• Tidak ada hasil yang ditemukan

Samihi Ismail/Samii

Dalam dokumen Anang Sudigdo S.841108043 (Halaman 113-120)

commit to user 5)Climax (puncak cerita)

1) Samihi Ismail/Samii

Samihi Ismail seorang Muslim yang kerap dipanggil Samihi/Samii merupakan penduduk desa Kalidukuh. Bocah laki-laki ini merupakan siswa kelas enam SDN O2 Kalidukuh, setelah lulus kemudian melanjutkan sekolah SMP. Samihi dan keluarganya merupakan penduduk pendatang dari Sumatra Utara di Pariaman. Samihi tinggal di desa Kalidukuh Singaraja sudah dua puluh tahun.

commit to user

Meski kami berdua datang dari keluarga yang berbeda, kami- Samihi dan Wayan Manik, dikenal penduduk desa Kalidukuh sebagai sejoli yang tidak bisa dipisahkan. Aku terlahir dari keluarga Muslim yang taat, … (Rumah di seribu Ombak: 9).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi yang di sebut juga sebagai tokoh aku, memeluk agama Islam.

... Melihat satu per satu sambil mengulir biji tasbih di tanganya. Tatapannya tiba-tiba berhenti di mataku. “Samihi Ismail”, cetusnya sambil melempar senyuman ke arahku. Hatiku berdesir. Kaget campur bahagia mengetahui Ustaz Mualim memilihku sebagai pemenang di kelompok putra, dalam lomba mengaji di kelas pengajian. Ini sama artinya aku mewakili desa Kalidukuh tampil di lomba qiraah tingkat kabupaten. Aku mengucapkan syukur dalam hati. (Rumah di Seribu Ombak: 207-208).

Kutipan di atas menunjukkan bahwa nama lengkap Samihi yaitu Samihi Ismail. Samihi juga kerap dipanggil dengan nama Samii.

“Aku Samihi, panggil saja Samii. Aku tinggal di Kalidukuh. Dekat kebun anggur,” kataku mengenanlkan diri... (Rumah di Seribu Ombak: 25). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi mempunyai nama pangilan yaitu Samii. Dan tempat tinggal Samihi yaitu di desa Kalidukuh.

Papan putih seukuran satu meter persegi, terpasang mencolok di depan ruang guru. Dua bangku sekolah dipasang berderet, mengganjal papan itu agar tidak jatuh. Kubaca tulisan dengan spidol biru “Pengumuman ujian murid kelas enam SDN O2 Kalidukuh pukul 10.00 WITA”. (Rumah di Seribu Ombak: 261-262).

Nama-nama yang ditempel berurutan sesuai abjad. Nomor absensi dan nomor ujian juga terasa di papan itu. Telunjukku mengurutkan nama dari A hingga ke S. Kulihat namaku dengan nomor urut 21. Di sebelah kanan, namaku tertulis –LULUS-.

Hilang sudah rasa tegangku. “Alhamdulillah,” bisikku sambil menelungkupkan kedua tangan ke muka.

Sebentar lagi aku akan jadi murid SMP tegasku dalam hati. (Rumah di Seribu Ombak: 265).

commit to user

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi murid kelas enam SDN O2 Kalidukuh. Setelah mengetahui pengumuman kelulusan. Samihi lulus dan melanjutkkan ke SMP.

Samihi adalah anak yang patuh dan taat terhadap perintah orang tuanya. Kusandarkan si Perak kesayanganku di batang pohon kelapa. Belum hilang benar rasa khawatirku, tiba-tiba menyeruak di kepalaku pesan Ibu agar menjauhu air, menghindari laut. Sejenak, aku terhenyak. Rasa takut dan ragu membekapku lagi. Kali ini, makin kuat rasanya. Aku jadi serba salah, mulai berpikir untuk pulang saja ke rumah dan melupakan soal kerang. (Rumah di Seribu Ombak: 15).

Ingin kulawan rasa takut dengan tidak mengacuhkan pesan ibuku yang teriang kembali. Namun, kok, kesannya aku menentang pesan orangtua… (Rumah di Seribu Ombak: 16).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samii menuruti perintah orang tua yaitu ibunya. Dengan demikian penyajian penokohan tokoh Samii digambarkan secara dramatik karena diungkapkan secara tidak langsung.

Samihi/Samii mempunyai sakit asma. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Kucamuk pikiran tadi menimbulkan pengaruh lain pada diriku. Jika sudah tegang, penyakit asmaku pasti kumat. Sesak napas pun menyerang. Sebelum terlambat, buru-buru kuambil inhaler obat isap pencegah asma dari kantongku. Tak lupa, aku memanjatkan doa agar diberi ketenangan dan keselamatan. (Rumah di Seribu Ombak: 16).

