• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI BALI

KAJIAN FISKAL REGIONAL

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

(2)
(3)

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Kajian Fiskal Regional Provinsi Bali Tahun 2018 dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kajian Fiskal Regional disusun oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali untuk memenuhi tugas dan fungsi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang merupakan representasi fungsi Kementerian Keuangan di daerah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 sebagai sarana untuk memberikan gambaran kebijakan fiskal yang telah dilaksanakan di Provinsi Bali, serta pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi pada periode Tahun 2018. Dari gambaran-gambaran perkembangan perekonomian di Provinsi Bali diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan untuk menentukan kebijakan fiskal di Provinsi Bali.

Dalam penyusunan Kajian Fiskal Regional Provinsi Bali Tahun 2018 ini, kami memperoleh data-data dari beberapa instansi-instansi Pemerintah Pusat, dan Daerah, khususnya BPS Provinsi Bali, Kanwil Ditjen Pajak Provinsi Bali, Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Bali, NTB dan NTT dan Perwakilan BI Provinsi Bali serta OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, BPKP Perwakilan Bali, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi/Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak, semoga kerja sama yang telah terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami menyadari penyusunan Kajian Fiskal Regional ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas Kajian Fiskal Regional ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama untuk kemakmuran masyarakat di Provinsi Bali.

Denpasar, 28 Februari 2018 Kepala Kantor

(4)

TIM PENYUSUN PEMBINA

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Bali, Dedi Sopandi PENANGGUNG JAWAB

Kepala Bidang PPA II, Made Cana Armaya EDITOR

Kepala Seksi PPA IIC, Jan Pahlevi Firdaus DESAIN GRAFIS

Ni Putu Aryanti Kamadeni KONTRIBUTOR Yenie Purnomoratih Atik Purnomo Ari Sasoko SEKRETARIAT

Ketua: Kepala Seksi PPA IIA, Nengah Wardana Wakil: Kepala Seksi PPA IIB, Darusalam I Gusti Bagus Sidikarya

Ni Wayan Metriyani I Made Darmawan I Made Sugiarsana

I Kadek Dedy Indrapramana

01. EKONOMI REGIONAL

02. APBN REGIONAL

03. APBD BALI

04. ANGGARAN KONSOLIDASIAN

05. POTENSI EKONOMI DAN

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

06. DANA DESA DAN

(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perekonomian Bali tahun 2018 tumbuh 6,35% (c to c), meningkat dibanding tahun 2017 (5,57%), masih diatas pertumbuhan nasional sebesar 5,17% (c to c). Peningkatan pertumbuhan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan meningkatnya tingkat penghunian kamar hotel. Disisi lain, kinerja investasi pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan untuk setiap triwulan, didorong oleh peningkatan kinerja investasi bangunan. Sementara investasi non bangunan tumbuh terbatas meskipun masih tetap positif. Terdapat investasi pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan dalam rangka menyambut pelaksanaan

IMF-WB Annual Meeting 2018, diantaranya pembangunan underpass Tugu Ngurah

Rai, pembangunan apron baru di Bandara Internasional Ngurah Rai, serta Proyek

Benoa Tourism Port.

Sampai dengan saat ini masih terjadi ketimpangan pendapatan penduduk antar kabupaten/kota di Bali, baik di bagian Utara-Selatan maupun Timur-Barat. Tercatat hanya Kab. Badung (Rp81,32 juta) dan Kota Denpasar (Rp51,58 juta) yang mampu menyamai pendapatan per kapita Provinsi Bali maupun Nasional. Pendapatan dibawah Rp40 juta per tahun terdapat di Kab. Bangli dan Karangasem. Kota Singaraja berhasil menurunkan inflasi hingga di bawah rata-rata nasional, sedangkan Kota Denpasar diatas rata-rata nasional. Inflasi di Kota Denpasar sangat dipengaruhi oleh kenaikan bahan makanan, transportasi, komunikasi jasa keuangan, serta pendidikan, rekreasi dan olahraga. Inflasi di Kota Singaraja sangat dipengaruhi oleh pendidikan, rekreasi dan olahraga, sandang, bahan makanan, transportasi, komunikasi jasa keuangan serta kesehatan.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Bali terus mengalami peningkatan selama periode 2013-2017. Meningkat dari 72,09 pada tahun 2013 menjadi 74,30 pada tahun 2017. IPM Bali selalu lebih tinggi dibandingkan IPM nasional yang mengindikasikan keberhasilan berbagai program unggulan yang telah dilaksanakan seperti bedah rumah, sistem pertanian terintegrasi (Simantri), beasiswa miskin, dan gerakan pembangunan desa terpadu (Gerbangsadu). Disamping itu dilaksanakan pula program pembangunan Bali Mandara dalam upaya mengurangi angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Bali. IPM tertinggi tahun 2017 dicapai oleh Kota Denpasar (83,01) dan terendah di Kabupaten Karangasem (65,57).

(6)

Tingkat kemiskinan Bali pada September 2018 tercatat sebesar 3,91% dibandingkan September 2017 (4,14%). Tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Karangasem (6,28%) terendah di Kabupaten Badung (1,98%). Dari sisi nominal Kabupaten Buleleng tercatat paling banyak memiliki warga miskin (35.200 jiwa) dan Kabupaten Klungkung terendah sebanyak 10.430 jiwa. Ketimpangan kemiskinan ini salah satunya disebabkan karena perbedaan infrastruktur antara wilayah Bali Selatan dan Bali Utara.

Dari 7 indikator yang tercantum dalam Target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Semesta Berencana Provinsi Bali (2005-2025), hanya 2 (dua) indikator yang tercapai, yakni Angka Kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Untuk target laju PDRB terlihat bahwa capaian Laju Pertumbuhan PDRB tahun 2018 tercatat sebesar 6,24% lebih rendah dari target Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebesar 8,2% sampai dengan 9,4%.

Realisasi pendapatan APBN terus mengalami peningkatan, di tahun 2018 mencapai 97,24%. Hal ini menunjukan kondisi ekonomi sangat kondusif di Provinsi Bali setelah dampak penurunan status erupsi Gunung Agung pada triwulan IV 2017, sehingga pendapatan pemerintah terutama dari sektor perpajakan semakin baik. Usaha peningkatan pendapatan dibidang perpajakan dan PNBP berhasil meningkatkan pendapatan pemerintah di Bali. Persentase realisasi belanja pemerintah pada tahun 2018 mencapai 96,09%, meningkat 346 basis poin dibanding tahun 2017. Realisasi belanja pada tahun 2018 dinilai lebih baik dari tahun 2017, diindikasikan dengan kualitas belanja pada tahun 2018 dinilai lebih baik yang diukur melalui Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan adanya kebijakan tidak ada lagi APBN Perubahan. Penambahan alokasi belanja pada fungsi ekonomi ikut mendorong realisasi belanja di tahun 2018.

Pendapatan Pemerintah Pusat di Bali tahun 2018 naik 16,20% dari tahun 2017 yang sebelumnya sebesar Rp10,69 triliun menjadi 12,42 triliun. Penerimaan pajak dengan porsi yang tinggi yaitu 84,23% memiliki sensitivitas yang tinggi sekaligus merupakan kontributor tertinggi terhadap total pendapatan Bali. Usaha pemerintah yang fokus melakukan program penguatan pelayanan perpajakan terbukti mampu meningkatkan pendapatan Pemerintah Pusat di Bali. Penguatan pelayanan perpajakan yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan serta penegakan hukum.

Alokasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada tahun 2018 mencapai Rp11,30 triliun, turun 5,67% dibandingkan tahun 2017. Penurunan disumbangkan oleh

(7)

Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 54,27%, Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik sebesar 38,45%, dan Dana Desa sebesar 1,31%. Berdasarkan prinsip based on actual revenue sebagai dasar penyaluran DBH, penurunan alokasi DBH yang cukup signifikan tersebut mengindikasikan kinerja penerimaan di Bali yang bersumber dari pajak (PBB, PPh, dan Cukai Hasil Tembakau) dan sumber daya alam (SDA) mengalami penurunan. Disisi lain, alokasi Dana Insentif Daerah (DID) mengalami peningkatan hingga 120,81% dibandingkan tahun 2017, mengindikasikan kinerja yang baik dalam kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah, pelayanan dasar publik di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, pelayanan pemerintahan umum, serta dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan adanya perubahan tata kelola dan kebijakan penyaluran KUR minat masyarakat/UMKM pada Kredit Program dengan skema KUR semakin meningkat. Penyaluran KUR di Bali pada tahun 2018 mencapai Rp4,28 triliun dengan jumlah debitur KUR 111.984 orang/badan. Dibandingkan dengan tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran jumlah kredit sebesar 34,65% dan jumlah debitur naik sebesar 17,85%. Peningkatan tersebut karena kebijakan pemerintah untuk menurunkan kembali suku bunga KUR di tahun 2018 menjadi 7%. Penyaluran KUR tertinggi tercatat pada Kota Denpasar sebesar Rp792,47 miliar, naik 40,11% dari tahun 2017. Jika dilihat dari jumlah debitur, tertinggi pada Kabupaten Buleleng (19.471 debitur), naik 17,55%.

