• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang Relevan

Dalam dokumen Anang Sudigdo S.841108043 (Halaman 72-77)

commit to user 4) Nilai Pendidikan Sosial

B. Penelitian yang Relevan

Sri Handayani (2010) dalam penelitian yang berjudul “Kritik Sosial dan Nilai Edukatif dalam Kumpulan Puisi Tira ni da n Benteng Karya Taufiq Ismail Tinjauan Sosiologi Sastra” menyimpulkan bahwa (1) Tema-tema yang terkandung dalam puisi Tira ni da n Benteng yakni solidaritas antar sesama, keadilan yang tidak terpuaskan, keberanian dalam melawan kebatilan, keiklasan dalam berjuang, ajakan untuk bertaubat, semangat yang berkobar, (2) Kritik sosial yang terdapat dalam puisi Tir ani da n Benteng terkait dengan protes masyarakat menurut pemenrintah untuk mewujudkan stabilitas keamanan, ekonomi, politik, dan hukum. (3) Nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam puisi-puisi Tirani da n Benteng terkait dengan nilai pendidikan moral, etika, sosial, dan religius.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sri Handayani dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji tentang sosiologi sastra dan nilai

commit to user

pendidikan. Perbedaanya terletak pada objek kajian, penelitian Sri Handayani objek kajiannya kumpulan Puisi Tira ni da n Benteng karya taufiq Ismail sedangkan objek kajian penelitian ini adalah novel Ruma h di Seribu Omba k karya Erwin Arnada. Sri Handayani juga mengungkap kritik sosial dalam kumpulan puisi Tira ni da n Benteng sementara penelitian ini tidak mengungkap kritik sosial dalam novel Ruma h di Seribu Omba k karya Erwin Arnada.

Panji Kuncoro (2010) berjudul “Kritik Sosial dalam Antologi Puisi Aku Ingin Ja di Peluru Karya Wiji Thukul: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra” menyimpulkan bahwa adanya perspektif sosiologis kritik sosial Wiji Thukul yang meliputi dua aspek yaitu protes sosial yang terjadi sedangkan realis sosial lebih merupakan catatan harian dirinya tentang kehidupan sehari-hari. Nilai edukatif yang terdapat dalam Aku Ingin Ja di Perulu karya Wiji Thukul terdiri dari etika, moral, dan budi pekerti yang merupakan cermin dari masyarakat kelas bahwa dengan profesi sebagai buruh, tukang becak, pemulung, dan lain-lain. Persamaan penelitian Panji Kuncoro Hadi dengan penelitian ini yaitu terletak pada aspek tinjauan yaitu sosiologi sastra dan sama-sama mengkaji nilai pendidikan. Perbedaan penelitian Panji Kuncoro Hadi dengan penelitian ini yaitu terletak pada pengarang dan karyanya. Penelitian Panji menganalisis kumpulan puisi Aku Ingin Ja di Peluru karya Wiji Thukul sedangkan penelitian ini menganalisis novel

Ruma h di Seribu Omba k karya Erwin Arnada.

Rochayah Machali (2005: 1) dalam penelitian yang berjudul “Challenging Tradition: the Indonesia Novel Sama n” dalam Journal of La ngua ge Studies. Menyimpulkan bahwa Novel ini mengundang kritik, terutama karena penulis telah

commit to user

menantang tradisi, baik dalam tema dan isi sebagaimana serta dalam gaya naratif. Tema seperti seksualitas, yang sebelumnya dianggap tabu di masa lalu, dieksplorasi dan ditantang dengan cara yang hampir tumpul. Persamaan penelitian Rochayah Machali dengan penelitian ini yaitu memiliki relecansi dalam hal pengulasan realitas sosial masyarakat yang diangkat dalam sebuah novel. Perbedaanya terletak pada objek kajian, penelitian Rochayah Machali objek kajiannya novel Sama n, sedangkan objek kajian penelitian ini adalah novel

Ruma h di Seribu Omba k. Penelitian Rochayah Machali tidak membahas nilai-nilai pendidikan sementara penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan.

