebagai Hakim Atas Israel (Hak 10:1,2*)

8. Yair Sebagai Hakim (Hak 10:3-5*)

9. Penindasan oleh Orang Amon Diakhiri oleh Yefta (Hak 10:6-11:40*) 10.Peperangan Antara Orang Gilead dengan Suku Efraim (Hak 12:1-7*) 11.Ebzan Sebagai Hakim (Hak 12:8-10*)

12.Elon Sebagai Hakim (Hak 12:11,12*) 13.Abdon Sebagai Hakim (Hak 12:13-15*) 14.Simeon dan Orang Filistin (Hak 13:1-16:31*)

III.

KEADAAN KACAU PADA ZAMAN PARA HAKIM (HAK 17:1-21:25*)

(27)

PENDAHULUAN — RUT

J U D U L

Kitab ini dinamakan menurut tokoh perempuan yang dikisahkan olehnya, seorang perempuan Moab yang sesudah kematian suaminya pergi ke Betlehem bersama ibu mertuanya yang sudah janda. Rut menduduki tempat yang penting di dalam sejarah Israel sebab dia menjadi nenek moyang dari Raja Daud (Rut 4:18-22) dan Yesus (Mat 1:15).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA

Tanggal penulisan kitab ini tidak diketahui. Para sarjana Alkitab menemukan beberapa petunjuk mengenai waktu penulisan itu di dalam kitab ini (Rut 4:17,22), yaitu bahwa kitab ini tidak mungkin ditulis sebelum abad kesepuluh sM. Penulis merasa perlu untuk menjelaskan beberapa kebiasaan tertentu yang ia anggap kuno (Rut 4:6-8), suatu kenyataan yang menunjukkan bahwa kitab ini ditulis sesudah kebiasaan tersebut tidak dipakai lagi.

Berapa tahun sesudah masa Daud baru kitab ini ditulis hanya bisa diduga. Sekalipun sejumlah sarjana memberi tanggal sampai abad keempat sM, banyak sarjana lainnya memberi tanggal sebelum masa pembuangan. Robert Pfeiffer mencatat, "Sifat yang umum dari kosa kata dan susunan kalimat

Ibraninya, pemakaian ungkapan idiomatis kuno yang ada dalam prosa terbaik Perjanjian Lama… serta gaya penulisan yang benar-benar klasik dapat dikemukakan sebagai pendukung bagi sebuah tanggal penulisan yang lebih dini" (Introduction to the Old Testament, hlm. 718). Sekalipun demikian,

Pfeiffer memilih tanggal sekitar 400 sM dan ia berpendapat bahwa seorang penulis yang berbakat dari masa yang kemudian bisa saja menulis kitab ini mengikuti pola yang sudah ada sebelumnya.

Edward Young yang meminta perhatian pada soal tidak disebutnya nama Salomo di dalam silsilah, berpendapat bahwa seorang penulis yang belakangan pasti akan memperluas silsilah itu sampai sesudah masa Daud, karena itu kitab ini mungkin ditulis pada suatu saat dalam pemerintahan Daud

(Introduction to the Old Testament, hlm. 358).

Talmud (Baba Bathra, 14b) menyebut Samuel sebagai penulis kitab ini; pandangan ini tidak dianut lagi oleh kalangan sarjana Yahudi maupun Kristen. Seperti halnya di dalam Kitab-kitab sejarah Perjanjian Lama lainnya, kita tidak dapat menyebut satu pun pengarang yang dikenal sebagai penulis kitab ini. Hal ini tentu saja tidak mengurangi nilai rohani dan keindahan sastra dari episode yang berasal dari masa hakim-hakim ini, yang berhasil diabadikan seorang penulis Yahudi tidak dikenal.

DI DALAM LITURGI YAHUDI,

Gulungan Naskah Rut dibacakan pada Hari Pentakosta.

LATAR BELAKANG SEJARAH.

(28)

GARIS BESAR — RUT

I.

KELUARGA ELIMELEKH PINDAH KE MOAB (RUT 1:1-5)

II.

