• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 38-43)

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 15

“siaga” erupsi Gunung Agung pada triwulan IV 2017 sehingga pendapatan pemerintah terutama dari sektor perpajakan semakin baik. Usaha peningkatan pendapatan dibidang perpajakan dan PNBP telah berhasil meningkatkan pendapatan pemerintah di Bali.

Di sisi lain, persentase realisasi belanja pemerintah pada tahun 2018 mencapai 96,09%, meningkat 346 basis poin dibanding tahun 2017. Realisasi belanja pada tahun 2018 dinilai lebih baik dari tahun 2017. Hal ini diindikasikan dengan kualitas belanja pada tahun 2018 dinilai lebih baik yang diukur melalui Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan adanya kebijakan tidak ada lagi APBN Perubahan. Selain itu, penambahan alokasi belanja pada fungsi ekonomi ikut mendorong realisasi belanja di tahun 2018.

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Pendapatan Pemerintah Pusat di Bali tahun 2018 naik 16,20% dari tahun 2017 yang sebelumnya sebesar Rp10,69 triliun menjadi 12,42 triliun. Penerimaan pajak dengan porsi yang tinggi yaitu 84,23% memiliki sensitivitas yang tinggi sekaligus merupakan kontributor tertinggi terhadap total pendapatan Bali. Usaha pemerintah yang fokus melakukan program penguatan pelayanan perpajakan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan serta penegakan hukum (Law Enforcement) terbukti mampu meningkatkan pendapatan Pemerintah Pusat di Bali.

Pendapatan Pemerintah Pusat yang cenderung semakin meningkat juga didorong oleh pertumbuhan ekonomi Bali yang meningkat semenjak tahun 2010. Ekonomi Bali (PDRB ADHK) tahun 2018 tumbuh 6,35%, mengalami akselerasi dibanding pertumbuhan tahun 2017 yang tercatat sebesar 5,57% dan secara nominal masih didominasi dan terpusat pada sektor pariwisata (penyediaan akomodasi dan makan minum serta perdagangan) yang merupakan kontributor utama dalam PDRB Bali.

B.1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat di Bali mencapai Rp10,46 triliun, naik sebesar 15,76% dari tahun 2017. Berdasarkan jenisnya, Pajak Dalam Negeri memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap total penerimaan perpajakan yang mencapai 99,20%, pendapatan Pajak Perdagangan Internasional memberi kontribusi sebesar 0,80%. Pajak Penghasilan (PPh) sebagai kontributor tertinggi Pendapatan Pajak Dalam Negeri sekaligus Penerimaan Pajak Agregat berkontribusi sebesar 64,14% dan secara nominal mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 16,19% dari tahun 2017. Hal ini menunjukan indikasi dari keberhasilan upaya

Tahun 2018 Upaya melalui perbaikan proses bisnis dan IT, sinergi antar unit atau K/L, kerjasama mancanegara dan penegakan hukum terbukti dapat meningkatan pendapatan. Secara spasial penerimaan pajak terbesar masih disumbang oleh Denpasar dan Badung. Sedangkan dari sektor usaha didominasi perdagangan, jasa keuangan asuransi, dan penyediaan akomodasi dan makan minum.

BAB II Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional

16 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

peningkatan penerimaan perpajakan melalui penguatan pelayanan perpajakan. Sejalan dengan penerimaan PPh, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagai kontributor terbesar kedua pada tahun 2018 tumbuh sebesar 9,24% dari tahun 2017.

Meskipun pendapatan Pajak Perdagangan Internasional di Bali memberikan kontribusi yang tidak terlalu signifikan (0,80%) di tahun 2018, akan tetapi masih menunjukkan kinerja positif yang tercermin dari realisasinya yang mencapai 139,53% dari target yang ditetapkan di tahun 2018 serta mengalami peningkatan sebesar 11,96% dari tahun 2017. Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor dan impor tahun 2018 yang tumbuh sebesar 11,60% dan 26,11%, namun masih mengalami defisit sebesar Rp70,48 triliun atau naik 7,02% dibanding tahun 2017.

