• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian survei dengan menggunakan instrumen kuisioner sebagai alat pengumpul data primer yang diambil dari responden. Adapun pendekatan kualitatif adalah meneliti subyek penelitian atau informan dalam lingkungan hidup kesehariannya dengan cara berinteraksi secara lansung, mengenal secara dekat kehidupan mereka dan mengamatinya (Rianse dan abdi 2009). Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam ke beberapa informan seperti pihak pengelola kawasan wisata (Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) wilayah Kabupaten Probolinggo, pemerintah Desa Ngadisari, kepala adat Suku Tengger, dan beberapa responden yang juga sekaligus dipilih sebagai informan. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dikombinasikan dalam upaya memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti (Singarimbun dan Effendi 2006).

Lokasi Dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di desa sekitar kawasan wisata Gunung Bromo, Jawa Timur, yaitu Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi penelitian, dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan kondisi pengelolaan wisata. Selain itu, adanya keterlibatan masyarakat lokal yang dapat dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan cukup beragam di kawasan wisata tersebut yaitu wisata Gunung Bromo (TNBTS), banyaknya pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan kawasan wisata seperti pemerintah daerah, pengusaha perseorangan, koperasi, BUMN, BUMD, swasta, dan tentunya komunitas/kelompok masyarakat sendiri. Desa Ngadisari dipilih karena posisinya terdekat dengan kawasan wisata Gunung Bromo, dan masyarakatnya masih merupakan masyarakat asli lokal yaitu Suku Tengger yang sudah turun-temurun mendiami desa tersebut juga menjadi alasan lokasi ini dipilih oleh peneliti. (Lampiran 1. Peta Lokasi Desa Ngadisari)

Proses pra penelitian dimulai sejak bulan januari 2015 mulai dari penyusunan proposal, kolokium (seminar proposal), perbaikan proposal, dan pengajuan izin turun lapang, sedangkan proses penelitian turun ke lapang dilakukan dalam waktu tiga minggu di bulan maret 2015. Selanjutnya setelah pengambilan data di lapangan dilakukan pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi.

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang berada di sekitar kawasan wisata yaitu, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Pada pendekatan kuantitatif

responden dipilih untuk menjadi target survey. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumahtangga sekitar kawasan wisata. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Non-probability yaitu purposive sampling dengan kriteria: 1). Merupakan masyarakat asli Suku Tengger yang terlibat lansung dalam kegiatan wisata. 2). Memiliki pengetahuan seputar kegiatan-kegitan dalam pengelolaan wisata. 3). Merupakan para pelaku wisata (bekerja di bidang wisata). Artinya responden yang dipilih hanyalah orang-orang atau masyarakat yang berhubungan atau berperan langsung dalam sistem serta kegiatan-kegiatan pengelolaan kawasan wisata di Gunung Bromo. Jumlah sampel yang dijadikan responden berjumlah 50 rumahtangga.

Teknik ini dipilih karena peneliti tidak mengetahui secara pasti jenis populasi secara keseluruhan (homogen atau heterogen), dan peneliti belum mendapatkan data yang pasti terkait masyarakat yang secara keseluruhan terlibat langsung dalam pengelolaan wisata. Sehingga, tidak semua masyarakat mendapatkan kesempatan yang sama sebagai sampel. Terlepas dari beberapa kelemahan dari tenik ini, teknik purposive juga dipilih karena, melihat dari tujuan khusus penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan keragaman bentuk partisipasi masyarakat dan menganalisis hambatan partisipasi meliputi hambatan operasional, struktural, kultural serta hubungannya dengan efektivitas pengelolaan wisata.

Sementara pendekatan kualitatif, pemilihan informan sebagai sumber informasi primer untuk memperoleh data kualitatif, dengan menggunakan teknik purposive, yaitu para stakeholder terkait (para pamong desa, kades, ketua adat/suku, kepala dusun, pihak pengelola wisata) yang turut andil dalam pengelolaan wisata Gunung Bromo. Jika memungkinkan, beberapa responden yang telah mengisi kuisioner juga akan dijadikan sebagai informan. Banyaknya informan di sini tidak dibatasi, akan tetapi informan tersebut sudah dapat memberikan informasi yang relevan dan dapat membantu peneliti dalam menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpul data. Kuisioner diberikan/diajukan kepada responden dan responden mengisi lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berupa pernyataan dengan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Lihat pada lampiran 2). Metode lain yang digunakan adalah melalui observasi lapang di lokasi penelitian guna melihat fenomena aktual yang terjadi dan juga mengkaji dokumen yang ada seperti data monografi desa dan sistem pengelolaan kawasan wisata.

Pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam melalui informan dengan topik yang terkait seperti: bentuk- bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata, hambatan-hambatan yang terjadi dalam partisipasi dan bagaimana sistem pengelolaan terkait peningkatan efektifitas pengelolaan wisata (Lihat pada lampiran 3). Selanjutnya, dari hasil wawancara di lapang dituangkan ke dalam catatan harian dengan bentuk uraian rinci dan kutipan langsung. Data sekunder didapatkan dari dokumen- dokumen desa dan balai kawasan wisata seperti informasi mengenai gambaran

umum desa (melalui data monografi), sejarah kawasan wisata, daya tarik wisata, dan seputar penetapan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Lebih lanjut tentang pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Metode Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan Sumber data Kuesioner

(primer)

Karakteristik responden Bentuk partisipasi

Adanya hambatan partisipasi Tingkat efektivitas pengelolaan wisata

Masyarakat lokal dan pengunjung

Wawancara Mendalam (primer)

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata

Bagaimana sikap responden menghadapi hambatan-

hambatan yang mempengaruhi dirinya untuk berpartisipasi. Sistem pengelolaan menurut pihak pengelola. Para pamong Desa (Kades, RT, RW,) Masyarakat lokal Pihak pengelola Observasi Lapang (primer)

Aktivitas masyarakat lokal dan beragam matapencaharian yang dilakukan masyarakat sekitar.

