• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Kesimpulan dan Saran, yang meliputi Kesimpulan dari hasil penelitian dan saran. hasil penelitian dan saran

LANDASAN TEORI

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Pengertian strategi menurut Hari Murti Kridalaksana, dalam bukunya Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, yang mengungkapkan bahwa: ”Strategi berarti siasat perang, haluan, kebijaksanaa dan akal atau budi daya”.15 Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi.

Sedangkan pengertian strategi secara istilah, sebagaimana dikatakan oleh Onong Uchjana dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek :

“Strategi adalah cara-cara dimana suatu perusahaan atau kegiatan akan berjalan kearah tujuan yang sudah direncanakan terlebih dahulu Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya”.16

15

Hari Murti Kridalaksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (Jakarta: Nusa Indah, 1981), h. 173.

16

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32.

Selain itu strategi komunikasi menurut Din Syamsuddin dalam bukunya Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, mengandung arti diantaranya:

a. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan.

b. Seni dalam menyiasati pelaksaan rencana atau program untuk mencapai tujuan.

c. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa

istilah strategi, “Seni atau ilmu untuk menggunakan sumber daya

untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu.”18

Selain itu, dalam bukunya Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam, Syarif Usman mengatakan:

“Strategi sebagai kebijaksanaan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya, dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan”.19

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa strategi yaitu upaya atau usaha dalam melakukan sebuah tujuan guna mencapai keberhasilan, dengan memanfaatkan serta menyesuaikan sumber daya yang ada, baik itu

17

Din Syamsyuddin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani (Jakarta : Logos, 2000), h. 127.

18

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1999), h. 199.

19

Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan Dalam Islam

kekuatan, daya dan kemampuan sehingga tujuan dan sasaran akan tercapai.

2. Tahapan-Tahapan Strategi

Di dalam sebuah strategi, diperlukan adanya beberapa tahapan dalam menjalankan sebuah strategi, diantaranya, yaitu20:

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan strategi yang dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari unit, tingkat dan anggota organisasi. Dalam pelaksaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu

20

pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap yang terakhir dari menyusun strategi adalah evaluasi strategi. Evaluasi strategi sangat diperlukan karena keberhasilan yang dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni :

1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

2) Mengukur prestasi (membandingkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat

diukur dan mudah dibuktikan, criteria yang meramalkan hasil lebih penting daripada criteria yang mengungkapkan yang terjadi.

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.

3. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa kata communicatio (Latin) bersumber dari kata dasar communis yang

berarti “sama”.21

Selain itu komunikasi yaitu:

“Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, atau perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya, atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau penyampaian informasi, mengenai pikiran, dan perasaan-perasaan”.22

Secara terminologi komunikasi berarti proses penyampaian sesuatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pertanyaan itu jelas komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi, “,,yang terlibat dalam

21

Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah (Jakarta, Gema Insani Press, 1996), hal. 16.

22

James G. Robbins, Barbara S. Jones, Komunikasi Yang Efektif (Jakarta : CV Pedoman Ilmu Jaya, 1986),h. 1.

komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia, yang sering juga disebut komunikasi sosial”.23

“Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan”.24

Pengertian-pengertian yang disebutkan diatas pastinya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat memperoleh gambaran, bahwa komunikasi yaitu suatu bentuk interaksi antara komunikator dan komunikan melalui pesan yang diterima dengan sengaja atau tidak. Tidak terbatas pada bentuk komunikasinya dengan menggunakan bahasa verbal, maupun non verbal.

4. Pengertian Strategi Komunikasi

Adapun strategi komunikasi menurut Muhammad Arni yaitu:

“Paduan antara perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisi, jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan

23

Anwar Arifin. Ilmu Komunikasi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada). 24

Agustina Zubair, Pengantar Ilmu Komunikasi, diakses 17 Oktober, 2006 / 7:36 am, http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi/.htm

komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan”.25

Selanjutnya, menurut Anwar Arifin didalam bukunya Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas, ia menyatakan bahwa:

“Sesungguhnya strategi ialah keseluruhan keputusan kondisonal tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektifitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat”.26

Menurut Fred R David, didalam bukunya Manajemen Strategi Konsep, strategi komunikasi yaitu:

“Strategi komunikasi yaitu perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatannya bias berbeda-beda tergantung pada kondisi dan situasi”.27

Jadi strategi komunikasi adalah suatu cara rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki sebuah paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi

25

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) cet ke-6, h. 65-66.

26

Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebagai Pengantar Ringkas (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1995) Cet ke-3.

27

(management communication) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Langkah-Langkah Strategi Komunikasi

Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. Seperti kita ketahui, komponen dalam komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, media dan efek.28

a. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum kita melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal ini berkaitan dengan tujuan komunikasi yang kita lakukan, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan hanya sekadar mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif atau instruktif). Apapun tujuannya, metodenya, dan banyaknya sasaran, pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut29:

28

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 35.

29

1) Faktor kerangka referensi

Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus sesuai dengan kerangka referensi. Kerangka referensi seseorang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil panduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya.