Capaian realisasi pendapatan APBD tahun 2018 mencapai 90,17%, lebih rendah 5,57% dari tahun 2017 yang realisasinya mencapai 95,74%. Namun secara nominal, realisasi tahun 2018 tercatat lebih tinggi (Rp877 miliar) dari tahun 2017. Capaian realisasi yang lebih rendah dari tahun 2017 dampak anjloknya perekonomian Bali di tahun 2018. Meskipun demikian, kenaikan PAD Bali sampai sebesar 6,99% (dari tahun 2017) merupakan indikator bahwa dari sisi absolut, kegiatan perekonomian Bali masih baik.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Badung (40%) dan Provinsi Bali (33%) merupakan PAD tertinggi dibandingkan dengan PAD kabupaten/kota lainnya. PAD Kabupaten Badung bersumber dari kontribusi pajak hotel dan restoran (PHR) mengingat sebagian besar daerah tujuan wisata berada di Kabupaten Badung. Pada Kabupaten Badung di Tahun 2018 terjadi kenaikan Pajak Hotel 10,12%, Pajak Restoran 31,21%, dan Pajak Hiburan 37,05%. PAD Kabupaten Badung juga didukung oleh keberadaan industri garmen dan pertanian. Untuk Provinsi Bali di Tahun 2018 terjadi kenaikan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Retribusi Pemakaian Kekayaan

(8)

Daerah (RPKD). PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) yang meningkat karena proyeksi pertumbuhan ekonomi yang membaik sehingga keinginan masyarakat untuk membeli kendaraan baru meningkat, dan kesadaran wajib pajak membayar pajak juga meningkat.

Realisasi penerimaan pembiayaan di Bali tahun 2018 sebesar Rp2.196 miliar terdiri dari 97,01% Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) dan sisanya berupa penerimaan pinjaman dalam negeri, penerimaan kembali piutang dan Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya. Sedangkan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp119 miliar terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan (21,67%), Penyertaan Modal/ Investasi Pemerintah Daerah (44,61%), Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri (23,86%), Pengeluaran Investasi Non Permanen Lainnya (8,42%), dan Pengeluaran Dana Talangan (1,43%).

Total pendapatan negara di tahun 2018 mencapai Rp25,31 triliun. Dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2017, pendapatan di tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 11,38 % yang didorong oleh pendapatan perpajakan dan transfer yang meningkat sebesar 13,64% dan 16,82%. Total belanja tahun 2018 mencapai Rp34,37 triliun, dan terdapat kenaikan realisasi belanja negara sebesar 4,73% dibandingkan tahun 2017 yang secara dominan didorong oleh kenaikan belanja pemerintah (porsi terhadap belanja negara 87,52%) sebesar 4,51% dan belanja transfer (porsi terhadap belanja negara 12,48%) sebesar 6,27%. Meskipun kebijakan belanja pemerintah cenderung ekspansif di tahun 2018, akan tetapi karena dukungan peningkatan penerimaan yang cukup signifikan sehingga mengakibatkan menekan angka defisit tahun 2018 menjadi turun sebesar 10,27% dibandingkan tahun 2017.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali tahun 2018 meningkat sebesar 8,85% (yoy). Selama lima periode tahun terakhir PDRB Bali tercatat secara konstan mengalami peningkatan meski menunjukkan angka yoy yang cenderung menurun. Inflasi Bali yang diwakili oleh Kota Denpasar selama lima periode terakhir menunjukkan angka berfluktuatif dengan peningkatan yang cenderung menurun. Inflasi Bali di tahun 2018 terjaga pada angka 3,40 berada di atas inflasi nasional sebesar 3,13. Gini ratio Bali tahun 2018 berada pada angka 0,36, selama periode lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Gini ratio Bali sempat naik di tahun 2017 menjadi 0,38 dari sebelumnya sebesar 0,37 di tahun 2016 namun kembali turun di tahun 2018. Jumlah pengangguran di Bali sempat melonjak cukup signifikan di tahun 2015 mencapai 47.120 orang (naik 6,79% dari tahun 2014), namun berangsur turun kembali menjadi 34.485 orang di tahun 2018. Kemiskinan selama periode lima tahun

(9)

terakhir menunjukkan jumlah yang berfluktuatif cenderung menurun dan di tahun 2018 tercatat sebesar 168.340 orang atau sekitar 3,92% dari seluruh penduduk Bali.

Sektor ikutan dari industri pariwisata merupakan sektor penting untuk dikembangkan di Bali. Selain itu, terdapat beberapa hal yang perlu dicermati bagi pemerintah daerah di Bali, hasil analisis menunjukkan bahwa hasil kegiatan dari pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang juga memberikan kontribusi yang besar bagi PDRB, meski dari sisi pertumbuhannya tidak cukup besar bila dibandingkan dengan sektor potensial lainnya.

Sejak tahun 2008 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali terus mengalami peningkatan rata-rata 2% setiap tahun, dan mencapai 6,1 juta orang pada tahun 2018. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah daerah yaitu sebesar 7 juta. Akan tetapi jumlah tersebut telah mengambil porsi mencapai 40% dari jumlah seluruh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Demikian pula dengan wisatawan domestik yang jumlahnya terus mengalami peningkatan bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara, rata-rata 14% setiap tahun. Dengan tren yang masih terus menunjukkan peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata bagi Bali masih menjadi sektor unggulan utama yang masih menyimpan banyak potensi yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

Pertumbuhan PDRB Bali yang menjadi negatif di saat yang sama dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung secara tidak langsung menggambarkan rentannya ketergantungan yang tinggi pada sektor pariwisata, terutama dengan kondisi bentang alam yang dimilikinya. Dalam hal ini, pemerintah daerah Bali perlu menyikapinya dengan melihat kondisi tersebut sebagai tantangan untuk menggali potensi-potensi baru dalam rangka menjaga laju pertumbuhan ekonominya.

Adanya kebijakan “10 Bali baru” memang tidak berdampak langsung menurunkan jumlah wisatawan yang datang, karena memang pemberlakuannya baru di tahun 2018. Namun demikian diperlukan suatu upaya antisipatif oleh berbagai pihak yang ikut berperan dalam industri pariwisata di Bali, karena kebijakan “10 Bali baru” tersebut akan berpengaruh pada porsi jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Pulau Bali. Oleh karena itu, Bali perlu berbenah dan fokus untuk sektor pariwisata selain wisata alam, yaitu pengembangan desa budaya dan agrowisata, wisata spiritual, wisata bisnis (Meeting, Incentif, Conference, Exhibition), wisata olahraga, wisata petualangan dan wisata kuliner.

(10)

Gelombang revolusi industri 4.0 akan terasa cepat datangnya. Sektor penyediaan makanan dan minuman yang menjadi salah satu sektor unggulannya bahkan menjadi piloting sector dalam revolusi industri 4.0 yang akan menerapkan penggunaan teknologi-teknologi canggih. Sementara itu, pelaku usaha sektor tersebut di Bali didominasi oleh pelaku usaha konvensional dan berskala mikro, kecil, dan menengah.

Sejalan dengan anggaran dana desa secara nasional, anggaran dana desa dalam APBN regional Bali selama periode empat tahun anggaran terakhir juga menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Meski cenderung mengalami peningkatan, di tahun 2018, anggaran dana desa di Bali tercatat sebesar Rp530,21 miliar, turun 1,31% dibandingkan tahun 2017. Dana desa sebagai bagian dari belanja transfer dalam APBN cenderung memiliki porsi yang masih rendah jika dibandingkan dengan dana transfer lainnya. Tahun 2018, belanja transfer dalam APBN Bali masih didominasi oleh Dana Alokasi Umum (DAU) yakni sebesar Rp7.092,13 miliar dengan porsi sekitar 53,23% dari total belanja transfer. Sedangkan dana desa sebesar Rp530,21 miliar memiliki porsi sebesar 3,98%. Meski memiliki porsi yang cenderung masih kecil dalam belanja transfer, namun menunjukkan angka semakin meningkat. Porsi dana desa di tahun 2016 meningkat 144 basis poin dari tahun 2015 menjadi 3,06%, di tahun 2017 kembali meningkat menjadi 3,84%. Dan di tahun 2018 juga mengalami sedikit peningkatan yakni 14 basis poin menjadi 3,98%.

