• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

I. Pengabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat berbagai macam cara untuk menguji keabsahan data yang diperoleh salah satunya teknik triagulasi. Menurut Sugiyono (2017) Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Untuk menguji keabsahan data pada rumusan masalah, maka peneliti menggunakan triagulasi menurut Sugiyono, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada. Kemudian

peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peniliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data.

Sedangkan untuk menguji keabsahan data dalam metode kuantitatif yaitu pada rumusan masalah, maka peneliti menggunakan analisis deskriptif,uji t dan koefisien determinasi,uji regresi linear sederhana, uji validitas dan reliabilitas, sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Secara sederhana analisis deskriptif merupakan teknik pemaparan data yang berasal dari statistik kemudian dilakukan pengamatan gambaran secara sistematis akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diteliti. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan masing-masing variabel dalam bentuk penyatuan data kedalam bentuk hasil distribusi frekuensi kemudian dilakukan analisis persentase.

2. Uji Hipotesis dengan Uji t dan Koefisien Determinasi (R2)

Uji hipotesis digunakan untuk mengukur atau membuktikan keadaan mengenai populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 23 for windows menggunakan regresi linier sederhana.

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji t (uji parsial) bertujuan untuk mengetahui apakah variabel kebijakan new normal berpengaruh signifikan terhadap variabel partisipasi politik masyarakat. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (5%). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai thitung < ttabel dan nilai sig. ≥ 0,05, maka variabel kebijakan new normal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel partisipasi politik.

2) Jika nilai thitung > ttabel dan nilai sig. ≤ 0,05, maka variabel kebijakan new normal memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel partisipasi politik.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) merupakan angka yang digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel X (bebas) terhadap variabel Y (terikat). Koefisien determinan dinyatakan dalam bentuk persentase.

3. Analisis Regresi Linear Sederhana

Teknik Regresi Linear Sederhana adalah teknik untuk mengukur besarnya pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data menggunakan program SPSS berdasarkan data-data yang diperoleh yang diperoleh dari angket yang diisi oleh responden. Persamaan umum regresi linear sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bX Dimana :

Y = Partisipasi Politik Masyarakat a = Konstanta

b = Koefisien garis regresi X = Kebijakan New normal 4. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Penghitungan uji validitas menggunakan bantuan SPSS pada komputer. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai rhitung

(correlated item total correlations) dengan nilai rtabel. Jika rhitung > dari rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

5. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten/ stabil dari waktu ke waktu Ghozali 2001 dalam (Rahman, 2019). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat hasil perhitungan nilai cronbach alpha (α). Suatu variabel dikatan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya jika cronbach alpha (α) < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.

79 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografi dan Administrasi

Kelurahan Gunung Sari merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Kelurahan ini merupakan salah satu wilayah kelurahan di bagian selatan Kota Makassar. Wilayah ini memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bonto Makkio Kecamatan Rappocini.

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa.

- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Banta-Bantaeng.

- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Karunrung dan Kabupaten Gowa.

Kelurahan Gunung Sari berada pada ketinggian <500 meter dari permukaan laut yang terdiri dari dataran rendah. Secara administratif, Kelurahan Gunung Sari terdiri dari 26 RW dan 141 RT. Kelurahan Gunung Sari memiliki jarak kurang lebih 1 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan kurang lebih 10 km dari pusat pemerintahan kota.

2. Luas Wilayah

Kelurahan Gunung Sari memiliki luas wilayah keseluruhan yaitu 54,80 Ha. Penggunaan lahan yaitu sekitar 150 m2 diperuntukkan untuk perkantoran, 1 km2 diperuntukkan untuk pekuburan dan sisanya untuk

pemukiman penduduk. Seperti halnya dengan wilayah-wilayah lain dalam Kota Makasar, wilayah Kelurahan Gunung Sari juga cukup padat. Oleh sebab itu, diperlukan adanya upaya-upaya dari berbagai pihak untuk lebih memperhatikan kondisi tata ruang kota dalam memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

3. Kependudukan

Faktor kependudukan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam upaya pembangunan daerah.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia atau penduduk sudah menjadi suatu keharusan agar dapat bersaing dalam dunia globalisasi sekarang ini.

Adapun gambaran penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Gunung Sari kecamatan Rappocini sebagai berikut:

Tabel 4.1 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Gunung Sari Kec. Rappocini Kota Makasar.