Tabel 11: Perkembangan Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Bali Tahun 2016-2018 (dalam miliar rupiah)

Jenis Pendapatan 2016 2017 2018

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Pajak Dalan Negeri 11.088,17 8.726,30 78,70 10.626,20 8.963,95 84,36 11.217,18 10.379,29 92,53

PPh 8.102,29 6.057,25 74,76 7.485,06 5.776,09 77,17 7.780,61 6.711,28 86,26 PPN 2.406,19 2.088,76 86,81 2.447,37 2.501,21 102,20 2.602,02 2.732,27 105,01 PPnBM 21,21 4,40 20,76 14,09 4,43 31,47 15,27 2,07 13,55 Cukai 437,96 476,35 108,76 556,47 577,15 103,72 684,20 821,39 120,05 Pajak Lainnya 120,51 99,54 82,60 123,21 105,07 85,28 135,09 112,27 83,11 Pajak Perdagangan Internasional 92,72 101,39 109,36 67,29 75,00 111,46 60,19 83,98 139,53 Bea Masuk 92,71 101,34 109,31 67,29 74,99 111,45 60,19 83,95 139,49 Bea Keluar 0,01 0,06 542,02 - 0,01 - - 0,02 - Total Perpajakan 11.180,89 8.827,70 78,95 10.693,49 9.038,95 84,53 11.277,37 10.463,26 92,78

Sumber : OM SPAN DJPB, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

Dilihat dari kinerja perpajakan, tax ratio atau rasio penerimaan perpajakan pemerintah pusat terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK di Provinsi Bali tercatat sebesar 6,79%, berada dibawah tax ratio nasional sebesar ±11,60%. Tax

ratio penerimaan perpajakan menunjukkan angka yang berfluktuatif meningkat selama

5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 tax ratio penerimaan perpajakan naik 78 basis poin dari 5,52% di tahun 2014. Tahun 2016, rasio pajak kembali naik 14 basis poin menjadi 6,43%. Di tahun 2017, rasio pajak mengalami penurunan 19 basis poin menjadi 6,24%. Dan di tahun 2018, melalui simplifikasi registrasi, perluasan cakupan e-filling, kemudahan restitusi, program penguatan pelayanan perpajakan, implementasi

Automatic Exchange of Information (AEoI), joint program DJP-Ditjen Bea Cukai

(DJBC), membenahi basis data perpajakan, juga menerapkan pengawasan wajib pajak berbasis risiko serta upaya ekstensifikasi dan peningkatkan pengawasan sebagai tindak lanjut pasca tax amnesty mampu meningkatkan rasio pajak 55 basis poin menjadi 6,79%.

Berdasarkan jenis pajaknya, rasio penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2018 kembali naik 37 basis poin menjadi 4,35%, yang sempat turun di tahun 2017. Rasio penerimaan Cukai menunjukkan kinerja yang konsisten mengalami peningkatan dari 0,24% tahun 2015 menjadi 0,53% tahun 2018. Hal ini menunjukkan peningkatan Untuk pajak perdagangan internasional disumbang dari peningkatan penerimaan Bea Masuk akibat kenaikan aktifitas import barang e-commerce. Untuk Realisasi pajak Tahun 2018 tercapai 92% lebih baik daripada tahun 2017 sebesar 84%. Hal ini dapat tercapai karena adanya upaya intensifikasi pajak , meliputi: Voluntary Payment, Optimalisasi Data Keuangan WP , dan Pengawasan WP Berbasis Sektoral serta ekstensifikasi, seperti: pengawasan kepatuhan WP baru dan penyisiran WP berkualitas.

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional BAB II

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 17

kinerja tax ratio tahun 2018 secara dominan didukung oleh penerimaan PPh dan Cukai, terindikasi dari meningkatnya angkatan kerja dan meningkatnya permintaan konsumsi Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) di Bali.

Grafik 13 : Perkembangan Rasio Pajak Terhadap PDRB Provinsi Bali

Sumber : OM SPAN DJPB, DJP, dan DJBC Kemenkeu (diolah)

Total pendapatan pajak di Bali berdasarkan pencatatan Ditjen Pajak sebesar Rp10,46 triliun menunjukkan angka yang berbeda jika dibandingkan dengan pendapatan pajak oleh Ditjen Perbendaharaan sebesar Rp10,23 triliun. Perbedaan angka disebabkan adanya perbedaan sudut pandang pencatatan antara Ditjen Perbendaharaan selaku Kuasa BUN yang mencatat realisasi pendapatan pajak berdasarkan pendapatan pajak yang diterima di wilayah setempat dengan Ditjen Pajak selaku fiskus yang mencatat realisasi pajak berdasarkan kode NPWP dalam lingkup KPP setempat. Pendapatan pajak yang tercatat lebih tinggi pada Ditjen Pajak, mengindikasikan bahwa kebijakan pengakuan perpajakan telah mampu memaksimalkan potensi pajak di Bali, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan bagi hasil pajak yang diterima oleh pemerintah daerah.