(11)

viii Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

A. INDIKATOR MAKRO EKONOMI FUNDAMENTAL ... 1

A.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 1

A.1.a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) ... 1

A.1.b. Nominal PDRB ... 1

A.1.c. PDRB Sisi Penawaran ... 4

A.1.d. PDRB per Kapita ... 5

A.2. Suku Bunga ... 6

A.3. Inflasi ... 7

A.4. Nilai Tukar ... 7

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN ... 8

B.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) .. 9

B.2. Tingkat Kemiskinan ... 9

B.3. Ketimpangan (Gini Ratio) ... 10

B.4. Kondisi Ketenagakerjaan ... 11

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ... 12

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL ... 14

A. APBN TINGKAT PROVINSI ... 14

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ... 15

B.1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ... 15

B.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ... 17

(12)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 ix

B.2.b. Perkembangan PNBP Fungsional ... 18

B.3. Pendapatan Hibah ... 19

B.4. Analisis Kontribusi dan Korelasi Pendapatan Pemerintah Pusat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 19

C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI... 20

C.1. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Organisasi ... 20

C.2. Perkembangan pagu dan realisasi berdasarkan Fungsi ... 22

C.3. Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja ... 23

C.4. Analisis Kapasitas dan Efisiensi Fiskal Pemerintah Pusat ... 25

C.5. Analisis Belanja Pemerintah Pusat untuk Pembangunan Manusia ... 26

C.6. Analisis Belanja Pemerintah Pusat Pendukung Sektor dan Subsektor Ekonomi Unggulan ... 27

C.7. Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Pusat Terhadap Indikator Ekonomi 28 D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT ... 30

E. TRANSFER KE DAERAH ... 31

F. PENGELOLAAN BLU PUSAT ... 32

F.1. Profil dan jenis layanan satker BLU pusat ... 32

F.2. Perkembangan Pengelolaan Aset, Pagu PNBP dan Pagu RM BLU Pusat 33 F.3. Analisis Kemandirian BLU ... 34

F.4. Potensi Satker PNBP Menjadi Satker BLU ... 34

G. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT ... 35

G.1. Penerusan pinjaman ... 35

G.2. Kredit program ... 36

G.3. Analisis Subsidi Bunga KUR per Wilayah ... 39

G.4. Analisis Non Performing Loan (NPL) KUR ... 39

G.5. Analisis Pertumbuhan KUR ... 40

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 42

(13)

x Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2019

B. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD ... 42

B.1. Penerimaan Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Pendapatan ... 42

B.2. Analisis Kesehatan Penerimaan APBD Agregat ... 45

C.1. Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 46

C.2. Rincian Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja (Sifat Ekonomi) ... 47

D. PENGELOLAAN BLU DAERAH ... 48

D.1. Profil dan jenis layanan satker BLU daerah ... 48

D.2. Perkembangan pengelolaan aset, PNBP dan RM BLU Daerah ... 49

D.3. Analisis legal ... 50

E. PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH ... 51

E.1. Bentuk Investasi Daerah ... 51

E.2. Profil dan jenis Badan Usaha Milik Daerah ... 51

F. SILPA DAN PEMBIAYAAN ... 52

F.1. Perkembangan surplus/defisit APBD ... 52

F.1.a. Rasio Surplus/Defisit Terhadap Agregat Pendapatan ... 52

F.1.b. Rasio Surplus/Defisit Terhadap Realisasi Dana Transfer ... 53

F.1.c. Rasio Surplus/Defisit Terhadap PDRB ... 53

F.1.d. Rasio SILPA Terhadap Alokasi Belanja ... 54

F.2. Pembiayaan daerah ... 54

F.2.a. Rasio pinjaman atau obligasi daerah terhadap total pembiayaan ... 54

F.2.b. Keseimbangan Primer ... 55

G. CONTOH ANALISIS LAINNYA ... 55

G.1. Analisis Horizontal dan Vertikal ... 55

G.1.a. Analisis Horizontal ... 55

G.1.b. Analisis Vertikal ... 57

G.2. Analisis Kapasitas Fiskal Daerah ... 60

(14)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 xi

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN ... 62

A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN ... 62

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN ... 62

B.1. Analisis Rasio Pajak Konsolidasian ... 64

B.2. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pendapatan Kosolidasian ... 65

C. BELANJA KONSOLIDASIAN ... 66

C.1. Analisis Perubahan dan Proporsi Belanja Konsolidasian ... 66

C.2. Analisis Rasio Belanja Konsolidasian ... 67

D. SURPLUS/DEFISIT KONSOLIDASIAN ... 68

E. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KESEJAHTERAAN REGIONAL ... 69

BAB V KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL ... 71

A. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI PROVINSI BALI ... 71

A.1. Potensi Sektor Pariwisata ... 72

A.2. Potensi sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman ... 73

A.3. Sektor Pertanian ... 75

B. TANTANGAN FISKAL REGIONAL BALI ... 77

B.1. Faktor Alam ... 77

B.2. Analisis Kesenjangan Antar Daerah ... 78

B.3. Analisis Dampak Kebijakan Destinasi Pariwisata Prioritas “10 bali baru‟‟ .. 79

B.4. Analisis Dampak Revolusi Industri 4.0 Terhadap Sektor Ekonomi Unggulan 80 BAB VI ANALISIS TEMATIK KONTRIBUSI DAN TANTANGAN DANA DESA DALAM UPAYA MENDORONG PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN ... 85

A. PERKEMBANGAN DANA DESA ... 85

A.1. Perkembangan Anggaran Dana Desa dalam APBN Regional Bali ... 85

A.2. Perkembangan Anggaran Dana Desa Per Kabupaten/Kota ... 86

B. PENYERAPAN DANA DESA PER KABUPATEN/KOTA ... 87

(15)

xii Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2019

C.1. Output Dana Desa ... 87

C.2. Desa Wisata ... 89

D. ANALISIS DAMPAK DANA DESA ... 89

D.1. Dana Desa Terhadap Kemiskinan ... 89

D.2. Dana Desa Terhadap Indeks Pembangunan Manusia ... 91

E. TANTANGAN DANA DESA ... 92

E.1. Penerapan Aplikasi Pertanggungjawaban Keuangan ... 92

E.2. Pelaksanaan Penganggaran ... 92

BAB VII PENUTUP ... 94

A. KESIMPULAN ... 94

B. REKOMENDASI ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Bali ... 1

Tabel 2 : PDRB Sisi Permintaan ADHB Provinsi Bali Tahun 2018 ... 1

Tabel 3 : Laju Pertumbuhan Konsumsi Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (Persen) ... 2

Tabel 4 : Laju Pertumbuhan Investasi Menurut Pengeluaran ... 2

Tabel 5 : Tabel Laju Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah ... 3

Tabel 6 : Laju Pertumbuhan Ekspor Impor ... 3

Tabel 7 : PDRB Sisi Penawaran Provinsi Bali Tahun 2018 (triliun rupiah) ... 5

Tabel 8 : TPT Menurut Tingkat Pendidikan 2016 – 2018 (%) ... 11

Tabel 9 : Capaian dan Target Makro Ekonomi Provinsi Bali Tahun 2018 ... 12

Tabel 10 : Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN di Provinsi Bali ... 14

Tabel 11: Perkembangan Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Bali 16 Tabel 12 : Perkembangan Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat di Provinsi Bali ... 18

Tabel 13 : Perkembangan 10 Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat Tertinggi... 18

Tabel 14 : Penerimaan Hibah Pemerintah Pusat di Provinsi Bali ... 19

Tabel 15 : Rasio Penerimaan Pemerintah Pusat Terhadap PDRB di Provinsi Bali ... 19

Tabel 16 : Perkembangan Pagu dan Realisasi pada 10 Bagian Anggaran Terbesar .. 21

(16)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 xiii

Tabel 18 : Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi di Provinsi Bali ... 22

Tabel 19 : Perkembangan Indikator Pariwisata dan Budaya ... 23

Tabel 20 : Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Jenis Belanja ... 24

Tabel 21 : Data 10 Kontrak Belanja Modal dengan Nilai Tertinggi Tahun 2018 ... 24

Tabel 22 : Perkembangan Indikator Kapasitas dan Efisiensi Belanja ... 25

Tabel 23 : Rasio Belanja Pemerintah Pusat ... 26

Tabel 24 : Rasio Belanja Pemerintah Pusat ... 27

Tabel 25 : Pengujian Regresi Belanja APBN terhadap PDRB Provinsi Bali ... 29

Tabel 26 : Pengujian Regresi Belanja APBN terhadap PDRB Provinsi Bali ... 30

Tabel 27 : Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Transfer di Provinsi Bali ... 31

