• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Kajian Pustaka

2.2.4 Pola Komunikasi

Pola Komunikasi merupakan bentuk hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami dan dimengerti. Komunikasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses menyamakan persepsi, pikiran, dan rasa antara komunikator dengan komunikan. (Mulyana, 2002:53)

a. Pola Komunikasi Linier

Pandangan ini mengansumsikan bahwa pendekatan pada pola komunikasi manusia terdiri dari beberapa elemen kunci yaitu sumber (source), atau pihak pengirim pesan (message) pada penerima (receiver) yang akan menerima pesan tersebut. Semua proses komunikasi ini terjadi dalam sebuah saluran (channel) yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. ( Cangara, 2006: 51)

b. Pola Interaksional

Pola ini lebih menekankan kepada proses komunikasi dua arah diantara dua komunikator, artinya komunikasi berlangsung dua arah dari pengirim pesan kepada penerima, dan dari penerima kepada pengirim pesan. Elemen penting dari

pola ini adalah adanya umpan balik berupa verbal maupun nonverbal baik sengaja maupun tidak sengaja.

c. Pola Transaksional

(Barnlud, 1970: 35) Pola ini menggaris bawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi, dimana pengirim dan penerima pesan sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektifnya komunikasi yang terjadi. Transaksi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalamannya di masa lalu.

Pola komunikasi memiliki dua jenis pesan yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima pesan yaitu secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal tanpa kata-kata.

2.2.4.1 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupun secara tertulis.

Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus manusia yang melalui kata-kata dapat mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, menyampaikan fakta, saling bertukar perasaan dan pemikiran. ( Hardjana, 2003: 22)

a. Bahasa

Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan seseorang berbagi makna. Bahasa berfungsi sebagai transmisi informasi karena dapat melintasi jarak dan waktu. Bahasa mengembangkan pengetahuan kita agar dapat menerima sesuatu dari luar dan juga berusaha untuk menggambarkan ide-ide kita kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat pemersatu di dalam tatanan masyarakat multietnis, dan melalui bahasa kita dapat berhubungan dengan siapa saja. Bahasa adalah sebagai alat pengikat dan perekat dalam hidup bermasyarakat, yang dapat membantu kita untuk menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima oleh orang lain.

Lambang bahasa yang digunakan dalam komunikasi nonverbal adalah lisan, tulisan maupun elektronik. Bahasa yang digunakan adalah bahasa nonverbal berupa bahasa tubuh (raut wajah, gerak kepala, gerak tangan), tanda, tindakan, objek. ( Hardjana, 2003:23)

Menurut para ahli, ada tiga teori untuk seseorang dapat memiliki kemampuan bahasa. Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang BF. Skinner (1957) yang merupakan ahli psikologi behavioristik. Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S.R. Teori Operant Conditioning yang menyatakan bahwa, jika suatu organisme dirangsang oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan memberikan reaksi. Teori kedua adalah teori kognitif yang dikembangkan oleh ahli psikologi kognitif Noam Chomsky. Teori ini menekankan kompetensi bahasa pada manusia lebih dari apa yang ditampilkan.

Chomsky menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa sejak lahir. ( Cangara, 2006: 97)

Teori ketiga adalah teori penengah yang dikembangkan oleh Charles Osgood yang merupakan ahli psikologi behavioristik. Teori ini menekankan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuan berbahasa tidak saja bereaksi pada rangsangan yang diterima dari luar, namun juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi di dalam dirinya sejak lahir. ( Cangara, 2006: 98)

Ketiga teori ini menunjukkan ciri dan alasannya masing-masing dan menekankan bahwa manusia dalam hal memiliki kemampuan untuk berbahasa diperlukan adanya proses belajar.

b. Kata

Kata merupakan unit lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, baik itu manusia, benda, kejadian ataupun keadaan. Kata itu juga bukan manusia, benda, ataupun kejadian.

Kata memiliki dua aspek atau segi yaitu lambang dan makna. Lambang kata dalam bahasa lisan berupa ucapan. Lambang kata dalam bahasa tertulis berupa tulisan. Hubungan antara lambang dan makna terbentuk karena kesepakatan para penggunanya, dan dengan satu kata yang sama dapat memiliki perbedaan makna pada setiap orang. ( Hardjana, 2003: 25)

2.2.4.2 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau non linguistik. Richard

L.Weaver II (1993) mengemukakan bahwa kata-kata pada umumnya memicu salah satu sekumpulan alat indera seperti pendengaran, sedangkan komunikasi nonverbal dapat memicu sejumlah alat indera seperti penglihatan, penciuman, dan perasaan. ( Budyana & Ganiem, 2011: 110).

Mark Knapp (1978) menyebutkan bahwa penggunaan komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi yaitu ( Cangara, 2006: 100) a. Meyakinkan apa yang diucapkan.

b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata- kata.

c. Menunjukkan jati diri agar orang lain dapat mengenalnya.

d. Menambah atau melengkapi perkataan-perkataan yang dirasa belum sempurna.

Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal yaitu kinesics berupa gerakan tubuh, paralanguange berupa irama suara, proxemics yang berkenaan dengan penggunaan ruang, dan gangguan-gangguan vokal. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal adalah sebagai berikut:

a. Kinesics.

Gerakan tubuh merupakan perilaku nonverbal yang terjadi melalui gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh. Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, gerak-isyarat, postur atau perawakan dan sentuhan. ( Budyatna &

Ganiem, 2011: 125) b. Paralanguage

Paralanguage adalah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara agar penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang dikatakan.

(Budyatna & Ganiem, 2011: 131) c. Gangguan-Gangguan Vokal

Gangguan-gangguan akan menjadi masalah apabila dirasakan oleh pihak lain secara berlebihan, dan gangguan-gangguan itu perlu mendapatkan perhatian karena menghalangi pendengarnya untuk memusatkan perhatian pada makna pembicaraan.

d. Penggunaan Ruang

Penggunaan ruang dalam berkomunikasi melalui penggunaan ruang informal adalah dengan menggunakan ruang-ruang yang dimiliki serta bagaimana cara penggunaan suatu objek. Edward T.Hall (1969) berpendapat bahwa di budaya Amerika Serikat terdapat empat jarak dominan yang berbeda dan dianggap nyaman dengan bergantung pada sifat pembicaraannya yaitu jarak akrab, jarak pribadi, jarak sosial dan jarak umum.

Komunikasi nonverbal memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pelengkap komunikasi verbal, menekankan komunikasi verbal, membesar-besarkan komunikasi verbal, melawan komunikasi verbal, dan meniadakan komunikasi verbal. ( Budyatna & Ganiem, 2011: 134)

Dokumen terkait