B.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Pendapatan negara yang bersumber dari bukan pajak saat ini juga mulai diperhitungkan untuk dijadikan andalan dalam memaksimalkan penerimaan negara. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) adalah semua penerimaan Pemerintah Pusat yang diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, pendapatan bagian laba BUMN, PNBP lainnya serta pendapatan BLU. Selain penggolongan menurut jenisnya, dikenal juga adanya PNBP Fungsional.

B.2.a. Perkembangan PNBP menurut Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pemerintah Pusat di Bali pada tahun 2018 mencapai Rp1,71 triliun, meningkat sebesar 6,04% dari tahun 2017.

Penurunan status “awas” Gunung Agung berdampak pada meningkatnya penerimaan cukai untuk konsumsi MMEA dengan tujuan Indonesia Timur dan penerimaan dari aktifitas ekspor-impor.

BAB II Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional

18 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

Peningkatan PNBP tahun 2018 didorong oleh jenis Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp1.120,19 miliar, meningkat 11,06%. Jenis PNBP Lainnya sebesar Rp592,77 miliar, menurun 2,31%. Pendapatan BLU memiliki porsi terbesar dalam komposisi PNBP Bali yakni 65,40%, meningkat 2,96% dari tahun 2017. Pendapatan BLU didominasi oleh pendapatan jasa pelayanan rumah sakit dengan kontribusi mencapai 55,67% dari total pendapatan BLU tahun 2018.

Tabel 12 : Perkembangan Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat di Provinsi Bali Per Jenis PNBP Tahun 2017-2018 (dalam miliar rupiah)

Jenis PNBP 2017 2018

Target Realisasi Target Realisasi

Penerimaan SDA - - - -

Bagian Pemerintah atas Laba BUMN - - - -

PNBP Lainnya 148,75 606,78 238,15 592,77

Pendapatan BLU 919,61 1.008,66 930,55 1.120,19

Total 1.068,36 1.615,43 1.168,70 1.712,95

Sumber : OM SPAN DJPB Kemenkeu (diolah) B.2.b. Perkembangan PNBP Fungsional

PNBP berdasarkan fungsinya didominasi oleh pendapatan jasa pelayanan rumah sakit dan pendapatan jasa pelayanan pendidikan dengan kontribusi masing-masing mencapai 36,40% dan 27,76% dari total penerimaan PNBP tahun 2018. Pendapatan jasa pelayanan rumah sakit disumbang oleh RSUP Sanglah dan Rumkit Bhayangkara, sedangkan dari jasa pelayanan pendidikan disumbang oleh Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Balai Diklat Transportasi Darat Bali.

Tabel 13 : Perkembangan 10 Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat Tertinggi di Provinsi Bali Menurut Fungsi Tahun 2017-2018 (dalam miliar rupiah)

No Kode Akun| Jenis Pendapatan 2017 2018

Realiasi Kontribusi Realiasi Kontribusi 1 Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 631,26 39,08% 623,58 36,40% 2 Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan 358,31 22,18% 475,58 27,76% 3 Pendapatan Penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor (STNK)

114,60 7,09% 81,49 4,76% 4 Pendapatan dari BPJS Kesehatan pada Fasilitas

Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) 74,23 4,59% 78,57 4,59%

5 Pendapatan Biaya Pendidikan 63,90 3,96% 73,04 4,26%

6 Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 59,03 3,65% 62,35 3,64% 7 Pendapatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) 36,33 2,25% 45,16 2,64% 8 Pendapatan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) 25,76 1,59% 27,94 1,63% 9 Pendapatan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) 20,97 1,30% 19,42 1,13%

10 Pendapatan Wisata Alam 17,92 1,11% 13,33 0,78%

Sumber : OM SPAN DJPB Kemenkeu (diolah)

Pendapatan jasa pelayanan rumah sakit tercatat memberi kontribusi tertinggi, tetapi kinerja realisasi menurun 1,22% dari tahun 2017, mengindikasikan menurunnya pengguna layanan rumah sakit sebagai dampak kebijakan sistem rujukan berjenjang BPJS Kesehatan. Kinerja pendapatan jasa pelayanan pendidikan mengalami kenaikan yang cukup signifikan mencapai 32,73% naik sebesar Rp117,26 miliar dari tahun 2017, yang mengindikasikan naiknya pengguna jasa layanan pendidikan didukung dengan bertambahnya jumlah siswa/peserta didik pada universitas/balai diklat BLU di Bali. Kontribusi terbesar dari PNBP fungsional di Bali berasal dari jasa pelayanan rumah sakit dan pelayanan pendidikan.

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional BAB II

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 19

B.3. Pendapatan Hibah

Penerimaan hibah pada tahun 2018 sebesar Rp245,99 miliar, meningkat 329,14% dibandingkan tahun 2017. Peningkatan komponen Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD) hingga Rp188,67 miliar menjadi kontributor utama peningkatan hibah di Bali.

