BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD
B. JENIS PENDAPATAN DALAM APBD
B.1. Penerimaan Pemerintah Daerah Berdasarkan Jenis Pendapatan
Pendapatan Daerah per Kapita yang mencapai Rp5,69 juta per orang naik 3,76% dibandingkan tahun 2017. Artinya, kapasitas fiskal Pemda di Bali untuk melayani masyarakat di tahun 2018 bertambah. Dari indikator ketergantungan daerah, pada tahun 2018 terjadi kenaikan 2,57% dibandingkan tahun 2017, menunjukkan ketergantungan daerah akan pendapatan dari transfer pusat sudah berkurang di tahun 2018. Namun demikian, angka 45,34% tersebut menunjukkan bahwa Pemda sudah bisa membiayai hampir setengah dari belanjanya dengan pendapatan sendiri, sehingga masih memerlukan peningkatan.
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD BAB III
Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 43 Tabel 40 : Indikator Kesehatan Keuangan Pemerintah Daerah di Bali
Pendapatan Perkapita PAD thd PDRB Kemandirian Keuangan Daerah Ketergantungan Daerah Pendapatan/ jumlah penduduk PAD/PDRB (Pajak+Retribusi) /PDRB
PAD/ Pendapatan PAD/Belanja
2017 5.488.753,01 4,84% 3,86% 44,75% 42,77%
2018 5.694.927,01 4,76% 3,92% 46,15% 45,34%
Sumber: LRA Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota, BPS Bali (diolah)
Realisasi pendapatan APBD tahun 2018 meningkat Rp 877 miliar (3,76%) dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi pendapatan APBD yang cenderung stagnan karena adanya pengaruh turunnya dana perimbangan (-0,92%) yang porsinya mencapai 43,98%. Kinerja pendapatan asli daerah pada tahun 2018 cukup baik dengan indikasi peningkatan PAD sebesar 6,99% dari tahun 2017.
Tabel 41 : Jenis Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Bali (dalam miliar rupiah)
Pendapatan Tahun 2017 Target Tahun 2017 Realisasi Tahun 2018 Target Tahun 2018 Realisasi
PAD 10.829 10.431 13.366 11.160
Pajak Daerah 8.104 7.945 10.828 8.814
Retribusi Daerah 354 359 397 369
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
562 555 523 515
Lain-lain PAD yang Sah 1.809 1.572 1.618 1.462
Pendapatan Transfer 12.898 12.358 12.899 12.480
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
10.974 10.411 10.405 10.155
Dana Bagi Hasil 580 472 592 504
Dana Alokasi Umum 7.126 7.076 7.092 7.091
Dana Alokasi Khusus 3.268 2.863 2.721 2.560
Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya 674 791 881 881
Dana Penyesuaian 674 791 881 881
Transfer Pemerintah Daerah Lainnya 954 877 1.213 1.199
Bagi Hasil Pajak dan Lainnya 954 877 1.213 1.199
Transfer Bantuan Keuangan 456 440 551 391
Bantuan Keuangan 456 440 551 391
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 2.701 2.627 554 394
Hibah 550 453 401 251
Dana Darurat 0 0 0 0
Pendapatan Lain-lain/ Dana Alokasi Desa 67 66 153 143
Sumber: LRA Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota (diolah)
Secara persentase, peningkatan terbesar terjadi pada komponen reaslisasi Pendapatan Lain-Lain/Dana Alokasi Desa yang mengalami peningkatan 116,67%, dan penurunan terbesar terjadi pada komponen realisasi Hibah yang turun sebesar 44,59%. Kenaikan sebesar 116,67% pada reaslisasi Pendapatan Lain-Lain/Dana Alokasi Desa disebabkan karena Dana Alokasi Desa yang semakin besar dari tahun sebelumnya.
Sumber utama pendapatan pemda lingkup Provinsi Bali berasal dari PAD melalui penerimaan pajak daerah. Pemerintah Daerah diharapkan mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Pendapatan daerah berupa PAD diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan utama bagi pemerintah daerah, karena hal ini berarti mendorong peningkatan kemandirian keuangan daerah. Proporsi PAD yang cukup signifikan hanya dialami oleh sebagian kabupaten/kota. Sebagian kabupaten lainnya
Kenaikan PAD untuk mengimbangi penurunan pendapatan transfer dilakukan oleh Pemda Provinsi melalui: pendirian samsat corner/Samsat link /samsat keliling, dan raziagabungan bekerjasama dengan Kepolisian dan razia door to door.