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

Laki-laki Perempuan

2983 3871

43,52 56,48

Jumlah 6854 100

Pada tabel di atas terlihat bahwa komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar yaitu sebagian besar adalah perempuan sebanyak 3.871 jiwa atau 56,48 % dan untuk laki-laki sebanyak 2.983 jiwa atau 43,52%.

4. Sarana Pendidikan

Ketersediaan sarana pendidikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2 Ketersediaan Sarana Pendidikan di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

No Sarana Pendidikan Jumlah (Unit) Persentase (%) 1. Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar sudah memiliki sarana pendidikan yang lengkap mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi sehingga kebutuhan masyarakat dalam hal pendidikan dapat terpenuhi dengan baik.

5. Sarana Kesehatan

Sarana yang juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayan kesehatan.

Tabel 4.3 Ketersediaan Sarana Kesehatan di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit) Persentase (%) 1.

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar terdiri dari puskesmas, apotik, posyandu dan tempat dokter praktek. Jumlah sarana kesehatan terbanyak yaitu posyandu sebanyak 26 unit atau 63,41%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana kesehatan sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatannya.

6. Sarana Peribadatan

Selain sarana pendidikan dan sarana kesehatan, sarana yang juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat adalah sarana peribadatan. Sarana peribadatan ini bertujuan untuk memperlancar kegiatan ibadah masyarakat. Ketersediaan sarana peribadatan umum merupakan hasil kerja atau swadaya masyarakat sendiri dalam membangun sarana ibadah seperti mesjid, gereja atau sarana ibadah lainnya.

Tabel 4.4 Ketersediaan Sarana Peribadatan di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

No Sarana Kesehatan Jumlah (Unit) Persentase (%) 1.

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jenis sarana peribadatan yang terdapat di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar terdiri dari mesjid dan musholla sebanyak 26 unit. Mesjid merupakan sarana peribadatan yang paling banyak yaitu sejumlah 24 unit atau 92,31%

sedangkan hanya ada 1 unit musholla. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk yang ada di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar merupakan muslim.

7. Jumlah Pemilih

Pada pilkada 2020 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, jumlah pengguna hak pilih mengalami peningkatan jika dibandingkan pada pilkada 2018 sebelum kebijakan new normal di masa pandemi covid 19 diberlakukan. Berikut ini data jumlah pemilih dan pengguna hak pilih pada pilkada 2018 dan 2020 :

Tabel 4.5 Perbandingan Jumlah Pemilih Tahun 2018 dan 2020 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini.

No Kelurahan

Sumber: Kantor KPU Kota Makassar

Data di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2018 dari 7.125 pemilih yang terdaftar, hanya 4.442 yang menyalurkan hak pilihnya dalam pilkada 2018. Artinya, ada sekitar 2.683 orang yang tidak ikut serta dalam pilkada atau tidak menggunakan hak pilihnya alias golput. Jumlah tersebut jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah golput tahun 2020. Dimana pada pilkada 2020, total ada sebanyak 10.610 jumlah pemilih yang terdaftar, dan hanya 6.287 orang yang ikut serta menyalurkan hak pilihnya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebanyak 4.323 orang memilih untuk golput atau tidak ikut serta dalam pilkada serentak.

Berdasarkan data tersebut, meskipun angka golput pada pilkada 2018 lebih rendah dibandingkan pilkada 2020, namun jumlah pengguna hak pilih pada 2020 dikatakan lebih baik karena jumlahnya lebih banyak dibandingkan pilkada 2018. Jumlah pengguna hak pilih pada pilkada 2018 di Kelurahan Gunung Sari hanya sebanyak 4.442 sedangkan pada pilkada 2020 datanya mencapai angka 6.287. Sehingga partisipasi pengguna hak pilih meningkat, seiring dengan adanya pemberlakuan kebijakan new normal dalam pelaksanaan pilkada dilaksanakan dengan protokol pencegahan covid 19 dengan sangat ketat.