Kutipan tersebut menggambarkan karakter tokoh Samii menggunakan teknik analitik. berdasarkan kutipan tersebut Samihi telah mempunyai penyakit asma. Jika sedang tegang penyakit asma yang dideritanya akan kumat, sesak napas pun akan menyerang.

Samihi takut pada laut, hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. Kutarik napas sebelum melangkah kea rah barat pantai. Debur ombak masih saja membuat bulu kuduku berdiri. Aku benar-benar diterkam rasa

commit to user

takut. Kutangkis perasaan takutku dengan mengalihkan pandangan lurus ke barat. Kuhela telingaku agar tidak mendengar debur ombak laut. Ingatan akan trauma dan ketakutan akan laut kubuang jauh-jauh. Rasanya, sangat sulit. Walau bagaimanapun, harus kulupakan trauma yang sudah bertahun-tahun kurasakan ini. Bayangan gelombang air dan tangisan, serta kepedihan ibuku, menyeruak tiba-tiba di benakku. Masih seperti hari-hari kemarin. Ingatan gelap itu muncul tiba-tiba. Ingatan peristiwa yang merenggut hidup kakakku, Sabri. (Rumah di Seribu Ombak: 16-17).

Kutipan tersebut menunjukkan penggambaran tokoh yang dilakukan secara analitik. Tokoh Samihi dijelaskan secara langsung merasa takut berada di tepi pantai dan melihat debur ombak.

Samihi mempunyai kepribadian yang peduli dengan teman, yaitu terdapat pada kutipan berikut ini:

Aku memang tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi persahabatan kami paling tidak akan membuat kesedihan itu bisa terbagi. Setelah itu, mungkin rasa lega pada batin Yanik akan muncul dan membuatnya lebih tenang. (Rumah di Seribu Ombak: 118).

Saat ini, yang harus aku lakukan hanyalah menghibur Yanik yang sedang dilanda duka. (Rumah di Seribu Ombak: 203).

Aku memeluk dan menyalami meme Yanik. Me Yanik membalas pelukanku ditambah bisikan ucapan terima kasih ke telingaku… (Rumah di Seribu Ombak: 203).

Kutipan tersebut menunjukkan penokohan tokoh Samii/ Samihi secara analitik. Yaitu penggambaran secara langsung sifat Samii yang mempunyai kepedulian terhadap teman yaitu Yanik. Samihi menghibur Yanik yang sedang di landa duka.

Samihi pandai mengaji. Terdapat dalam kutipan sebagai berikut.

… Tatapannya tiba-tiba berhenti di mataku. “Samihi Ismail,” cetusnya sambil melempar senyum ke arahku. Hatiku berdesir. Kaget campur bahagia mengetahui Ustaz Mualim memilihku sebagai pemenang di kelompok putra, dalam lomba mengaji di kelas pengajian. Ini sama artinya aku mewakili desa Kalidukuh tampil di lomba qiraah tingkat kabupaten. Aku mengucapkan syukur dalam hati. (Rumah di Seribu Ombak: 207-208).

commit to user

Dalam hati kecilku, aku sedikit merasa geli saat kusadari menjadi yang terbaik untuk tingkat masjid di kampung Kalidukuh. Cukup membanggakan prestasi ini?...(Rumah di Seribu Ombak: 208).

Kutipan di atas menunjukkan penokohan tokoh Samii secara dramatik. Samihi pandai mengaji dijelaskan secara tidak langsung.Yaitu melalui Samihi telah memenangkan lomba mengaji di kelas pengajian. Sehingga Samihi dapat mewakili desa Kalidukuh untuk tampil lomba qiraah tingkat kabupaten.

Samihi juga memenangkan lomba mengaji di tingkat kabupaten. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

… Tinggal beberapa jam lagi aku harus berlomba adu bagus mengaji dengan para jago qiraah di seluruh Kabupaten Buleleng… (Rumah di Seribu Ombak: 237).

… Ketua dewan juri mengambil mikrofonnya lagi. Menyampaikan beberapa kalimat yang intinya meminta kami semua bersabar karena penentuan pemenang qiraah akan dibacakan oleh Wakil Bupati…(Rumah di Seribu Ombak: 243).

Setelah mengucapkan sambutan, ia pun mulai mengumumkan nama pemenang. “Samihi Ismail dan Wahyuningtyas adalam pemenang pertama lomba qiraah untuk kategori pria dan wanita…, kata Wakil Bupati tadi. (Rumah di Seribu Ombak: 243).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi telah menjadi pemenang pertama lomba qiraah untuk kategori pria di tingkat kabupeten. Kutipan penokohan tersebut dijelaskan secara dramatik.