BAB III Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD
44 Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018
masih memiliki porsi PAD yang rendah dilihat dari total pendapatannya. Diharapkan pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dapat mencapai kondisi ideal untuk membiayai komponen belanja tidak langsung selain gaji pegawai.
Grafik 20 : Grafik Pendapatan Asli Daerah (PAD) Per Kabupaten/Kota Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)
Sumber: LRA Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota (diolah)
Grafik 21 : Grafik Perkembangan Pendapatan Daerah Bali Per Kabupaten/Kota Tahun 2017 - 2018 (dalam juta rupiah)
Sumber: LRA Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota, BPS Bali (diolah)
Dalam konteks pendapatan relatif, Pemkab Badung memiliki pendapatan yang terbesar (Rp7,27 juta/kapita) jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini sejalan dengan jumlah pendapatan Pemkab Badung yang terbesar se-Bali.
Grafik 22 : Rasio Realisasi PAD/Realisasi Dana Perimbangan dan
Rasio Realisasi PAD/Realisasi Belanja Daerah Per Kabupaten/Kota Tahun 2018
Sumber: LRA Pemda Provinsi/Kabupaten/Kota (diolah)
Sumber pendapatan daerah lainnya berasal dari pendapatan transfer atau dana perimbangan, utamanya penerimaan DAU, DBH, dan DAK. Rasio antara PAD dengan Sedangkan upaya Pemda Kab/Kota selain Badung, secara umum untuk peningkatan PAD, antara lain: pemanfaatan media online dan media sosial untuk promosi pariwisata, validasiPiutang PBB-P2, sistem jemput bola, bekerjasama dengan BPN dan DPMPPTSP, serta pemasangan tapping box.
Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD BAB III
Kajian Fiskal Regional Kanwil DJPb Provinsi Bali Tahun 2018 45
Dana Perimbangan dapat menggambarkan tingkat kemandirian keuangan daerah, sedangkan rasio antara PAD dengan belanja daerah menggambarkan kontribusi PAD untuk membiayai belanja daerah, dan juga menggambarkan kemandirian dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal.
Rasio tertinggi PAD terhadap Dana Perimbangan sebesar 791% dimiliki oleh Kabupaten Badung, berarti kemampuan keuangan daerah tersebut tinggi dan mengalami kenaikan dari Tahun 2017 sebesar 667%. Menandakan campur tangan pemerintah pusat sudah sangat kecil karena daerah tersebut telah benar-benar mampu mandiri. Kondisi ini sangat memungkinkan mengingat Kabupaten Badung merupakan tempat berkembangnya usaha pariwisata sekaligus pusat kota tujuan wisata serta banyak pendatang yang bertujuan mencari pekerjaan disana sehingga dapat mendorong tumbuhnya sektor riil. Tingginya PAD memungkinkan lebih leluasa bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Dari grafik itu juga dapat kita ketahui secara umum ketergantungan sebagian besar kabupaten/kota terhadap dana perimbangan masih tinggi. Hal tersebut terlihat pada rasio PAD terhadap Dana Perimbangan kabupaten/kota diluar Provinsi Bali, Kabupaten Badung, Gianyar serta Kota Denpasar yang hanya memiliki angka rata-rata sebesar 24%.
Dilihat dari segi rasio PAD terhadap Belanja Daerah, Kabupaten Badung memiliki angka persentase tertinggi yaitu sebesar 77%, turun dibandingkan Tahun 2017 (95%). PAD Kabupaten Badung mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap belanja daerahnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan fiskal pemerintah daerah Kabupaten Badung termasuk kategori mampu. Sedangkan angka persentase terkecil (10%) dimiliki Kabupaten Bangli, tetap dari tahun sebelumnya (10%). Hal ini menunjukkan masih sangat bergantung pada dana perimbangan dari pusat atau dana lainnya.