JANDA ELIMELEKH DAN MENANTUNYA KEMBALI DARI MOAB (RUT 1:6-18)

III.

NAOMI DAN RUT TIBA DI BETLEHEM (RUT 1:19-22)

IV.

RUT IKUT MENUAI DI LADANG BOAS (RUT 2:1-23)

V.

RUT MENEMUKAN SEORANG PENEBUS (RUT 3:1-18)

VI.

BOAS MENIKAHI RUT (RUT 4:1-17)

(29)

PENDAHULUAN — I & II SAMUEL

J U D U L

Judul kedua kitab ini berasal dari nama tokoh utamanya di awal I Samuel. Kata Ibrani SAMUEL

memiliki banyak arti. Sekalipun demikian, arti yang pertama kali diusulkan oleh sarjana bahasa Ibrani dari Jerman, Gesenius, "Nama Allah" tampaknya masih menduduki peringkat paling banyak dianut para sarjana Alkitab.

TANGGAL PENULISAN DAN PENULISNYA

Seperti halnya Kitab Perjanjian Lama lainnya, tanggal penulisan kedua kitab ini tidak diketahui dengan pasti. Sebagian dari kesulitan untuk menentukan tanggal penulisan tersebut terletak pada kenyataan bahwa sebagian besar peristiwa yang terdapat di dalamnya terjadi sesudah kematian Samuel. Bagian awal dari I Samuel mungkin ditulis sekitar tahun 1000 sM, sisanya kira-kira

tiga.puluh hingga lima puluh tahun kemudian. Sekalipun Talmud menyebutkan bahwa Samuel adalah penulisnya, sangat mungkin sang nabi hanya menulis bagian-bagian sejarah Israel yang terjadi sebelum masa purna baktinya dari jabatan sipil. Ada yang berpendapat, pendapat ini cukup menarik, bahwa Abiatar menulis sebagian besar Kitab pertama dan kedua Samuel, khususnya bagian-bagian yang membahas kehidupan di istana Daud. Abiatar sangat dekat dengan kemunculan dan nasib baik raja besar Israel itu karena dia ikut beberapa waktu bersama Daud dalam pelariannya. Abiatar juga berasal dari keluarga imam sehingga memiliki kemampuan untuk menulis dan mencatat. Pendapat yang lain mengatakan bahwa salah satu murid dari salah satu sekolah yang didirikan Samuel telah melanjutkan tugas yang dimulai gurunya.

LATAR BELAKANG SEJARAH

Panggilan Samuel untuk menjadi nabi dan hakim Israel merupakan sebuah titik balik yang kuat di dalam perkembangan Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Pada masa peralihan dari kepemimpinan para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel mempunyai tugas amat besar untuk memimpin

pembangunan kembali kesatuan sosial dan religius bangsa itu. Dia merupakan alat yang dipakai Allah untuk mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi oleh pengalaman eksodus saja. Tugas Samuel ialah memimpin Israel keluar dari masa hakim-hakim dan memasuki masa raja-raja.

(30)

GARIS BESAR — I & II SAMUEL

I. KEHIDUPAN DAN PELAYANAN SAMUEL (1SAM 1:1-7:17)

A. Kelahiran dan Masa Kanak-kanak Samuel (1Sam 1:1-4:1a) B. Tabut Perjanjian Dirampas dan Kembali (1Sam 4:1b; 1Sam 7:1) C. Kemenangan Atas Orang Filistin (1Sam 7:2-17)

II. KEHIDUPAN DAN MASA TUGAS SAUL (1SAM 8:1-14:52)

A. Israel Meminta Seorang Raja (1Sam 8:1-22) B. Kehidupan Politik Saul (1Sam 9:1-12:25) C. Perang Kemerdekaan (1Sam 13:1-14:52)

III. KEHIDUPAN DAN MASA TUGAS MULA-MULA DAUD (1SAM 15:1-31:13; 2SAM

1:1-20:26)