Tabel 28 : Profil dan Jenis Layanan BLU Pusat di Provinsi Bali ... 32

Tabel 29 : Perkembangan Pengelolaan Aset, Pagu PNBP, dan Pagu RM pada BLU Pusat ... 33

Tabel 30 :Perkembangan Pengelolaan Aset, Pagu PNBP, dan Pagu RM pada BLU Pusat ... 34

Tabel 31 : Perkembangan Pagu Satker PNBP yang Berpotensi Menjadi BLU ... 35

Tabel 32 : Profil Penerusan Pinjaman Provinsi Bali ... 35

Tabel 33 : Perkembangan Pembayaran Angsuran Pokok Subsidiary Loan Agreement ... 35

Tabel 34 : Perkembangan Pembayaran Bunga Subsidiary Loan Agreement ... 36

Tabel 35 : Perkembangan Pembayaran Denda Subsidiary Loan Agreement ... 36

Tabel 36 : Perkembangan Penyaluran KUR di Bali per Wilayah ... 37

Tabel 37 : Perkembangan Penyaluran KUR di Bali Berdasarkan Skema dan Bank .... 37

Tabel 38 :Perkembangan Penyaluran KUR di Bali Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 38

Tabel 39 : Profil APBD Lingkup Provinsi Bali ... 42

Tabel 40 : Indikator Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Bali ... 43

Tabel 41 : Jenis Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Bali (dalam miliar rupiah) ... 43

Tabel 42 : Profil APBD ... 46

Tabel 43 : Profil APBD Berdasarkan Klasifikasi Jenis Belanja di Provinsi 2018 ... 47

Tabel 44 : Profil dan Jenis Layanan BLU Daerah di Provinsi Bali Tahun 2018 ... 48

Tabel 45 : Perkembangan Pengelolaan Aset Satker BLUD di Provinsi Bali ... 49

Tabel 46 : Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM Satker BLUD di Provinsi Bali ... 49

Tabel 47 : Tabel Analisis Legal Aspek Pengelolaan BLU ... 50

Tabel 48 : Bentuk Investasi Daerah Seluruh Pemda di Provinsi Bali ... 51

(17)

xiv Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2019

Tabel 50 : Keseimbangan Primer Provinsi/Kabupaten/Kota ... 55

Tabel 51 : Data Realisasi PAD Provinsi Bali menurut Kabupaten/Kota/Provinsi... 58

Tabel 52 :Analisis Vertikal Realisasi Pendapatan APBD 2018 di Provinsi Bali ... 58

Tabel 53 : Data Belanja Modal Kabupaten/Kota/Provinsi Tahun 2018 ... 59

Tabel 54 : Tabel Analisis Vertikal Realisasi Belanja APBD 2018 di Provinsi Bali ... 59

Tabel 55 : Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2017 - 2018 ... 60

Tabel 56 : Hasil Perhitungan Pengelolaan Keuangan Daerah Per Kabupaten/Kota .... 61

Tabel 57 : Hasil Analisa Pengelolaan Keuangan Daerah Per Kabupaten/Kota ... 61

Tabel 58 : Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Lingkup Provinsi Bali ... 62

Tabel 59 : Perkembangan Rasio Pajak Konsolidasian di Provinsi Bali ... 64

Tabel 60 : Perkembangan Rasio Belanja Konsolidasian di Provinsi Bali ... 67

Tabel 61 : Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian terhadap PDRB ... 69

Tabel 62 : Hasil Analisis Potensi Ekonomi Provinsi Bali Tahun 2011 - 2017 ... 71

Tabel 63 : Target Pariwisata Indonesia ... 72

Tabel 65 : Jumlah Hotel, Penginapan, Akomodasi Lainnya, dan Restoran ... 74

Tabel 66 : Pendapatan Pajak Hotel dan Restoran per Kabupaten/Kota ... 74

Tabel 68 : Portofolio Produk Pariwisata ... 79

Tabel 69 : Jumlah Usaha Menurut Kategori Lapangan Usaha dan Skala Usaha ... 82

Tabel 70 : Persentase Distribusi PDB Ekonomi Kreatif Indonesia ... 83

Tabel 71 : Analisis SWOT : Menghadapi Revolusi Industri 4.0 ... 84

Tabel 72 : Analisis Kunci Keberhasilan Menghadapi Revolusi Industri 4.0 ... 84

Tabel 73 : Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa/Kelurahan ... 85

Tabel 74 : Output Dana Desa Tahun 2015 s.d 2018 ... 88

Tabel 75 : Output Dana Desa Tahun 2015 s.d. 2018 ... 88

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : PDRB Provinsi Bali Kontribusi Lapangan Usaha Triwulan IV 2018 ... 4

Grafik 2 : Laju PDRB Menurut Lapangan Usaha ... 5

Grafik 3 : PDRB Per Kapita Se-Provinsi Bali Tahun 2017 (Rp Juta/Tahun) ... 5

Grafik 5 : Suku Bunga Kredit di Bali ... 6

Grafik 4 : Distribusi Lapangan Pekerjaan Penduduk Prov. Bali Tahun 2018 ... 6

Grafik 6 : Perbandingan Inflasi Nasional, Kota Denpasar dan Singaraja ... 7

Grafik 7 : Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar s.d. 14 Desember 2018 ... 8

(18)

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 xv

Grafik 9 : Tingkat Kemiskinan di Kab/kota, Provinsi Bali dan Nasional ... 10

Grafik 10 : Nilai Gini Ratio Nasional, Provinsi Bali dan Kab/Kota ... 10

Grafik 11 : Perkembangan Pagu dan Realisasi APBN Bali Tahun 2016-2018 ... 14

Grafik 12 : Perkembangan Capaian Pendapatan dan Belanja APBN di Bali ... 14

Grafik 13 : Perkembangan Rasio Pajak Terhadap PDRB Provinsi Bali ... 17

Grafik 14 : Scatter Plot Korelasi Penerimaan ... 20

Grafik 15: Scatter Plot Hubungan Anggaran Pendidikan terhadap AMH dan APS Usia 19-24 Tahun ... 22

Grafik 16 : Capaian Penerimaan dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat ... 30

Grafik 17 : Subsidi Bunga KUR per Wilayah Tahun 2018 (dalam miliar rupiah) ... 39

Grafik 18 : Non Performing Loan KUR per Wilayah Tahun 2018 ... 40

Grafik 19 : Grafik Sensitivitas Pertumbuhan Ekonomi Terhadap KUR dan Pertumbuhan Debitur KUR dan Pengangguran ... 41

Grafik 20 : Grafik Pendapatan Asli Daerah (PAD) Per Kabupaten/Kota ... 44

Grafik 21 : Grafik Perkembangan Pendapatan Daerah Bali Per Kabupaten/Kota ... 44

Grafik 22 : Rasio Realisasi PAD/Realisasi Dana Perimbangan dan ... 44

Grafik 23 : Indikator Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Bali ... 46

Grafik 24 : Belanja per Pemda Tahun 2018 (dalam jutaan rupiah) ... 47

Grafik 25 : Rasio Belanja Pegawai dan Belanja Modal terhadap Belanja Daerah ... 48

Grafik 26: Rasio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan ... 52

Grafik 27 : Rasio Surplus/Defisit terhadap Realisasi Dana Transfer ... 53

Grafik 28 : Rasio Surplus/Defisit Terhadap PDRB ... 53

Grafik 29 : Rasio SILPA Terhadap Alokasi Belanja Per Pemdai ... 54

Grafik 30 : Realisasi PAD Provinsi Bali menurut Kabupaten/Kota ... 56

Grafik 31 : Realisasi Belanja Modal Provinsi Bali menurut Kabupaten/Kota ... 57

Grafik 32 : Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota/Provinsi... 60

Grafik 33 : Perubahan dan Proporsi Pendapatan Konsolidasian ... 63

Grafik 34 : Porsi per Jenis dan Realisasi Pendapatan Konsolidasian ... 63

Grafik 35 : Scatter Plot Sensitivitas Pendapatan Konsolidasian di Bali ... 65

Grafik 36 : Perubahan dan Proporsi Belanja Konsolidasian ... 66

Grafik 37 : Realisasi Belanja Konsolidasian ... 66

Grafik 38 : Surplus/Defisit Konsolidasian per Kabupaten/Kota ... 69

Grafik 39 : Komparasi Perkembangan Fiskal dan Kesejahteraan di Bali ... 70

Grafik 40 :Tren Jumlah Wisatawan di Bali ... 73

(19)

xvi Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2019

Grafik 42 : Tren Luas Lahan Sawah per Kabupaten ... 76

Grafik 43 : Tren Perkembangan Produksi Komoditi Tanaman Pangan ... 76

Grafik 44 : Pekerja Non Pertanian Dan Pertanian Per Pendidikan ... 77

Grafik 45 : Data Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian ... 77

Grafik 46 : Perbandingan Pertumbuhan PDRB Triwulan-IV Bali ... 78

Grafik 47 : Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun Ke Atas ... 82