Data di lapang

Analisis Dokumen (Sekunder)

Sejarah pengembangan wisata dan gambaran umum desa, masyarakat lokal melaui data monografi desa.

Data sekunder

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul dilakukan reduksi data, yakni pemilihan, pemusatan perhatian, serta penyederhanaan terhadap data sehingga menjawab tujuan penelitian. Data kuatitatif diperoleh melalui kuesioner. Sebelumnya, untuk menguatkan kuesioner sebagai salah satu instrumen maka dilakukan uji reabilitas. Hasil uji reliabilitas kuisioner ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3 Uji reliabilitas instrument

Nama Variabel Cronbach‟s Alpha N of Items

-Hambatan Operasional (X1) 0,862 21

-Hambatan Struktural (X2) 0,831 24

-Hambatan Kultural (X3) 0,920 18

Hambatan Partisipasi (X) 0,908 63 Efektivitas Pengelolaan Kawasan Wisata (Y) 0,762 28

Sumber : Uji reliabilitas SPSS for windows ver.20

Aturan penentuan nilai Alpha Cronbach dalam reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010) yaitu koefisien dengan interval 0,000 – 0,199 termasuk

dalam tingkatan reliabilitas sangat rendah, 0,200 – 0,399 reliabilitas rendah, 0,400 – 0,599 reliabilitas sedang, 0,600 – 0,799 reliabilitas kuat, dan 0,800 – 1,000 reliabilitas sangat kuat. Pada penelitian ini instrumen berupa kuisioner dibagi menjadi lima bagian sesuai variabel yang diujikan. Tabel 3 menunjukkan hasil uji reliabililitas pada kuesioner pada variabel hambatan operasional (X1) menunjukkan angka 0.862, variabel hambatan struktural (X2) menunjukkan angka 0.831, variabel hambatan kultural (X3) menunjukkan angka 0.920, dan nilai total uji reliabilitas secara keseluruhan yaitu hambatan partisipasi (X) menunjukkan angka 0,908 artinya keempat bagian dalam kuesioner ini memiliki reliabilitas sangat kuat (sempurna), dan pada variabel (Y) yaitu efektivitas pengelolaan kawasan wisata menunjukkan angka 0.762 artinya kuesioner memiliki reliabilitas kuat. (Uji realibilitas tersaji pada lampiran 4).

Kuisioner yang telah diisi atau dijawab oleh responden, diolah dengan menggunakan microsoft excel 2007/2010 sebelum dimasukan ke perangkat lunak spss for windows versi 20 untuk mempermudah pengolahan data. Uji statistik yang digunakan yakni uji korelasi Rank Spearman untuk melihat hubungan antara variabel yang akan diuji yaitu hubungan antara hambatan operasional, struktural, dan kultural dengan efektifitas pengelolaan wisata.

Pada uji korelasi Rank Spearman hubungan antar peubah terbagi menjadi korelasi positif (+) dan korelasi negatif (-). Korelasi positif artinya setiap perubahan pada peubah yang satu akan diikuti dengan perubahan peubah yang lain dengan arah yang sama atau berbanding lurus, sedangkan korelasi negatif artinya terjadi perubahan pada peubah satu, akan diikuti dengan perubahan peubah yang lain dengan arah yang berlawanan atau berbanding terbalik.

Signifikansi korelasi pada uji statistik digunakan dua taraf nyata yakni signifikansi korelasi pada taraf α sebesar 0,05 yakni dalam selang kepercayaan sebesar 95%. Aturan nilai dalam menentukan nilai hasil korelasi menurut DeVaus (2014) adalah sebagai berikut: 0,00 (tidak ada hubungan), 0,01- 0,09 (hubungan kurang berarti), 0,10- 0,29 (hubungan lemah), 0,30- 0,49 (hubungan moderat), 0,50- 0,69 (hubungan kuat), 0,70- 0,89 (hubungan sangat kuat), >0,9 (hubungan mendekati sempurna). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan kriteria (H1) Diterima jika r hitung > r tabel atau nilai signifikansi ≤α (0,05).

Pada data kualitatif yang diperoleh dari wawancara mendalam melalui informan dan observasi lapang degan melihat gejala atau fenomena aktual dilapang, disajikan secara deskriptif untuk mendukung dan memperkuat analisis kuantitatif. Gabungan dari data kuantitatif dan kualitatif diolah dan dianalisis untuk disajikan dalam bentuk dummy table, table hasil Rank Spearman, teks naratif, bagan dan gambar (foto). Tahap terakhir yaitu menarik kesimpulan dan saran sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian.

GAMBARAN UMUM DESA NGADISARI DAN

Dokumen terkait