Tabel 14 : Penerimaan Hibah Pemerintah Pusat di Provinsi Bali Tahun 2017-2018 (miliar rupiah)

Jenis Hibah 2016 2017 2018

Realisasi Porsi Hibah Realisasi Porsi Hibah Realisasi Porsi Hibah

Hibah Luar Negeri (HLN) 1,18 2,82% - 0,00% 0,64 0,26%

Hibah Langsung Dalam Negeri (HLD) 40,71 97% 57,32 100,00% 245,99 99,74%

Hibah Langsung Luar Negeri (HLL) - 0% - 0,00% - 0,00%

Sumber : Monev PA DJPB Kemenkeu (diolah)

Komponen HLD meningkat signifikan dibandingkan tahun 2017 diakibatkan karena penerimaan hibah pada kegiatan “Fasilitasi Pelaksanaan Tahapan Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilukada, Publikasi dan Sosialisasi serta partisipasi Masyarakat” mengalami peningkatan sebesar 253,89%. Peningkatan ini sejalan dengan penyelenggaraan Pemilukada serentak tahun 2018 di Bali yakni pemilihan Gubernur Bali, Bupati Klungkung, dan Bupati Gianyar.

B.4. Analisis Kontribusi dan Korelasi Pendapatan Pemerintah Pusat

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja pendapatan perpajakan dan PNBP pemerintah pusat di Bali dilihat dari nominalnya sejak tahun 2014-2018 tercatat secara konsisten meningkat. Kinerja serupa juga ditunjukkan oleh perkembangan ekonomi di Bali yang tercermin dalam PDRB-nya. Meski sama-sama mengalami peningkatan, rasio perpajakan dan PNBP terhadap PDRB menunjukkan angka yang berfluktuatif dengan kecenderungan meningkat. Rasio perpajakan terhadap PDRB tahun 2018 tercatat sebesar 6,79% mengalami peningkatan 55 basis poin dari tahun 2017. Disisi lain, rasio PNBP terhadap PDRB tahun 2018 tercatat stagnan sebesar 1,11% sama dengan tahun 2017. Rasio perpajakan + PNBP terhadap PDRB tercatat meningkat 55 basis poin menjadi 7,90% di tahun 2018 menunjukkan kontribusi positif terhadap kemampuan fiskal pemerintah dari sisi penerimaan atas pertumbuhan ekonomi regional Bali.

Tabel 15 : Rasio Penerimaan Pemerintah Pusat Terhadap PDRB di Provinsi Bali Tahun 2014-2018 (dalam miliar rupiah)

Tahun Perpajakan PNBP Perpajakan

+ PNBP PDRB Perpajakan/ PDRB PNBP/ PDRB Perpajakan + PNBP / PDRB 2014 6.721,46 1.084,52 7.805,98 121.787,57 5,52% 0,89% 6,41% 2015 8.127,23 1.252,22 9.379,45 129.126,56 6,29% 0,97% 7,26% 2016 8.827,70 1.251,88 10.079,58 137.296,45 6,43% 0,91% 7,34% 2017 9.038,95 1.615,43 10.654,39 144.944,69 6,24% 1,11% 7,35% 2018 10.463,26 1.712,95 12.176,22 154.150,98 6,79% 1,11% 7,90% Sumber : OM SPAN DJPB, DJP, DJBC Kemenkeu dan BPS (diolah)

Analisis korelasi antara penerimaan Pemerintah Pusat dengan pertumbuhan ekonomi di Bali menunjukkan hubungan yang positif. Berdasarkan data penerimaan

Pendapatan hibah didominasi oleh hibah yang berasal dari Pemda Provinsi/ Kabupaten/Kota untuk penyelenggaraan Pilkada Gubernur dan Bupati di Tahun 2018.

BAB II Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN di Tingkat Regional

20 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

dan pertumbuhan ekonomi tahun 2014-2018 diperoleh hasil coefficient correlation dengan angka 0,968837 untuk penerimaan perpajakan dan 0,961944 untuk PNBP, artinya penerimaan perpajakan dan PNBP memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap PDRB di Bali.

Jika dianalisa berdasarkan metode

scatter plot menunjukkan hubungan

bahwa dampak dari setiap 1% peningkatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat meningkatkan penerimaan pajak hingga 2,088%. Begitupun dengan PNBP yang diperkirakan dapat meningkatkan penerimaan hingga 2,626%. Disimpulkan bahwa penerimaan

pajak dan PNBP memiliki hubungan yang kuat dan sensitif terhadap kondisi perekonomian.

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 38-43)

Dokumen terkait