• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BANTUAN KEPADA BANK DALAM MASALAH

B. Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)

9. Pengawasan Bank Penerima FPJP

a. Bank Indonesia menetapkan Bank penerima FPJP dalam pengawasan khusus dan terhadapnya berlaku ketentuan Bank Indonesia mengenai Tindak Lanjut Pengawasan dan Penetapan Status Bank;

b. Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan (post audit) terhadap Bank atas kebenaran dokumen dan data/ informasi yang disampaikan Bank serta penggunaan FPJP, termasuk pemeriksaan atas agunan FPJP yang disampaikan oleh Bank;

c. Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk melakukan tindakan tertentu guna penyelesaian kesulitan likuiditas Bank atau tidak melakukan tindakan tertentu yang dapat menambah kesulitan likuiditas Bank;

d. Bank Indonesia dapat mengurangi plafon FPJP atau menghentikan FPJP sebelum jatuh tempo apabila ditemukan hal sebagai berikut :

i) Pengurangan plafon FPJP dilakukan dalam hal nilai agunan FPJP mengalami penurunan dan tidak terdapat penambahan atau penggantian agunan dari Bank sehingga nilai agunan tidak mencukupi;

ii) Penghentian FPJP dilakukan dalam hal Bank tidak memenuhi ketentuan sebagai Bank penerima FPJP sebagaimana diatur dalam PBI tentang FPJP bagi Bank Umum.

e. Bank wajib menyampaikan rencana tindak perbaikan (remedial action plan) untuk mengatasi kesulitan likuiditas kepada Bank Indonesia cq. DPB terkait atau KBI setempat paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pencairan FPJP;

210

f. Bank wajib menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia cq. DPB terkait atau KBI setempat mengenai penggunaan FPJP dan kondisi likuiditas Bank pada setiap akhir hari kerja.

Tabel 3. Perbedaan Mendasar Fasilitas Pendanaan BLBI dan FPJP

Hal Pembeda BLBI FPJP

Definisi Fasilitas pendanaan Bank Indonesia yang digunakan untuk menjaga kestabilan sistem pembayaran dalam jumlah besar untuk menghindari efek negatif pada sistem perbankan karena ketidakseimbangan (mismatch) antara penerimaan dan penarikan dana pada bank-bank baik jangka pendek maupun jangka panjang

Fasilitas Pendanaan dari Bank Indonesia yang hanya dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek

Dasar Hukum

Pasal 29 angka 1, Pasal 32 angka 3 dan Penjelasan Umum angka III huruf b UU No.13 Tahun 1968, Pasal 37 angka 2 huruf b UU No.7 Tahun 1992, Pasal 11 angka 1 UU No.23 Tahun 1999

Pasal 11 UU No.3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No.23 Tahun 1999, UU No. 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Perpu No. 2 Tahun 2008 tentang amandemen kedua UU No.23 Tahun 1999, Pasal 11.

Filosofi 1. Dalam keadaan darurat sistemik, BLBI diharapkan dapat melindungi kepentingan nasabah penyimpan dana, agar tidak menarik dana nya (rush) pada bank. 2. Menjaga kepercayaan masyarakat karena bank

sebagai lembaga kepercayaan, mengurangi efek domino yang dihadapi bank.

3. Berupaya mendorong terjaganya efisiensi dan kompetisi pemberian jasa perbankan pada perekonomian (sektor riil)

1. Mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank, yaitu keadaan yang dialami bank yang disebabkan oleh terjadinya arus dana keluar lebih kecil dibandingkan arus dana keluar (mismatch).

2. Menutup saldo giro negatif yang dialami bank akibat ketidakmampuan bank dalam penyelesaian kewajiban karena sistim kliring dan atau untuk menutup penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) yang tidak dapat dilunasi bank sampai dengan waktu pre-cut off time sistim BI-RTGS

Penyedia Bank Indonesia Bank Indonesia

Dituangkan dalam bentuk

Untuk beberapa fasilitas dilakukan pengikatan Akta Pengakuan hutang dan Akta Pengakuan Hutang dengan Jaminan

Akta Perjanjian Kredit FPJP

Syarat untuk memperoleh

Bank yang kalah kliring kemudian tidak dapat memenuhi rekening giro di BI dan bersaldo debet/ negatif, telah masuk sebagai bank penerima BLBI yaitu dengan tidak dikenakan sanksi skors kliring dan tetap beroperasi dan mengikuti kliring seperti biasa.

1. Mengalami kesulitan pendanaan jangka pendek yang menyebabkan bank tidak memenuhi kewajiban GWM Rupiah 2. Memiliki rasio kewajiban penyediaan

modal minimum positif

3. Memiliki agunan yang berkualitas tinggi dan sesuai persyaratan yang ditetapkan BI dan Perpu No, 2 Tahun 2008 yaitu SBI, SUN, SBSN dan Obligasi Korporasi 4. Membuat perjanjian pengikatan agunan Nilai

maksimum perolehan

fasilitas

BLBI diberikan selama bank mengalami kesulitan likuiditas dan solvabilitas.

FPJP diberikan paling banyak sebesar plafon FPJP yang dihitung berdasarkan perkiraan jumlah likuiditas bank sampai dengan bank memenuhi GWM

Bunga Dikenakan suku bunga pinalti diatas suku bunga pasar (dari 150% - 500% dari Jakarta Inter Bank Offered Rate- JIBOR)

Dikenakan biaya bunga oleh BI yaitu sebesar

Lanjutan Tabel 3

Hal Pembeda BLBI FPJP

Jangka Waktu

Dijadwalkan selama 4 tahun dengan perincian 27% (dari pokok bunga) dibayarkan dalam tahun pertama dan sisanya dibagi rata selama 3 tahun berikutnya dengan bunga 30% per tahun

FPJP diberikan dengan jangka waktu paling lama 14 hari dan dapat diperpanjang secara berturut-turut dengan jangka waktu FPJP keseluruhan paling lama 90 hari kalender Tujuan Mengatasi kesulitan likuiditas (jangka pendek) dan

kesulitan solvabilitas (jangka menengah dan jangka panjang)-struktural

Mengatasi kesulitan likuiditas (mismatch)- jangka pendek

Jenis Fasilitas Diskonto, Fasilitas Diskonto II, Fasdis I Repo, Fasilitas Diskonto, SBPU Lelang, SBPU Bilateral, Saldo Giro Negatif/Debet, SBPU Khusus, Kredit Likuiditas Darurat, Kredit Subordinasi, Fasilitas Pemberian Jaminan terhadap Kewajiban Bank Umum, Fasilitas Pemberian Jaminan terhadap Kewajiban BPR, Fasilitas Dana Talangan Pembayaran Kewajiban LN dlm rangka Trade Finance dan Inter Bank Debt Arreas, Fasilitas Jaminan Pembiayaan Perdagangan Internasional, Fasilitas Dana Talangan BDL dan BBO/BBKU

Tidak ada

Pelunasan 1. Mendebet rekening giro bank di BI pada saat jatuh tempo. Pendebetan dapat dilakukan meskipun bersaldo debet (negatif/overdraft) hanya akibatnya saldo debet menjadi semakin besar.

2. Penjualan aset bank dan aset pemilik bank BBO dan BTO

1. Selama jangka waktu pemberian FPJP saldo rekening giro rupiah bank di BI melebihi kewajiban GWM, BI akan mendebet rekening giro rupiah bank sebesar kelebihan tersebut.

2. Pada saat jatuh tempo BI mendebet rekening giro rupiah bank di BI dengan mendahulukan pembayaran bunga FPJP kemudian pelunasan nominal FPJP