B. Keadaan Umum Responden 1. Umur Responden

Umur merupakan sejumlah waktu yang dihabiskan seseorang untuk menjalani hidup, tingkat umur seseorang mempengaruhi kedewasaan

seseorang dalam berpikir. Berikut adalah tingkat umur responden pada penelitian ini:

Tabel 4.6. Klasifikasi Responden Wajib Pilih Pilkada 2020 Berdasarkan Tingkat Umur di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, Makassar

No. Umur (Tahun) Wajib Pilih masing-masing 28, 22, dan 25 orang. Sedangkan untuk responden dengan usia 46 - 51 dan 52 - 57 tahun, masing-masing 14 dan 11 orang. Melihat kenyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa umur responden cukup bervariasi.

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian,diperoleh gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Klasifikasi Responden Wajib Pilih Pilkada 2020 Berdasarkan Tingkat Jenis Kelamin di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, Makassar

No. Jenis Kelamin Wajib Pilih Pilkada 2020 Persentase (%)

1. Laki-Laki 59 59

2. Perempuan 41 41

Jumlah 100 100

Pada tabel diatas, dapat kita lihat bahwa dari 100 orang responden terbanyak ialah laki-laki 59 orang dan perempuan sebanyak 41 orang.

C. Hasil Penelitian

Penelitian ini tentang pengaruh kebijakan new normal di masa pandemi covid 19 terhadap partisipasi politik masyarakat dalam pilkada serentak tahun 2020 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah wajib pilih pilkada 2020 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini sebanyak 100 orang responden.

Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kebijakan new normal di masa pandemi covid 19 (X) dan partisipasi politik (Y).

1. Kebijakan New normal di Masa Pandemi Covid 19 (X) a. Konsistensi

Pelaksanaan kebijakan berlangsung dengan baik apabila pelaksanaan kebijakan dilakukan secara konsisten dengan berpegang teguh pada prosedur dan norma yang berlaku.

Kosistensi merupakan salah satu indikator dari variabel kebijakan new normal di masa pandemi covid 19. Maka untuk mengetahuinya dapat kita lihat hasil pengelolaan data dari 100 orang responden.

Tabel 4.8 Menjaga Jarak (Social Distance) di Masa Pandemi Covid 19 Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 62 62% 310

Setuju 32 32% 128

Kurang Setuju 5 5% 15

Tidak Setuju 1 1% 2

Sangat Tidak Setuju

Total 100 100% 455

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas tanggapan tertinggi dari responden adalah kategori sangat setuju sebanyak 62 responden atau 62%, hal ini karena kebanyakan masyarakat ketakutan dan sangat khawatir terhadap penyebaran virus covid 19 yang sangat tinggi. Kemudian kategori setuju sebanyak 32 responden atau 32%, hal ini karena masyarakat mengikuti anjuran pemerintah agar untuk menghindari dan memutus rantai penyebaran virus covid 19. Kategori kurang setuju sebanyak 5 responden atau 5%, dikarenakan masyarakat menganggap bahwa penyebaran utama virus covid 19 bukan melalui kerumunan, menurut responden cukup dengan menggunakan masker. Dan kategori tidak setuju hanya 1 responden atau 1% dikarenakan masyarakat masih ada yang tidak percaya terhadap virus covid 19. Sedangkan kategori sangat sangat tidak setuju tidak ada satupun responden yang memilih. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan menjaga jarak diterima oleh masyarakat.

Tabel 4.9 Panitia dan Masyarakat Memakai Masker

Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 61 61% 305

Setuju 35 35% 140

Kurang Setuju 3 3% 9

Tidak Setuju 1 1% 2

Sangat Tidak Setuju

Total 100 100% 456

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas tanggapan tertinggi dari responden adalah kategori sangat setuju sebanyak 61 responden atau 61% karena kebanyakan masyarakat/ responden sadar akan pentingnya menggunakan masker untuk

menghindari penyebaran covid 19. Kemudian kategori setuju sebanyak 35 responden atau 35% karena masyarakat mematuhi aturan pemerintah terkait kebijakan pilkada serentak 2020. Kategori kurang setuju sebanyak 3 responden atau 3% dikarenakan masih ada mayarakat yang kurang terhadap virus covid 19, dan kategori tidak setuju hanya 1 responden atau 1%

dikarenakan masih ada mayarakat yang tidak percaya adanya virus covid 19.

Sedangkan kategori sangat sangat tidak setuju tidak ada satupun responden yang memilih. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan memakai masker diterima oleh panitia dan masyarakat.