A. Saul Ditolak oleh Samuel (1Sam 15:1-35) B. Daud Diurapi Sebagai Raja (1Sam 16:1-13) C. Daud di Istana Saul (1Sam 16:14-19:17) D. Daud dalam Pelarian (1Sam 19:18-31:13) E. Daud Raja di Hebron (2Sam 1:1-4:12) F. Daud Raja di Yerusalem (2Sam 5:1-8:18) G. Kehidupan Daud di Istana (2Sam 9:1-20:26)

IV. HARI-HARI TERAKHIR DAUD (2SAM 21:1)

A. Kelaparan (2Sam 21:1-14)

B. Tindakan-tindakan Kepahlawanan (2Sam 21:15-22)

C. Mazmur Daud (2Sam 22:1-51)

D. Wasiat Daud (2Sam 23:1-7)

(31)

PENDAHULUAN — I & II RAJA-RAJA

J U D U L

Kitab yang dikenal dengan I dan II Raja-Raja dinamakan demikian menurut isinya. Di dalam Septuaginta, para raja Ibrani asli dianggap sebagai kesinambungan dari yang dibahas di dalam Kitab Samuel. Kitab ini dibagi menjadi dua bagian dan diberi judul Kerajaan Ketiga dan Kerajaan Keempat. Yerome, sekalipun tetap mempertahankan pembagian ini di dalam Vulgatanya, menyebutkan kedua bagian ini hanya Kitab Raja-Raja.

Kedua kitab ini jelas merupakan satu kesatuan, mencakup sejarah Israel sejak masa pemerintahan Salomo hingga pecahnya negeri itu pada zaman Zedekia. Yang dibahas di dalamnya ialah jatuh bangunnya bangsa Israel di bawah perjanjian dengan Allah dengan menunjukkan dosa-dosa para raja yang melanggar perjanjian itu dan menghasilkan pembuangan Israel dan Yehuda.

TANGGAL PENULISAN DAN PENGARANGNYA

II Raja-Raja diakhiri dengan dilepasnya Raja Yoyakhin dari penjara pada tahun ketiga puluh tujuh dari masa pemenjaraannya-sekitar 562/561 sM. Kitab ini tidak mungkin sudah selesai ditulis sebelum tanggal itu, juga tidak mungkin sesudah 536 sM, yaitu tahun kembalinya sebagian tawanan dari Babel karena peristiwa itu tidak disebut sama sekali. Karena kitab ini merupakan satu kesatuan dan bukan hasil tulisan beberapa orang penulis dalam kurun waktu yang berbeda-beda, maka tanggal penulisan kitab ini adalah di antara 562-536 sM.

Karena pelepasan Yoyakhin hanya penting bagi orang Yahudi yang ditawan di Babel, kita dapat berkesimpulan bahwa I & II Raja-Raja ditulis oleh seorang tawanan Yahudi yang hidup di wilayah Babel.

SUMBER-SUMBER TULISAN

Penulis dengan jelas mengemukakan bahwa dia memakai sejumlah dokumen sumber untuk menyusun sejarah ini:

1) Kitab Riwayat Salomo (1Raj 11:41);

2) Melihat acuan-acuan tentang Riwayat Raja-raja Yehuda (mis. 1Raj 14:29) dan riwayat Raja-raja Israel (1Raj 14:19).

Dokumen-dokumen pertama yang dipakai untuk menyusun sejarah para Raja Yehuda tidak pernah tercampur dengan dokumen-dokumen sejarah para Raja Israel. Karena itu kita dapat mengetahui bahwa setiap dokumen yang disebutkan di atas merupakan dokumen tersendiri. Semua kutipan dari dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa setiap dokumen berisi bahan yang jauh lebih banyak daripada yang dikemukakan di dalam kitab Raja-Raja ini.