Grafik 48 : Jumlah Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif Menurut Wilayah Dan Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 ... 83

Grafik 49 : Perkembangan dan Porsi Anggaran Dana Desa dalam APBN ... 85

Grafik 50 : Perkembangan Anggaran Dana Desa per Kabupaten/Kota ... 86

Grafik 51 : Perkembangan Rata-Rata Anggaran Dana Desa per Desa ... 86

Grafik 52 : Penyerapan Anggaran Dana Desa per Kabupaten/Kota ... 87

Grafik 53 : Penggunaan Dana Desa Tahun 2018 ... 87

Grafik 54: Perkembangan Penggunaan Dana Desa ... 88

Grafik 55 : Jumlah Desa Wisata Unggulan di Provinsi Bali ... 89

Grafik 58 : Perbandingan Penurunan Tingkat Kemiskinan di Kota dan Desa ... 90

Grafik 56 : Scatter Plot Sensitivitas Jumlah Penduduk Miskin di Desa thd Dana Desa di Bali ... 90

Grafik 57 : Persentase Penduduk Miskin Bali ... 90

Grafik 60 : Perbandingan IPM dengan Daerah Lain ... 91

(20)
(21)
(22)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 1

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

EKONOMI REGIONAL

A. INDIKATOR MAKRO EKONOMI FUNDAMENTAL

A.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perekonomian Bali Tahun 2018 diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp234,43 triliun (ADHB) atau sebesar Rp154,15 triliun (ADHK). Apabila dilihat secara spasial tahun 2018 PDRB Bali memberikan kontribusi relatif rendah sebesar 1,57% dari PDB Nasional.

A.1.a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Perekonomian Bali tahun 2018 tumbuh 6,35% (c to c), meningkat dibanding tahun 2017 yang tumbuh 5,57%, dan masih diatas pertumbuhan nasional sebesar 5,17% (c to c). Peningkatan pertumbuhan tahun 2018 disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara yang seiring dengan meningkatnya tingkat penghunian kamar hotel. Selain itu pada tahun 2018 terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk lapangan usaha konstruksi. Pada tahun 2018 terdapat pembangunan berbagai proyek infrastruktur sebagai bentuk persiapan WB-IMF Annual Meeting seperti underpass Ngurah Rai, pelebaran Jalan Imam Bonjol, pelebaran apron dan berbagai penataan di Bandara Ngurah Rai, serta penyelesaian Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Selain untuk persiapan WB-IMF Annual Meeting, pada tahun 2018 juga tercatat pembangunan hotel di wilayah Kuta, Ubud, dan Jimbaran.

Tabel 1 : Tabel Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Bali (dalam %) (berdasarkan harga konstan dan/atau harga berlaku)

WILAYAH Tahun 2017 Tahun 2018

I II III IV c to c I II III IV c to c

Provinsi Bali 5,75 5,81 6,22 4,01 5,57 5,68 6,09 6,24 7,59 6,35 Nasional (PDB) 5,01 5,01 5,06 5,19 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17

Sumber: BPS (diolah)

A.1.b. Nominal PDRB

A.1.b.1. PDRB Sisi Permintaan

Tabel 2 : PDRB Sisi Permintaan ADHB Provinsi Bali Tahun 2018 (dalam triliun rupiah)

KOMPONEN Tahun 2018

I II III IV

Konsumsi Rumah Tangga 26,12 26,74 27,83 28,69

Investasi Sektor Bisnis/Swasta 18,43 19,17 20,43 19,45

Pengeluaran Pemerintah 3,97 6,39 7,34 7,75

Ekspor Netto (ekspor-impor) 7,13 5,46 4,61 4,23

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Pertumbuhan ekonomi Tahun 2018 dari sisi permintaan didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan pengeluaran pemerintah. Namun yang mengalami

Faktor yang berpengaruh terhadap PDRB Bali 2018 adalah penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi IMF-WB AM 2018, pelaksanaan MICE IMF-WB AM 2018, penambahan direct flight baru dari dan ke negara asal wisman, gempa Lombok dan puncak panen komoditas kopi.

(23)

BAB I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

2 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

kencenderungan peningkatan sampai dengan triwulan IV 2018 hanya konsumsi rumah tangga, dan pengeluaran pemerintah.

A.1.b.1.a. Konsumsi

Tabel 3 : Laju Pertumbuhan Konsumsi Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (Persen)

Komponen

Pertumbuhan Ekonomi 2018 (q to q) Laju Pertumbuhan 2018 (y –o-y) Sumber Pertumbuhan 2018 (y –o-y) I II III IV

C. Konsumsi Rumah Tangga 0,63 2,92 1,87 1,32 5,00 2,63

D. Konsumsi LNPRT -8,06 3,31 4,56 1,24 6,76 0,08

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Kedatangan wisman ke Bali selama tahun 2018 tercatat sebanyak 6.070.473 kunjungan atau naik 6,54 persen dibandingkan tahun 2017. Kunjungan wisman pada triwulan IV 2018 tercatat meningkat sebesar 24,64% dibandingkan triwulan IV 2017 saat peristiwa erupsi Gunung Agung. Inflasi yang lebih rendah pada tahun 2018 (3,13%) dibandingkan tahun 2017 (3,60%, yoy) disebabkan oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (Galungan, Natal) meningkatnya Nilai Tukar Petani (pada tahun 2017 sebesar 103,41 menjadi 103,57, yoy pada tahun 2018), dan menurunnya suku bunga kredit konsumsi (tahun 2017 sebesar 11,80% pa menjadi 11,69% pa pada tahun 2018).

A.1.b.1.b. Investasi

Kinerja investasi pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan untuk setiap triwulannya, terutama didorong oleh peningkatan kinerja investasi bangunan. Sementara investasi non bangunan tumbuh terbatas meskipun masih tetap positif.

Tabel 4 : Laju Pertumbuhan Investasi Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (Persen)

Komponen

Pertumbuhan Ekonomi 2018 (q to q) Laju Pertumbuhan 2018 (y –o-y) Sumber Pertumbuhan 2018 (y –o-y) I II III IV a. PMTB 0,49 1,71 5,62 3,78 9,04 2,91 b. Perubahan Inventori 2,26 0,65 1,03 -4,24 3,02 0,00 Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Meningkatnya kinerja investasi bangunan terutama didorong oleh peningkatan kinerja dari pihak swasta, sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kapasitas usaha dan pelayanan terutama pada industri hotel, termasuk dalam rangka persiapan

IMF-WB AM 2018. Dari sisi investasi swasta, peningkatan kinerja didorong oleh

peningkatan optimisme pelaku usaha terhadap membaiknya kinerja ekonomi dan terus berlanjutnya penurunan tingkat suku bunga kredit perbankan, serta kondisi ekonomi global.

Selain sektor swasta juga dipengaruhi oleh beberapa pembangunan infrastruktur dalam rangka menyambut pelaksanaan IMF-WB Annual Meeting 2018, diantaranya

(24)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 3

pembangunan underpass Tugu Ngurah Rai, pembangunan apron baru di Bandara Internasional Ngurah Rai, serta Proyek Benoa Tourism Port.

A.1.b.1.c. Pengeluaran Pemerintah

Pada triwulan IV 2018, kinerja pengeluaran pemerintah menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan kinerja komponen konsumsi pemerintah pada periode ini, didorong oleh peningkatan realisasi belanja kementerian dan lembaga vertikal (APBN).

Tabel 5 : Tabel Laju Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010(%)

Komponen

Pertumbuhan Ekonomi 2018 (q to q) Laju Pertumbuhan 2018 (y –o-y) Sumber Pertumbuhan 2018 (y –o-y) I II III IV Pengeluaran Pemerintah -47,31 26,27 17,89 17,84 3,08 0,31 Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Perlambatan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) (yoy) didorong oleh: turunnya realisasi belanja pemerintah daerah (APBD) pada belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial. Pertumbuhan PKP (q-to-q) disebabkan oleh: naiknya realisasi belanja pemerintah pusat (APBN) pada belanja barang dan jasa, naiknya realisasi belanja APBD belanja pegawai serta belanja barang dan jasa. Pertumbuhan PKP (c-to-c) disebabkan oleh: naiknya realisasi belanja pemerintah pusat (APBN) pada belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial, naiknya realisasi APBD pada belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja bantuan sosial.