Tabel 4.10 Panitia dan Masyarakat Mencuci Tangan Sebelum dan Setelah Keluar TPS

Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 58 58% 290

Setuju 37 37% 148

Kurang Setuju 5 5% 15

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Total 100 100% 453

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas tanggapan tertinggi dari responden adalah kategori sangat setuju sebanyak 58 responden atau 58% karena masyarakat menyadari pentingnya kebersihan untuk terhindar dari virus covid 19, kemudian kategori setuju sebanyak 37 responden atau 37% karena masyarakat mematuhi anjuran pemerintah, kategori kurang setuju sebanyak 5 responden atau 5% dikarenakan masyarakat kurang percaya dengan virus covid 19, sedangkan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada satupun responden yang memilih. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan

mencuci tangan sebelum dan setelah keluar TPS diterima oleh panitia dan masyarakat.

Tabel 4.11 Panitia dan Masyarakat Menjauhi Kerumunan

Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 54 584 270

Setuju 37 37% 148

Kurang Setuju 7 7% 21

Tidak Setuju 1 1% 2

Sangat Tidak Setuju 1 1% 1

Total 100 100% 442

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas tanggapan tertinggi dari responden adalah kategori sangat setuju sebanyak 54 responden atau 54% karena masyarakat menyadari menjauhi kerumunan adalah salah satu cara terhindar dari virus covid 19, kemudian kategori setuju sebanyak 37 responden atau 37% karena untuk mematuhi anjuran pemerintah, kategori kurang setuju sebanyak 7 responden atau 7% dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang percaya terhadap virus covid 19, sedangkan kategori tidak setuju dan sangat tidak setuju masing- masing sebanyak 1 responden atau 1% yang memilih dikarenakan masih ada masyarakat yang tidak percaya terhadap virus covid 19. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan menjauhi kerumunan diterima oleh panitia dan masyarakat.

Tabel 4.12 Panitia dan Masyarakat Membatasi Mobilisasi dan Interaksi Satu Sama Lain

Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 47 47 235

Setuju 40 40% 160

Kurang Setuju 10 10% 30

Tidak Setuju 2 2% 4

Sangat Tidak Setuju 1 1% 1

Total 100 100% 430

Sumber : Data Primer, Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas tanggapan tertinggi dari responden adalah kategori sangat setuju sebanyak 47 responden atau 47% karena masyarakat menyadari dengan membatasi mobilitas dan interaksi adalah salah satu cara terhindar dari virus covid 19, kemudian kategori setuju sebanyak 40 responden atau 40% karena merupakan anjuran dari pemerintah, kategori kurang setuju sebanyak 10 responden atau 10% dikarenakan masyarakat masih ada yang tidak menyetujui interaksi dan gerak-geriknya dibatasi dan diatur-atur oleh pemerintah, kategori tidak setuju sebanyak 2 responden atau 2% dan kategori sangat tidak setuju sebanyak 1 responden atau 1% yang memilih karena masih ada masyarakat yang tidak percaya terhadap adanya virus covid 19. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan membatasi mobilisasi dan interaksi satu sama lain oleh panitia dan masyarakat.

Dari beberapa uraian di atas berdasarkan tanggapan responden dan hasil wawancara dari beberapa informan dari 5 indikator pernyataan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Konsistensi Kebijakan New Normal di Masa Pandemi Covid 19 Kategori Jumlah Responden Persentase Skor

Sangat Setuju 56 56% 280

Setuju 36 36% 144

Kurang Setuju 6 6% 18

Tidak Setuju 1 1% 2

Sangat Tidak Setuju 1 1% 1

Total 100 100% 445

Sumber : Data Primer Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tanggapan responden pada kategori sangat setuju yaitu sebanyak 56 orang atau 56% dan untuk kategori setuju sebanyak 36 orang atau 36% dan yang kurang setuju sebanyak 6 orang atau 6% sedangkan yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing 1 orang atau 1%. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan new normal di masa pandemi Covid 19 konsisten. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Basdianto selaku petugas KPPS pada pilkada 2020 di Kelurahan Gunung Sari terkait kebijakan new normal covid-19 yang mengatakan bahwa:

“Masyarakat konsisten dalam menjalankan prokes sesuai dengan arahan panitia yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebelum mencoblos” (hasil wawancara dengan BS tanggal 19 Juni 2021).