Ratna Purwaningtyas (2006) dalam penelitian yang berjudul “Novel

Jendela -jendela, P intu, Ata p karya Fira Basuki” (Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan). Menyimpulkan bahwa Ratna Purwaningtyas menemukan banyak penyimpangan norma yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel karya Fira Basuki yang tidak patut ditiru oleh pembaca. Penyimpangan tersebut antara lain hubungan seks bebas, perselingkuhan tidak menjalankan perintah agama dengan baik seperti sembahyang dan pelanggaran budaya yang mengakibatkan ketidak harmonisan budaya. Persamaan penelitian Ratna Purwaningtyas dengan penelitian ini adalah terletak pada aspek tinjauan, yaitu tinjauan sosiologi sastra dan nilai pendidikan. Persamaan selanjutnya yaitu pengarang novel J endela -jendela , Pintu, dan Ata p dalam penelitian Ratna Purwaningtyas merupakan bukan orang Indonesia tapi bisa mengungkap kehidupan dan kebudayaan Amerika Serikat, sedangkan pengarang novel Ruma h di Ser ibu Omba k dalam penelitian ini bukan penduduk Bali tapi bisa mengungkap kehidupan dan kebudayaan Bali.

commit to user

Perbedaan penelitian Ratna Purwaningtyas dengan penelitian ini yaitu terletak pada pengarang dan karyanya. Penelitian Ratna Purwaningtyas menganalisis trilogi novel J endela -jendela, Pintu, dan Ata p karya Fira Basuki. Sedangkan penelitian ini hanya menganalisis satu novel Ruma h di Ser ibu Omba k karya Erwin Arnada.

Moirangthem Linthoingambi Devi (2011) dalam penelitian yang berjudul “Multicultura lism a nd Conflict in Khushwa nt Singh's Tr ain to P akista n”. Dalam

Journal of Literature, Culture and Media Studies, Vol 3, No 5 dan 6. Penelitian ini bermaksud untuk fokus pada krisis politik yang multi-budaya yang ada di India meskipun upaya besar untuk mempromosikan integrasi nasional di tengah-tengah budaya mozaik.

Masyarakat India adalah multietnis, masyarakat multibahasa, multikultur dan multiagama dan masyarakat India telah mampu mempertahankan kesatuan dalam keragaman. Tetapi di suatu tempat di mana keragaman berlaku, gagasan terpisah geo-politik entitas nasional telah menjadi tidak terelakkan, ini akibat dari kebijakan dalam peraturan yang telah dibuat oleh orang-orang Inggris yang bertujuan untuk melanggengkan kekuasaan mereka. Mereka menyebarkan teori bahwa Hindu dan Muslim adalah dua negara yang terpisah yang karenanya tidak pernah hidup bersama. Simpulan dari penelitian ini adalah kebijakan melalui peraturan yang telah dibuat oleh orang-orang Inggris telah mengakibatkan penciptaan Pakistan diikuti oleh kekerasan komunal terburuk dalam sejarah umat manusia.

commit to user

Persamaan penelitian Moirangthem Linthoingambi Devi dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas sosial budaya dan sama-sama membahas dua agama yaitu Hindu dan Muslim. Perbedaannya terletak pada latar peristiwa terjadi. Penelitian Moirangthem Linthoingambi Devi berlatar di India, sementara penelitian ini berlatar di Singaraja.

Irsasri (2011) dalam penelitian yang berjudul “Novel Burung-Burung

Ma nya r Karya Y.B. Mangunwijaya (Tinjauan Sosiologi Sastra, Perspektif

Historis, dan Nilai Pendidikan)”. Simpulan novel tersebut merupakan cerminan pemikiran dan pandangan yang sangat diresapi dari dalam diri pengarang. Karya ini menceritakan pengorbanan dan penyerahan kekuasaan yang pada akhirnya muncul sebuah pengkhianatan. Burung Manyar adalah perumpamaan perjalanan hidup Teto yang gagal menyelaraskan dua hal, jati diri di dalam dan bahasa citranya ke luar, sehingga ia harus kalah dan kehilangan orang yang dicintai. Cerita yang diangkat dalam novel Burung-Burung Ma nya r merupakan latar

belakang perjuangan yang mengungkap fakta-fakta historis dan nilai-nilai kehidupan yang didasarkan pada kisah nyata atau sejarah tentang sosial masyarakat pribumi pada waktu masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Persamaan penelitian Irsasri dengan penelitian ini adalah objek kajian yaitu novel, tinajauan yang digunakan juga sama yaitu sosiologi sastra dan nilai pendidikan. Juga sama-sama memunculkan fakta historis dan mengkaji latar belakang sosial budaya. Perbedaan penelitian Irsasri dengan penelitian ini yaitu terletak pada pengarang dan karyanya. Penelitian Irsasri menganalisis novel

commit to user

menganalisis novel Ruma h di Seribu Omba k karya Erwin Arnada. Novel dalam

penelitian Irsasri merupakan cermin pribadi pengarang, sementara novel dalam penelitian ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh pengarang dan bukan merupakan cermin pribadi pengarang.

Dalam dokumen Anang Sudigdo S.841108043 (Halaman 72-77)