Kerangka referensi seseorang akan berbeda dengan orang lain. Ada yang berbeda secara ekstrem seperti anak murid SD dengan seorang mahasiswa atau seorang petani dengan seorang diplomat. Ada perbedaan yang gradual saja seperti seorang prawira dengan seorang prawira lain yang sama-sama lulusan Akabri.

Dalam situasi komunikasi antarpersonal mudah untuk mengenal kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Jangankan sudah dikenal, tidak dikenalpun mudah menjajaginya, umpamanya dengan menanyakan kepadanya mengenai pekerjaan dan asal daerahnya.

Yang sukar ialah mengenal kerangka referensi komunikan dalam komunikasi kelompok. Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal seperti kelompok karyawan atau kelompok perwira. Ada juga yang tidak dikenal seperti pengunjung rapat RW. Komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi mereka itu.

Lebih sulit lagi mengenal kerangka referensi para komunikan dalam komunikasi massa sebab sifatnya sangat heterogen. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya yang bersifat informatif dan umum, yang dapat dimengerti oleh semua orang, mengenai hal yang menyangkut kepentingan semua orang. Jika pesan yang akan disampaikan kepada khalayak adalah untuk dipersuasikan, maka akan lebih efektif bila khalayak dibagi menjadi kelompok-kelompok khusus. Lalu diadakan komunikasi kelompok dengan mereka, yang berarti komunikasi dua arah secara timbal balik.30

2) Faktor situasi dan kondisi

Yang dimaksudkan dengan situasi disini ialah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang bisa menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga dating tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan. Yang dapat diduga sebelumnya umpamanya mengadakan rapat dengan para karyawan pada waktu gajian atau berpidato dalam suatu malam kesenian pada saat para hadirin mengharapkan hiburan segera dimulai. Yang pertama dapat dihindarkan dengan menangguhkan atau memajukan harinya, sedangkan yang kedua dengan memberikan pidato ya singkat, tetapi padat.

30

Hambatan komunikasi yang datang tiba-tiba umpamanya hujan lebat disertai petir yang menggebu-gebu, gemuruh hadirin karena ada sesuatu yang menarik perhatiannya ketika kita sedang berpidato. Yang pertama dapat diatasi, umpamanya dengan mempercepat pidato disertai suara yang lebih keras, sedangkan yang kedua dengan menghentikan pidato kita sebentar sampai hadirin kembali menaruh perhatiannya kepada kita.

Yang dimaksudkan dengan kondisi di sini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif apabila komunikan dengan kondisi seperti itu, kadang-kadang kita bisa menangguhkan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang menyenangkan. Akan tetapi, tidak jarang pula kita harus melakukannnya pada saat itu juga. Di sini faktor manusiawi sangat penting.31

b. Pemilihan Media Komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak

31

media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sebagai contoh, pesan melalui media tulisan atau cetakan dan media visual dapat dikaji berulang-ulang dan disimpan sebagai dokumentasi.

c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi

Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu, ini menetukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Seperti yang telah dikemukakan apapun tekniknya, pertama-tama komunikasi harus mengerti pesan komunikasi itu.

Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the message) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa macam-macam. Lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial (gesture), dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak isi pesan komunikasi yang disampaikan kepada komunikan dengan menggunakan gabungan lambang, seperti pesan komunikasi melalui surat kabar, film atau televisi.

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkrit dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang akan

datang, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam komunikasi, bahasa memegang peranan yang sangat penting. Tanpa penguasaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. Banyak kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa.

Bahasa terdiri atas kata atau kalimat yang mengandung pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Perkataan yang mengandung denotatif ialah yang maknanya senagaimana dirumuskan dalam kamus (dictionary meaning), yang diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Sedangkan perkataan yang mengandung konotatif yaitu yang maknanya dipengaruhi emosi atau evaluasi (emotional or evaluative meaning), disebabkan oleh latar belakang dan pengalaman seseorang.

Dalam melancarkan komunikasi, kita harus berupaya menghindarkan pengucapan kata-kata yang mengandung pengertian konotatif. Jika terpaksa harus kita katakana karena tidak ada perkataan lain yang tepat, maka kata yang diduga mengandung pengertian konotatif itu perlu diberi penjelasan mengenai makna yang dimaksudkan. Jika dibiarkan, bisa menimbulkan interpretasi yang salah. 32

32

d. Peranan Komunikator dalam Komunikasi

Ada faktor yang penting dalam diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source credibility).

1) Daya tarik sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.

2) Kredibilitas sumber

Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Sebagai contoh seorang dokter akan mendapat kepercayaan jika ia menerangkan soal kesehatan.

Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator dalam menghadapi komunikan harus bersikap empatik (empaty), yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain perkataan, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Seorang komunikator harus bersikap

empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa dan sebagainya.33

6. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika komunikasi dilakukan lewat media massa yang memiliki khalayak lebih luas dan beragam, maka kita memerlukan perencanaan lebih matang dalam menyampaikan pesan yang ingin kita sosialisasikan.

“Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) yang mempunyai fungsi ganda : yang pertama, Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif persuasive, dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal. Dan yang kedua,

Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperoleh

dan dioperasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya”.34