• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam penelitian explanatory.

Secara umum penelitian explanatory bertujuan untuk menjelaskan mengenai kondisi lapang. Menurut Singarimbun dan Effendi (1998) pada penelitian

explanatory, peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei menggunakan instrumen kuesioner kepada seluruh responden penelitian sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada informan tertentu dengan menggunakan panduan pertanyaan.

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive). Lokasi Penelitian ini dipilih dengan pertimbangan yaitu:

1. Desa yang dipilih yaitu Desa Benteng Kecamatan Ciampea merupakan desa yang terletak di wilayah Kabupaten Bogor yang masih mencirikan pedesaan

2. Jumlah remaja berusia 15-24 yang tercatat di desa Benteng cukup banyak, yaitu sekitar 1.626 jiwa atau sekitar 13,45 persen dari jumlah seluruh penduduk desa Benteng

3. Sebagian besar masyarakat sudah memiliki pesawat televisi, dan sinyal televisi sudah dapat diterima dengan baik pada masing-masing pesawat televisi warga.

Pengambilan data sekunder dilaksanakan pada bulan Februari 2016 untuk kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data primer yaitu pada bulan April-Mei 2016. Kegiatan penelitian ini terdiri dari kegiatan penyusunan proposal penelitian, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan skripsi.

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua penduduk Desa Benteng Kecamatan Ciampea yang tergolong remaja yaitu pada rentang usia 15-24 tahun dan belum menikah yang merupakan penduduk asli. Teknik yang dilakukan untuk memilih responden yaitu melalui beberapa langkah sebagai berikut:

1. Remaja RW 01 di Desa Benteng Kecamatan Ciampea diberikan angket sederhana berisikan data diri dan kebiasaan menonton program sinetron. 2. Melalui hasil angket tersebut, dipilih sinetron yang populer pada remaja

di salah satu RW yang menjadi populasi penelitian

3. Berdasarkan hasil dari angket tersebut, kemudian remaja yang menonton sinetron populer tersebut dijadikan kerangka sampling.

4. Dari kerangka sampling tersebut, dipilih unit analisis yaitu individu sebanyak 50 responden di RW 01 terpilih di Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan menggunakan teknik simple random

sampling. Jumlah tersebut telah melewati batas minimal responden dalam penelitian, artinya satu responden dari penentuan responden secara acak sederhana mampu menginterpretasikan populasi.

Selain dilakukan pengambilan data melalui responden menggunakan kuesioner, dilakukan wawancara terhadap informan yang dipilih secara sengaja (purposive) yang berjumlah 3 orang. Kriteria informan sudah ditentukan oleh peneliti. Informan pada penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria seperti berikut: (1) Informan berkaitan dengan remaja dan memahami kegiatan remaja di RW yang menjadi sasaran penelitian yaitu di Ketua RT 01 RW 01 di Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor; (2) Informan berkaitan dengan remaja yang menjadi responden. Informan pada dalam penelitian ini adalah orang tua responden dan Ketua Karang Taruna RT 04 RW 01 Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yang didapatkan adalah data berupa penjelasan karakteristik remaja yang dilihat melalui data pribadi remaja yang terpilih menjadi responden, pola menonton sinetron dan gaya hidup hedonisme remaja pedesaan. Sinetron yang akan dipilih sebagai studi kasus pada penelitian ini adalah sinetron yang bertema remaja dan mencirikan kehidupan hedonisme dengan asumsi tayang setiap hari (stripping) dengan minimal dua jam penayangan setiap harinya.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengambil data menggunakan instrumen pengambilan data yang telah ditetapkan yaitu kuesioner. Selain itu dilakukan pengambilan data kualitatif dengan cara wawancara mendalam pada beberapa informan seperti ketua karang taruna, anggota keluarga remaja desa, dan sebagainya yang memahami kegiatan dan gaya hidup remaja desa. Selama wawancara mendalam peneliti menggunakan alat perekam agar tidak ada informasi yang terlewat kemudian peneliti menuliskannya dalam catatan harian.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pada penelitian ini, kuesioner terbagi atas empat bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan mengenai data pribadi responden. Bagian kedua berisi pertanyaan mengenai pola menonton sinetron. Bagian ketiga berisi pertanyaan mengenai gaya hidup hedonisme, dan bagian akhir berisi pertanyaan mengenai faktor eksternal dari gaya hidup hedonisme remaja desa.

Sebelum digunakan di lapang, kuesioner telah melalui tahap uji kuesioner yaitu dengan uji reliabilitas terhadap minimal 10 orang responden. Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur suatu yang sama dan menghasilkan pengukuran yang relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan handal. Hasil uji reliabilitas dilakukan pada sepuluh responden untuk menentukan kelayakan kuesioner. Menurut pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach’s, ditunjukkan bahwa instrumen penelitian reliabel dengan perolehan nilai Cronbach Alpha 0,747 > 0,6.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis baik yang berupa tulisan ilmiah ataupun dokumen resmi dari instansi terkait. Data sekunder yang ingin diperoleh adalah data yang berguna untuk kebutuhan informasi mengenai masyarakat seperti gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu data-data lain yang berkaitan dengan topik yang dikaji peneliti yaitu pola menonton dan gaya hidup hedonisme yang didapatkan melalui studi literatur.