(32)

TUJUAN DAN MAKSUD PENULISAN

Sekalipun perhatian utama penulis adalah kerajaan Daud, dia membahas masalah sampingan terlebih dahulu, yaitu kerajaan di Israel. Sesudah itu baru dia kembali membahas kerajaan Daud. Sekalipun bangsa itu mengenali dokumen-dokumen berisi nubuat tentang sejarah ini, jumlahnya terlalu banyak, tebal dan membosankan untuk dapat langsung menunjukkan kepada umat itu tentang kehendak Allah; oleh karena itulah Kitab Raja-Raja ditulis.

Dengan memakai sejumlah kutipan dari berbagai dokumen tersebut, penulis menyusun sejarah bangsa pilihan itu dalam kaitan dengan perjanjian Yehova (Kel 19:3-6). Mereka tidak boleh memiliki allah lain selain Tuhan (Kel 20:2-6). Penyembahan berhala dan patung dianggap sebagai dosa yang paling buruk di dalam kitab-kitab ini, yang setelah berkali-kali dilakukan orang Israel akhirnya membuat mereka dibuang sebagai tawanan. Bahasa yang dipakai di, dalam kitab-kitab ini bisa dikatakan bersifat "Deuteronomis" sebab Kitab Ulangan berbicara dengan cara yang sama terhadap dosa yang sama yang dikutuk dalam Kitab Raja-Raja I & II. Penulis Kitab Raja-Raja mengangkat sejarah Israel dan Yehuda di depan para tawanan itu untuk mengajar mereka bahwa satu-satunya jalan menuju kebebasan adalah bertobat dari penyembahan berhala, kembali kepada Allah, melaksanakan apa yang diperintahkan di dalam perjanjian dan kembali mengandalkan janji-janji Allah. Penulis berusaha membangkitkan keyakinan mereka akan kebenaran pengajaran ini dan memperteguh keyakinan mereka itu.

Di dalam kaitannya dengan perjanjian, para nabi itu merupakan utusan Allah yang bertugas mengingatkan bangsa itu akan ketetapan-ketetapan dari perjanjian tersebut, serta merupakan alat Allah untuk mengawasi pelaksanaannya. Tugas mereka adalah berusaha membuat bangsa itu setia kepada perjanjian dengan memakai peringatan, ancaman dan janji (bdg. Yer 7:13; 11:1-8). Di dalam Kitab Raja-Raja ini para raja dinyatakan sebagai baik atau jahat ditinjau dari kesetiaan atau

penyimpangan mereka terhadap perjanjian.

LATAR BELAKANG SEJARAH.

Bangsa Israel merupakan bangsa kuno pertama yang mengembangkan ilmu sejarah yang benar. Bangsa lainnya seperti Asyur, Babilon dan Mesir memang menyusun juga catatan-catatan sejarah, namun hanya bangsa Het saja di antara bangsa-bangsa non-Yahudi yang berusaha menulis Sejarah. Pada zaman pemerintahan Daud kekuasaan Mesir sudah pudar sedangkan Asyur lemah, sehingga Israel diapit oleh negeri-negeri yang lemah. Sekalipun demikian, tidak lama kemudian Asyur bangkit di bawah pimpinan Tiglat-Pileser III (juga dinamakan Pul dalam 2Raj 15:19; tahun 745-727 sM). Pada tahun 721 sM Samaria jatuh karena serangan Salmaneser dan Sargon. Belakangan, di bawah pimpinan Sanherib, Asyur menyerbu Yehuda dan berhasil menduduki banyak kota, namun mereka gagal menguasai Yerusalem sebab ada ancaman pasukan Mesir di belakang. Esarhadon dan Asurbanipal kemudian berhasil memperluas wilayah kekuasaan Asyur sampai ke Mesir. Pada zaman Yosia, Firaun Nekho meminta tolong kepada Asyur untuk melawan Babilon di

(33)

GARIS BESAR — I & II RAJA-RAJA

.I KERAJAAN SEJAK SALOMO HINGGA REHABEAM (1RAJ 1:1-11:43)