A.1.b.1.d. Ekspor dan Impor

Laju pertumbuhan ekspor dan impor luar negeri Bali pada triwulan IV 2018 mengalami perlambatan yang sangat signifikan disebabkan oleh perlambatan kinerja ekspor barang dan jasa menjadi -9,64% (yoy) dan kinerja impor barang dan jasa menjadi -10,83% (yoy).

Tabel 6 : Laju Pertumbuhan Ekspor Impor Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (Persen)

Komponen

Pertumbuhan Ekonomi 2018 (q to q) Laju Pertumbuhan 2018 (y –o-y) Sumber Pertumbuhan 2018 (y –o-y) I II III IV

Ekspor Barang dan Jasa 2,94 8,97 9,08 -8,02 -9,64 -6,84 Impor Barang dan Jasa -8,18 11,41 11,74 -3,31 -10,83 -7,26

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Untuk ekspor dipengaruhi oleh kurs transaksi beli Rupiah terhadap US$ (secara q-to-q dan yoy) masing-masing melemah 1,35% dan 9,37%, jumlah wisatawan mancanegara Oktober-Desember 2018 yang meningkat 24,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, adanya peningkatan nilai ekspor barang berupa ikan dan udang, kayu, barang dari kayu, pakaian jadi bukan rajutan. Untuk impor

Tidak optimalnya PDRB dari sisi Pengeluaran Pemerintah, dipengaruhi oleh: Penurunan persentase realisasi belanja 9 Kab/Kota (dari 90,56% menjadi 85%). Melambatnya pertumbuhan realisasi belanja Pemerintah (APBD & APBN) dari 12,43% (yoy) di 2017 menjadi 5,24% (yoy) pada 2018, kebijakan rasionalisasi belanja pada tingkat Provinsi dan beberapa daerah kab/kota.

(25)

BAB I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

4 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

dipengaruhi kurs transaksi jual Rupiah terhadap US$ (secara q-to-q dan yoy) masing-masing melemah -1,43% dan -9,38%. Tertahannya kinerja ekspor jasa juga disebabkan telah lewatnya periode peak season pariwisata (triwulan III 2018). Masih adanya dampak erupsi Gunung Agung semakin memperdalam perlambatan kinerja ekspor jasa pada periode triwulan I 2018, berkontribusi pada tertahannya laju kinerja ekspor secara keseluruhan, termasuk isu akibat gempa Lombok, isu keamanan, penyebaran penyakit rabies dan Japanese Enchepalithis (JE).

Perlambatan ekspor dan impor juga disebabkan oleh beberapa negara yang mengeluarkan travel advisory untuk berkunjung ke Bali yaitu Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru dan Korea Selatan, akibat peningkatan aktivitas vulkanis Gunung Agung.

A.1.c. PDRB Sisi Penawaran

PDRB Bali menurut lapangan usaha pada triwulan IV tahun 2018 didominasi oleh 3 (tiga) lapangan usaha utama yaitu perdagangan, rumah makan dan akomodasi (31%), pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (20%) serta industry pengolahan (15%).

Memasuki triwulan IV 2018, sebagian besar lapangan usaha mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III, khususnya lapangan usaha yang terkait langsung dengan pariwisata. Sektor penyediaan akomodasi makan-minum turun menjadi Rp12,66 triliun, tranportasi dan pergudangan turun menjadi Rp5,12 triliun, perdagangan besar dan eceran turun menjadi Rp4,76 triliun.

Grafik 1 : PDRB Provinsi Bali Kontribusi Lapangan Usaha Triwulan IV 2018

Sumber: BPS (data diolah)

Kinerja impor luar negeri Bali pada triwulan IV menjadi -3,31% (yoy) melambat dibanding triwulan III 2017, sejalan dengan melambatnya kinerja ekspor di periode yang sama antara lain disebabkan oleh upaya beberapa pelaku usaha yang berusaha menekan biaya bahan baku dan resiko nilai tukar rupiah, melalui pemenuhan bahan baku yang diprioritaskan dari dalam negeri tanpa mengurangi kualitas produk dan pelayanan. Kelompok utama impor barang didominasi oleh impor barang konsumsi dan bahan baku industri. Penurunan kinerja impor juga terkonfirmasi oleh melambatnya pertumbuhan volume kargo internasional yang masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai. Adanya peningkatan nilai impor barang berupa mesin-mesin, peralatan listrik dan kapal laut, tidak terlalu mempengaruhi impor secara keseluruhan.

(26)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 5 Tabel 7 : PDRB Sisi Penawaran Provinsi Bali Tahun 2018 (triliun rupiah)

KOMPONEN Tahun 2018

I II III IV

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 8,04 8,15 8,55 8,46

Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,56 0,57 0,54

Industri Pengolahan 3,43 3,53 3,60 3,71

Pengadaan Listrik & Gas 0,13 0,14 0,14 0,14

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang 0,10 0,11 0,11 0,11

Konstruksi 5,10 5,31 5,65 5,83

Pedagang Besar & Eceran & Reparasi Mobil, Spd.Motor 5,00 5,09 5,38 5,21

Transportasi dan Pergudangan 5,26 5,54 5,77 5,79

Penyediaan Akomodasi, Makan dan Minum 13,11 13,55 14,09 14,05

Informasi dan Komunikasi 2,95 3,02 3,10 3,15

Jasa Keuangan dan Asuransi 2,18 2,23 2,31 2,30

Real Estate 2,18 2,19 2,27 2,35

Jasa Perusahaan 0,61 0,63 0,64 0,63

Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsos Wajib 2,58 3,14 3,28 3,20

Jasa Pendidikan 2,96 3,04 3,19 3,10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,25 1,28 1,32 1,33

Jasa Lainnya 0,90 0,92 0,95 0,86

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Pada triwulan IV-2018 Ekonomi Bali tercatat sebesar 6,35%. Pertumbuhan tercatat pada sebagian besar lapangan usaha, di luar tiga lapangan usaha yang tercatat mengalami pertumbuhan negatif. Laju Sumber pertumbuhan negatif terbesar tercatat di lapangan usaha akomodasi makan dan minum -0,51% (yoy). Sedangkan yang mengalami laju

sumber pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha lainnya selain lima lapangan usaha 0,74 (yoy).

A.1.d. PDRB per Kapita

Perekonomian Bali tahun 2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHB sebesar Rp234,43 triliun, sementara PDRB ADHK tercatat sebesar Rp154,15 triliun. Dengan proyeksi jumlah penduduk Bali tahun 2018 sebesar 4,25 juta jiwa, PDRB perkapita mencapai Rp55,16 juta, dibawah nasional (Rp56 juta) (diperoleh dari PDB Nasional ADHB sebesar Rp14.837,4 triliun (proyeksi 2018) dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 261 juta jiwa).

Grafik 2 : Laju PDRB Menurut Lapangan Usaha Triw-IV 2018 Terhadap Triw-IV 2017 (%)

Sumber : BPS Prov. Bali

Grafik 3 : PDRB Per Kapita Se-Provinsi Bali Tahun 2017 (Rp Juta/Tahun)

(27)

BAB I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

6 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

Secara spasial terjadi ketimpangan pendapatan penduduk antar kabupaten/kota di Bali, baik ketimpangan di bagian Utara-Selatan maupun Timur-Barat. Tercatat hanya Kab. Badung (Rp81,32 juta) dan Kota Denpasar (Rp51,58 juta) yang mampu menyamai pendapatan per kapita Provinsi Bali maupun Nasional. Pendapatan dibawah Rp40 juta per tahun terdapat di Kab. Bangli dan Karangasem.

Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi (33%) sesuai dengan dunia pariwisata yang menjadi lokomotif ekonomi di Bali. Disusul sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan (20%) yang menjadi kondisi awal kegiatan ekonomi masyarakat Bali

dibidang agraris. Terakhir adalah sektor industri pengolahan sebesar 15% yang menempati urutan ketiga dari distribusi lapangan pekerjaan.

A.2. Suku Bunga

Suku Bunga Kredit Perbankan cenderung menurun karena Suku Bunga LPS sempat mengalami penurunan, penurunan Cost of Fund dan Overhead Cost sebagai komponen suku bunga, stimulus bank terhadap perlambatan pertumbuhan kredit.

