• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan per Bulan Menurut Lapangan Pekerjaan

BAB V PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

5.2 Pendapatan di Lokasi Survei

5.2.1 Pendapatan per Bulan Menurut Lapangan Pekerjaan

Statistik Pendapatan

Tabel 5.2.1 menunjukkan statistik pendapatan rumah tangga di lokasi penelitian yang terdiri dari pendapatan rata-rata, per kapita, median (nilai tengah), maksimum, dan minimum. Secara umum, rata-rata rumah tangga di keempat desa wilayah penelitian memperoleh pendapatan sebesar Rp. 3 juta. Dapat dilihat juga bahwa pendapatan rumah tangga tidak menyebar secara normal.

Namun, sebaran pendapatan tidak terlalu merata dilihat dari nilai minimum dan maksimum yang jauh berbeda. Nilai maksimum pendapatan rumah tangga per bulan mencapai Rp. 17 juta, dimana rumah tangga ini berada di Desa Wamega. Rumah tangga ini memiliki usaha memproduksi bagan, dan anggota rumah tangga lainnya menjadi nelayan bagan, mengelola penjualan bahan bakar minyak, dan menjadi PNS, sehingga total pendapatan pada tingkat rumah tangga menjadi cukup besar. Hal ini juga merupakan salah satu faktor Desa Wamega memiliki rerata pendapatan rumah tangga tertinggi (Rp. 3,8 juta) di antara keempat desa lokasi penelitian.

Sedangkan rata-rata pendapatan per bulan paling rendah adalah di Desa Yenanas tidak sampai Rp. 200 ribu dimana dalam rumah tangga tersebut hanya kepala rumah tangganya yang bekerja sebagai nelayan

pancing dan istri serta anaknya yang masih kecil tidak dapat membantu menambah pendapatan rumah tangga.

Gambar 5.2.1 Lahan untuk Menyimpan Kayu untuk Memproduksi Bagan di Wamega

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2015

Pendapatan per Kapita

Pendapatan per kapita adalah pendapatan pada tingkat individu (anggota rumah tangga) yang diperoleh dengan cara membagi total pendapatan pada tingkat rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga yang bersangkutan. Jumlah anggota rumah tangga mencakup kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga baik yang bekerja maupun yang belum/tidak bekerja.

Tabel di bawah menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan per kapita di keempat desa lokasi penelitian adalah sebsar Rp. 642.656 ribu dan cukup bervariasi antar desa. Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan Kabupaten Raja Ampat pada tahun 2010 sebesar Rp. 217.426, pendapatan per kapita di tiap desa masih lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan antar desa, maka perbedaan yang tertinggi dengan yang terkecil sangat besar yaitu sebesar 64 persen. Pendapatan per kapita tertinggi terdapat di Desa Wamega, sedangkan yang terkecil terdapat di Desa Yenanas.

5.2 Pendapatan di Lokasi Survei

Salah satu indikator keberhasilan program COREMAP adalah meningkatnya pendapatan secara riil dan jumlah penduduk yang menerima pendapatan dari kegiatan ekonomi berbasis terumbu karang dan kegiatan alternatif lainnya. Sumber pendapatan dari kegiatan ekonomi berbasis terumbu karang adalah pendapatan dari kegiatan kenelayanan (perikanan tangkap dan budidaya), perdagangan hasil laut, dan kerajinan rumah tangga.

5.2.1 Pendapatan per Bulan Menurut Lapangan Pekerjaan

Statistik Pendapatan

Tabel 5.2.1 menunjukkan statistik pendapatan rumah tangga di lokasi penelitian yang terdiri dari pendapatan rata-rata, per kapita, median (nilai tengah), maksimum, dan minimum. Secara umum, rata-rata rumah tangga di keempat desa wilayah penelitian memperoleh pendapatan sebesar Rp. 3 juta. Dapat dilihat juga bahwa pendapatan rumah tangga tidak menyebar secara normal.

Namun, sebaran pendapatan tidak terlalu merata dilihat dari nilai minimum dan maksimum yang jauh berbeda. Nilai maksimum pendapatan rumah tangga per bulan mencapai Rp. 17 juta, dimana rumah tangga ini berada di Desa Wamega. Rumah tangga ini memiliki usaha memproduksi bagan, dan anggota rumah tangga lainnya menjadi nelayan bagan, mengelola penjualan bahan bakar minyak, dan menjadi PNS, sehingga total pendapatan pada tingkat rumah tangga menjadi cukup besar. Hal ini juga merupakan salah satu faktor Desa Wamega memiliki rerata pendapatan rumah tangga tertinggi (Rp. 3,8 juta) di antara keempat desa lokasi penelitian.

