• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi komunikasi dalam Pembinaan Ibadah terhadap Anak Asuh Anak Asuh

Bab V Kesimpulan dan Saran, yang meliputi Kesimpulan dari hasil penelitian dan saran. hasil penelitian dan saran

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMBINAAN IBADAH

B. Penerapan Strategi komunikasi dalam Pembinaan Ibadah terhadap Anak Asuh Anak Asuh

68

Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.

69

Dalam mencapai tujuan yang diterapkan, strategi komunikasi akan berjalan dan berhasil bila ada keterkaitan antara komunikator dan komunikan terhadap pesan yang disampaikan. Dalam hal ini, pembinaan sangatlah diperlukan untuk membangun serta menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang baik. Sehingga meningkatkan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.

Menurut Zakiah Daradjat, dalam mencapai tujuan dari pembinaan yang telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun unsur-unsur tersebut yaitu70:

1. Materi

Dalam hal ini, Yayasan Al-Barokah memberikan materi dalam pendalaman agama yaitu melalui pengajian, PPserta hafalan-hafalan yang ditentukan. Pengurus ibadah menentukan materi dari surat-surat yang akan dihafalkan kepada anak, seperti juz’ama, hadits, serta surat -surat panjang seperti -surat Al-Waqi’ah, surat Yasin, surat Al-Mulk dan lain-lain, setelah itu anak mulai menghafal dengan masing-masing surat yang ditentukan dan mempraktekkan ibadah sehari-hari.

Pada dasarnya materi pembinaan ibadah itu tergantung pada tujuan pembinaan ibadah yang hendak dicapai yaitu bertujuan agar dalam menjalani tata cara ibadah dapat dengan benar serta mengerti terhadap apa yang mereka lakukan. Hal ini dilakukan agar terwujudnya

70

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pendidikan Mental (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 38.

suatu perubahan kepada anak tersebut ke arah yang lebih baik lagi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Faqihuddin:

”oohhh,, tujuannya yang pasti untuk biar mereka bener dan betul dalam cara ibadahnya baik dan benar,, karna ada yang tau tetapi tidak mengerti dan tidak benar,, pokoknya mengerti dan benar”.71

2. Pembina/pembimbing

Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam sebuah pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut: a. Kemampuan professional

b. Memiliki sifat atau kepribadian yang baik c. Memiliki kemampuan bermasyarakat d. Bertaqwa kepada Allah SWT

Dalam hal ini, Yayasan mempunyai tenaga pengajar professional yang memiliki spesialisasi dalam bidang pembinaan ibadah terhadap anak asuh. Pembinaan ibadah ini dilakukan oleh para pengurus ibadah untuk anak asuh dengan di koordinatori oleh Ustad Faqihuddin, dan para pengurus ibadah lainnya yaitu H. Tabrani S.Ag, Tamali, Siti Barkah S.Ag dan Maria Ulfah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Samsul Hadi:

71

Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.

”Untuk ibadah,, kita ada tiga orang laki-laki,, iyaa,, yaitu Ustad Tabrani, Ustad Tamali dan Ustad Faqih,, kalau perempuannya ada dua orang,, siti barkah dan mungkin maria ulfah,,,”72

3. Peserta Terbina

Faktor ini adalah salah satu unsur yang penting dalam pembinaan ibadah, karena tujuan dari pembinaan ibadah adalah untuk keselamatan individu dalam sebuah pembinaan. Dalam hal ini anak-anak asuh Yayasan Yatim Piatu Al-Barokah sebagai peserta terbina, dikarenakan merekalah sebagai sasaran pembinaan ibadah.

4. Metode

Metode bisa diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Dalam hal pembinaan ibadah, para pengasuh memakai metode kelompok belajar yang terdiri dari beberapa kelompok, hal ini disesuaikan dengan tingkat pendidikan mereka. Untuk yang Madrasah Aliyah dibagi dengan dua kelompok, sedangkan untuk Madrasah Tsanawiyah dibagi perkelas-perkelas, selain itu perbedaan ini juga berlaku pada pembagian materi hafalan tersebut seperti yang diungkapkan oleh Faqihuddin selaku pengurus bagian ibadah Yayasan Yatim Piatu Al-Barokah:

“Disini kelompoknya dibaginya perkelas,, perkelas,, kelas

Tsanawiyah sendiri, kelas Aliyah sendiri,, untuk Tsanawiyah

72

Wawancara Pribadi dengan Samsul Hadi, Kepala Sekolah Mts Yatim Piatu Al-Barokah, Bekasi 12 April 2011.

kita dua kelompok, dan Aliyah dua kelompok,, iya kelompok

kelas satu dan kelas dua,, sama kalau aliyah juga.,”73

Mengenai strategi komunikasi yang dilakukan pengurus dalam pembinaan Ibadah terhadap anak asuh di Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah yaitu:

1. Strategi Merangkul

Strategi merangkul yaitu strategi untuk memberikan kepercayaan terhadap diri anak asuh akan kemampuan yang dimilikinya. Misalkan memberikan motivasi untuk menumbuhkan rasa percaya diri kepada anak asuh yang kurang tingkat penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya.

Strategi ini merupakan upaya untuk memberikan kepercayaan terhadap diri anak asuh, dan strategi inilah yang diterapkan oleh para Pembina maupun pengasuh dalam rangka merangkul setiap anak didiknya di Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah ini. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Samsul Hadi dan berikut hasil kutipan dari wawancara dengan beliau:

“Kami melakukan pendekatan secara umum dengan

memberikan wejangan kepada seluruh santri atau anak asuh disini supaya mereka mampu untuk tinggal disini belajar serta semangat dalam belajar,,74

73

Wawancara Pribadi dengan Faqihuddin, Pengurus Yayasan Yatim Piatu Islam Al-Barokah Bidang Pembinaan Ibadah. Bekasi 18 Mei 2011.

74

Wawancara Pribadi dengan Samsul Hadi, Kepala Sekolah Mts Yatim Piatu Al-Barokah, Bekasi 12 April 2011.

2. Strategi Hukuman

Strategi Hukuman yaitu cara tindakan pendidikan terhadap anak didik karena melakukan kesalahan, dan dilakukan agar anak didik tidak lagi melakukannya. Selain itu, untuk memberikan rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan baik hal yang positif ataupun negatif.

Menurut pengamatan yang peneliti amati, hukuman diterapkan kepada anak asuh yang terlambat dalam meyetorkan hafalan yang sudah ditugaskan selama seminggu, adapun macam-macam hukuman yang kenai bervariasi, diantaranya: untuk pelanggaran pertama mereka diberi denda Rp. 1000,- jika mengulanginya maka pengurus menyiram mereka dengan selang air dengan disaksikan oleh anak-anak asuh yang lain, dan terakhir jika masih mengulanginya hafalan Al-Qur’an yang ditentukan oleh

pengurus. 75

Semua itu dilakukan untuk mengarahkan agar senantiasa selalu bertingkah laku yang baik dan bermanfaat bagi hasil belajarnya, perkembangannya, serta kemajuannya serta di harapkan mereka menjadi jera dan sadar akan kesalahannya yang telah diperbuat, sehingga dia akan berhati-hati dalam bertindak.

75

Pengamatan Observasi, Tentang Penerapan Metode Hukuman, di Yayasan Yatim Piatu Al-Barokah, 12 April 2011.

C. Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dimiliki Yayasan