Tabel 1 Teknik Pengumpulan Data dan Jenis Data

Teknik Pengumpulan Data Jenis Data yang Dikumpulkan

Kuesioner  Data pribadi responden  Pola menonton sinetron remaja

 Gaya hidup hedonisme remaja pedesaan  Faktor lingkungan sosial remaja

Wawancara mendalam  Faktor-faktor yang berhubungan dengan gaya hidup hedonisme

 Aktivitas hedonisme yang dilakukan remaja

Observasi lapang dan dokumentasi

 Gambaran umum desa melalui data monografi  Data profil program sinetron

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mempunyai dua jenis data yang diolah dan dianalisis yaitu data kuantitaif dan data kualitatif. Data kuantitatif menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010 dan SPSSVersion 21. Sebelum mengumpulkan data melalui kuesioner, akan dilakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap minimal 10 responden untuk mendukung pernyataan bahwa kuesioner yang digunakan reliabel dan valid. Pembuatan Tabel frekuensi, grafik, diagram, serta tabulasi silang untuk melihat data awal responden untuk masing-masing variabel secara tunggal menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010.

Kemudian SPSS Version 21 digunakan untuk membantu dalam uji statistik yang akan menggunakan Rank Spearman. Analisis data Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel dengan data yang berbentuk skala ordinal. Analisis data Rank Spearman digunakan melihat hubungan pola menonton sinetron dengan gaya hidup hedonisme remaja pedesaan. Variabel lain yang yang menggunakan analisis data Rank Spearman yaitu hubungan faktor eksternal dengan gaya hidup hedonisme remaja pedesaan. Umtuk menguji hipotesis menggunakan uji korelasi Rank Spearman hubungan antara kedua variabel akan teruji jika α = 5

% dan α = 10 %. Untuk uji korelasi Rank Spearman digunakan nilai P value, jika

nilai P value ≤ 0.05 atau ≤ 0,10 maka tolak Ho pada α = 5 % dan α = 10 % yang

artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yang diuji.

Data kualitatif dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pertama ialah proses reduksi data dimulai dari proses pemilihan, penyederhanaan, abstraksi, hingga transformasi data hasil wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Tujuan dari reduksi data ini ialah untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu. Kedua ialah penyajian data yang berupa menyusun segala informasi dan data yang diperoleh menjadi serangkaian kata-kata yang mudah dibaca ke dalam sebuah laporan. Penyajian data berupa narasi, diagram, dan matriks. Verifikasi adalah langkah terakhir yang merupakan penarikan kesimpulan dari hasil yang telah diolah pada tahap reduksi. Verifikasi dilakukan dengan mendiskusikan hasil olahan data

kepada responden, informan, dosen pembimbing. Seluruh hasil penelitian ini akan dituliskan dalam laporan berbentuk skripsi.

Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Pola Menonton Sinetron Remaja

Pola menonton sinetron pada penelitian ini adalah perilaku menonton sinetron oleh remaja yang dilakukan secara berulang, terdiri atas frekuensi menonton sinetron, durasi menonton sinetron, tingkat perhatian saat menonton sinetron, dan motivasi menonton sinetron.

a) Frekuensi menonton sinetron adalah berapa kali responden menonton sinetron dalam waktu satu minggu terakhir. Untuk mengukur variabel ini terdapat 1 butir pertanyaan mengenai jumah hari yang digunakan responden dalam seminggu terakhir untuk menonton sinetron. Skala pengukuran pada variabel ini merupakan skala ordinal. Berikut adalah kategori tingkat frekuensi menonton sinetron:

Rendah : 1-2 kali dalam seminggu (skor 1) Sedang : 3-5 kali dalam seminggu (skor 2) Tinggi : 6-7 kali dalam seminggu (skor 3)

b) Durasi menonton adalah jumlah menit yang digunakan responden dalam menonton sinetron setiap satu kali tayang. Untuk mengukur variabel ini terdapat 1 butir pertanyaan mengenai jumlah menit yang digunakan responden dalam seminggu terakhir untuk menonton sinetron. Skala pengukuran pada variabel ini merupakan skala ordinal. Berikut adalah kategori tingkat durasi menonton sinetron:

Rendah : <40 menit (skor 1) Sedang : 40-80 menit (skor 2) Tinggi : 80-120 menit (skor 3)

c) Tingkat perhatian menonton sinetron adalah fokus responden saat menonton sinetron, sehingga variabel ini diukur dengan aktivitas apa saja yang responden lakukan saat menonton sinetron. Untuk mengukur variabel ini terdapat 12 butir pertanyaan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan responden saat menonton sinetron. Skala pengukuran pada variabel ini merupakan skala ordinal.