Sedangkan rata-rata pendapatan per bulan paling rendah adalah di Desa Yenanas tidak sampai Rp. 200 ribu dimana dalam rumah tangga tersebut hanya kepala rumah tangganya yang bekerja sebagai nelayan

Distribusi Rumah Tangga Menurut Besar Pendapatan

Perlu juga untuk melihat distribusi pendapatan dengan menggunakan kelompok pendapatan. Tabel 5.2.2 menunjukkan distribusi rumah tangga menurut besar pendapatan rumah tangga per bulan di lokasi penelitian dengan rentang Rp. 500 ribu.

Tabel 5.2.2 Distribusi Rumah Tangga Menurut Besar Pendapatan Rumah Tangga per Bulan di Lokasi Penelitian, Kabupaten Raja Ampat,

Tahun 2015 (Persentase)

Kelompok Pendapatan

(Ribu Rupiah) Wamega Kapatlap Yenanas Amdui Total

Kurang dari 500 5,0 11,3 8,0 5,3 7,5 500 – 999 10,0 11,3 10,0 12,3 11,0 1.000 – 1.499 20,0 11,3 20,0 7,0 14,0 1.500 – 1.999 12,5 11,3 14,0 17,5 14,0 2.000 – 2.499 5,0 9,4 12,0 10,5 9,5 2.500 – 2.999 7,5 3,8 8,0 5,3 6,0 3.000 – 3.499 2,5 5,7 8,0 10,5 7,0 3.500 – 3.999 7,5 7,5 4,0 3,5 5,5 4.000 – 4.499 7,5 5,7 2,0 5,3 5,0 4.500 – 4.999 0,0 0,0 2,0 1,8 1,0 5.000 ke atas 22,5 22,6 12,0 21,1 19,5 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 N 40 53 50 57 200

Sumber: Data Primer, Survei Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Indonesia, 2015.

Secara keseluruhan, lebih dari separuh rumah tangga (56 persen), memiliki pendapatan lebih rendah dari Rp. 2,5 juta. Proporsi tersebut berbeda-beda antar keempat desa lokasi penelitian dengan yang terbesar di Desa Yenanas (64 persen) dan paling rendah di Desa Wamega (52,5 persen).

Hal lain yang menarik adalah satu dari lima rumah tangga di wilayah penelitian memiliki pendapatan melebihi Rp. 5 juta. Rumah tangga dalam kelompok ini pada umumnya adalah yang anggota rumah tangganya menangkap ikan dengan menggunakan Sero, ada juga yang memproduksi bagan, dan berjualan bahan bakar minyak. Kemudian Tabel 5.2.1 Statistik Pendapatan Rumah Tangga di Lokasi Penelitian,

Kabupaten Raja Ampat, Tahun 2015 (Rupiah) Pendapatan per

bulan Wamega Kapatlap Yenanas Amdui Total

Per kapita 824.504 642.035 501.842 639.142 642.656 Rerata Rumah Tangga 3.827.212 2.933.689 2.497.457 3.154.365 3.066.228 Median 2.045.833 2.282.000 1.875.625 2.236.700 2.150.417 Minimum 228.000 209.000 198.333 375.417 198.333 Maksimum 17.566.667 10.324.167 11.061.667 10.662.500 17.566.667 N 40 53 50 57 200

Sumber: Data Primer, Survei Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Indonesia, 2015.

Median Pendapatan Rumah Tangga

Median merupakan nilai tengah dan dapat dijadikan indikator sebaran pendapatan rumah tangga. Nilai median dapat menjelaskan bahwa hampir separuh (50 persen) rumah tangga memiliki pendapatan yang lebih kecil dari nilai tersebut, begitu pula hampir separuh rumah tangga lainnya memiliki pendapatan yang lebih besar dari nilai tersebut. Nilai median dapat dibandingkan dengan nilai rerata untuk melihat seberapa besar pengaruh nilai ekstrim (baik maksimum maupun minimum) pada nilai rata-rata.

Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa di keempat desa lokasi penelitian, nilai median selalu lebih kecil daripada nilai rerata dengan perbedaan yang cukup mencolok mulai dari 33 persen hingga 87 persen. Hal ini menandakan bahwa nilai ekstrim maksimum dari tiap desa memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap rerata pendapatan per bulan. Perbedaan ini terbesar di Desa Wamega dan paling rendah di Desa Yenanas. Hal ini seiring dengan nilai pendapatan maksimum yang terbesar adalah di Desa Wamega.