Samii juga pandai dalam pendidikan di sekolah. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Aku melangkahi gerbang sekolah dengan perasaan deg-degan. Siang ini merupakan hari yang akan menentukan apakah aku bisa naik ke jenjang pendidikan menjadi siswa Sekolah Menengah Pertama atau tidak. Meski kuingat bisa menjawab semua soal ujian dengan baik, tetap saja rasa tegang itu kurasakan. Lulus SD dan menjadi murid SMP tentu menjadi keharusan buat anak kelas enam SD seperti aku. Apalagi, buat murid yang mendapat predikat juara kelas, seperti aku. (Rumah di Seribu Ombak: 261).

commit to user

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Samii merasa deg-degan dan tegang menunggu pengumuman kelulusan SD. Dijelaskan juga Samii adalah anak yang pandai yang selalu mendapatkan predikat juara kelas. Berdasarkan kutipan di atas, penyajian penokohan tokoh Samii digambarkan secara analitik. Karena diungkapkan secara langsung oleh tokoh itu sendiri yaitu Samii.

Samihi takut bermain di laut dan tidak bias berenang.

Sebenarnya, aku mempunyai rahasia tentang bagaimana rasa takut itu menguasaiku. Rahasia ini yang jika didengar anak-anak lain, pasti hanya akan jadi olok-olok dan bahan tertawaan. Ketakutanku ini terdengar payah bagi anak-anak sebayaku di Singaraja, yaitu berenang dan main di laut. Aku benar-benar tak berani melakukannya. Padahal, anak-anak di Kalidukuh sehari-harinya main di pantai. (Rumah di Seribu Ombak: 12).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa samihi mempunyai ketakutan terhadap laut. Samihi tidak berani bermain di laut dan tidak bisa berenang seperti anak-anak di Kalidukuh yang kesehariannya bermain di pantai. Penokohan Samihi di jelaskan secara analitik. Karena diungkapkan secara langsung oleh tokoh itu sendiri.

Samii sudah tidak takut dan tidak trauma dengan laut. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut.

Ya, setelah aku berhasil mengalahkan takut dan bisa berenang, aku pun tertantang untuk mencoba keahlian lain di laut, selancar. Dan temanku, Made Juma, inilah yang mengajariku. (Rumah di Seribu Ombak: 259).

Kutipan di atas menunjukkan penokohan tokoh Samii dijelaskan secara analitik. Yairu penggambaran watak tokoh dijelaskan secara langsung oleh tokoh itu sendiri. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Samii sudah bisa berenang dan tidak takut dengan laut. Samii juga tertantang ingin mencoba keahlian untuk berselancar di laut.

commit to user

Yanik sangat bahagiam mendapatkan hadiah papan surfing. Kutipan tersebut yaitu sebagai berikut.

Malamini, aku sulit memejamkan mata. Rasa gembira yang setinggi bintang membuat perasaanku seperti meledak. Mendapat hadiah papan

surfing tak ubahnya mendapat bintang kejora. Siapa sangka, disaat fantasiku tentang dunia surfing sedang tinggi-tingginya, aku dihadiahi barang barang yang kuanggap paling menarik dan berharga melebihi apa pun… (Rumah di Seribu Ombak: 300).

kutipan di atas menjelaskan Samihi sangat gembira mendapatkan hadian papan surfing. Samihi telah menang dalam lomba surfing, sehingga Samihi mendapatkan beasiswa untuk sekolah ke Australia. Berikut kutipannya.

Pengertian beasiswa buatku tak lain adalah hadiah buat sang juara. Makanya aku terperanjat sangat, ketika diberi tahu bahwa aku diajak pindah ke Australia untuk meneruskan sekolah dan belajar surfing di sana. Menurut dua orang yang datang mewakili yayasan milik Istri Komang Satria, aku akan diberi uang saku yang besar, dibiayai sekolah, tetapi aku harus bertanding surfing sesuai program yang mereka buat. (Rumah di Seribu Ombak: 334).

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi telah menjuarai lomba surfing dan mendapat beasiswa untuk sekolah dan belajar surfing. Selama di Australia Samihi mendapatkan uang saku dan harus bertanding surfing sesuai program.

Samihi taat beribadah dan sayang dan perhatian pada adiknya. Kutipanya yaitu sebagai berikut.

Setelah tiba di rumah, kutunaikan segera shalat zuhur agar bisa mendapat izin dari Ayah untuk menjajal papan baruku. Dikamarnya Syamimi tergolek lemah. Mukanya pasi, bibirnya kering. Ia baru selesai makan bubur dan minum obat. Ayahku sedang dikamarnya. Aku menyempatkan diri menemani Syamimi. Ingin kubagi kegembiraanku padanya, sekedar memberinya hiburan. Namun, niat itu kuurungkan begitu melihat wajahnya yang pucat pasi dan tubuhnya menggigil. Akhirnya, hanya kuusap kepala adikku dengan rasa sayang. Kuselimuti badannya agar tak makin menggigil. (Rumah di Seribu Ombak: 301).

commit to user

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Samihi taat beribadah. Samihi juga sayang terhadap adiknya.

Dalam dokumen Anang Sudigdo S.841108043 (Halaman 113-120)