Rendah : total skor 6-7 Sedang : total skor 4-5 Tinggi : total skor 1-3

d) Motivasi menonton sinetron adalah dorongan atau alasan responden untuk menonton sinetron. Terdapat 3 motivasi menonton sinetron, yaitu:

- Motivasi identitas pribadi yaitu dorongan menonton sinetron untuk menunjang nilai pribadi, model perilaku dan sebagainya. Untuk mengukur subvariabel ini terdapat 3 butir pernyataan yang dapat ditanggapi oleh responden dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1) dalam

kuesioner. Berikut adalah kategori tingkat motivasi identitas pribadi menonton sinetron:

Rendah : total skor 5 Sedang : total skor 6-8 Tinggi : total skor 9-10

- Motivasi integrasi dan interaksi sosial yaitu dorongan menonton sinetron untuk menambah pengetahuan guna meningkatkan interaksi sosial. Untuk mengukur subvariabel ini terdapat 4 butir pernyataan yang dapat ditanggapi oleh responden dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1) dalam kuesioner. Berikut adalah kategori tingkat motivasi identitas pribadi menonton sinetron:

Rendah : total skor 4-6 Sedang : total skor 7-9 Tinggi : total skor 10-14

- Motivasi hiburan yaitu dorongan menonton sinetron untuk memenuhi kebutuhan akan hiburan. Untuk mengukur subvariabel ini terdapat 4 butir pernyataan yang dapat ditanggapi oleh responden dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1) dalam kuesioner. Berikut adalah kategori tingkat motivasi identitas pribadi menonton sinetron:

Rendah : total skor 8-11 Sedang : total skor 12-13 Tinggi : total skor 14-16 Faktor Lingkungan Sosial Remaja

Faktor lingkungan sosial remaja merupakan faktor-faktor di luar pola menonton sinetron yang mempunyai hubungan dengan gaya hidup hedonisme. Faktor lingkungan sosial remaja terdiri 4 variabel yang terdiri dari:

a) Tingkat interaksi dengan teman sebaya adalah lama interaksi remaja dengan teman sebayanya. Berikut adalah kategori tingkat interaksi dengan teman sebaya:

Rendah : 1-3 jam / hari Sedang : 4-6 jam / hari Tinggi : 7-12 jam / hari

b) Tingkat ekonomi keluarga adalah penghasilan keluarga responden. Variabel ini diukur melalui jumlah penghasilan keluarga responden selama satu bulan. Berikut adalah kategori tingkat ekonomi keluarga:

Rendah : Rp 500.000-Rp 2.100.000/bulan Sedang : Rp 2.200.000-Rp 3.100.000/bulan Tinggi : Rp 3.200.000-Rp 6.000.000/bulan

c) Tingkat interaksi dengan keluarga adalah durasi interaksi yang digunakan remaja untuk berinteraksi dengan keluarga dalam sehari. Berikut adalah kategori tingkat interaksi dengan keluarga:

Rendah : 0,5-1,6 jam/hari Sedang : 1,7-3,2 jam/hari Tinggi : 3,3-8 jam/hari

d) Tingkat penggunaan media sosial adalah durasi yang digunakan responden untuk menggunakan media sosial dalam satu bulan. Berikut adalah kategori tingkat intensitas penggunaan media sosial:

Rendah : <10jam/bulan Sedang : 10-40jam/bulan Tinggi : >40jam/bulan Gaya Hidup Hedonisme

Gaya hidup hedonis adalah pola seseorang untuk mendapatkan kesenangan yang berlebihan. Perilaku hedonisme diukur dengan variabel sebagai berikut:

a) Opini mengenai gaya hidup hedonisme adalah pemikiran maupun pendapat responden mengenai cara untuk memenuhi kebutuhan akan kesenangan. Untuk mengukur variabel ini, terdapat 12 butir pernyataan yang dapat responden tanggapi dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1). Total skor dijumlahkan, lalu jumlah skor dibagi atas 3 kategori sebagai berikut:

Rendah : total skor 21-28 Sedang : total skor 29-32 Tinggi : total skor 33-39

b) Minat mengenai gaya hidup hedonisme adalah ketertarikan responden terhadap hal yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya akan kesenangan. Pada variabel ini responden akan diberi pernyataan yang berhubungan dengan ketertarikan responden terhadap contoh gaya hidup hedonisme, selanjutnya responden dapat menanggapi dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1). Total skor dijumlahkan, lalu jumlah skor dibagi atas 3 kategori sebagai berikut:

Rendah : total skor 24-31 Sedang : total skor 32-35 Tinggi : total skor 36-46

c) Aktivitas gaya hidup hedonisme adalah kegiatan yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhannya akan kesenangan. Untuk mengukur variabel ini, terdapat 12 butir pernyataan yang dapat responden tanggapi dengan jawaban sangat setuju (skor 4), setuju (skor 3), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 1). Total skor dijumlahkan, lalu jumlah skor dibagi atas 3 kategori sebagai berikut:

Rendah : total skor 17-25 Sedang : total skor 26-30 Tinggi : total skor 31-36

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN