• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Abdul Rahman Sinaga dengan nomor induk mahasiswa 120904022 dengan judul penelitian pola komunikasi masyarakat kampung Bali (Studi Deskriptif Etnografi Pola Komunikasi Masyarakat dalam Berinteraksi dengan Masyarakat yang Multietnis di Desa Cipta Dharma). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola komunikasi Masyarakat Suku Bali dalam berinteraksi dengan masyarakat yang multietnis di Desa Cipta Dharma, dan untuk mengetahui hambatan dalam berkomunikasi yang dialami Masyarakat Suku Bali dalam berinteraksi dengan masyarakat yang multietnis di Desa Cipta Dharma. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berinteraksi, menggambarkan adanya dua pola komunikasi yang digunakan oleh masyarakat Suku Bali dalam berinteraksi dengan sesama Suku Bali maupun dengan masyarakat yang berbeda suku. Pola komunikasi tersebut yaitu pola komunikasi dua arah atau pola komunikasi timbal balik serta pola komunikasi multiarah. Masyarakat juga memiliki dua hambatan dalam berkomunikasi yaitu waktu dan persepsi.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bernama Siti Aisyah dengan nomor induk mahasiswa 108051000157. Judul penelitian ini adalah Pola Komunikasi

Antarumat Beragama (Studi Komunikasi Antarbudaya Tionghoa dengan Muslim Pribumi di Rw 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi dalam proses akulturasi yang terjadi diantara masyarakat Tionghoa dengan Muslim Pribumi di Rw 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang, untuk mengetahui pola komunikasi dalam proses asimilasi antara masyarakat Tionghoa dengan Muslim Pribumi di Rw 04 Kelurahan Mekarsari Tangerang, dan untuk mengetahui pola komunikasi dalam proses enkulturasi antara masyarakat Tionghoa dengan Muslim Pribumi di Rw 04 kelurahan Mekarsari Tangerang. Hasil dari penelitian ini adalah masyarakat Tinghoa di Rw 04 sudah berakulturasi dan beradaptasi dengan budaya masyarakat pribumi dengan tetap mempertahankan tradisi dan adat istiadat. Akulturasi masyarakat Tionghoa dengan kebudayaan masyarakat Muslim Pribumi dapat terlihat dari busana pakaian pengantin. Proses asimilasi yang terjadi pada masyarakat Tionghoa di Rw 04 ialah adanya perkawinan silang dan pergantian nama, sedangkan dalam proses enkulturasi ialah adanya persamaan bahasa dalam berkomunikasi yaitu menggunakan bahasa Betawi dan Sunda. Perbedaan diantara masyarakat tidak membuat hubungan menjadi renggang karena memiliki sikap toleransi antarumat beragama.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi memiliki asal kata yang terbentuk dari “metodos” (cara, teknik atau prosedur) dan “logos” (ilmu). Metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. ( Kriyanto, 2006: 49)

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban. Metodologi juga merupakan suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi oleh perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan suatu penelitian. Perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data, dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa maupun situasi yang lainnya.( Mulyana, 2001: 145-146)

Metode adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk riset. Metode mengatur langkah-langkah dalam melakukan riset Penentuan dalam metode riset adalah periset dapat memilih metode apa yang akan digunakan dalam mendekati dan mencari data. ( Kriyanto, 2006: 82)

Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui serangkaian proses yang panjang. Kegiatan penelitian dalam konteks sosial, diawali dengan adanya minat untuk mengkaji secara mendalam terhadap munculnya fenomena tertentu. ( Bungin, 2004: 41)

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.

Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat pada penelitian. ( Wirartha, 2006: 69)

Peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena dan dapat memberikan rincian yang kompleks

mengenai fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. ( Strauss &

Corbin, 2003: 5).

Metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip langka ataupun metode statistik. Bahan untuk analisis kualitatif adalah pembicaraan yang sebenarnya, nyata, dan juga tindakan sosial lainnya Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia serta menganalisis kualitas-kualitasnya. ( Mulyana, 2001: 150)

Metode kualitatif memiliki beberapa ciri yang sangat jelas yaitu sebagai berikut:

1. Desain penelitian bersifat lentur dan terbuka 2. Data penelitian diambil dari natural setting

3. Data yang dikumpulkan berupa data deskriptif dan reflektif 4. Lebih meningkatkan proses daripada hasil

5. Sangat mementingkan makna

6. Sampling dilakukan secara internal yang didasarkan pada subjek yang memiliki informasi yang paling representative

7. Analisis data dilakukan pada saat dan setelah pengumpulan data

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian bagi peneliti untuk dapat membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terperinci dari informan, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari subjek itu sendiri. ( Mulyana, 2002: 145)

Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang otentik mengenai pengalaman orang-orang yang dirasakan oleh orang-orang yang bersangkutan. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.

Ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu tidak memiliki hipotesis yang spesifik pada saat penelitian dimulai, dan hipotesis dibangun selama tahap-tahap penelitian serta diuji atau dikonfrontasikan dengan data yang diperoleh peneliti selama penelitian tersebut. ( Mulyana, 2001: 155-156)

Sasaran penelitian kualitatif yang utama adalah manusia dengan segala kebudayaan dan kegiatannya.

Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan tidak dapat diukur dengan angka.

Jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data.

Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan tentang karakteristik individu, situasi atau kelompok. Metode ini dapat mengamati objeknya, menjelajahi dan menemukan wawasan-wawasan baru di sepanjang jalan. Metode menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. ( Rakhmat, 1984: 35)

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai pola komunikasi masyarakat dalam menciptakan keharmonisan di Jalan Terompet Padang Bulan Medan secara mendalam dan komprehensif.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah objek yang dijadikan penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui seperti apa yang terjadi di dalamnya.

( Sugiyono, 2007: 215)

Objek penelitian ini adalah pola komunikasi dan strategi komunikasi dalam menjaga keharmonisan antarumat beragama di Jalan Terompet Padang Bulan Medan.

3.3 Subjek Penelitian

Istilah lain yang digunakan untuk menyebut subjek penelitian adalah responden yaitu orang yang memberi respon atas suatu perlakuan yang diberikan kepadanya. Istilah responden atau subjek penelitian dalam penelitian kualitatif

disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

Subjek penelitian merupakan informan yang memiliki informasi yang berhubungan dengan penelitian. Subjek penelitian ini adalah pemuka agama, tokoh masyarakat formal, dan masyarakat umum yang telah menetap lebih dari lima tahun di Jalan Terompet Padang Bulan Medan khususnya yang beragama Kristen dan Islam, baik yang laki-laki maupun perempuan.

3.4 Kerangka Analisis

Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut. ( Bungin, 2008: 309)

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari informan di lapangan yang dilakukan dengan proses pengumpulan data secara terus menerus hingga data jenuh. Teknik analisis data selama di lapangan berdasarkan Model Miles dan Huberman. ( Bungin, 2007: 87)

Peneliti akan melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan dalam jumlah yang sangat banyak, diperlukan adanya analisis dan melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum serta memilih hal-hal apa saja yang pokok dan berfokus pada hal yang penting-penting saja. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, atau mencarinya bila diperlukan.

Adapun kerangka analisis yang digunakan oleh peneliti adalah Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga hal yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan untuk riset dalam mengumpulkan data (Kriyanto, 2006:91). Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data yaitu:

a. Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data

lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Wawancara mendalam.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara mendalam. Tipe wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku.

Teknik ini biasa dilakukan dalam penelitian kualitatif, dimana berusaha untuk mencari tahu suatu hal atau kejadian secara mendalam melalui rentetan pertanyaan yang diajukan kepada informan penelitian. Selain itu, wawancara juga memiliki bentuk komunikasi antara dua orang yang melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informan dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan oleh tujuan tertentu. (Mulyana, 2002:180)

Penyampaian data dan runtutan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara, tetapi peneliti akan membuat panduan wawancara yang membantu peneliti agar tidak ada yang terlupakan dari setiap wawancara. Wawancara dapat dilakukan melalui wawancara langsung, telepon, e-mail, media sosial dan tergantung kesempatan maupun kebutuhan.

Wawancara mendalam sebaiknya dilakukan dalam suasana yang akrab dan informal dengan membiarkan subjek penelitian menjadi dirinya sendiri, sehingga akan lebih akrab dan lebih mudah untuk mengungkapkan objek penelitian secara alamiah kepada peneliti.

Pewawancara relatif tidak memiliki kontrol terhadap respon informan pada wawancara mendalam, karena informan bebas memberikan jawaban.

Pewawancara juga memiliki tugas yang berat agar informan dapat memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam dan tidak ada yang disembunyikan.

Pewawancara harus melakukan wawancara secara tidak formal agar mendapatkan informasi secara lengkap dan mendalam dari informan, sehingga terkesan sedang berbicara.

2. Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang terjadi di lapangan. Observasi dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan mengamati secara langsung, tanpa mediator suatu objek untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh objek tersebut.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena riset. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi antara subjek yang diteliti.

Observasi juga merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui panca indera mata serta dibantu dengan panca indera lainnya. ( Bungin, 2008: 115)

Peneliti menggunakan metode observasi nonpartisipan. Observasi nonpartisipan adalah metode observasi dimana peneliti hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun langsung melaksanakan aktivitas seperti yang dilakukan oleh kelompok yang diteliti, baik itu kehadiran peneliti yang diketahui maupun tidak diketahui.

Manfaat dari observasi antara lain yaitu peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, sehingga akan memperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. Observasi akan diperoleh dengan pengalaman secara langsung, dan dengan hal ini memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif yang tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif ini membuka kemungkinan penemuan atau discovery.

b. Data Sekunder Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan dengan fokus yang sedang diteliti. Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data melalui telaah literature, sumber naskah, bahan bacaan, buku-buku pengetahuan, jurnal, situs internet serta karya ilmiah relevan lainnya.

3.5.1 Penentuan Informan

Penentuan informan pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan dua sistem, yaitu sistem purposive dan sistem bola salju (snowball). Sistem purposive dilakukan dengan menetapkan kriteria yang tepat terhadap informan yang akan diwawancarai, sedangkan pada sistem bola salju (snowball) informan didapatkan dari rekomendasi informan sebelumnya.

Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik bola salju (snowball), dimana proses penentuan informan dimulai dengan mencari informan pertama yang sesuai dengan subjek penelitian, kemudian informan pertama memberikan rekomendasi untuk informan kedua, dan kemudian informan kedua memberikan rekomendasi untuk informan ketiga dan begitu seterusnya hingga peneliti menemui data jenuh.

3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di Jalan Terompet Padang Bulan Kelurahan Titi Rante Kecamatan Medan Baru Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2016 yaitu peneliti hanya melakukan observasi untuk memperoleh gambaran mengenai subjek penelitian. Kemudian penelitian berlanjut pada bulan November 2016 yaitu peneliti melakukan observasi lanjutan setelah melakukan seminar proposal. Proses penelitian selanjutnya yaitu berupa wawancara mendalam kepada subjek penelitian yang dilakukan mulai bulan Januari 2017, dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.

3.5.3 Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif.

Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Teknik ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. ( Moleong, 2006: 330)

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian yaitu triangulasi.

Triangulasi merupakan suatu pendekatan terhadap pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan bukti secara seksama dari berbagai sumber yang

beda dengan sifat berdiri sendiri, dan sering kali menggunakan alat yang berbeda- berbeda-beda atau mengacu pada perspektif teoritis yang berberbeda-beda.

Triangulasi adalah penggunaan lebih dari satu metode, yaitu menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk diperoleh ke dalam lingkup permasalahan dan sebagai check-and-recheck informasi yang telah diperoleh.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses pengaturan data yang diorganisasikan dalam suatu bentuk atau kategori. Data yang diperoleh di lapangan akan dianalisis secara kualitatif. Menurut Mathew B. Miles dan Michael Huberman terdapat 3 proses analisis data kualitatif yaitu: (Sugiono, 2010: 337)

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses merangkum data dan juga penyederhanaan dengan memfokuskan data sesuai dengan topik maupun judul penelitian.

Banyaknya data yang diperoleh di lapangan, diperlukan menganalis dan merangkum data agar dapat memberi gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data yaitu kumpulan informasi yang tersusun dan dapat memberikan kemungkinan adanya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan. Data dalam penelitian kualitatif, disajikan secara deskriptif dan tidak berbentuk tabel. Data-data yang diperoleh peneliti, dengan cara mewawancarai informan maupun memperoleh data melalui studi pustaka yang disusun secara cermat dan sistematis dalam hasil penelitian.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam menganalisis data.

Penarikan kesimpulan yaitu penarikan arti data yang ditampilkan. Pemberian makna harus dengan sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang telah dibuat. Tahapan akhir yang dilakukan oleh peneliti setelah seluruh rangkaian pengolahan data dilakukan secara runtut adalah penarikan kesimpulan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Proses Penelitian.

Penelitian mengenai Pola Komunikasi Antarumat Beragama yang dilakukan di Jalan Terompet Padang Bulan Medan ini terletak di Kelurahan Titi Rantai, kecamatan Medan Baru Sumatera Utara. Peneliti menggunakan enam orang informan utama dan satu orang informan tambahan untuk mengetahui pola komunikasi antarumat beragama di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan, baik itu yang beragama Kristen maupun Islam. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang masyarakat umum beserta satu orang informan tambahan, satu orang tokoh masyarakat formal, dan dua orang pemuka agama. Informasi yang peneliti dapatkan dari keenam informan utama dan satu orang informan tambahan ini dianggap cukup dan jenuh, yang artinya apabila dilakukan penambahan informan lagi tidak memberikan informasi yang baru dan berarti bagi penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan para informan hingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Peneliti juga melakukan observasi sebelum melakukan penelitian, agar mengetahui gambaran pola komunikasi masyarakat di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan. Peneliti melakukan observasi untuk melihat dan membandingkan hasil wawancara dan realita yang terjadi di lapangan. Setelah melakukan observasi, peneliti bertanya kepada salah satu warga di daerah Jalan Terompet Padang Bulan mengenai gambaran secara umum tentang kehidupan masyarakat di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan agar memperjelas konteks permasalahan.

Peneliti juga melakukan kajian pustaka untuk mendukung informasi yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara dan observasi.

Peneliti telah melakukan pra-penelitian sebelum melakukan penelitian secara mendalam yaitu pada tanggal 12 November 2017, dan setelah itu peneliti

mendapatkan persetujuan dari pihak kampus untuk menjadikan topik ini sebagai judul skripsi peneliti tepatnya pada 16 November 2017.

Peneliti mendatangi kantor Camat pada tanggal 17 Januari 2017. Camat mengatakan bahwa keperluan izin wawancara ke lapangan dapat melalui kelurahan dan kepala lingkungan. Peneliti mendatangi kelurahan pada hari yang sama untuk dapat meminta izin dan meminta nama lengkap bapak lurah, namun dikarenakan bapak lurah tidak hadir maka peneliti mendapatkan nama lengkap bapak lurah dari orang kepercayaannya.

Peneliti memberikan surat beserta persyaratannya kepada pihak kampus pada tanggal 18 Januari 2017 untuk mengurus surat izin penelitian, dan dapat diambil pada tanggal 20 Januari 2017.

Peneliti mendatangi kantor kelurahan untuk memberikan surat sekaligus membuat janji untuk melakukan wawancara. Peneliti telah memberikan surat izin kepada Bapak Lurah di Kelurahan Titi Rantai dan beliau memberikan izin kepada peneliti. Bapak Lurah menyerahkan segala urusan penelitian kepada Bapak Darisno Bangun, dan peneliti diarahkan untuk mewawancarai beliau dikarenakan menurut Bapak Lurah beliau adalah orang yang tepat untuk ditanyakan secara detail mengenai masyarakat di daerah Jalan Terompet Padang Bulan. Bapak Lurah menghubungi Bapak Darisno Bangun untuk ke ruangannya dan memperkenalkannya kepada peneliti.

Peneliti berbincang dengan Bapak Darisno Bangun setelah berada di luar ruangan kantor kelurahan dengan menjelaskan maksud serta tujuan peneliti.

Bapak Darisno Bangun mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian dan bersedia memberikan arahan jika peneliti membutuhkannya. Bersamaan dengan hal tersebut, peneliti juga menetapkan bahwa Bapak Kepala Lingkungan yaitu Bapak Darisno Bangun sebagai informan pertama dalam penelitian ini. Bapak Darisno menjabat sebagai Kepala Lingkungan di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan. Bapak Darisno Bangun selaku informan pertama bersedia untuk melakukan wawancara dengan peneliti pada hari itu juga, dan tanpa membuang waktu langsung melakukan wawancara mendalam dengan Bapak Darisno Bangun.

Selanjutnya, peneliti meminta bantuan kepada Bapak Darisno Bangun untuk rekomendasi informan selanjutnya. Bapak Darisno Bangun memilih Ibu

Sumas Diharti. Alasan Bapak Darisno Bangun menunjuk Ibu Sumas Diharti sebagai informan selanjutnya karena Ibu Sumas Diharti merupakan orang yang cukup dikenal di masyarakat. Bapak Darisno Bangun juga menganggap bahwa Ibu Sumas Diharti layak untuk dijadikan informan kedua dalam penelitian ini karena beliau memiliki gambaran mengenai pola komunikasi antarumat beragama di dalam masyarakat.

Peneliti bertemu dengan Ibu Sumas Diharti pada keesokan harinya, dan melakukan wawancara pada tanggal 03 Februari 2017. Peneliti melakukan wawancara kurang lebih satu jam dan selanjutnya peneliti bertanya kepada Ibu Sumas Diharti mengenai siapa masyarakat yang dapat dijadikan sebagai informan selanjutnya mengenai pola komunikasi antarumat beragama. Ibu Sumas Diharti merekomendasikan Ibu Delco Bangun sebagai informan ketiga dengan alasan bahwa Ibu Delco Bangun merupakan warga lama yang menetap di Jalan Terompet Padang Bulan Medan.

Peneliti melakukan observasi langsung ke daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan, pada tanggal 04 Februari 2017. Peneliti berkeliling daerah Jalan Terompet untuk kampung untuk mengamati situasi dan dinamika kehidupan masyarakat. Peneliti melihat pada saat yang bersamaan, umat Kristen mengadakan sebuah acara keagamaan, dan peneliti dapat melihat bagaimana cara masyarakat menghargai agama lain agar tidak merasa terganggu. Peneliti juga melihat sekumpulan anak-anak sedang bermain bersama di lapangan yang disediakan oleh pemerintah tepatnya pada sore hari.

Peneliti mendatangi rumah informan selanjutnya pada tanggal 06 Februari 2017, dan langsung mewawancarai Ibu Delco Bangun mengenai bagaimana pola komunikasi yang ada di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan dalam menjaga keharmonisan. Peneliti bertanya kepada informan mengenai siapa yang dapat dijadikan informan keempat. Ibu Delco Bangun memberikan rekomendasinya yaitu Ibu Nandaheri Ginting dengan alasan Ibu Nandaheri

Peneliti mendatangi rumah informan selanjutnya pada tanggal 06 Februari 2017, dan langsung mewawancarai Ibu Delco Bangun mengenai bagaimana pola komunikasi yang ada di daerah Jalan Terompet Padang Bulan Medan dalam menjaga keharmonisan. Peneliti bertanya kepada informan mengenai siapa yang dapat dijadikan informan keempat. Ibu Delco Bangun memberikan rekomendasinya yaitu Ibu Nandaheri Ginting dengan alasan Ibu Nandaheri

Dokumen terkait