A. Salomo Naik Takhta (1Raj 1:1-2:46)

1. Usaha Adonia Naik Takhta Digagalkan (1Raj 1:1-53) 2. Perkataan Terakhir dan Kematian Daud (1Raj 2:1-11) 3. Salomo Menyingkirkan Saingan-saingannya (1Raj 2:12-46) B. Hikmat dan Kekayaan Salomo (1Raj 3:1-4:34)

1. Pernikahan Salomo dengan Putri Firaun (1Raj 3:1) 2. Penyembahan dan Penglihatan Salomo (1Raj 3:2-15) 3. Hikmat Salomo Ditampilkan (1Raj 3:16-28)

4. Pengaturan Kerajaan (1Raj 4:1-28)

5. Rangkuman Tentang Hikmat Salomo (1Raj 4:29-34) C. Kegiatan Membangun oleh Salomo (1Raj 5:1-9:28)

1. Persiapan Membangun Bait Allah (1Raj 5:1-18) 2. Pembangunan Bait Allah (1Raj 6:1-38)

3. Istana Salomo dan Bangunan Lainnya (1Raj 7:1-12) 4. Perlengkapan Bait Suci (1Raj 7:13-51)

5. Pentahbisan Bait Allah (1Raj 8:1-66) 6. Pengesahan Perjanjian Daud (1Raj 8:1-66)

7. Rangkuman Kegiatan Membangun yang Dilakukan Salomo (1Raj 9:10-28) D.Masa Kejayaan Salomo (1Raj 10:1-29)

1. Kunjungan Ratu Syeba (1Raj 10:1-13)

2. Kemuliaan dan Kekuasaan Kerajaan Salomo (1Raj 10:14-29) E. Kemurtadan, Kemunduran dan Kematian Salomo (1Raj 11:1-43)

1. Ketidaksetiaan Salomo kepada Allah (1Raj 11:1-13) 2. Musuh dan Perpecahan yang Akan Datang (1Raj 11:14-40) 3. Kematian Salomo (1Raj 11:41-43)

.II KERAJAAN YANG TERPECAH, DARI REHABEAM SAMPAI KEJATUHAN ISRAEL

(1RAJ 12:1-2RAJ 17:41)

A.Antagonisme Mula-mula Antara Israel dengan Yehuda, dari Yerobeam Hingga Omri (1Raj 12:1-16:28)

1. Pecahnya Kerajaan (1Raj 12:1-33)

2. Pemerintahan Yerobeam I dan Kematiannya (1Raj 13:1-14:20)

3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Rehabeam, Abiam dan Asa (1Raj 14:21-15:24)

4. Israel di Bawah Pemerintahan Nadab, Basya, Elah, Zimri dan Omri (1Raj 15:25-16:28*) B. Mulai Ahab Hingga Yehu Naik Takhta (1Raj 16:29-2Raj 9:10)

1. Awal Pemerintahan Ahab di Israel (1Raj 16:29-34) 2. Pelayanan Elia dan Panggilan Elisa (1Raj 17:1-19:21)

3. Masa Akhir Pemerintahan Ahab dan Kematiannya (1Raj 20:1-22:40) 4. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yosafat (1Raj 22:41-49)

5. Israel di Bawah Pemerintahan Ahazia dan Yoram (1Raj 22:50-2Raj 1:1) 6. Masa Akhir Elia Sampai Pengangkatannya ke Surga (2Raj 1:2-2:11) 7. Elisa Diperkenalkan (2Raj 2:12-25)

8. Yoram Menyerang Moab (2Raj 3:1-27) 9. Pelayanan Elisa sebagai Nabi (2Raj 4:1-8:15)

(34)

C. Dari Yehu Hingga Hancurnya Kerajaan Israel (2Raj 9:11) 1. Masa Pemerintahan Yehu (2Raj 9:11-10:3)

2. Atalya dari Yehuda (2Raj 11:1-20)

3. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yoas (2Raj 11:21-12:21) 4. Israel di Bawah Pemerintahan Yoahas dan Yoas (2Raj 13:1-25) 5. Yehuda di Bawah Pemerintahan Amazia dan Azarya (2Raj 14:1-22) 6. Masa Pemerintahan Yerobeam II di Israel (2Raj 14:23-29)

7. Masa Pemerintahan Azarya di Yehuda (2Raj 15:1-7)

8. Masa Pemerintahan Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, dan Pekah di Israel (2Raj 15:8-31)

9. Yehuda di Bawah Pemerintahan Yotam dan Ahas (2Raj 15:32-16:20) 10.Kehancuran dan Pembuangan Israel (2Raj 17:1-41)

.III KERAJAAN YEHUDA HINGGA KEHANCURAN AKHIR BANGSA ISRAEL

(2RAJ 18:1- 25:30)

A. Kerajaan di Bawah Pemerintahan Hizkia (2Raj 18:1-20:21) 1. Aneka Pembaharuan yang Diadakan Hizkia (2Raj 18:1-12) 2. Luput dari Dua Serbuan Sanherib (2Raj 18:13)

3. Hizkia Jatuh Sakit dan Kesembuhannya (2Raj 20:1-11) 4. Utusan Merodakh-Baladan (2Raj 20:12-19)

5. Kematian Hizkia (2Raj 20:20,21)

B. Pemerintahan Manasye dan Amon (2Raj 21:1-26) 1. Kejahatan dan Kematian Manasye (2Raj 21:1-18) 2. Dosa-dosa dan Kematian Amon (2Raj 21:19-26)

C. Pembaharuan di Yehuda dan Israel oleh Yosia (2Raj 22:1-23:30) D. Hari-hari Terakhir Yehuda (2Raj 23:31-25:26)

1. Pemerintahan dan Penawanan Yoahas (2Raj 23:31-34)

2. Masa Pemerintahan Yoyakim dan Serbuan Nebukadnezar (2Raj 23:34-24:7) 3. Masa Pemerintahan Yoyakhin dan Pembuangannya (2Raj 24:8-16)

4. Masa Pemerintahan Zedekia (2Raj 24:17-20)

5. Pengepungan dan Kejatuhan Yerusalem (2Raj 25:1-21) 6. Gubernur Boneka, Gedalya (2Raj 25:22-26)

(35)

PENDAHULUAN — I & II TAWARIKH

J U D U L.

Di dalam Alkitab Ibrani, Kitab Tawarikh berjudul dibrê hãy-yamîm, "Rangkaian kejadian”

(harfiahnya, kabar) dari zaman itu." Jurnal sejarah lainnya, yang kini sudah tidak ada lagi, seperti Dibre Hay-yamim Raja Daud" (1Taw 27:24) memakai istilah yang sama ini. Karena itu judul tersebut berarti "catatan tahunan," atau "Tawarikh," sebagaimana diusulkan oleh Yerome, salah satu Bapa Gereja, dan dipakai hingga sekarang. Kitab I dan II Raja-Raja menyebutkan catatan tahunan yang sama dengan judul "Dibre Hay-yamim raja-raja Israel" (mis. 1Raj 14:19) "raja-raja Yehuda" (1Raj 14:29). Namun, sebutan-sebutan itu tidak mungkin mengacu pada kedua Kitab Tawarikh yang sekarang, yang baru ditulis sekitar seratus tahun sesudah Kitab Raja-Raja, sehingga menimbulkan kesan adanya kitab sejenis lainnya yang hilang.

Kedua kitab ini pernah hanya merupakan satu kitab saja. Pembagian yang ada sekarang menjadi dua jilid muncul ketika Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang dibuat sekitar tahun 150 sM, sekalipun sekarang semua Alkitab mengikutinya, termasuk juga kitab-kitab yang memakai bahasa Ibrani. Selain itu, dalam pengaturan kanon pertama, Kitab Tawarikh diletakkan pada akhir Perjanjian Lama. Dengan demikian dalam Luk 11:51 Kristus berbicara tentang semua sahid dari Habil di dalam kitab pertama (Kej 4) hingga Zakharia di kitab terakhir (2Taw 24).