Hal senada juga disampaikan oleh Baharuddin selaku masyarakat di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini yang mengatakan bahwa:

“Konsistensi masyarakat dalam menjalankan prokes berdampak pada kelancaran jalannya proses pilkada serentak.” (hasil wawancara dengan BR tanggal 21 Juni 2021).

Berdasarkan tanggapan responden dan wawancara dengan informan mengenai kebijakan new normal dimasa pandemi covid-19 dapat diketahui bahwa masyarakat sangat konsisten dalam menjalankan prokes.

Tabel 4.14 Konsistensi

Sumber : Data Primer Kuesioner Penelitian, 2021

Berdasarkan tabel di atas pada indikator konsistensi dengan 5 item pertanyaan yang rata-rata penilaian dari 100 orang responden yaitu 56,4%

yang memberikan tanggapan sangat setuju, 36,2% yang memberikan tanggapan setuju, 6% yang kurang setuju, 1 % memilih kategori tidak setuju, dan 0,4 % memilih sangat tidak setuju.

Konsistensi pada masyarakat yang ada di Kelurahan Gunung Sari menunjukkan bahwa sudah ada perubahan hal ini dapat dilihat berdasarkan masyarakat yang mematuhi kebijakan new normal pandemi covid-19.

Sehingga hasil analisis tentang indikator konsistensi dapat dilihat pada rata-rata dari responden paling tinggi adalah 56,4% responden yang memberikan tanggapan sangat setuju, sedangkan penilaian rata-rata responden terendah adalah 0,4% responden yang memberikan penilaian sangat tidak setuju. Indikator konsistensi menunjukkan bahwa penilaian sangat setuju sebesar 92,6% responden. Penilaian tersebut diperoleh dari hasil analisis sebesar 56,4% sangat setuju dan ada 36,2% yang setuju.

Namun masih ada yang memilih kurang setuju yaitu sebesar 6% dan tidak setuju 0,4 % yang disebabkan mengenai kebijakan new normal dimasa pandemi covid 19 terhadap partisipasi politik masyarakat dalam pilkada serentak tahun 2020. mencuci tangan sebelum dan setelah keluar TPS

58 58% 37 37% 5 5% 453

4. Panitia dan masyarakat

menjauhi kerumunan 54 54% 37 37% 7 7% 1 1% 1 1% 442

5.

Panitia dan masyarakat membatasi mobilisasi dan interaksi satu sama lain

47 47% 40 40% 10 10% 2 2% 1 1% 430

Total Skor 2236

Rata-rata 447,2

Sumber : Data Primer Kuesioner Penelitian, 2021

Pada tabel di atas, tanggapan responden tentang konsistensi kebijakan new normal dimasa pandemi covid 19 pada pilkada serentak 2020 dengan skor total 2236 atau dengan skor rata-rata 447,2 dari 5 item pernyataan yang di dapatkan pada ke satu indikator. Adapun skor tertinggi dari setiap item pernyataan diberikan skor 5 dan skor terendah setiap item pernyataan diberikan skor 1. Untuk mengetahui skor maximum indikator konsistensi adalah sebagai berikut :

Skor Maximum = Skor Tertinggi Item Pernyataan x N x Item Pernyataan

= 5 x 100 x 5

= 2.500

Berdasarkan dari hasil penelitian indikator konsistensi diperoleh dari jumlah skor hasil perolehan dalam pengumpulan data kuesioner dengan sebanyak 2236. Maka tanggapan dari 100 orang responden terhadap indikator konsistensi yaitu :

Skor Perolehan × 100% = 2236 × 100 % = 89,44 % Skor Maximum 2.500

Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini sebesar 89,44% yang menunjukkan bahwa indikator konsistensi berada pada kategori sangat setuju. Ini dibuktikan bahwa kebijakan new normal dimasa pandemi covid 19 diterima dan telah diterapkan oleh masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa indikator konsistensi sudah

berjalan dengan baik pada pilkada serentak tahun 2020 di Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar.

b. Transparansi

Transparansi merupakan kebebasan akses atas informasi yang patut diketahui oleh publik dan/ atau pihak-pihak yang berkepentingan (Coryanata, 2012). Informasi yang berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik perlu dilakukan bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh

Transparansi merupakan kebebasan akses atas informasi yang patut diketahui oleh publik dan/ atau pihak-pihak yang berkepentingan (Coryanata, 2012). Informasi yang berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan publik perlu dilakukan bersifat terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh

Dokumen terkait