Grafik 5 : Suku Bunga Kredit di Bali Rata - Rata Suku Bunga Kredit

dari Bank Umum yang Berkantor Pusat di Bali

Rata-Rata Suku Bunga Kredit dari BPR di Bali

Sumber: OJK Prov. Bali

Tiga besar penyaluran kredit berdasarkan sektor ekonomi pada tahun 2018: penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar 39,41%, perdagangan besar dan eceran sebesar 31,15%, dan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 9,49%. Penerima kredit bukan lapangan usaha terbagi lagi menjadi rumah tangga untuk keperluan multiguna sebesar 56,33% dan rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal tipe 22 s.d. 70 sebesar 16,81%.

PDRB per Kapita Bali Rp55 juta/perjiwa lebih rendah daripada nasional Rp.55 juta.jiwa menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali belum dapat mengimbangi pertambahan penduduknya setiap tahun.

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Grafik 4 : Distribusi Lapangan Pekerjaan Penduduk Prov. Bali Tahun 2018

(28)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 7

A.3. Inflasi

Pada tahun 2018, Kota Singaraja berhasil menurunkan inflasi hingga di bawah rata-rata nasional, sedangkan Kota Denpasar diatas rata-rata nasional. Inflasi di Kota Denpasar sangat dipengaruhi oleh kenaikan bahan makanan, transportasi, komunikasi jasa keuangan, serta pendidikan, rekreasi dan olahraga. Inflasi di Kota Singaraja sangat dipengaruhi oleh pendidikan, rekreasi dan olahraga, sandang, bahan makanan, transportasi, komunikasi jasa keuangan serta kesehatan.

Kebijakan impor bawang putih di tengah penurunan harga komoditas bawang putih turut berkontribusi pada penurunan tekanan inflasi kelompok ini. Kesepakatan Pinsar

Broiler Bali (PBB), Gabungan Dagang Ayam (GADA) Bali, dan Gabungan Pengusaha

Rumah Potong Unggas (GARPU) Bali bersama breeder di Bali untuk stabilisasi dan penentuan standar harga wajar daging ayam turut menyebabkan penurunan inflasi kelompok ini.

Penurunan tekanan inflasi kelompok

administered prices disebabkan normalisasi

harga tiket pesawat pasca berkurangnya frekuensi long weekend namun penurunan lebih dalam masih tertahan oleh kenaikan cukai rokok sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No 147/PMK.010/2016.

Pada bulan Juli 2018 terjadi kenaikan harga yang disebabkan harga telur ayam ras, daging ayam ras dan bbm non subsidi (pertamax) naik, naiknya harga pulsa ponsel dan paket internet. Pada Agustus terjadi kenaikan harga-harga konsumsi impor karena turunnya nilai rupiah terhadap dolar. Pada Desember 2018, inflasi tertinggi ada pada makanan (telur ayam ras, daging ayam ras), transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sehubungan adanya Hari Natal dan Tahun Baru.

A.4. Nilai Tukar

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat mengalami naik turun sejak awal tahun 2018, dan sempat mencapai Rp15.200 per 1 USD. Mulai dari diatas angin, hingga sangat tertekan oleh mata uang dolar AS. Mengutip Reuters, pada Januari 2018 dolar AS terus melemah bahkan hingga level Rp13.289. Tren positif itu terus berlangsung hingga akhir Januari. Kemudian memasuki Februari 2018, dolar AS mulai menguat. Pada akhir bulan itu dolar AS menguat hingga level Rp13.745.

Inflasi Bali 3,13% Tahun 2018 lebih rendah

dibandingkan Tahun 2017 (3,32%) dan sama dengan inflasi nasional 3,13% Tahun 2018. Inflasi Denpasar 3,4 % diatas nasional sedangkan inflasi Singaraja 1,88% dibawah nasional. Inflasi Kota Denpasar dan Singaraja lebih disebabkan harga diatur Pemerintah (administered prices) dan bergejolak (volatile)

Inflasi di Bali secara umum disebabkan terutama bahan makanan (daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah dan beras).

Khusus Denpasar selain bahan makanan juga kenaikan tarif angkutan udara, sebgai salah satu unsur pendorong utama inflasi. Grafik 6 : Perbandingan Inflasi Nasional,

Kota Denpasar dan Singaraja

(29)

BAB I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

8 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

Pada Maret 2018, dolar AS terhadap rupiah mulai seimbang. Dolar AS sepanjang bulan berada di kisaran Rp13.700. Dolar AS mulai masuk ke level Rp14.000 pada Mei 2018. Dolar AS menyentuh level Rp14.080 pada 10 Mei 2018. Kemudian ke level Rp14.185 pada 21 Mei 2018. Dolar AS terus menunjukkan keperkasaannya setelah ditopang berbagai gejolak perekonomian global, ditambah lagi dengan tren kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed). Pada 5 September 2018 dolar AS tembus ke level Rp14.935. Lalu untuk pertama kali dolar AS tembus Rp15.001 pada 2 Oktober 2018. Pada 5 Oktober 2018, dolar AS kembali melejit dan menembus level Rp15.180. Level itu terus bertahan selama beberapa hari. Penguatan dolar AS pun semakin menjadi-jadi. Pada 11 Oktober 2018 dolar AS menembus level Rp15.235 yang merupakan level tertinggi. Menurut BI angka ini masih undervalued namun cenderung mengalami penguatan dan lebih stabil.

Untuk daerah pariwisata, seperti Bali yang lebih mengandalkan ekonominya dari sektor perdagangan, hotel dan restaurant, pelemahan nilai tukar Rupiah membawa keuntungan. Hal tersebut antara lain meningkatnya kunjungan wisatawan asing, bertambah lamanya wisatawan asing

menginap dan kenaikan persentase tingkat hunian kamar yang bermuara pada meningkatnya devisa.

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Indikator pembangunan adalah indikator yang dapat menilai/mengevaluasi keberhasilan pembangunan, dalam hal ini ketercapaian tujuan fiskal.

Disamping fungsinya sebagai penilaian atas keberhasilan pembangunan atau menganalisis apakah kebijakan fiskal tercapai atau tidak, indikator pembangunan dapat juga dijadikan dalam membantu menggali dan memahami konteks regional yang diperlukan dalam membantu analisa perekonomian regional.

Akibat Rupiah melemah kunjungan wisatawan asing naik sesuai data BPS pada tahun 2018 menjadi 6 juta orang dibandingkan tahun 2017 sebesar 5,6 juta orang. Untuk persentase tingkat hunian kamar rata-rata setahun untuk hotel bintang naik pada tahun 2018 menjadi 65% dibandingkan tahun 2017 sebesar 62%.

Grafik 7 : Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar s.d. 14 Desember 2018

(30)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 9

B.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index

(HDI)

IPM Provinsi Bali terus mengalami peningkatan selama periode 2013-2017. Meningkat dari 72,09 pada tahun 2013 menjadi 74,30 pada tahun 2017. Pada tahun 2017, pembangunan manusia di Provinsi Bali masih berstatus “TINGGI”, masih sama dengan tahun 2013. Kenaikan nilai IPM disebabkan komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan.

Grafik 8 : Nilai IPM Nasional, Provinsi Bali dan Kab/Kota Perbandingan Nilai IPM Prov. Bali Thd. Nasional

Tahun 2013-2017

Nilai IPM di Provinsi Bali Tahun 2017

Sumber: BPS (data diolah)

Tahun 2017 bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 71,46 tahun, meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun 2016. Anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,21 tahun, meningkat 0,17 tahun, penduduk usia 25 tahun keatas rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,55 tahun, meningkat 0,19 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan (harga konstan 2012) masyarakat telah mencapai Rp13,57 juta pada tahun 2017, mengalami peningkatan sebesar Rp294 ribu dibandingkan tahun 2016.

IPM Bali selalu lebih tinggi dibandingkan dengan IPM nasional. Mengindikasikan keberhasilan berbagai program unggulan yang telah dilaksanakan seperti bedah rumah, sistem pertanian terintegrasi (Simantri), beasiswa miskin, dan gerakan pembangunan desa terpadu (Gerbangsadu). Disamping itu dilaksanakan pula program pembangunan Bali Mandara dalam upaya mengurangi angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat Bali. IPM tertinggi tahun 2017 dicapai oleh Kota Denpasar (83,01) dan terendah di Kabupaten Karangasem (65,57).

B.2. Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan Bali pada September 2018 tercatat sebesar 3,91% dibandingkan September 2017 (4,14%) yang masuk dalam kategori penduduk miskin. Secara persentase tingkat kemiskinan tertinggi di Kabupaten Karangasem (6,28%) dan terendah di Kabupaten Badung (1,98%). Namun dari sisi nominal Kab. Buleleng

Kenaikan IPM di Bali disebabkan kenaikan semua komponen pembentuk indeks. Namun kenaikan rata-rata lama sekolah tercatat paling menonjol.