TANGGAL PENULISAN DAN PENULIS

.

Penulis Tawarikh tidak mengemukakan kapan, atau oleh siapa, kedua kitab ini ditulis. Kitab-kitab ini mencatat rangkaian peristiwa hingga Koresy mengeluarkan ketetapan pada tahun 538 sM yang berisi izin bagi orang-orang Yahudi untuk kembali ke tanah kelahiran mereka (2Taw 36:22). Selain itu, daftar keturunan mereka menyebut cucu Raja Yekhonya, yaitu Zerubabel (1Taw 3:19), yang memimpin orang Yahudi kembali pada tahun 537 sM. Penulis kemudian mengisahkan keturunan Zerubabel hingga dua orang cucunya, yaitu Pelaca dan Yesaya (1Taw 3:21), atau hingga sekitar tahun 500 sM. Menyusul empat nama orang-orang yang hubungannya dengan Raja Yekhonya tidak

disebutkan dengan jelas. Tetapi keluarga dari tokoh terakhir, yaitu Sekhanya (1Taw 3:21) ditelusuri terus sampai kepada tujuh buyutnya (1Taw 3:24). Jadi, jika Sekhanya merupakan orang yang hidup sezaman dengan Raja Yekhonya yang lahir pada tahun 616 sM, maka empat angkatan tambahan ini menuntun kita hingga sekitar tahun 500 sM sebagai, tanggal penulisan yang paling awal bagi Kitab-kitab Tawarikh ini berlandaskan pada bukti yang ada di dalam naskah Tawarikh itu sendiri. Sekalipun demikian, asal-usul Kitab Tawarikh ini ditunjukkan secara kuat oleh hubungannya yang erat dengan sebuah Kitab Perjanjian Lama lainnya, yaitu Kitab Ezra, yang melukiskan rangkaian peristiwa sejak ketetapan yang dikeluarkan oleh Raja Koresy hingga tahun 457 sM. Tradisi Ibrani menegaskan bahwa Ezra menulis Kitab Tawarikh dan Kitab Ezra, kesimpulan mana dibenarkan oleh hasil penelitian akademis modern dari William F. Albright (JBL, 40 1921, hlm. 104-124); dan kedua kitab tersebut memiliki gaya penulisan dan jenis laporan yang sama. Hal ini tampak dari seringnya ada daftar dan daftar keturunan, penekanan yang sama pada ritual upacara, dan juga perhatian yang besar terhadap Taurat Musa. Selain itu, ayat-ayat penutup Kitab Tawarikh (2Taw 36:22,23) diulang kembali sebagai ayat-ayat pembuka Kitab Ezra (1Taw 1:1-3a). Semua ini tampaknya untuk

Referensi

Dokumen terkait

Konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan level hormon triiodotironin pada broiler umur 4 dan 6 minggu, baik dengan pemberian ransum ad libitum maupun dibatasi, pada

 ةريغملا نأ قرزلْا نبا لآ نم ةملس نب ديعس نع ميلس نب ناوفص نع كلام نع ةملسم نب هللا دبع انثدح ملسو هيلع هللا ىلص يبنلا لجر لأس لوقي ةريره ابأ عمس

Hasil menunjukkan bahwa dosis simetidin 450 mg/kgBB/hari dapat mencegah kerusakan hepar pada tikus putih ( Rattus novergicus ) yang diberi INH dan rifampisin 50

Karena permodalan merupakan salah satu kendala yang dirasakan UMKM, maka pada situasi seperti ini, pemerintah berkewajiban untuk mendorong dan memberi peluang bagi

Setelah dilaksanakan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe team games tournamet telah meningkatkan hasil belajar mata kuliah bola

Penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Ada

 Jika dimungkinkan Peserta didik dianjurkan untuk menggunakan sumber dari buku lain yang relevan, internet; web, media sosial lainnya terkait dengan

Agens hayati meliputi setiap organisme yang meliputi spesies, varietas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan (fungi), bakteri, virus, mikoplasma, serta