Distribusi Rumah Tangga Menurut Besar Pendapatan

Perlu juga untuk melihat distribusi pendapatan dengan menggunakan kelompok pendapatan. Tabel 5.2.2 menunjukkan distribusi rumah tangga menurut besar pendapatan rumah tangga per bulan di lokasi penelitian dengan rentang Rp. 500 ribu.

Tabel 5.2.2 Distribusi Rumah Tangga Menurut Besar Pendapatan Rumah Tangga per Bulan di Lokasi Penelitian, Kabupaten Raja Ampat,

Tahun 2015 (Persentase)

Kelompok Pendapatan

(Ribu Rupiah) Wamega Kapatlap Yenanas Amdui Total

Kurang dari 500 5,0 11,3 8,0 5,3 7,5 500 – 999 10,0 11,3 10,0 12,3 11,0 1.000 – 1.499 20,0 11,3 20,0 7,0 14,0 1.500 – 1.999 12,5 11,3 14,0 17,5 14,0 2.000 – 2.499 5,0 9,4 12,0 10,5 9,5 2.500 – 2.999 7,5 3,8 8,0 5,3 6,0 3.000 – 3.499 2,5 5,7 8,0 10,5 7,0 3.500 – 3.999 7,5 7,5 4,0 3,5 5,5 4.000 – 4.499 7,5 5,7 2,0 5,3 5,0 4.500 – 4.999 0,0 0,0 2,0 1,8 1,0 5.000 ke atas 22,5 22,6 12,0 21,1 19,5 Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 N 40 53 50 57 200

Sumber: Data Primer, Survei Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Indonesia, 2015.

Secara keseluruhan, lebih dari separuh rumah tangga (56 persen), memiliki pendapatan lebih rendah dari Rp. 2,5 juta. Proporsi tersebut berbeda-beda antar keempat desa lokasi penelitian dengan yang terbesar di Desa Yenanas (64 persen) dan paling rendah di Desa Wamega (52,5 persen).

Hal lain yang menarik adalah satu dari lima rumah tangga di wilayah penelitian memiliki pendapatan melebihi Rp. 5 juta. Rumah tangga dalam kelompok ini pada umumnya adalah yang anggota rumah tangganya menangkap ikan dengan menggunakan Sero, ada juga yang memproduksi bagan, dan berjualan bahan bakar minyak. Kemudian Tabel 5.2.1 Statistik Pendapatan Rumah Tangga di Lokasi Penelitian,

Kabupaten Raja Ampat, Tahun 2015 (Rupiah) Pendapatan per

bulan Wamega Kapatlap Yenanas Amdui Total

Per kapita 824.504 642.035 501.842 639.142 642.656 Rerata Rumah Tangga 3.827.212 2.933.689 2.497.457 3.154.365 3.066.228 Median 2.045.833 2.282.000 1.875.625 2.236.700 2.150.417 Minimum 228.000 209.000 198.333 375.417 198.333 Maksimum 17.566.667 10.324.167 11.061.667 10.662.500 17.566.667 N 40 53 50 57 200

Sumber: Data Primer, Survei Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang dan Ekosistem Terkait Indonesia, 2015.

Median Pendapatan Rumah Tangga

Median merupakan nilai tengah dan dapat dijadikan indikator sebaran pendapatan rumah tangga. Nilai median dapat menjelaskan bahwa hampir separuh (50 persen) rumah tangga memiliki pendapatan yang lebih kecil dari nilai tersebut, begitu pula hampir separuh rumah tangga lainnya memiliki pendapatan yang lebih besar dari nilai tersebut. Nilai median dapat dibandingkan dengan nilai rerata untuk melihat seberapa besar pengaruh nilai ekstrim (baik maksimum maupun minimum) pada nilai rata-rata.

Tabel 5.2.1 menunjukkan bahwa di keempat desa lokasi penelitian, nilai median selalu lebih kecil daripada nilai rerata dengan perbedaan yang cukup mencolok mulai dari 33 persen hingga 87 persen. Hal ini menandakan bahwa nilai ekstrim maksimum dari tiap desa memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap rerata pendapatan per bulan. Perbedaan ini terbesar di Desa Wamega dan paling rendah di Desa Yenanas. Hal ini seiring dengan nilai pendapatan maksimum yang terbesar adalah di Desa Wamega.

diikuti oleh sektor pertanian (18.9 persen) dan industri rumah tangga (17.9 persen). Lalu yang paling sedikit adalah di sektor perdagangan sebesar 2 persen. Pada tingkat desa, proporsi kepala rumah tangga yang bekerja di sektor perikanan cukup bervariasi antar desa dimana yang tertinggi ada di Desa Kapatlap dan paling rendah di Desa Yenanas.

Dokumen terkait