(31)

BAB I Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional

10 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018

tercatat paling banyak memiliki warga miskin 35.200 jiwa dan Kab. Klungkung terendah sebanyak 10.430 jiwa. Ketimpangan kemiskinan ini salah satunya karena perbedaan infrastruktur antara Bali Selatan dan Bali Utara.

Beberapa faktor terkait dengan perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Bali selama periode September 2017 – September 2018 adalah: 1. Perkembangan tingkat kemiskinan Bali pada September 2017 sebesar 4,14%

turun menjadi 4,01% (Maret 2018), turun lagi menjadi 3,91% (September 2018). 2. Penurunan tingkat kesejahteraan petani tergambar pada penurunan NTP pada

Desember tahun 2018. NTP Desember tahun 2017 sebesar 103,93 turun menjadi 103,87 pada tahun 2018. Penurunan juga terjadi hampir di semua sub sektor yaitu tanaman perkebunan rakyat, hortikultura, dan perikanan.

3. Garis Kemiskinan di Bali tercatat naik sebesar 1,53% yaitu dari Rp 382.598,- per kapita per bulan pada Maret 2018 menjadi Rp 388.451,- per kapita per bulan pada September 2018.

Grafik 9 : Tingkat Kemiskinan di Kab/kota, Provinsi Bali dan Nasional

Kemiskinan di Provinsi Bali Tahun 2018 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Prov. Bali dan Nasional Tahun 2014-2018

Sumber: BPS (diolah)

B.3. Ketimpangan (Gini Ratio)

Grafik 10 : Nilai Gini Ratio Nasional, Provinsi Bali dan Kab/Kota

Nilai Gini Ratio Prov. Bali Thd. Nasional Tahun 2014-2018 Nilai Gini Ratio Provinsi Bali Tahun 2017

Sumber: BPS (data diolah)

Nilai Gini Ratio berkisar antara 0-1. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini Ratio Provinsi Bali pada Maret 2017 tercatat sebesar 0,384, turun menjadi 0,379 pada September 2017 dan turun menjadi 0,377 pada Maret 2018 serta turun lagi menjadi 0,364 pada September 2018.

Penurunan tingkat kemiskinan di Bali, disebabkan kebijakan pembangunan, antara lain: Bedah Rumah, Jamkrida (memberi jaminan bagi usaha ekonomi masyarakat), Jaminan Kesehatan Bali Mandara terintegrasi dengan JKN, dan pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT). Ketimpangan terjadi lebih disebabkan adanya pembagian kue ekonomi yang tidak merata. Oleh karen a itu, Pemerintah perlu segera merampungkan target infrastruktur jalan di Bali Utara, Bali Timur dan Bali Barat maupun Bandara Bali Utara serta kebijakan affirmasi bagi warga miskin, seperti bansos, dan subsidi. Seluruh kabupaten dan kota di Bali mengalami penurunan kemiskinan. Hanya Denpasar yang mengalami peningkatan. Hal tersebut disebabkan Denpasar menjadi magnet bagi para pengadu nasib namun justru terjadi permasalahan urbanisasi.

(32)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional BAB I

Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 11

Walaupun nilai ketimpangan Bali sudah di bawah nilai nasional, namun nilai ini masih tergolong tinggi. Secara spasial nilai Gini Ratio tertinggi di Kabupaten Klungkung sedangkan terendah di Kabupaten Bangli. Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 0,36 sedangkan di daerah pedesaan Gini Ratio 2018 sebesar 0,31 yang menunjukan ketimpangan lebih tinggi terjadi di kota daripada di desa disebabkan pembangunan di kota lebih banyak menguntungkan sebagian warga kaya daripada warga yang miskin.

B.4. Kondisi Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan periode Agustus 2018 menunjukkan kinerja yang masih tetap kuat dibandingkan dengan periode Agustus 2017. Potensi pasokan tenaga kerja di Bali mengalami peningkatan. Penduduk usia kerja di Bali tercatat sebanyak 3,29 juta orang di Agustus 2018, meningkat 1,65% (yoy) dibanding dengan Agustus 2017. Jumlah angkatan kerja di Bali pada periode Agustus 2018 sebanyak 2,53 juta orang meningkat 3,73% (yoy) jika dibandingkan periode Agustus 2017. Jumlah angkatan kerja yang bekerja di Agustus 2018 tercatat sebesar 2,49 juta orang, atau meningkat sebesar 3,86% (yoy), dibandingkan dengan Agustus 2017. TPT Bali pada Agustus 2018 sebesar 1,37% (yoy) atau yang mengangggur hanya 34 ribu orang, lebih rendah dibandingkan periode Agustus 2017 sebesar 1,48% (yoy). Nilai TPT Provinsi Bali di Agustus 2018 (1,37%), mengindikasikan bahwa dari 100 orang angkatan kerja, sekitar 1 orang diantaranya tidak bekerja/sedang mencari pekerjaan/atau sedang mempersiapkan usaha. TPT tertinggi terjadi pada penduduk berpendidikan setingkat SMK. TPT terendah penduduk yang berpendidikan SD ke bawah.

Tabel 8 : TPT Menurut Tingkat Pendidikan 2016 – 2018 (%)

Pendidikan 2016 Agustus

2017 2018

Februari Agustus Februari Agustus

SMP ke bawah 0,41 1,06 0,77 0,37 0,52 SMA Umum 2,17 1,28 1,78 1,66 1,41 SMA Kejuruan 3,96 1,06 2,69 1,19 3,41 Diploma I/II/III 4,44 1,34 1,76 0,90 2,58 Universitas 4,35 2,78 2,51 1,25 1,67

Sumber: BPS Provinsi Bali (diolah)

Pada Agustus 2018 lapangan usaha sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor menyerap tenaga kerja terbanyak sebesar 502 ribu orang, atau 20,16% dari total penduduk yang bekerja di Bali, meningkat 3,40% dibandingkan dengan periode Agustus 2017 sebesar 485 ribu orang. Lapangan usaha pertanian, menempati posisi kedua menyerap tenaga kerja 501 ribu orang atau 20,12% dari total penduduk yang bekerja di Bali. Sektor ini juga mengalami peningkatan dari Agustus 2017 sebesar 466 ribu orang. Hanya saja belum mencapai rekor tertinggi seperti di bulan Februari 2015 (569 ribu orang, pangsa 23,5%).

TPT Bali Tahun 2018 sebesar 1,37% merupakan yang terendah di Indonesia. Secara nasional TPT saat ini sebesar 5,34%. Dari sisi pendidikan jumlah pengangggur SMK di Bali lebih banyak daripada lulusan yang lain menunjukan kompetensi yang dimiliki lulusan SMK belum dapat memenuhi kebutuhan industri.

Oleh karena itu, kurikulum vocasional SMK di Bali agar lebih banyak lagi melibatkan praktisi industri, moratorium pemberian ijin pendirian SMK dan segera berbenah mengantisipasi banyaknya lapangan pekerjaan yang hilang maupun yang mungkin muncul karena revolusi industri 4.0.

Gambar

Grafik 8 : Nilai IPM Nasional, Provinsi Bali dan Kab/Kota  Perbandingan Nilai IPM Prov
Tabel 11: Perkembangan Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat di Provinsi Bali   Tahun 2016-2018 (dalam miliar rupiah)
Tabel 13 : Perkembangan 10 Pendapatan PNBP Pemerintah Pusat Tertinggi   di Provinsi Bali  Menurut Fungsi Tahun 2017-2018 (dalam miliar rupiah)
Tabel 16 : Perkembangan Pagu dan Realisasi pada 10 Bagian Anggaran Terbesar   di Provinsi Bali TA 2016-2018 (dalam miliar rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil data di atas diketahui bahwa tanggapan responden terhadap variabel gaya hidup (X2) terdiri dari 10 item pernyataan diantaranya yaitu, belanja online

Pada kecelakaan dalam tempat kerja dapat ditarik simpulan bahwa kecelakaan terjadi karena faktor alat pelindung diri yang sudah tidak dipakai saat kecelakaan

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Mahasiswa dengan latar belakang pendidikan bidang selain itu (mahsiwa dengan latar belakang pendidikan yang kurang mendukung) tetapi mempunyai prestasi baik, juga dapat

Tentu saja dengan tujuan penting tersebut diharapkan institusi keuangan islam yang berkembang di seluruh dunia memiliki acuan yang tepat dalam menyusun

Berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan konsentrat pada induk kambing boerawa terhadap litter size, bobot